You are on page 1of 1

5. Agnositisisme Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.

Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnosticisme berasal dari Grik Agnostos yang berarti unknown. A artinya not, Gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adany suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancedent. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegaar, Heidegger, Sartre, dan Jasoers. Soren Kierkegaard (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat Ekssistensialisme menyatakan, manusia tidak pernah hidup sebagai aku umum, tetapi sebagai aku induvidual yang sama sekali unik dan tidak dapat dujabarkan ke dalam sesuatu yang lain. Sementara itu, Martin Heidegger (1889-1976 M), seorang filosof Jerman mengatakan, satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanya manusialah yang dapat memahami dirinya sendiri. Jadi dunia ini adalah bagi manusia, tidak ada persoalan bagi alam metafisika. Pada pemahaman lainnya, Jean Paul Sartre (1905-1980 M), seorang filosof dan sastrawan Perancis yang ateis sangat terpengaruh dengan pikiran ateisnya mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan atre (ada) melainkan a etre (akan atau sedang). Segala perbuatan manusia tanpa tujuan karena tidak ada yang tetap (selalu disangkal). Segala sesuatu mengalami kegagalan. Das sein (ada atau berada) dalam cakrawala gagal. Ternyata segala macam nilai hanya terbatas saja. Manusia tidak boleh mencari dan mengusahakan kegagalan dan keruntuhan. Sebab hal itu bukanlah hal yang asli. Kegagalan dan keruntuhan itu mewujudkan tulisan sandi (chiffre) sempurna dari ada. Dan dalam kegagalan dan keruntuhan itu orang mengalami ada, mengalami yang transenden. Karl Jasper (1883-1969 M) menyangkal adanya suatu kenyataan yang transenden. Yang mungkin itu hanya manusia berusaha mengatasi dirinya sendiri dengan membewakan dirinya yang belum sadar kepada kesadaran yang sejati, namun suatu yang mutlak (trancendent) itu tidak ada sama sekali. Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun ruhani. Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat. Namun tampaknya agnotisisme lebih dari itu karena menyerah sama sekali.

You might also like