Professional Documents
Culture Documents
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku Alamat Tanggal Periksa : An. S : 13 bulan : Perempuan : Islam : Jawa : Tambun, Bekasi : 6 Maret 2012
II. ANAMNESIS Dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 6 Maret 2012. Keluhan Utama Keluhan Tambahan :Lenting-lenting berisi cairan jernih yang tersebar ke seluruh tubuh. : Gatal pada lenting-lenting
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan timbul lenting-lenting berisi air sejak dua hari. Awalnya, ibu pasien melihat anaknya menggaruk garuk daerah punggung. Kemudian ibu pasien melihat daerah punggung anaknya dan menemukan lenting lenting berisi air pada punggung pasien. Pada keesokan harinya,ibu pasien mengatakan lenting - lenting berisi air menyebar ke bagian dada, lengan, kaki dan telinga anaknya. Ibu pasien mengatakan keluhan tersebut juga disertai batuk dan pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit namun tidak disertai demam. Ibu pasien mengatakan hal ini baru dialami pertama kali oleh anaknya, ibu pasien sudah memandikan pasien dengan sabun Giovani dan larutan PK. Menurut ibu pasien, saudara kembar pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien dari tanggal 1 Maret 2012. Saudara kembar pasien sudah mendapatkan terapi
-1-
Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu BB Kepala Mata Tenggorokan Leher Paru Jantung Abdomen Ekstrimitas : 12 kg
: Normocephali : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-) : Faring tidak hiperemis : Pembesaran KGB (-/-) : Bunyi nafas vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/: Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-) : Datar, supel. Hepar dan Lien tidak ada pembesaran, bising usus (+) normal : Akral hangat, edema (-/-)
-2-
Regio
Efloresensi : Tampak vesikel-vesikel dengan dasar eritematosa, terdapat pustul terutama pada lengan dan punggung, erosi, dan krusta warna putih dan kuning terutama pada punggung atas, tersebar diskret.
PUNGGUNG
-3-
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
VI.
RESUME Pasien An. S perempuan, 13 bulan, datang dengan keluhan lenting-lenting berisi air sejak dua hari. Lenting ini ditemukan pertama kali di daerah punggung, kemudian menyebar di dada, punggung, tangan, kaki dan telinga. Pasien juga merasakan gatal di daerah lenting tersebut.Keluhan ini disertai batuk dan pilek namun tidak disertai demam. Ibu pasien mengatakan belum pernah imunisasi cacar untuk kedua anaknya tersebut. Pada status generalis, tidak ditemukan kelainan. Pada status dermatologikus, Tampak vesikel dengan dasar eritematosa, erosi, dan krusta, tersebar diskret, dan generalisata.
VII.
DIAGNOSIS KERJA
Varicella
IX.
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa:
1. Menjelaskan kepada ibu pasien agar jangan mengaruk dan memecahkan lenting-lenting
tersebut karena dapat menimbulkan bekas luka garukan di kulit. Menaburkan bedak pada lenting.
2. Jaga kebersihan badan dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat lenting-lenting.
Medikamentosa: Sistemik:
CTM (0.25 mg/kgBB/hari) BB = 12 kg 3 mg / hari. Dosis pemberian : 3 x 1 mg/ hari (selama 5 hari). o Kedua obat dibuat dalam sediaan puyer.
Topikal :
Bedak salisil 2%, taburkan 2x/hari pada lenting yang belum pecah. Gentamisina Sulfat Cream 1%, oleskan 2x/hari pada bekas lenting yang pecah.
X. PROGNOSIS
-5-
BAB II
-7-
Gambar 1. Gejala klinis varicella zoster3 Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. 3 Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang sering menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak mata, saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina. 4 Papula pada pita suara dan saluran pernapasan atas kadang menyebabkan gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening dileher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus. 4 Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. 4
-9-
DIAGNOSIS Diagnosis klinik varisela pada anak-anak, saat ini variola (smallpox) telah dieradikasi, biasanya tidaklah sulit. Ruam mempunyai karakteristik dan jarangkali dibutuhkan untuk dibedakan dari eksantem enterovral, infeksi S. aureus, rekasi obat, dermatitis kontak dan penyebaran infeksi HSV-1. Diagnosis dengan kultur dari cairan vesikel kurang sensitif untuk HSV atau CMV dan dapat membutuhkan waktu 7 hari. 2 Metode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat, dimana hasilnya diberikan dalam waktu 1-3 hari. Deteksi yang lebih cepat, sensitif, dan spedifik dapat membentu sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana pewarnaan PCR multiple menjadi lebih sering untuk digunakan. Mengambil dasar vesikel mungkin dapat menunjukkan sel raksasa multinukleasi, dimana tidak dapat jelas dibedakan dari HSV. Bagaimanapun, immunofluorescence pada kultur atau mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat membedakan antara HSV-1, HSV-2,
-11-
DIAGNOSIS BANDING Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum, hand-foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan vaccinia merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah sangat jarang ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescent atau kultur, jika perlu. Tes Tzanck dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthem lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes zoster. 3 Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik. Untuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokan an dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat sel-sel raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi Acidophilic Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus intrasel. Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio manusia. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah. Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen Fixation Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA. 3
PENGOBATAN
-12-
KOMPLIKASI
-13-
PROGNOSIS Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit. 5 Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 7,5 dari 10.000 kasus varicella. 5 Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat. 5 Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar 7 27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis. 5
PENCEGAHAN Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita 18 bulan. 3 gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-
DAFTAR PUSTAKA
-14-
Jakarta : 2005
4. Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 2003 5. Dewi
M.
Cacar
Air
(Varicella).
Diambil
dari
-15-