You are on page 1of 5

Material Dental Journal Vol. 1 No.

1 January-Juny 2009; 16-20

Research Report Perubahan warna enamel gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10% (Effect of strawberry paste and carbamide peroxide gel 10% towards the brightness enamel tooth)
Juwita Margaretha 1,Devi Rianti 2,Asti Meizarini 2 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Gigi 2 Staf Pegajar Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya -Indonesia

ABSTRACT Background: Many patients who are sensitive upon bleaching materials and the amount of cost to be paid for such treatment causes many researchers from inside or abroad the country to look for safer and cheaper bleaching material alternatives. Purpose: To compare the effectiveness for tooth bleaching between blended strawberry paste and a factory made bleaching material namely Carbamide Peroxide 10%. Methods: There are 3 sample groups i.e. group 1 (control): decolorized postextracted premolar teeth soaked in ordinary mineral water, group 2: decolorized post-extracted premolar teeth soaked in Carbamide Peroxide 10% gel and group 3: decolorized post-extracted premolar teeth soaked in 100% strawberry paste. Color change measurement was done using a Vita marked Shade Guide measuring equipment. Color change comparison was tested using Kruskal-Wallis (p<0.05) non-parametric statistical test, if there was any difference then it should be continued by using Mann-Whitney multiple comparison test. Result: There was no significant difference of CP 10% gel compared to strawberry fruit soaked premolar teeth. Conclusion: No color change difference after 2 weeks application of strawberry fruit paste and CP 10% gel. Key words: Strawberry, Bleaching, Carbamide Peroxide Korespondensi (correspondence): Devi Rianti, Staf Pengajar Departemen Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo no. 47 Surabaya 60132. Indonesia

PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti saat ini, estetika adalah salah satu hal yang diperhatikan masyarakat terutama mereka yang berkecimpung di bidang hiburan seperti bintang film, model, penyanyi, serta mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari, pembaca berita, dan executive marketing. Gigi putih adalah salah satu syarat utama dari estetika tersebut. Gigi yang putih secara alami dapat diperoleh apabila seseorang rajin merawat giginya dengan cara menyikat gigi setelah makan dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda, memeriksakan giginya secara rutin ke dokter gigi, dan mengatur pola dietnya.1 Pola diet sangat mempengaruhi perubahan warna gigi terlebih lagi

belakangan ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi bahan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi seperti memakan makanan yang terlalu panas, merokok, minum anggur merah, teh, dan kopi.2 Pemutihan gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah bleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi yang tujuan utamanya adalah mengembalikan fungsi estetika pada seseorang.3 Bahan bleaching yang umum digunakan di bidang kedokteran gigi adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida (KP). Hidrogen peroksida adalah suatu senyawa kimia jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mudah terbakar yang

16

Material Dental Journal Vol. 1 No. 1 January-Juny 2009; 16-20


umumnya digunakan untuk memutihkan gigi pada konsentrasi 30%.3 Karbamid peroksida adalah senyawa perpaduan antara hidrogen peroksida dan urea. Konsentrasi hidrogen peroksida yang terdapat di dalam karbamid peroksida ialah 1/3 dari total konsentrasi karbamid peroksida. Konsentrasi karbamid peroksida yang umum digunakan untuk memutihkan gigi berkisar 10%-22%.4 Banyaknya penderita yang sensitif terhadap bahan bleaching dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan perawatan ini membuat banyak peneliti baik diluar maupun di dalam negeri untuk mencari bahan alternatif lain yang lebih aman dan lebih murah untuk digunakan sebagai bahan bleaching. Stroberi atau strawberry adalah salah satu bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna.5 Tanaman ini memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam malat (malic acid) yang dapat memutihkan gigi.6 Bagian dari tanaman stroberi yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi adalah buah dan daunnya.7 Beberapa artikel menuliskan, buah stroberi yang telah dihancurkan (pasta) dan dicampur dengan baking soda lalu digosokkan pada gigi dengan menggunakan sikat gigi sekali seminggu kurang lebih selama 5 menit dapat memutihkan gigi.8 Penggunaan dilakukan sekali seminggu dan hanya 5 menit dengan tujuan untuk mencegah agar gigi tidak erosi karena sifat asam yang terkandung dalam buah stroberi.9 Ampas dari jus buah stroberi yang digosokkan pada gigi dengan tangan secara teratur juga dapat memutihkan gigi.9 Keefektifan aplikasi buah stroberi pada gigi yang mengalami perubahan warna masih belum jelas karena perlakuan ini umumnya dilakukan oleh masyarakat awam yang sering mengonsumsi buah stroberi dan menyadari bahwa kebiasaan memakan buah tersebut dapat membuat gigi menjadi lebih putih tetapi tidak mengetahui seberapa putih warna yang dihasilkan, sehingga pemutihan gigi ini belum dapat disamakan dengan pemutihan gigi menggunakan bahan pemutih gigi buatan pabrik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul permasalahan apakah ada perbedaan tingkat perubahan warna akibat aplikasi pasta buah stroberi dan gel KP 10%. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektifitas dari buah stroberi yang dihaluskan menjadi pasta dengan bahan bleaching buatan pabrik yaitu karbamid peroksida 10% (KP 10%) dalam memutihkan gigi. Manfaat penelitian untuk memberi informasi tentang efektifitas buah stroberi sebagai alternatif bahan bleaching di kedokteran gigi. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris, dengan rancangan penelitian post test only control design. Jenis sampel Gigi premolar post-ekstraksi dari mahasiswi yang sedang melakukan perawatan ortodonsia di klinik FKG Unair. Kelompok sampel terbagi menjadi kelompok 1 (kontrol): gigi premolar post-ektraksi yang sudah didiskolorisasi yang kemudian direndam di dalam air kemasan biasa, kelompok 2: gigi premolar post-ekstraksi yang sudah didiskolorasi direndam di dalam gel KP 10% dan kelompok 3: gigi premolar post-ekstraksi yang sudah didiskolorisasi direndam di dalam pasta buah stroberi 100%. Besar sampel dari masing -masing kelompok 6 buah, sehingga total sampel dengan tiga kelompok perlakuan adalah 18 sampel. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 2-14 Juni 2008. Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah 36 buah tabung plastik, Shade Guide merk Vita, timbangan, tabung reaksi, kertas lakmus, lampu halogen merk Phillips. Bahan yang digunakan 18 gigi premolar post-ekstraksi dengan kriteria: gigi tanpa anomali, tidak mengalami pewarnaan tetrasiklin atau pewarnaan lain, dan bebas karies, buah stroberi dengan kriteria: spesies sama yang berasal dari kebun yang sama dengan tingkat kematangan buah kurang lebih sama, gel Karbamid Peroksida 10% merk Opalecense PF, teh hitam merk Rolas. Saliva, cat kuku warna putih bening, air kemasan. Cara kerja penelitian ini dengan beberapa tahap yaitu pengambilan saliva dengan cara sebelum pengambilan saliva, subyek diinstruksikan untuk makan pagi dan menggosok gigi, kemudian tidak makan dan minum selama.10 Saliva ditampung dalam tabung reaksi kemudian ditutup dan di centrifuge selama 10 menit pada 10.000 rpm, supernatan diambil dan disimpan dalam suhu 4C sebelum dipakai.11 Tahap persiapan gigi premolar post-ekstraksi dengan cara masing-masing gigi premolar postekstraksi diberi nomor urut kemudian bagian akar diolesi dengan cat kuku warna putih bening hingga bagian servikal dengan tujuan untuk menutup akar sehingga larutan teh hitam tidak berpenetrasi kedalam

17

Material Dental Journal Vol. 1 No. 1 January-Juny 2009; 16-20


tubuli dentin. Dilakukan pengukuran warna enamel gigi sebelum diskolorasi menggunakan Shade Guide. Seluruh gigi premolar post-ekstraksi direndam dalam larutan teh sampai terjadi perubahan warna dari warna asalnya selama 12 hari (pada penelitian pendahuluan terjadi perubahan warna dari A2 menjadi D4). Kemudian dilakukan pengukuran warna enamel yang telah berubah warna menggunakan Shade Guide. Dilakukan pencatatan dari hasil perubahan warna pada masing-masing gigi. Seluruh gigi premolar post-ekstraksi yang telah dilakukan diskolorasi dimasukkan kedalam tabung plastik yang telah diberi nomor yang berisi saliva selama 24 jam sebelum perlakuan. Pembuatan pasta buah stroberi dengan cara 100gr buah stroberi dihancurkan dengan menggunakan blender tanpa ditambah air selama 1 menit. Setiap hari pasta buah stroberi yang terdapat di dalam tabung percobaan diganti. Proses aplikasi bahan bleaching dan control dengan cara 6 buah gigi premolar post-ekstraksi pada setiap perlakuan dikeluarkan dari tiap-tiap tabung plastik yang berisi saliva. Perendaman di dalam saliva dilakukan selama 24 jam sebelum diberi perlakuan. Masing-masing gigi premolar post-ekstraksi yang telah dikeluarkan tadi dicuci dengan air mengalir dengan tujuan untuk menghilangkan saliva. Gigi dikeringkan dengan tissue lalu setiap kelompok gigi direndam dalam tabung plastik sesuai dengan kelompok sampel, selama 5 menit. Bilas kembali dengan air mengalir, keringkan setelah itu masukkan kembali gigi premolar post-ekstraksi kedalam tabung yang berisi saliva sesuai dengan nomornya. Setiap hari saliva didalam tabung diganti. Prosedur ini diulang 3 kali sehari setiap 8 jam sekali selama 2 minggu. Perubahan warna dapat diketahui dengan mengobservasi gigi setiap hari. Pengukuran perubahan warna dilakukan dengan menggunakan alat ukur Shade Guide merk Vita yang terdiri dari 16 warna gigi. Sebelum pengukuran, warna-warna yang terdapat pada Shade Guide diurutkan terlebih dahulu mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap (kirikanan). Kemudian warna yang telah diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai dengan urutannya. Semakin kekanan maka nomor yang dihasilkan akan semakin besar. Urutan perubahan warna adalah sebagai berikut B1 = 1, A1 = 2, B2 = 3, D2 = 4, A2 = 5, C1 = 6 , C2 =7, D4 = 8 , A3 = 9, D3 = 10, B3 =11, A3,5 = 12, B4 = 13, C3 = 14, A4 = 15, C4 = 16 Teknik penglihatan perubahan warna dilakukan dengan cara peneliti dibantu dengan 2 orang pengamat, melakukan penglihatan warna enamel gigi pada masing-masing perlakuan setiap hari di bawah sinar halogen di dalam ruangan tertutup dengan sudut 45 . Tiap hari dilakukan pada pukul 16.30 dengan menyesuaikan warna pada Shade Guide merk Vita. Setiap indeks warna pada shade guide Vita mewakili satu tingkat perubahan warna. Shade Guide didekatkan pada enamel gigi yang akan diperiksa lalu dilihat perubahan warna yang terjadi sesuai dengan indeks yang tertera pada Shade Guide. Selama dua minggu setiap perubahan warna yang terjadi dicatat, setelah 2 minggu setiap perubahan warna dari masing-masing kelompok perlakuan dibandingkan. Perbandingan perubahan warna diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik KruskallWallis untuk kelompok perlakuan dan kontrol. Bila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji multipel komparasi Mann-Whitney.

HASIL Hasil pengukuran perubahan warna enamel gigi premolar post-ekstraksi setelah aplikasi pasta buah stroberi, gel karbamid peroksida 10%, dan air kemasan selama 2 minggu dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Rerata perubahan warna enamel
Kelompok I Pasta Buah Stroberi Jumlah Sampel Rerata Nilai Perubahan Warna yang terjadi 6 Kelompok II Karbamid Peroksida 10% 6 Kelompok III Air Kemasan 6

11,17

13,83

3,50

Keterangan: Kelompok I & II = Kelompok perlakuan Kelompok III = Kontrol Dari Tabel 1. tampak rerata nilai perubahan warna enamel yang lebih tinggi pada kelompok yang

18

Material Dental Journal Vol. 1 No. 1 January-Juny 2009; 16-20


direndam dengan gel CP 10%, bila dibandingkan dengan kelompok yang direndam pasta buah stroberi. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik nonparametrik menggunakan Kruskal-Wallis dengan taraf kemaknaan 5% didapatkan nilai dari chi-square = 12,218 dan nilai asymp.sig = 0,002. Probabilitas yang didapatkan sama dengan taraf nyata (p0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna antar kelompok yang diuji. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang ada diantara kelompok sampel dilanjutkan dengan uji multiple komparasi Mann-Whitney Test pada = 0,05 yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji Mann-Whitney Test control.
Kelompok III 0,004* 0,004*

antar perlakuan dan


Kelompok I

Kelompok II 0,198 0,004*

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

0,198 0,004*

Keterangan: * = Bermakna Pengujian Mann-Whitney Test pada Tabel 2. menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara gigi premolar yang direndam dalam gel CP 10% dibandingkan dengan buah stroberi.

PEMBAHASAN Bleaching eksternal merupakan salah satu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna akibat faktor ekstrinsik dengan proses perbaikan secara kimiawi dan tujuan utamanya adalah mengembalikan fungsi estetika seseorang.3 Karbamid peroksida adalah salah satu jenis bahan bleaching yang banyak digunakan sebagai home bleaching dengan konsentrasi pemakaian 10%-22%.2 Umumnya home bleaching dapat memutihkan gigi dalam waktu 2 minggu dengan pemakaian teratur. Selain karbamid peroksida, terdapat juga bahan alami yang terbukti secara klinis dapat memutihkan gigi yaitu buah stroberi. Untuk mengetahui perbandingan adanya perubahan warna yang terjadi antara stroberi dan gel karbamid peroksida dilakukan penelitian dengan menggunakan gigi premolar post ekstraksi. Gigi tersebut kemudian direndam di dalam seduhan teh hitam selama 12 hari agar terjadi perubahan warna.

Perendaman selama 12 hari dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Proses bleaching dilakukan dengan cara merendam sampel gigi selama 5 menit, 3 kali sehari dalam kurun waktu 2 minggu. Dasarnya ialah pemakaian home bleaching umumnya baru terlihat setelah 2 minggu pengaplikasian. Lamanya perendaman hanya dilakukan selama 5 menit karena beberapa artikel menyebutkan pengaplikasian ampas dari buah stroberi selama 5 menit setiap harinya dapat memutihkan gigi.9 Dari penelitian selama 2 minggu didapatkan hasil pada kelompok perendaman dengan pasta buah stroberi dan gel CP 10% terjadi penurunan perubahan warna yang cukup signifikan tetapi kelompok yang direndam dengan pasta buah stroberi menghasilkan warna putih yang lebih mengkilat dibandingkan dengan kelompok yang direndam dengan gel CP 10% walaupun penurunan warna lebih banyak terjadi pada kelompok yang direndam dengan gel CP 10%. Uji non-parametrik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok sampel yang direndam dalam pasta buah stroberi dan kelompok sampel yang direndam didalam gel CP 10 % selama 2 minggu. Hal ini mungkin dikarenakan kandungan asam elagat yang terdapat didalam buah stroberi. Ellagitanin yang terkandung di dalam asam elagat buah stroberi dapat memutihkan gigi.6 Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi dimana asam elagat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan + kelektronegatifan diantara O dan H pada gugus OHyang lebih besar dibandingkan CO - dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H +. Radikal H+ yang terbentuk kemudian berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H + dilepaskan, asam elagat melepaskan 4 radikal OHyang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna lebih terang.7

19

Material Dental Journal Vol. 1 No. 1 January-Juny 2009; 16-20


Stroberi adalah bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengalami perubahan warna akibat faktor ekstrinsik yang sebanding dengan bahan pemutih buatan pabrik. Selain kandungan bahan kimia seperti diatas, pH asam yang terdapat pada buah stroberi (3-4) mungkin menjadi salah satu faktor kuat dalam memutihkan gigi dikarenakan sifat asam dapat mengikis permukaan enamel gigi, sehingga apabila seseorang ingin melakukan pemutihan gigi dengan menggunakan buah stroberi harus memperhatikan hal ini. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perubahan warna setelah pengaplikasian pasta buah stroberi dan gel CP 10% selama 2 minggu. DAFTAR PUSTAKA
1. Munyati U. pemutihan gigi yang berubah warna akibat trauma. Majalah Kedokteran Gigi Universitas Trisakti 2002;76-8. Pallesen U. Tooth bleaching. J. International and American Association for Dental Research 2003; 14: 292-304. Tarigan Rasinta. Perawatan pulpa gigi. Seri 1.. Jakarta: Widya Medika; 1994.p. 198. 10. 4. Patricia Kihn, Douglas M. A clinical evaluation of 10 percent vs 15 percent carbamide peroxide tooth whitening agents. J. American Dental Association 2000; 131:1478-84. Karina Timmel. Whiten your teeth the natural way.2006. Available from: http://www.healthmagazines.com. Accessed on April 28th, 2007. Grieve M. Strawberry. 1995. Available from: http://www.botanical.com. Accessed on July 8th, 2007. Sarah Reksadiputro. Efek jus buah stroberi terhadap pemutihan kembali permukaan email gigi. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2004. Anonim a. Natural and cheap tooth whitening 2007. Available from www.NKInfobase.com. Accessed October 24th,2007. Anonim b. Sepuluh cara biar gigi putih alami. 2007. Available from www.astaga.com. Accessed October 24th,2007. Riyanti Devi. Antimicrobial effects of coleus amboinicus, lour infusion towards candida albicans and Streptococcus mutans. Dent J (Majalah Kedokteran Gigi) 2006; 39(1). Astiti Tania. Lama Penggunaan karbamid Peroksida 10% Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel. Skripsi Sarjana Universitas Airlangga; 2006.

5.

6.

7.

8.

9.

2.

11.

3.

20

You might also like