You are on page 1of 13

A.

PENDAHULUAN
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan dalil pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi, atau suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian, karena dianggap berharga atau sesuai serta dianggap terbukti dengan sendirinya. Karena komunikasi merupakan aspek penting dan kompleks dalam kehidupan manusia dan sangat mempengaruhi kehidupan kita sehari hari. Maka penting bagi kita semua untuk mengetahui aksioma aksioma dalam komunikasi, khusunya komunikasi interpersonal yang sering dialami oleh setiap manusia. Pembahasan kali ini, penulis menyajikan resume atau rangkuman mengenai AKSIOMA KOMUNIKAS INTERPERSONAL beserta essai yang terkait dengan topik pembahasan. Diharapkan, dengan mengetahui dan memahami tentang aksioma komunikasi interpersonal, kita dapat menciptakan komunikasi yang efektif dan terhindar dari segala akibat buruk yang timbul dari kesalahan dalam berkomunikasi.

B. PEMBAHASAN I. RESUME MATERI AKSIOMA KOMUNIKASI INTERPERSONAL. 1.1 Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Pada Teori dan Penelitian
Terdapat beberapa pernyataan (statement) yang mengangkat isu isu penting mengenai proses penelitian dan khususnya mengenai bagaimana penelitian itu di interpretasikan. Beberapa pernyataan tersebut adalah : 1. Ketika sebuah peristiwa (B) terjadi secara teratur dan konsisten mengikuti kegiatan lain (A), kita dapat mengatakan bahwa A disebabkan oleh B atau bahwa B dihasilkan oleh A. Pernyataan pertama salah dan sering menimbulkan kebingungan korelasi antara sebab dan akibat. Contohnya ; ketika ketakutan dalam berkomunikasi dan keterbukaaan diri yang rendah (tertutup) kita teliti bersama pada sekumpulan orang banyak, maka mereka yang memiliki rasa takut dalam berkomunikasi juga menampakan ketertutupan mereka, dan sebaliknya mereka yang tidak takut dalam berkomunikasi akan mengungkapkan banyak tentang diri mereka (terbuka). 2. Hasil dari penelitian yang dilakukan 20 tahun lalu umumnya hanya untuk kepentingan sejarah. Pernyataan kedua juga salah, karena walaupun beberapa metoda penelitian jauh lebih baik daripada yang dilakukan 20 tahun lalu, bukan berarti penelitian 20 tahun lalu tidak berharga, dan sebaliknya. Nilai dari penelitian tergantung pada studi dan pada perubahan spesifik yang terjadi. Dan masih banyak lagi beberapa pernyataan lainnya yang juga salah.

Dalam pembahasan ini terdapat beberapa teori dan hasil penelitian mengenai komunikasi interpersonal, bagaimana komunikasi interpersonal bekerja dengan efektif, dan sebagainya. 1.1.1 Teori dalam Komunikasi Interpersonal Teori adalah pernyataan umum yang menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja. Teori-teori komunikasi sebagai suatu proses penyesuaian, menjelaskan bagaimana kita
2

kembali tertarik pada beberapa orang dan tidak kepada orang lain, bagaimana komunikasi bekerja ketika hubungan memburuk atau bagaimana mengungkapkan diri kita dalam menjalani hubungan (persahabatan,dsb). Teori memberikan prinsip umum yang membantu Anda memahami sejumlah besar peristiwa tertentu bagaimana dan mengapa peristiwa ini terjadi dan bagaimana mereka "kembali berhubungan satu sama lain. Teori komunikasi interpersonal juga membantu Anda memprediksi kejadian masa depan. Teori-teori meringkas apa yang telah ditemukan di masa lalu dan karena itu dapat menawarkan berpendidikan dan informasi memprediksi untuk acara-acara di masa depan. Contoh : berdasarkan teori resolusi konflik interpersonal maka kita akan dapat memprediksi strategi konflik dan akan terbukti efektif dan yang akan terbukti tidak efektif dalam menyelesaikan perbedaan. Teori komunikasi interpersonal juga membantu menghasilkan penelitian. Teori mengungkapkan beberapa tingkat akurasi, dan beberapa derajat kebenaran, yang bukan kebenaran mutlak. 1.1.2 Penelitian dalam Komunikasi Interpersonal Penelitian biasanya didasarkan pada beberapa teori dan prediksi - meskipun kadang-kadang dari keinginan sederhana untuk menjawab pertanyaan yang melatar belakangi dilakukannya penelitian (Clark 1991). Dalam komunikasi interpersonal, penelitian dilakukan agar kita dapat mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal bekerja, dan hasil temuan dalam penelitian tersebut digunakan untuk mengembangkan prinsip prinsip agar tercipta interaksi interpersonal yang efektif. Karena sifat teori dan penelitian dalam komunikasi interpersonal adalah jelas, kita dapat menjelajahi beberapa aksioma yang lebih spesifik atau prinsip-prinsip yang umum untuk semua atau sebagian besar pertemuan antar pribadi.

1.2 Komunikasi Interpersonal Adalah Proses Transaksioanal


Komunikasi transaksional (pertukaran) memiliki 2 perspektif, yaitu komunikasi sebagai pengiriman pesan dan komunikasi sebagai penerimaan pesan.

a. Komunikasi interpersonal sebagai sebuah proses Komunikasi interpersonal paling baik dilihat sebagai proses yang berubah - ubah. Semua perubahan dalam komunikasi interpersonal yang terjadi melibatkan semuanya yang berkaitan di dalamnya. Terkadang perubahan ini tidak diketahui, dan kadang-kadang juga mengganggu secara nyata, dan semua perubahan tersebut selalu terjadi. Proses komunikasi dipahami sebagai proses yang berbentuk lingkaran. Setiap orang dapat berfungsi secara bersamaan sebagai pembicara dan pendengar, aktor dan reaktor, karena interpersonal komunikasi adalah proses yang saling interaktif. b. Elemen-elemen interpersonal yang saling tergantung Elemen-elemen dalam komunikasi interpersonal saling tergantung satu sama lain. Setiap elemen (bagian) dari komunikasi interpersonal terhubung erat ke bagian lain dan menyeluruh. Karena saling ketergantungan, perubahan pada salah satu elemen menyebabkan perubahan pada yang lain. Misalnya tidak akan ada pesan tanpa sumber, bisa ada umpan balik tidak tanpa receiver.

1.3 Hubungan interpersonal Dilihat Secara Simetris atau Komplementer


Hubungan interpersonal dapat digambarkan secara simetris atau komplementer (Bateson 1972, Watzlawick, Beavin dan Jackson 1967). Dalam hubungan simetris, dua individu mencerminkan perilaku orang lain (Bateson 1972). Jika salah satu anggota tertarik, maka yang lainnya pun juga, begitu juga sebaliknya. Namun, masalah masalah tetap dapat timbul dalam komunikasi tipe ini. Dalam hubungan komplementer, dua orang yang terlibat memiliki perilaku yang berbeda. Perilaku yang satu berfungsi sebagai stimulus bagi yang lain. Kebalikan dari hubungan simetris, dalam hubungan komplementer justru perbedaan antara para pihak lah yang dimaksimalkan, dimana setiap orang menempati posisi yang berbeda. Satu pasif satu aktif, satu superior, satu inferior, dsb.

1.4 Komunikasi interpersonal Memiliki Isi dan Dimensi Hubungan


Dalam setiap komunikasi dua arah, dimensi isi mungkin saja sama, tetapi aspek hubungan bisa saja berbeda. Ataupun aspek hubungan sama, namun dimensi isi berbeda. Implikasi utama dari isi dan dimensi komunikasi interpersonal terpusat pada konflik dan resolusinya yang efektif. Banyak masalah terjadi di antara orang orang yang gagal untuk mengenali perbedaan antara isi dan dimensi dalam hubungan komunikasi. Argumen argumen dalam dimensi isi relatif lebih mudah untuk menyelesaikan konflik. 1.4.1 Implikasi dari Isi dan Dimensi Hubungan Implikasi utama dari dimensi isi dan hubungan adalah terpusat pada konflik dan resolusi yang efektif. Banyak masalah yang timbul akibat dari kegagalan orang dalam mengenali dimensi isi dan hubungan dalam komunikasi. Argumen dalam dimensi isi relatif mudah untuk diselesaikan, sedangkan Argumen pada tingkat hubungan, bagaimanapun juga adalah jauh lebih sulit untuk diselesaikan, sebagian karena anda mungkin tidak menyadari bahwa argumen pada kenyataannya merupakan satu relasional. Ketika anda sudah menyadari hal itu maka anda bisa mendekati hal itu merupakan perselisihan dan menangani secara langsung.

1.5 Komunikasi Interpersonal adalah Proses Penyesuaian


Komunikasi interpersonal hanya dapat terjadi jika para pihak berkomunikasi dengan berbagi sistem yang sama dari simbol simbol (bahasa, dsb). Selama sistem berbeda, komunikasi tidak akan terjadi. Seni dari komunikasi interpersonal adalah bagaimana cara mempelajari sinyal sinyal (non verbal) dari orang lain, bagaimana sinyal sinyal tersebut digunakan, dan apa artinya. Sebuah teori menarik yang sebagian besar bekisar tentang penyesuaian adalah : Teori komunikasi akomodasi. Teori ini menyatakan bahwa pembicara akan menyesuaikan diri atau mengakomodasi gaya berbicara dari pendengar mereka untuk ditingkatkan. Teori ini menyatakan bahwa pembicara akan menyesuaikan diri atau

mengakomodasi gaya berbicara dari pendengar mereka untuk kembali, misalnya, persetujuan sosial dan lebih besar. 1.6 Komunikasi Interpersonal Sebagai Serangkaian dari Beberapa Peristiwa

Aktivitas komunikasi adalah transaksi yang berkesinambungan. Kecenderungan untuk membagi transaksi komunikasi ke dalam sequens rangsangan dan responces disebut sebagai punctuaction (watzlawick, beavin, Jackson 1967). Setiap orang melakukan punctuaction secara continue dari rangsangan dan responces untuk convience. Merasakan apa yang orang lain rasakan adalah hal penting dalam mencapai empati. Dalam semua pertemuan komunikasi, terutama dalam konflik, cobalah untuk melihat bagaimana orang lain melakukan punctuation pada situasi. 1.7 Komunikasi Interpersonal Tidak Dapat Dihindari, Tidak Dapat Diubah, dan Tidak Dapat Diulang 1.7.1 Tak terhindarkan Seringkali komunikasi dianggap sebagai sesuatu yang sengaja, bertujuan, dan secara sadar dilakukan karena termotivasi. Namun dalam kasus nyatanya, seringnya anda berkomunikasi meskipun anda mungkin tidak berpikir akan berkomunikasi atau bahkan mungkin anda tidak ingin berkomunikasi. Dalam situasi interaksional, tanggapan anda semuanya memiliki nilai pesan potensial 1.7.2 Tak dapat diubah Memang ada sistem yang dapat diubah. Namun, yang lain pada umumnya adalah ireversibel (tidak dapat di ubah). Dalam sistem tersebut, proses dapat bergerak hanya dalam satu arah, tetapi tidak bisa kembali lagi. Komunikasi interpersonal adalah ireversibel. Apa yang telah dikomunikasikan tetap dikomunikasikan, anda tidak bisa uncommunicate. Meskipun anda mencoba merubah, meniadakan, atau entah bagaimana mengurangi efek dari pesan anda, setelah telah dikirim dan diterima, pesan itu sendiri tidak dapat dikembalikan. Dalam interaksi interpersonal (terutama dalam konflik), anda

perlu ekstra hati-hati agar anda tidak mengatakan hal-hal yang anda mungkin ingin untuk menarik kata kata tersebut kemudian. 1.7.3 Tak Dapat Diulang Selain tak dapat dihindari dan tak dapat diubah, komunikasi interpersonal juga tak dapat diulang. Alasannya sederhana: setiap orang dan segala sesuatu selalu berubah. Akibatnya, Anda tidak dapat menangkap kembali situasi yang sama persis, kerangka pikiran, atau dinamika hubungan yang didefinisikan tindakan interpersonal yang sebelumnya.

II. ESSAY Dalam kehidupan sehari sehari, sebagian besar orang menganggap bahwa komunikasi tercipta melalui rencana (direncanakan). Padahal, aktivitas komunikasi tidak hanya terbatas pada pengertian sempit seperti itu. Kadangkala, komunikasi justru terjadi tanpa rencana (tidak sengaja), sebagaimana teori yang telah kita bahas pada resume di atas bahwa komunikasi tidak terhindarkan. Pembahasan kali ini dikhususkan pada komunikasi interpersonal. Sebelumnya perlu kita ingat bahwa jika dilihat dari segi pesan yang disampaikan, komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang berupa kata kata / bahasa, sedangkan yang non verbal berupa isyarat seperti bahasa tubuh, mimik, dan sebagainya. Komunikasi interpersonal yang tak terhindarkan biasanya terjadi pada komunikasi yang bersifat non verbal. Secara sadar atau tidak, dalam kehidupan sehari hari, seringkali kita melakukan kegiatan komunikasi meskipun kita sebelumnya tidak berpikir atau bahkan tidak ingin berkomunikasi. Dalam berbagai bidang kehidupan terdapat banyak contoh yang menggambarkan bahwa komunikasi interpersonal tak terhindarkan. Beberapa contoh tersebut diantaranya : 1. Dalam lingkup organisasi (masyarakat) terkecil yaitu keluarga : ketika seorang anak merasa memiliki masalah di sekolahnya, ia akan menunjukan sikap malas atau tidak semangat ke sekolah, sikap tersebut dilihat oleh orang tuanya hingga membuat orang tuanya bertanya tanya, dan orang tua dari anak tersebut mengerti bahwa anaknya sedang memiliki masalah di sekolahnya. Lalu, anak tersebut diajak oleh orang tuanya untu berbicara membagi masalah (curhat). Dalam contoh tersebut, anak tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan apa yang dirasakannya, atau bahkan ia tidak sadar bahwa ia sedang berkomunikasi, tapi orang tuanya dapat menangkap pesan yang tersirat dari anaknya tersebut. 2. Di lingkup pergaulan sehari hari : si A dan si B sedang terlibat dalam perbincangan, mereka saling bertukar pendapat dan berbagi informasi. Awalnya, perbincanagan terjadi dengan sangat menyenangkan, namun di tengah tengah perbincangan tersebut tepatnya ketika si A memotong pembicaraan si B, si B merasa tidak nyaman, meskipun si B tetap
8

melanjutkan perbincangan tesebut, tapi ekspresi wajah si B yang tadinya antusias berubah menjadi ekspresi tidak nyaman (bad mood). Beberapa saat kemudian, si A merasa bahwa ada yang berubah dari mimik wajah si B, dan perubahan itu ia rasakan bukanlah perubahan yang positif. Akhirnya, si A memilih untuk menyudahi perbincangan tersebut. Dalam contoh tersebut, si B tidak bermaksud mengkomunikasikan apa yang dirasakannya, atau bahkan ia tidak sadar bahwa ia sedang mengkomunikasikan perasaannya, tapi si A dapat menangkap pesan yang tersirat dari temannya tersebut.

3. Di lingkungan kantor, kampus, sekolah, ataupun bimbingan belajar : ketika kegiatan presentasi sedang berlangsung, para pemateri cenderung menyudahi presentasinya atau membuatnya lebih menarik, ketika mereka menangkap ekspresi jenuh dari para audiensnya. Dalam contoh tersbut, para audiens tidak bermaksud mengkomunikasikan apa yang dirasakannya, atau bahkan mereka tidak sadar bahwa mereka sedang berkomunikasi, tapi para pemateri dapat menangkap apa yang dirasakan para audiensnya tersebut, dan melakukan tindakan untuk mengatasinya. Dan masih banyak lagi contoh contoh lainnya di sekitar kita.

Komunikasi dapat selalu terjadi dan tak terhindarkan dalam kehidupan sehari hari karena dalam situasi interaksional, semua tanggapan kita memiliki nilai yang potensial. Apa pun yang kita ekspresikan meskipun hanya melalui mimik wajah, gerakan tangan, pandangan, dan lain sebagainya, semuanya memiliki makna (pesan) bagi orang lain atau lawa bicara kita. Hal tersebut dapat menjadi penyebab permasalahan atau konflik dalam komunikasi, meskipun dapat pula menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi, karena setiap bahasa non verbal yang muncul dari seseorang dianggap sebagai pesan yang paling jujur dari seseorang. Mungkin kita seringkali mendengar ungkapan mata tak pernah bohong, ungkapan tersebut sebenarnya mengandung sebuah statement yang diakui secara general bahwa bahasa verbal adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam setiap proses komunikasi. Sering kita temui dalam berbagai peristiwa di kehidupan keseharian bahwa penyebab terjadinya masalah masalah besar seperti kriminal, asusila, dan sebagainya adalah karena
9

komunikasi non verbal. Misal ; ada seseorang yang membunuh temannya sendiri hanya karena temannya tersbut selalu memasang wajah tidak nyama ketika diajak bermain bersama, dan sebagainya. Untuk itu, hendaknya kita selalu menciptakan dan menjaga hubungan baik dengan siapa pun, lebih peka terhadap sekitar, dan menjunjung tinggi nilai nilai serta etika pergaulan, agar kita tidak terlibat dalam komunikasi yang tidak menyenangkan yang berujung pada konflik. Setiap saat kita harus selalu ingat dan sadar bahwa komunikasi dapat terjadi kapan pun dan dimana pun serta dalam kondisi apapun dimana hal tersebut tidak terhindarkan.

10

C. PENUTUP

I. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari resume di atas adalah : 1. Teori adalah pernyataan umum yang menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja. Teori-teori komunikasi sebagai suatu proses penyesuaian, menjelaskan bagaimana kita kembali tertarik pada beberapa orang dan tidak kepada orang lain, bagaimana komunikasi bekerja ketika hubungan memburuk atau bagaimana mengungkapkan diri kita dalam menjalani hubungan (persahabatan,dsb). 2. Dalam komunikasi interpersonal, penelitian dilakukan agar kita dapat mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal bekerja, dan hasil temuan dalam penelitian tersebut digunakan untuk mengembangkan prinsip prinsip agar tercipta interaksi interpersonal yang efektif. 3. Semua perubahan dalam komunikasi interpersonal yang terjadi melibatkan semuanya yang berkaitan di dalamnya. 4. Setiap elemen (bagian) dari komunikasi interpersonal terhubung erat ke bagian lain dan menyeluruh. 5. Hubungan interpersonal dapat digambarkan secara simetris atau komplementer. 6. Dalam hubungan simetris, dua individu mencerminkan perilaku orang lain, dan dalam hubungan komplementer, dua orang yang terlibat memiliki perilaku yang berbeda. 7. Dalam setiap komunikasi dua arah, dimensi isi mungkin saja sama, tetapi aspek hubungan bisa saja berbeda. Ataupun aspek hubungan sama, namun dimensi isi berbeda. 8. Komunikasi interpersonal hanya dapat terjadi jika para pihak berkomunikasi dengan berbagi sistem yang sama dari simbol simbol (bahasa, dsb). 9. Teori komunikasi akomodasi. menyatakan bahwa pembicara akan menyesuaikan diri atau mengakomodasi gaya berbicara dari pendengar mereka untuk ditingkatkan. 10. Aktivitas komunikasi adalah transaksi yang berkesinambungan. 11. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diubah, dan tidak dapat iulang.

11

II. SARAN Alangkah baiknya jika kita mengetahui dan paham mengenai aksioma aksioma dalam komunikas interpersonal, agar kita dapat menciptakan komunikasi interpersonal yang efektif dan menyenangkan dalam kehidupan sehari har, kapan pun dan dimana pun.

12

DAFTAR PUSTAKA Joseph A. Devito, 2011, The Interpersonal Communicaton Book Edisi 9, Longman.

13

You might also like