You are on page 1of 42

PSIKOGERIATRI Dr.

abdullah Sahab SpKJ

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara keempat terbanyak penduduk usia lanjutnya di dunia dan mempunyai pertumbuhan usia lanjut tertinggi. Saat ini jumlah lanjut usia lebih dari 17 juta yang akan meningkat menjadi 32 juta pada tahun 2025 (BPS 1998). Salah satu hal yang menyebabkan menurunnya kualitas usia lanjut adalah masalah kesehatan jiwa.

Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah pasien usia lanjut, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain. (Depkes.RI, 1992:6). Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada usia lanjut yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan pasien usia lanjut. Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada usia lanjut yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan usia lanjut.

Psikiatri geriatrik juga berhubungan dengan peningkatan usia hidup orang dengan adaptasi mental yang sehat terhadap kehidupan cenderung hidup lebih lama dibandingkan dengan orang stress yang disertai masalah emosional. Diagnosis dan terapi gangguan mental pada usia lanjut memerlukan pengetahuan khusus karena kemungkinan perbedaan dalam manifestasi klinis, patogenesis dan patofisiologi gangguan mental antara patogenesis dewasa muda dan usia lanjut.

Faktor penyulit pada pasien usia lanjut juga perlu dipertimbangkan, antara lain sering adanya penyakit dan kecacatan medis kronis penyerta, pemakaian banyak obat (polifarmasi) dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan kognitif. Jumlah usia lanjut dengan gangguan jiwa diperkirakan sekitar 9 juta pada tahun 2000. Angka ini diperkirakan meningkat hingga 20 juta pada pertengahan abad ini.

Prinsip Umum
a. Kebijaksanaan bagi masyarakat : Kebijaksanaan bagi pembinaan dan pelayanan lanjut usia mencerminkan tanggung jawab pemerintah dalam mempertahankan lanjut usia dalam masyarakat serta memberi pemuliaan bagi lanjut usia.

b. Keberhasilan dalam mempertahankan hidup : Lanjut usia adalah salah satu tanda keberhasilan pembangunan SDM yang sehat dan bahagia sehingga dapat mencapai usia yang panjang. c. Kemajuan Kemanusiaan : Setiap kebijaksanaan dalam memajukan kemanusiaan (humanity) harus tanpa mendasarkan pada kelompok ras, agama dan umur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi lansia :


1. Penurunan Kondisi fisik setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggap adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology). 2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksualpenurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik.

3.Perubahan Aspek Psikososial pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.

5 tipe kepribadian lansia : 1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy) Biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.

2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality) Pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya. 3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy) Pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga.

4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality) Pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya. 5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy) Pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.

4. Perubahan yang berkaitan Dengan Pekerjaan Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.

Pemeriksaan Psikiatrik pada usia lanjut


Anamnesis riwayat psikiatrik dan pemeriksaan status mental pada penderita usia lanjut harus mengikuti format yang sama dengan yang berlaku pada dewasa muda. Riwayat pra-morbid dan riwayat sakit harus didapatkan dari anggota keluarga atau mereka yang merawatnya.

1. Riwayat psikiatrik : Bisa didapatkan dari allo- atau autoanamnesis. Riwayat psikiatrik lengkap termasuk identifikasi awal (nama, usia, jenis kelamin, status perkawinan), Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu (termasuk gangguan fisik yang pernah diderita ), Riwayat pribadi dan riwayat keluarga. Pemakainan obat (termasuk obat yang dibeli bebas) yang sedang atau pernah digunakan penderita juga penting untuk diketahui.

Riwayat medis penderita harus meliputi semua penyakit berat ,terutama gangguan kejang,kehilangan kesadaran, nyeri kepala, masalah penglihatan dan kehilangan pendengaran. Riwayat penggunaan alkohol dan pemakaian zat yang lama perlu diketahui karena bisa menyebabkan kelainan saat ini.

Situasi sosial penderita sekarang harus dinilai. Siapa yang harus merawat penderita, apakah penderita mempunyai anak. Bagaimana karakteristik hubungan orangtua-anak. Riwayat sosial ekonomi dipakai untuk menilai peran ekonomi dalam mengelola penyakit penderita dalam membuat anjuran terapi yang realistik

Riwayat perkawinan, termasuk penjelasan tentang pasangan hidup dan karakteristik hubungan. Jika penderita adalah janda atau duda, harus digali bagaimana rasa duka citanya dulu saat ditinggal mati oleh pasanganya. Jika kehilangan pasangan hidup terjadi dalam satu tahun terakhir, penderita dalam keadaan resiko tinggi mengalami peristiwa fisik atau psikologik yang merugikan

Riwayat seksual penderita termasuk aktivitas seksual, orientasi libido, masturbasi, hubungan gelap diluar perkawinan dan gejala disfungsi seksual. 2. Pemeriksaan status mental: Pemeriksaan status mental meliputi bagaimana penderita berfikir (proses pikir),merasakan dan bertingkah laku selama pemeriksaan.

Keadaan umum penderita adalah termasuk penampilan ,aktivitas psikomotorik,sikap terhadap pemeriksaan dan aktivitas bicara. Gangguan motorik,antara lain gaya berjalan menyeret,posisi tubuh membungkuk,gerakan jari seperti memilin pil,tremor dan asimetris tubuh perlu dicatat. Banyak penderita depresi mungkin lambat dalam bicara dan gerakannya. Wajah seperti topeng terdapat pada penderita penyakit parkison

Bicara penderita dalam keadaan teragitasi dan cemas mungkin tertekan. Keluar air mata dan menangis ditemukan pada gangguan depresi dan gangguan kognitif,terutama si penderita merasa frustasi karena tidak mampu menjawab pertanyaan pemeriksa. Adanya alat bantu dengar atau indikasi lain bahwa penderita menderita gangguan pendengaran,misalnya selalu minta pertanyaan diulang.

Sikap penderita pada pemeriksa untuk bekerjasama,curiga,bertahan dan tak berterima kasih dapat memberi petunjuk tentang kemungkinan adanya reaksi transferensi. Penderita lanjut usia dapat bereaksi pada dokter muda seolah-olah dokter adalah seorang tokoh yang lebih tua ,tidak peduli terhadap adanya perbedaan usia

Sensorium dan kognisi: Sensorium mempermasalhkan fungsi dari indra tertentu,sedangkan kognisi mempermasalahkan inrformasi dan intelektual. Kesadaran: Indikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan kesadaran ,adanya fluktuasi tingkat kesadaran atau tampak letargik. Pada keadaan yang berat penderita dalam keadaan somnolen atau stupor.

Penilaian fungsi: Penderita lanjut usia harus diperiksa tentang kemampuan mereka untuk mempertahankan kemandirian dan untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Aktvitas tersebut adalah termasuk ke toilet,menyiapkan makanan,berpakaian ,berdandan dan makan. Derajat kemampuan fungsional dari perilaku sehari-hari adalah suatu pertimbangan penting dalam menyusun rencana terapi selanjutnya.

Mood, perasaan, dan afek: Di negara lain,bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian pada golongan usia lanjut. Pemeriksaan ide bunuh diri pada penderita lanjut usia sangat penting. Perasaan kesepian ,tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya adalah gejala depresi. Kesepian merupakan alasan yang paling sering dinyatakan oleh para lanjut usia yang ingin bunuh diri . Depresi merupakan resiko yang tinggi untuk bunuh diri.

Gangguan persepsi: Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan fenomena yang disebabkan oleh penurunan ketajaman sensorik. Pemeriksa harus mencatat apakah penderita mengalami kebingungan terhadap waktu atau tempat selama episode halusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan patologi fokal yang lain. Pemeriksaan yang lebih lanjut diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti

Fungsi visuospasial: Suatu penurunan kapasitas visuospasial adalah normal dengan lanjutnya usia. Meminta penderita untuk mencontoh gambar atau menggambar mungkin membantu dalam penilaian. Pemeriksaan neuropsikologis harus dilaksanakan jika fungsi visuospasial sangat terganggu.

Proses berpikir: Gangguan pada progresi pikiran adalah neologisme,gado-gado kata,sirkumstansialitas,asosiasi longgar,asosiasi bunyi,flight of ideas,dan retardasi. Hilangnya kemampuan untuk dapat mengerti pikiran abstrak mungkin tanda awal dementia.

Isi pikiran harus diperiksa adanya obsesi ,preokupasi somatik,kompulsi atau waham. Gagasan tentang bunuh diri atau pembunuhan harus dicari. Pemeriksaan harus menentukan apakah terdapat waham dan bagaimana waham tersebut mempengaruhi kehidupan penderita. Waham mungkin merupakan alasan untuk dirawat.

Orientasi: Gangguan orientasi terhadap waktu,tempat dan orang berhubungan dengan gangguan kognisi. Gangguan orientasi sering ditemukan pada gangguan kognitif,gangguan kecemasan,gangguan buatan,gangguan konversi dan gangguan kepribadian,terutama selama periode stres fisik atau lingkungan yang tidak mendukung.

Daya ingat: Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang,pendek dan segera. Fungsi intelektual, konsentrasi, informasi dan kecerdasan: Sejumlah fungsi intelektual mungkin diajukan untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual. Menghitung dapat diujikan dengan meminta penderita untuk mengurangi 7 dari angka 100 dan mengurangi 7 lagi dari hasil akhir dan seterusnya sampai tercapai angka 2.

Membaca dan menulis: Penting bagi klinisi untuk memeriksa kemampuan membaca menulis dan menetukan apakah penderita mempunyai defisit bicara khusus. Pemeriksaan dapat meminta penderita membaca kisah singkat dengan suara keras atau menulis kalimat sederhana untuk menguji gangguan membaca atau menulis pada penderita . Apakah menulis dengan tangan kiri atau kanan juga perlu dicatat.

Diagnosis Identifikasi. Anamnesis. Pemeriksaan-pemeriksaan : Riwayat perkembangan,keluarga,penyakitpenyakit,status sosial ekonomi,pendidikan dll. Pemeriksaan fisik dan psikis. Observasi. Kesimpulan. DD Diagnosis utama.

Beberapa masalah di bidang psikogeriatrik: Kesepian: Kesepian atau loneliness,biasanya dialami oleh seorang lanjut usia pada saat meninggalnya pasangan hidup atau teman dekat ,terutama bila dirinya sendiri.

Depresi:

1. Perasaan tertekan hampir sepanjang hari 2. Secara nyata berkurang perhatian atau keinginan untuk berbagi kesenangan,atau atas semua atau hampir semua aktivitas. 3. Berat badan turun atau naik secara nyata,atau turun atau naiknya selera makan secara nyata 4. Isomnia atau justru hipersomnia 5. Agitasi atau retardasi psikomotorik. 6. Rasa capai/lemah atau hilangnya kekuatan. 7. Perasaan tidak berharga,rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat (seiring bersifat delusi) 8. Hilangnya kemampuan untuk berpikir,berkosentrasi atau membuat keputusan. 9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati),pikiran berulang untuk lakukan bunuh diri tanpa rencana yang jelas,atau upaya bunuh diri atau rencana khusus untuk melakukan bunuh diri.

Gangguan cemas Gangguan cemas dibagi dalam beberapa golongan ,yaitu fobia,gangguan panik,gangguan cemas umum,gangguan stres pasca trauma dan gangguan obsesifkompulsif. Puncak Insidensi antara usia 20-40 tahun,dan prevalensi pada lansia lebih kecil dibandingkan pada dewasa muda. Pada usia lanjut seringkali gangguan cemas ini merupakan kelanjutan dari dewasa muda.

Parafrenia: Adalah suatu bentuk skizofrenia lanjut yang sering teradpat pada lanjut usia yang ditandai dengan waham (Biasanya waham curiga dan menuduh),sering penderita merasa tetangga mencuri barang-barangnya atau tetangga berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada individu yang terisolasi atau menarik diri pada kegiatan sosial.

Penatalaksanaan penatalaksanaan psikologik. Penatalaksanaan, dan pencegahan sosial. Penatalaksanaan farmakologik.


1. 2. 3. 4. 5.

6.

Rujukan ke psikiater dianjurkan apabila penderita menunjukkan gejala: Masalah diagnostik yang serius. Risiko bunuh diri tinggi. Pengabaian diri (self neglect) yang serius. Agitasi,delusi atau halusinasi berat. Tidak memberikan tanggapan atau tak patuh terhadap pengobatan yang diberikan. Memerlukan tindakan/rawat inap di institusi atau pelayanan psikiatrik lain.

Prognosis depresi pada usi lanjut: Prognosis baik Usia < 70 tahun Riwayat keluarga adanya penderita depresi atau manik Riwayat pernah depresi berat (sembuh sempurna)sebelum usia 50 tahun Kepribadian ekstrovert dan tempramen yang datar (Tak berubahubah)

Prognosis buruk Usia>70 tahun dengan wajah tua Terdapat penyakit fisik serius + disabilitas Riwayat depresi terus menerus selama 2 tahun Terbukti adanya kerusakan otak,misal gejala neurologik dan adanya dementia

You might also like