You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang
Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk struktur payudara.

Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile, tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. FAM umumnya terjadi pada wanita muda, terutama wanita dengan usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi. Penanganan fibroadenoma adalah melalui pembedahan pengangkatan tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.

I.2.

Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari fibroadenoma mammae? 2. Apakah penyebab terjadinya fibroadenoma mammae?

3. Apakah tanda dan gejala dari fibroadenoma mammae? 4. Bagaimana cara mendiagnosa fibroadenoma mammae? 5. Bagaimana tatalaksana fibroadenoma mammae?

I.3. I.3.1

Tujuan Penulisan Tujuan Umum Tujuan umum dari pembuatan referat ini adalah untuk memberikan

pengetahuan mengenai fibroadenoma mammae kepada tenaga medis khususnya dokter dan mahasiswa kepaniteraan klinik bagian bedah. I.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari fibroadenoma mammae 2. Mengetahui penyebab terjadinya fibroadenoma mammae 3. Mengetahui tanda dan gejala dari fibroadenoma mammae 4. Mengetahui cara mendiagnosa fibroadenoma mammae 5. Mengetahui tatalaksana fibroadenoma mammae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1.

Anatomi Payudara

II.1.1. Gambaran Umum Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua, inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea mid-aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima. Setiap mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae yang disebut duktus laktiferus (diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak.

Gambar 1. Anatomi Payudara II.1.2. Vaskularisasi Vaskularisasi mammae terutama berasal dari :
(1) cabang arteri mammaria interna;

(2) cabang lateral dari arteri interkostalis posterior; dan (3) cabang dari arteri aksillaris termasuk arteri torakalis lateralis, dan

cabang pectoral dari arteri torakoakromial. II.1.3. Aliran Limfe Aliran limfe mammaria secara praktis dibagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limf nya ke nodi axillares anteriores atau kelompok pectorales (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus pectoralis mayor). kuadran medial mengalirkan cairan limf nya melalui pembuluhpembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di sepanjang arteria thoracica interna). Beberapa pembuluh limf mengiktui arteriae intercostales posteriores dan mengalirkan cairan limf nya ke posterior ke dalam nodi intercostales posteriores (treletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores); beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.

Gambar 2. Aliran limf Kelenjar mammae

II.1.4. Innervasi 4

Bagian

superior

payudara

mendapat

persarafan

dari

saraf-saraf

suprakavikularis. Saraf-saraf klavikularis mendapat persafaran dari cabang ketiga dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara berasal dari cabang kulit lateral saraf antariga keempat. II.1.5. Kuadran Payudara Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan payudara di bagi menjadi 4 kuadran: Superior (upper)medial Inferior (lower)medial Superior(upper)lateral Inferior(lower)lateral

Gambar 3. Kuadran Payudara

II.2.

Fisiologi Payudara Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus 5

lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.

II.3.

Fibroadenoma mammae

II.3.1. Definisi Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya FAM tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan FAM bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi.

Gambar 4. Gambaran Fibroadenoma mammae

II.3.2. Epidemiologi

FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

II.3.3. Etiologi Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal berpengaruh. Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relative sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Selain itu fibroadenoma mammae dapat juga dipengaruhi genetik dan juga faktor predisposisi berupa : a. Usia : < 30 tahun b. Jenis kelamin c. Pekerjaan d. Diet e. Stress

II.3.4. Patofisiologi Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. FAM terjadi akibat proliferasi abnormal jaringan periduktus ke dalam lobulus; 7

dengan demikian sering ditemukan di kuadran lateral atas karena di bagian ini distribusi kelenjar paling banyak. Baik estrogen, progesteron, kehamilan, maupun laktasi dapat merangsang pertumbuhan FAM. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

II.3.5. Klasifikasi Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :


1. Fibroadenoma Pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi

epitel selapis atau beberapa lapis.


2. Fibroadenoma intracanaliculare yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak

sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang(tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadiregresi.

II.3.5. Gambaran klinis Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang pertama, adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadenoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ).

Gambar 5. Kelainan pada mammae II.3.6. Diagnosis Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dan dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada kulit payudara (peau dorange), dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobile atau tidak, kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu atau tidak. Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik pemeriksaan payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4 memutar keseluruh lapang payudara diakhiri dengan memencet puting payudara atau sering disebut sebagai SADARI. Teknik ini dilakukan sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan di kamar mandi, dengan waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila ada perubahan, segera periksakan kerumah sakit. Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu : 1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari. Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung

kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit. 2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua payudara
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang

keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah). 4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih menekan. 5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4, dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.

10

Gambar 6. Teknik SADARI Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan USG, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.

Gambar 7. Teknik Mammography Mammography ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Hanya saja untuk skrining masal cara ini adalah cara yang mahal dan dianjurkan digunakan secara 11

selektif saja misalnya pada wanita dengan adanya faktor resiko. Ketetapan 83-95%, tergantung dari teknis dan ahli radiologinya. Sedangkan dengan pemeriksaan USG hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

Gambar 8. Hasil mammography Pada FNAC (Fine Needle Aspiration Cytology) kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut:
a) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat

fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobuslobus;
b) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang

berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);


c)

Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.

II.3.7. Penatalaksanaan

12

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.

II.3.8. Komplikasi Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. atau bisa jadi orang tersebut memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun lingkungannya.

II.3.9. Prognosis Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.

13

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Terapi dari
fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, dimana prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan

sempurna.

III.2. Saran Dengan adanya referat fibroadenoma mammae ini, diharapkan kepada para dokter, mahasiswa kepaniteraan klinik bagian bedah, dan tenaga medis lainnya untuk lebih mengetahui serta memahami tentang fibroadenoma mammae, serta tanda gejala juga penatalaksanaannya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi,

Fisiologi

Payudara

dan

Proses

Laktasi.

Available

from

http://sweetysmiler.wordpress.com/2011/03/15/anatomi-fisiologi-payudaradan-proses-laktasi/ diunduh tanggal 6 Oktober 2012 Gruendamann, Barbara J, 2006, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Volume 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Snell, Richard, 2006, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 15

Tumor

Jinak

Pada

Payudara.

Available

from

http://shckzkk.blogspot.com/2012/03/tumor-jinak-pada-payudara.html diunduh tanggal 6 Oktober 2012 Sjamsuhidajat, R., De jong, Wim., 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Saputra, 2009, Fibroadenoma mammae. Available from :

http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae tanggal 7 Oktober 2012

diunduh

16

You might also like