Professional Documents
Culture Documents
Festival Orangutan
Rehabilitasi Lahan Di Pesisir Pantai
Orangutan Trips
Mobile Awareness Unit
Foto by : Andy Blair
Didukung oleh :
Daftar Isi
Festival Orangutan
Orangutan Trip
Mobile Awaraness Unit
Pendidikan Lingkungan
Pongo News Sahabat Orangutan
Fiksi
Redaksi : Jl. Sei Bengawan No. 72 Medan Kotak Pongo
20143
Website : www.orangutancentre.org
Bakau, atau yang biasa disebut ‘bangka’ dalam Selain langkah kerja di atas, sebagai proses
bahasa Aceh merupakan salah satu kunci keberhasilan edukasi dan penyadaran lingkungan SOS-OIC
konservasi ekosistem pesisir pantai. Setelah gempa yang bekerjasama dengan YAGASU mengundang seorang
berkekuatan ± 9 Skala Richter dan gelombang Tsunami ahli pembibitan dari Langkat, Sumatera Utara, untuk
dengan kecepatan ±800 km/jam yang menghancurkan memberikan pengarahan tentang penyeleksian dan
hampir 25% daerah-daerah di Aceh dengan nilai teknis penanaman tanaman bakau yang benar ditujukan
kerugian ± 135 triliun rupiah. (BKSDA-NAD, Maret 2005) bagi pelaksana proyek pembibitan dan masyarakat
pada Desember 2004 yang lalu seakan memberikan tempatan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari,
pesan untuk melestarikan hutan, di antaranya ekosistem yakni pada tanggal 18 dan 19 Juli 2005, bertempat di
pesisir pantai, khususnya tanaman bakau di areal hutan lokasi pembibitan, desa Tibang.
bakau. Dalam rapat koordinasi antara SOS-OIC dengan
Selain sebagai penahan abrasi laut guna tim penanggung jawab rehabilitasi pantai dari Badan
menjaga struktur tanah pinggiran pantai, banyak lagi Penanggulangan Dampak Lingkungan Daerah
manfaat hutan dan tanaman bakau untuk kelangsungan (BAPEDALDA) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam serta
hidup manusia. Misalnya sebagai tempat pembijahan YAGASU, dihasilkan sebuah usulan pembuatan draft
biota laut (ikan, udang, kepiting, dan sebagainya) panduan petunjuk penanaman bakau dan kebijakan
sehingga memastikan kelestarian komponen-komponen daerah untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
biota laut tersebut serta fungsi rantai makanan. Atau
juga sebagai pencegah intrusi laut sehingga mengurangi Perkembangan dan Hasil-hasil yang Sudah Dicapai
kadar garam air laut yang mengalir ke darat sebagai Sampai dengan tanggal 30 Juli 2005, beberapa
cadangan air tanah. Pohon-pohon bakau juga bernilai hasil yang menggembirakan telah dicapai. seperti;
ekonomis untuk masyarakat, beberapa buah bakau a. Interaksi Sosial dengan Masyarakat Tempatan.
dapat dikonsumsi oleh masyarakat seperti jenis Interaksi sosial dan keterikatan emosional antara
sonneratia, aphiculata dan mucronata. pelaksana proyek pembibitan dengan masyarakat
Ketika melakukan perjalanan ke Sabang (pulau tempatan dirasakan baik sejak dari dimulainya
paling barat Indonesia) kami memperkirakan bahwa kegiatan proyek pembibitan ini.
kerusakan areal hutan bakau akibat penebangan liar Menciptakan hubungan seperti ini dirasakan sangat
dan gelombang Tsunami mencapai luas antara 10 – penting demi kontinuitas dan rasa tanggung jawab
40 hektar. terhadap keberadaan proyek pembibitan ini dan
Pendataan awal yang dilakukan oleh berbagai tanaman bakau nantinya.
institusi pendidikan, penelitian dan pemerhati lingkungan Salah satu cara mendelegasikan tanggung jawab
mencatat untuk daerah kota Banda Aceh dan Aceh ini adalah dengan menunjuk salah seorang
besar sendiri terdapat ±13 titik yang perlu untuk masyarakat lokal sebagai pengawas pembibitan
direhabilitasi hutan bakaunya. Masing-masing titik tersebut bakau ini.
menyerap kebutuhan sekitar 2 juta bibit baru sehingga b. Partisipasi Gender
menjadikan total kebutuhan bibit bakau untuk daerah Dalam melaksanakan proyek pembibitan bakau ini,
Banda Aceh dan Aceh Besar sebanyak 26 juta bibit kami dari pihak pelaksana proyek pembibitan ini lebih
baru untuk ditanam kembali. banyak melibatkan ibu-ibu masyarakat tempatan.
Beranjak dari pemikiran di atas, Sumatran Orangutan Kebijakan ini diambil setelah melihat situasi di
Society-Orangutan Information Centre (SOS-OIC) lapangan yang menunjukkan bahwa ibu-ibunya lebih
bekerjasama dengan Yayasan Gajah Sumatra (YAGASU) mudah untuk diajak bekerjasama disamping juga
dan disponsori oleh HELP (Hilfe zur Selbsthilfe e. V.) untuk mempromosikan kesetaraan gender yang
mengadakan proyek pembibitan dan pengadaan bibit masih kurang dianggap penting oleh budaya
bakau jenis Aphiculata dan Mucronata sebanyak 30.000 masyarakat tempatan.
propagul. Proyek pembibitan ini berlokasi di desa Tibang,
Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Kegiatan pembibitan bakau ini bertujuan untuk
memberikan kontribusi dalam rehabilitasi ekosistem
pesisir pantai, khususnya tanaman hutan bakau, proses
penyuluhan dan penyadaran lingkungan bagi
masyarakat pesisir pantai, mempromosikan konsep
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dengan
cara melibatkan masyarakat setempat sebagai salah
satu komponen pelaksana proyek pembibitan dan
memberikan kontribusi sosial bagi masyarakat korban
bencana Tsunami.
Pada bulan kerja Juli 2005, pelaksana proyek
pembibitan ini memulai dikerjakandengan langkah-
langkah awal yaitu; pembuatan MoU (Memorandum
of Understanding) antara SOS-OIC dengan HELP;
pembelian bahan-bahan kebutuhan pembibitan (seperti
polybag, plastik, kayu, paku, dan lain-lain); pengisian
tanah ke polybag; pembuatan 66 buah bedengan;
penurunan polybag isi tanah ke bedengan;
pengumpulan dan penanaman bibit di lokasi yang Bibit Tanaman Bakau
telah disiapkan sebelumnya.
c. Pengadaan 52.500 Bibit Bakau Baru. Selain nilai-nilai
abstrak penting di atas, saat ini SOS-OIC memiliki persediaan ± 52.500 bibit bakau baru untuk diadaptasikan di Desa
Tibang, Syiah Kuala, Banda Aceh sebelum siap untuk ditanam nantinya.
Salah jenis Ficus sp. yaitu Rambung Tampuk Diagram komposisi makana orangutan
Pinang Besar (Ficus altissima sp.)
Orangutan
di kawasan hutan Maryke.
Maksud dan Tujuan
References:
Godrej, Dinyar. 2002. the no-nonsense guide to Climate Change. New Internationalist Publications. Oxford, UK.
Http://www. Davidsuzuki.org/naturechallenge
Http://www.pelangi.or.id/media.php?mid=142