You are on page 1of 5

Pengaruh Rasio Konsentrasi Inokulum Bakteri Asam Laktat Streptococcus Thermophilus, Lactococcus Lactis dan Lactobacillus Bulgaricus terhadap

Waktu Penurunan pH dan Berat Curd pada Pembuatan Keju


Marissa Agnestiansyah, Chanif Mahdi, Anna Roosdiana (23 Juni 2010)

Abstrak Bakteri asam laktat dapat mempengaruhi waktu penurunan pH susu karena bakteri asam laktat dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini juga memberikan pengaruh pada berat curd yang dihasilkan pada pembuatan keju. Rasio konsentrasi inokulum bakteri asam laktat yang berbeda akan menghasilkan waktu penurunan pH susu dan berat curd yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan rasio konsentrasi inokulum bakteri asam laktat Streptococcus thermophilus : Lactococcus lactis : Lactobacillus bulgaricus dengan lima rasio yaitu: 3:1:1; 3:1:2; 3:1:3; 3:1:4 dan 3:1:5. Rasio konsentrasi inokulum bakteri asam laktat berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap waktu penurunan pH dan berat curd. Rasio 3:1:5 membutuhkan waktu paling singkat (72 menit) untuk mencapai pH 6,2 dan berat curd tertinggi dihasilkan pada rasio 3:1:2 dengan berat 23,1082 g dari 200 mL susu. Kata kunci: bakteri asam laktat, Lactobacillus bulgaricus, pembuatan keju.

Amobilisasi Enzim Lipase dari Mucor miehei Menggunakan Matriks Silika Gel
Ninik Afrizatus Sholichah, Anna Roosdiana, Sutrisno (1 Juli 2010)

Abstrak Amobilisasi lipase dengan metode adsorpsi fisik pada matriks silika gel digunakan untuk esterifikasi laktosil oleat. Esterifikasi dilakukan dengan pelarut tert-butanol. Lipase diisolasi dari Mucor miehei dan dimurnikan menggunakan garam amonium sulfat dengan fraksi 20-60%. Penelitian ini betujuan untuk menentukan kondisi optimum amobilisasi lipase menggunakan matriks silika gel meliputi lama pengocokan dan konsentrasi lipase, mengetahui pengaruh massa lipase yang teradsorpsi terhadap aktivitas spesifik, serta mengetahui pengaruh amobilisasi terhadap aktivitas spesifik lipase amobil dan lipase bebas. Aktivitas lipase dihitung berdasarkan pada massa asam lemak yang bereaksi selama esterifikasi. Penentuan aktivitas lipase dilakukan dengan titrasi asam basa yang dilakukan sebelum dan sesudah inkubasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lipase bebas fraksi 20-60% mempunyai aktivitas spesifik 2,073 g/mg menit, sedangkan aktivitas spesifik lipase amobil 3,017 g/mg menit. Kondisi optimum amobilisasi lipase dicapai pada lama pengocokan 3 jam dan konsentrasi lipase 1960 ppm yang menghasilkan massa lipase teradsorpsi 85,040 mg/g silika gel. Massa lipase teradsorpsi pada silika gel mempengaruhi aktivitas spesifiknya. Pada massa lipase yang teradsorpsi 18,610 94,000 mg/g silika gel, diperoleh aktivitas spesifik lipase amobil yang menurun (3,017 g/mg menit - 1,925 g/mg menit).

Lab. Biokimia FMIPA UB 2010

Pengaruh Pemberian Ekstrak Eucheuma spinosum Terhadap Kadar Glukosa dalam Darah dan Aktivitas Superoksida Dismutase (SOD) Pada Tikus Terpapar Multiple Low Doses Streptozotocin (MLD-STZ)
Maulidya Aulia F., Anna Safitri, Arie Srihardyastutie, (21 Juli 2010) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Eucheuma spinosum terhadap kadar glukosa darah dan aktivitas superoksida dismutase (SOD) pada tikus terpapar Multiple Low Doses (MLD-STZ). Injeksi MLD-STZ secara intraperitonial (i.p) pada tikus menyebabkan tikus DM tipe 1 yang ditandai dengan kerusakan sel pankreas dan hiperglikemia. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) terpapar MLD-STZ yang diterapi dengan ekstrak Eucheuma spinosum dengan dosis 2 gram per hari untuk 3 tikus (volume pemberian terapi per oral = 2 mL per tikus) selama 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan tikus terpapar MLD-STZ menderita DM dengan kadar glukosa darah (31028) mg/dL dan aktivitas SOD (27,2191,324) unit setelah 3 minggu dari waktu injeksi MLD-STZ. Terapi ekstrak Eucheuma spinosum pada tikus terpapar MLD-STZ selama 3 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 60 % (dari (31028) mg/dL menjadi (1243) mg/dL). Disamping itu, terapi ekstrak Eucheuma spinosum pada tikus terpapar MLD-STZ mampu meningkatkan aktivitas SOD dari (27,2191,324) unit menjadi (42,5701,187) unit.

Pengaruh Suplementasi Kefir Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Terpapar Formalin terhadap Gambaran Histopatologi dan Aktivitas Enzim Protease Pada Jejunum
Reviana Setin, Chanif Mahdi, Anna Roosdiana (2 Agustus 2010) Abstrak Pada jejunum dihasilkan berbagai macam enzim pencernaan salah satunya adalah enzim protease yang berfungsi untuk memecah ikatan peptida. Enzim protease dapat mengalami penurunan aktivitas akibat paparan formalin karena formalin bersifat reaktif terhadap protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas protease dan gambaran histologi jejunum tikus dengan metode pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE), pada jejunum yang terpapar formalin dan diterapi dengan kefir. Pada penelitian ini jejunum yang digunakanberasal dari hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus.) yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu tikus kontrol, tikus yang dipapar formalin dengan dosis 50 ppm, tikus yang dipapar formalin dengan dosis 50 ppm sekaligus diberi terapi kefir sebanyak 6,8.106CFU/mL (preventif) dan tikus yang dipapar formalin dengan dosis 50 ppm kemudian diberi terapi kefir sebanyak 6,8.106CFU/mL (kuratif). Aktivitas protease ditentukan dari banyaknya tirosin yang terukur/menit menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 277 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas rata-rata protease hasil isolasi dari jejunum tikus kontrol, terpapar formalin, secara preventif dan secara kuratif memberikan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01) berturut-turut adalah sebesar (2,282 0,001) mol/mL.menit, (2,213 0,001) mol/mL.menit, (2,271 0,001) mol/mL.menit dan (2,257 0,001) mol/mL.menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kefir dapat bekerja efektif dalam memperbaiki sel mukosa jejunum yang mengalami kerusakan akibat paparan formalin. Kata kunci: formalin, Jejunum, protease.

Lab. Biokimia FMIPA UB 2010

Pengaruh Pemurnian Enzim dan Pengaruh Penambahan Ion Ca2+ Terhadap Aktivitas Xilanase dari Aspergillus niger
Dewi Badius Sholihah, Sutrisno, Sasangka Prasetyawan (5 Agustus 2010) Abstrak Xilanase merupakan enzim ekstrasellular yang menghidrolisis xilan menjadi xilosa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemurnian enzim dan penambahan ion Ca2+ terhadap aktivitas xilanase dari Aspergillus niger dengan induser klobot jagung serta menentukan nilai parameter kinetika enzim yang meliputi Vm, KM dan Ki. Pemurnian enzim dilakukan dengan metode pengendapan bertingkat menggunakan garam amonium sulfat dilanjutkan dialisis dengan membran selofan. Pengaruh ion Ca2+ terhadap aktivitas enzim dilakukan dengan membandingkan antara aktivitas xilanase dengan penambahan ion Ca2+ dan aktivitas xilanase tanpa penambahan ion Ca2+. Aktivitas xilanase ditentukan dengan mengukur kadar gula pereduksi dengan metode spektrofotometri dengan reagen Nelson-Somogyi pada kondisi optimum xilanase yakni pada pH 4,5, tempertur 40oC dan waktu inkubasi 30 menit. Pengaruh ion Ca2+ terhadap aktivitas xilanase dilakukan dengan pengukuran aktivitas xilanase dengan penambahan ion Ca2+ 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 mM pada xilanase fraksi 4080%. Sedangkan parameter kinetika enzim ditentukan dengan pengukuran aktivitas enzim pada variasi konsentrasi substrat 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 % (b/v). Hasil pemurnian menunjukkan bahwa enzim dengan aktivitas spesifik tertinggi diperoleh pada fraksi 4080% yaitu 82,401U/mg. Aktivitas xilanase tanpa penambahan ion Ca2+ sebesar 42,45 g/mL.menit dengan nilai Vm dan KM yaitu 256,41 g/mL.menit dan 5,38 %. Aktivitas xilanase dengan ion Ca2+ 1, 2, 3 dan 4 mM meningkat sebesar 40,10; 48,17; 60,66 dan 39,13 %. Sedangkan aktivitas xilanase dengan ion Ca2+ konsentrasi 5, 6, dan 7 mM menurun sebesar 3,10; 23,16 dan 62,16 %, dengan nilai Vm, KM dan Ki sebesar 151,52 g/mL.menit, 5,67% dan 114,5 mM. Kata kunci :Pemurnian enzim, Ca2+, Xilanase, Aspergillus niger, Klobot Jagung.

Potensi Ekstrak Eucheuma Spinosum sebagai Bahan Penghambat Pertumbuhan Staphylococcus Aureus
Wahyunnisa, Anna Safitri, Anna Roosdiana (9 Agustus 2010) Abstrak Eucheuma spinosum merupakan salah satu jenis alga merah yang mengandung senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak Eucheuma spinosum dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan mengetahui luas daerah hambatan yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram untuk uji aktivitas antibakteri. Uji fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa ekstrak Eucheuma spinosum yang berpotensi menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Eucheuma spinosum memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan luas daerah hambatan sebesar 1,98 mm10,27 mm. Hasil uji fitokimia menunjukkan senyawa yang terdeteksi dalam ekstrak Eucheuma spinosum adalah alkaloid yang ditandai dengan terbentuknya endapan coklat kemerahan. Kata kunci: Eucheuma spinosum, alkaloid, aktivitas antibakteri.

Lab. Biokimia FMIPA UB 2010

Pengaruh Penambahan Ca2+ terhadap Aktivitas Rennet Mucor miehei pada Pembuatan Keju
Dita Dwi Oktaviani, Sasangka Prasetyawan, Arie Srihardyastuti (9 Agustus 2010)

Abstrak Mucor miehei merupakan salah satu mikroba penghasil rennet. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas rennet yaitu dengan aktivator logam mineral, salah satunya adalah Ca2+. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Ca2+ terhadap aktivitas enzim protease pada rennet Mucor miehei pada pembuatan keju. Larutan Ca2+ ditambahkan dengan variasi konsentrasi mulai dari 0; 0,01; 0,02; 0,03; 0,04; dan 0,05 mM pada susu. Pengaruh konsentrasi Ca2+ terhadap aktivitas rennet Mucor miehei diketahui dari massa keju yang dihasilkan. Keju ditentukan kualitasnya dengan cara menentukan kadar asam laktat, kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi Ca2+ 0,02mM memberikan jumlah keju yang paling baik (42,12 g keju) berupa keju mentah dan keju lunak. Komposisi keju yang dihasilkan yaitu kadar asam laktat 1,34%, kadar air 78,6%, kadar abu 0,57%, kadar protein 6,89%, dan kadar lemak 4,4%. Kata Kunci: Ca2+, rennet, Mucor miehei.

Pengaruh Pemberian Ekstrak Eucheuma spinosum Terhadap Kadar Glukosa dalam Darah dan Kadar Malondialdehida (MDA) Pada Tikus Hasil Paparan Multiple-Low Dose Streptozotocin (MLD-STZ)
Ririn Dewi Astuti, Anna Safitri, Anna Roosdiana (5 Oktober 2010)

Abstrak Eucheuma spinosum merupakan ganggang merah dengan kandungan terbesar adalah iota karaginan (65%). Iota karaginan merupakan polisakarida tersulfatkan dengan kandungan ester sulfatnya sebesar 28-35%. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak E. spinosum pada tikus terhadap kadar glukosa darah dan kadar MDA. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinjeksi dengan MLD-STZ dengan dosis rendah 20 mg/kg BB yang diberikan berulang selama 5 hari. Hewan coba dibagi dalam tiga kelompok yaitu (1) kontrol, (2) induksi DM oleh MLD-STZ dosis 20 mg/kg BB dan (3) induksi DM oleh MLD-STZ dosis 20 mg/kg BB, selanjutnya diterapi dengan ekstrak E. spinosum. Kadar glukosa darah diukur dengan glucometer digital (one touch lifescan), sedangkan kadar MDA diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak E. spinosum dapat menurunkan kadar glukosa darah dan kadar MDA. Kadar glukosa darah sebelum terapi pada tikus DM sebesar (31028) mg/dL, setelah diterapi dengan ekstrak E. spinosum pada minggu ke-3 kadar glukosa turun sebeser (1243) mg/dL. Pada tikus DM kadar MDA lebih tinggi (5,3380,267) g/mL dibandingkan dengan kadar MDA pada tikus yang diterapi dengan ekstrak E. spinosum (4,0710,431) g/mL. Kata kunci: Eucheuma spinosum, kadar glukosa darah, MDA.

Lab. Biokimia FMIPA UB 2010

Lab. Biokimia FMIPA UB 2010

You might also like