You are on page 1of 11

24 AGUSTUS 2010-SELASA

Laporan Analisis Pendahuluan


Pratama Ramadhan
2 AN 3

1. TUJUAN
Siswa di harapkan dapat memastikan atau mengetuahui keberadaan spesi spesi tertentu di dalam sampel. Dapat mengidentifikasi keberadaan spesi spesi tertentu dalam sampel sesuai dengan jenis dan sifat masing masing spesi. Dapat melaksanakan prosedur analisis dan membuat kesimpulan dari hasil analisis yang di peroleh. Dapat mengolah data dengan baik, lengkap dan sistematis.

2. DASAR TEORI
Organoleptik berarti kesan indra atau organ. analisis organoleptik mencakup aplikasi penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan kadang-kadang bahkan suara. Laboratorium analisis yang dianggap lebih "objektif", dan analisis organoleptik lebih "subyektif". Analisis organoleptik sering digunakan dalam bidang Kimia Pangan (anggur, keju, minyak, mencicipi kopi) sebagai bagian dari kendali mutu. Analisa pendahuluan bersifat dugaan dan hasilnya baru di prediksi tetapi belum pasti ( tidak sampai menghasilkan zat yang diingkan ). Untuk mengidentifikasi zat dalam analisa pendahuluan, hal yang harus di perhatikan di antaranya adalah: Bentuk dan rupa zat Uji reaksi nyala Uji dengan H2SO4 PEKAT Uji dengan H2SO4 ENCER

3. ALAT DAN BAHAN ALAT ALAT


Pembakar bunsen Kaca arloji Rak tabung Tabung reaksi Plat tetes Pipet tetes Kawat nikrom Botol semprot Kertas lakmus

BAHAN BAHAN
PbO2 CuSO4 K3Fe(CN)6 K4Fe(CN)6 NiSO4 CoOAC FeSO4 MnO2 CrCl3 MnCl2 NaCl CaCO3 SrCl2 Asam sitrat BaCl2 NaOAC CDoAC Bi(NO3)3

NH4Cl KCl CuCl2 CaCl2 MgCl2 HCL pekat

H2SO4 pekat H2SO4 encer Aquades NaOH KHSO4

4. PROSEDUR DAN PENGAMATAN PROSEDUR KERJA


a. Bentuk dan rupa zat Lakukan pengamatan dengan cara mengamati zat tersebut. Jika senyawa tersebut berwarna : Hijau, maka berwarna Ni2+, Fe2+, Cr3+, Cu2+, Cr2O3, Hg2, K2MnO4 Biru, maka mengandung Co(III) Biru Ungu CuSO4.5 H2O Merah, maka mengandung Pb2O4, HgO, HgI2, Sb2S3, CrO3, Cu2O, K3Fe(CN)4 Merah jambu, maka mengandung M2+, Co2+ Kuning, maka mengandung Fe3+(senyawa Cl), Cds, As2S3, SnS2, PbI2, K4Fe(CN)6 Coklat, maka mengandung Fe3+(senyawa OH-), PbO2, CdO, Fe2O3 Hitam, maka mengandung PbS, CuS, CuO, HgS, Fe2O3, MnO2 Tetapi pengamatan yang kita amati melalui warna hasilnya belum bisa dipastikan karena masih bersifat dugaan. Lalu amati apakah zat tersebut zat higroskopik atau zat anhigroskopik. Lalu amati bau zat tersebut, bila : Bau NH3 dperkirakan garam NH4 Bau H2S diperkirakan garam sulfida Bau cuka diperkirakan garam asetat Bau halogen (seperti bau kaporit) Bau gas nitrous (NO2) Lalu periksa sifat asam dan basanya dengan kertas lakmus b. Reaksi nyala

Bila dari hasil reaksi tersebut menghasilkan warna : Kuning, maka zat tersebut mengandung Na (Natrium) Lembayung, maka zat tersebut mengandung K (Kalium) Merah padam, maka zat tersebut mengandung Li (Lithium) Merah kuning, maka zat tersebut mengandung Ca (Calsium) Merah kehitaman, maka zat tersebut mengandung Sr (Serenium) Kuning hijau, maka zat tersebut mengandung Ba (Barium) c. Reaksi dengan H2SO4 encer Zat yang dicampurkan dengan ml H2SO4 1 M, jika perlu panaskan. Setelah dicampurkan amati gas yang terbentuk. Lakukan pengamatan tersebut dengan zat lain. d. Reaksi dengan H2SO4 pekat Tambahkan ml H2SO4 pekat zat yang diamati

Lakukan pemanasan bila perlu

e. Reaksi dengan NaOH Reaksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah zat yang di uji NH4 atau bukan. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya gas NH3 , gas NH3 terbentuk dapat dilihat dari: 1. Baunya. 2. Perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru. 3. Pereaksi nessler menjadi coklat.

5. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kita mengidentifikasi zat dalam analisa pendahuluan. Hal yang di amati adalah warna, bau, sifat higroskopik zat, sifat asam dan basanya, reaksi nyala, reaksi dengan H2SO4 encer, reaksi dengan H2SO4 pekat, reaksi dengan NaOH serta reaksi dengan KHSO4 yang diganti dengan asam sitrat. Tetapi kelompok saya tidak melakukan uji reaksi dengan KHSO4 dan ada beberapa pula yang belum dilakukan pengujian oleh kelompok kami. Setelah di amati PbO2 berwarna kunyit, senyawa ini tidak berbau dan termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara yang terbuka senyawa PbO2 tetap berbentuk serbuk dan tidak menyerap molekul air. Sifat senyawa ini adalah basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak ada reaksi apapun warnanya tetap bening. Begitupun pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi warnanya bening tetapi ada endapan yang berasal dari senyawa PbO2 itu sendiri yang berada pada bagian bawah tabung reaksi. Setelah di amati CuSO4 berwarna biru muda, senyawa ini memiliki bau seperti serbuk susu dan termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara yang terbuka senyawa CuSO4 tetap berbentuk serbuk dan tidak menyerap molekul air. Sifat senyawa ini adalah asam merubah kertas lakmus biru maupun merah. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat direaksikan dengan H2SO4 encer terbentuk reaksi ada warnanya berubah menjadi biru tetap bening. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi apapun warnanya bening kekuningan dan terdapat endapan. Setelah di amati K3Fe(CN)6 berwarna orange tua, senyawa ini tidak memiliki bau dan senyawa ini temasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara yang terbuka senyawa K3Fe(CN)6 tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setalah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer warna senyawa ini berubah menjadi kuning tetapi warnanya kuning kecoklatan. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi tetapi warnanya menjadi coklat. Setelah di amati K4Fe(CN)6 berwarna kuning, senyawa ini memiliki bau seperti bau obat dan senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa K4Fe(CN)6 tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah warna pink dan terdapat percikan kecil. Pereaksi dengan H2SO4 encer tidak dilakukan karena kehabisan waktu. Namun untuk reaksi dengan H2SO4 pekat menimbulkan bau yang khas dan warnanya menjadi bening kekuningan (terdapat endapan pada bawah tabung). Setelah di amati NiSO4 berwarana biru kehijauan, senyawa ini tidak memiliki bau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di

udara terbuka senyawa NiSO4 tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer warnannya hijau bening menimbulkan bau tetapi pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat menimbulkan reaksi warnanya menjadi kuning bening dan endapan mengeras. Setelah di amati CoOAC berwarna merah muda, senyawa ini tidak memiliki bau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah Ungu dan terdapat percikkan. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer menimbulkan reaksi warnanya menjadi putih ada gelembung tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat senyawa CoOAC tidak bereaksi dan membentuk endapan. Setelah di amati FeSO4 berwarna hijau muda keputihan, senyawa ini memiliki bau yang khas (baunya seperti gula). Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah ungu. Pada saat direaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi tetapi begitu pula pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun warnanya tetap dan terdapat endapan. Setelah di amati MnO2 berwarna hitam, senyawa ini tidak memiliki bau dan termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara yang terbuka senyawa MnO2 tetap berbentuk serbuk dan tidak menyerap molekul air. Sifat senyawa ini adalah basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak ada reaksi apapun warnanya tetap bening. Begitupun pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi warnanya bening tetapi ada endapan yang berasal dari senyawa MnO2 itu sendiri yang berada pada bagian bawah tabung reaksi. Setelah di amati CrCl3 berwarna hijau lumut, senyawa ini tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah hijau. Pada saat direaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap hijau tetapi pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat ada busa dan baunya menyengat. Setelah di amati MnCl2 berwarna pink pudar, senyawa ini tidak berbau. Senyawa ini merupakan senyawa higroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa MnCl2 meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah hijau kekuningan dan menimbulkan percikkan kecil. Pada saat direaksikan dengan H2SO4

encer tidak menimbulkan reaksi, tetapi begitu pula pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun dan zat yang mengendap mengental. Setelah di amati NaCl berwarna putih, senyawa ini tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Begitu pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat tidak ada reaksi dan endapan mengeras. pada saat di reaksikan dengan NaOH, endapan yang berada pada bawah tabung sukar larut, namun saat dilakukan pemansan, gelembung muncul dan laturan menjadi larut. Setelah di amati CaCO3 berwarna putih dan memiliki bau seperti terigu. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi begitu pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat CaCO3 juga tidak menimbulkan reaksi hanya terdapat endapan yang mengental. Pada saat direaksikan dengan NaOH, CaCO3 sedikit larut setelah dipanaskan adanya endapan. Setelah di amati SrCl2 berwarna putih, senyawa ini berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah kehitaman maka senyawa ini diduga mengandung Sr atau serenium. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Begitupula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat tidak ada reaksi dan endapan yang berada di bawah tabung sukar larut. Pada saat di reaksikan dengan NaOH, endapan yang ada menjadi larut. Setelah di amati asam sitrat berwarna putih, senyawa ini memiliki bau seperti gula. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, senyawa meleleh. Karena saat di pijarkan meleleh maka tidak dapat d analisis menggunakan uji nyala. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Begitupula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat tidak ada reaksi dan endapan mengeras. NaOH direaksikan, endapan tidak larut. Setelah di amati BaCl2 berwarna putih, senyawa ini tidak memiliki bau dan senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa BaCl2 tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah merah. Tidak menimbulkan warna api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak

menimbulkan reaksi tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat terbentuk gelembung putih dan bau yang menyengat dan endapan sukar larut. Direaksikan dengan NaOH sukar larut pula namun setelah dipanaskan, endapan menjadi larut. Setelah di amati NaOAC berwarna putih, senyawa ini memiliki bau yang khas. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer menimbulkan reaksi warnanya menjadi bening begitu pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat senyawa NaOAC menjadi putih dan terdapat endapan. Pada saat direaksikan dengan NaOH, endapan sukar larut, setelah dipanaskan endapan menjadi larut. Setelah di amati CdOAC berwarna putih, senyawa ini memiliki bau yang khas. Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer menimbulkan reaksi warnanya menjadi bening begitu pula pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat senyawa CdOAC menjadi putih dan terdapat endapan. Saat direaksikan dengan NaOH sukar larut dan setelah dipanaskan menjadi larut. Setelah di amati Bi(NO3)3 berwarna putih, senyawa ini memiliki bau sepert susu basi. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat direaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya bening ada endapan putih tetapi begitu pula pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun warnanya tetap dan terdapat gelembung. Saat direaksikan dengan NaOH sukar larut. Setelah di amati NH4Cl berwarna putih berbentuk kristal, senyawa ini memiliki bau pesing. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa NH4Cl tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna orange. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah warna kuning yang di duga zat tersebut mengandung Na. Pada saat direaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi, tetapi begitu pula pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun warnanya bening dan terdapat gelembung. Pada saat direaksikan dengan NaOH, endapan menjadi sukar larut dan setelah dipanaskan endapan menjadi larut. Setelah di amati KCl berwarna putih, senyawa ini tidak berbau dan senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa KCl tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada

saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah warna lembayung maka zat ini mengandung unsur K atau kalium bila sample yang digunakan sample anonim maka hal ini berfunsi untuk mengetahui identifikasi sample. Karena kita telah mengetahui sample ini maka kita bisa memastikan bahwa sample ini mengandung kalium. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi apapun. Sedangkan pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat menimbulkan bau yang khas dan warnanya menjadi bening dan endapan sukar larut. Setelah di amati CuCl2 berwarna hijau kebiruan, senyawa ini tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah kuning maka zat tersebut mengandung unsur CuCl2. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat ada reaksi. Setelah di amati CaCl2 berwarna putih, senyawa ini tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat netral karena setalah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah kuning maka zat tersebut mengandung unsur CaCl2. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat ada reaksi. Setelah di amati MgCl2 barwarna bening berbentuk kristal. Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan dengan H2SO4 encer warna MgCl2 menjadi putih keruh.

6. KESIMPULAN Pada praktikum analisis organoleptik kali ini kita dapat mengetahui berbagai warna senyawa. Bau dari beberapa senyawa, di antaranya : Bau kaporit, yaitu KCl, MnCl2, dan asam sitrat. Bau NH3, yaitu NH4OAC. Senyawa yang memiliki bau tetapi tidak teridentifikasi adalah FeSO4, CrCl3, SrCl2, CaCl2, NaOAC. Dari percobaan ini kita dapat memperoleh data bahwa beberapa senyawa higroskopik, di antaranya : CaCl2 CrCl3 MgCl2 KCl MnCl2 Dari percobaan ini kita dapat memperoleh data sifat asam atau basanya senyawa, di antaranya :

Senyawa yang bersifat asam : NH4Cl, NiSO4, CuSO4, Bi(NO3), FeSO4, SrCl2, Asam sitrat, K3Fe(CN)6, KCl, BaCl2, NH4OAC, CaCl2, MgCl2. Senyawa yang bersifat basa : PbO2, CaCO3, MnO2, MnCl2, CoOAC, NaCl, K4Fe(CN)6.

DAFTAR PUSTAKA http://ermaliawinda.blogspot.com/2010/04/analisis-sistem-pendahuluan.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki VOGEL II ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF

You might also like