You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TETANUS Oleh : - Taufik Hidayat - Roslinawati - Yeni Triyana

Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani.

Etiologi
Sering kali tempat masuk kuman sulit diketahui tetapi suasana anaerob seperti pada luka tusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan caries gigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin.

Patofisiologi
Bentuk spora dalam suasana anaerob dapat berubah menjadi kuman vegetatif yang menghasilkan eksotoksin. Toksin ini menjalar intrakasonal sampai ganglin/simpul saraf dan menyebabkan hilangnya keseimbangan tonus otot sehingga terjadi kekakuan otot baik lokal maupun menyeluruh. Bila toksin banyak, selain otot bergaris, otot polos dan saraf otak juga terpengaruh.

Tanda dan Gejala


Kekakuan otot, disusul dengan kesulitan membuka mulut (trismus). kekakuan otot dinding perut dan ekstremitas (fleksi pada lengan bawah, ekstensi pada telapak kaki). Pada keadaan berat, dapat terjadi kejang spontan yang makin lama makin sering dan lama, gangguan saraf otonom seperti hiperpireksia, hiperhidrosis, kelainan irama jantung dan akhirnya hipoksia yang berat.

Penatalaksanaan
Eliminasi kuman Debridement Antibiotika penisilna prokain 50.000100.000 ju/kg/hari IM, 1-2 hari, minimal 10 hari. Antibiotika lain ditambahkan sesuai dengan penyulit yang timbul. Netralisasi toksin : Toksin yang belum melekat di jaringan.Dapat diberikan ATS 5000-100.000 KI Perawatan suporatif

Pengobatan penunjang saat serangan kejang


Semua pakaian ketat dibuka Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung Usahakan agar jalan napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen

Diagnosa keperawatan yang muncul


1. Risiko terjadinya cedera fisik berhubungan dengan serangan kejang berulang. 2. Risiko terjadinya ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan sekunder dari depresi pernafasan 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan pada jalan nafas atas. 4. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakitnya berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ditandai 5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi eksotoksin

Terima Kasih..

You might also like