You are on page 1of 13

PENGARUH KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN

KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Oleh :
Eri Subekti
1
, Dra.Hj Titi Nurfitri, MM
2
, Dra. Suci Indriati, MSi
3
E-mail : ery.subekti03@yahoo.co.id
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman
1
Mahasiswa
2
Dosen Pembimbing I
3
Dosen pembimbing II

ABSTRACT

This research is try to analyze effects of communication in the organization to job
satisfaction and employee performance on Economy Faculty Jenderal Soedirman
University. population of this research are employees in the Economy Faculty Jenderal
Soedirman University and found 101 employees then with proposional cluster sampling
method we got only 81employees as sample. Using multiple regression we got the result
that upward communication has a significant influence on job satisfaction, downward
communication has a significant impact on job satisfaction, horizontal communication has
a significant influence on employee satisfaction, upward communication has a significant
influence on employee performance, downward communication has a significant influence
on employee performance, and horizontal communication has a significant influence on
employee performance
Keywords : upward communication, downward communication, job satisfaction,
horizontal communication, employee performance, employee satisfaction

PENDAHULUAN

Dalam operasionalnya Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto
membawahi beberapa fakultas yang
masing-masing memiliki tujuan sesuai
dengan bidang keilmuannya dan salah
satunya adalah Fakultas Ekonomi.
Secara umum, Fakultas Ekonomi Unsoed
bertujuan untuk menghasilkan dan
mengembangkan tenaga ahli di bidang
ekonomi yang dapat melaksanakan tugas-
tugas secara profesional, maupun
menggali dan memecahkan maslah-
2

masalah daerah dan peduli terhadap
lingkungan, dinamis serta berwawasan
global. Untuk menjawab tantangan
tersebut, Fakultas Ekonomi dituntut
untuk memiliki karyawan yang mampu
menghasilkan kinerja yang tinggi.
Kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau yang tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada organisasi.
Perbaikan kinerja baik individu maupun
kelompok menjadi pusat perhatian dalam
upaya meningkatkan kinerja organisasi
(Mathis dan Jackson,2002). Kinerja
diukur berdasarkan standard atau kriteria
yang telah ditetapkan organisasi.
Pengelolaan untuk mencapai
kinerja karyawan yang sangat tinggi
terutama untuk meningkatkan kinerja
organisasi secara keseluruhan. Kinerja
yang baik bisa dimulai dengan
membangun kualitas sumber daya
manusia melalui komunikasi yang baik
dan juga pemenuhan kepuasan kerja.
Komunikasi merupakan suatu hal
yang paling penting bagi kehidupan
manusia, dan pentingnya komunikasi
bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri
begitu juga halnya bagi suatu organisasi.
Komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi disebut komunikasi
organisasi. Komunikasi organisasi harus
dilihat dari berbagai sisi yaitu : 1)
komunikasi antara atasan kepada
bawahan, 2) antara karyawan yang satu
dengan karyawan yang lain dan 3) adalah
antara karyawan kepada atasan.
Komunikasi ke bawah akan
terjadi jika pimpinan melakukan kegiatan
alih pesan kepada bawahan secara
terstruktur dan tidak insidental.
Tujuannya adalah membantu mengurangi
terjadinya komunikasi desas-desus
(rumor) agar dapat menumbuhkan
suasana kerja yang menyenangkan, dan
secara tidak langsung meningkatkan
kinerja karyawan dan mewujudkan tujuan
organisasi. Jika komunikasi ke bawah
berjalan lancar, biasanya semangat
bawahan untuk bekerja menjadi lebih
baik dan efisien. Disinilah peran
komunikasi dari atasan ke bawahan
sangat penting tidak hanya dalam
kegiatan menyampaikan tujuan dan
permasalahan yang ada di dalam
organisasi tetapi juga tentang
keberhasilan usaha yang terkait dengan
kinerja dan kontribusi bawahan dalam
organisasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komunikasi antara
atasan kepada bawahan mampu
memberikan kontribusi kepada
peningkatan kinerja karyawan.
Komunikasi diantara karyawan
dalam organisasi merupakan aktivitas
yang selalu harus ada, karena komunikasi
adalah sarana yang digunakan untuk
berdiskusi, bertukar pikiran dan
memberikan arahan kepada bawahan oleh
pimpinan baik jalur formal maupun
informal. Sesuai dengan pernyataan Hick
dan Gullet (1987), bahwa organisasi
disusun untuk mengerjakan tugas tugas
dalam rangka mencapai tujuan organisasi
yang mana di dalamnya para manajer,
bawahan, rekanrekan yang setaraf dan
lingkungan eksternal perlu dijalin
hubungan dan komunikasi yang efektif,
karena komunikasi merupakan faktor
utama dalam menjalin hubungan dalam
organisasi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa semakin baik
komunikasi antara karyawan akan
memberikan kontribusi yang baik
terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Komunikasi ke atas adalah
komunikasi dari bawahan ke atasan.
Komunikasi tipe ini umumnya bertujuan
untuk melakukan kegiatan prosedural
yang sudah merupakan bagian dari
struktur organisasi. Bentuknya antara lain
dalam pelaporan kegiatan, penyampaian
gagasan, dan penyampaian informasi
yang menyangkut masalah-masalah
pekerjaan. Bisa dilakukan secara
langsung dan tak langsung atau secara
tertulis. Dalam organisasi pembelajaran,
3

model komunikasi seperti ini sudah biasa
dilakukan. Kepada semua karyawan
didorong untuk tidak segan-segan
menyampaikan hal apapun kepada atasan
sejauh dalam kerangka pengembangan
organisasi.
Komunikasi organisasi yang baik
akan mendorong pegawai berpartisipasi,
terbuka memiliki perasaan bebas dalam
berkomunikasi sehingga diharapkan
dapat menimbulkan dan memacu kinerja
karyawan, serta dapat mempengaruhi
perilaku karyawan dalam melaksanakan
tugas menjadi lebih baik, karena merasa
diakui eksistensinya, dipercaya, dihargai
dan dilibatkan dalam setiap kegiatan
dengan demikian karyawan dapat
menyelaraskan keinginannya dengan
tujuan organisasi dan pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatkan kepuasan
kerjanya (Agustina, 2007).
Menurut Handoko (2001)
kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana karyawan
memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
nampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi dilingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja adalah perasaan
individu terhadap pekerjaannya yang
berupa suatu hasil penilaian mengenai
seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan mampu memuaskan
kebutuhannya (Mangkuprawira
2009:220). Karyawan yang mendapat
imbalan sesuai dengan pengorbanannya
cenderung akan lebih bersemangat
melakukan pekerjaan dalam mencapai
tujuan organisasi. Karyawan dapat
menikmati pekerjaannya karena adanya
job description yang jelas, fasilitas,
lingkungan, teman kerja, dan atasan yang
mendukung untuk menyelesaikan
pekerjaan dan paad akhirnya akan
berdampak pada peningkatan kinerjanya.
Timbulnya ketidakpuasan kerja
karyawan dapat menghambat perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Robbins (1996), bahwa
terealisasinya visi dan misi suatu
organisasi apabila karyawan dalam
organisasi mendapatkan kepuasan dengan
pekerjaannya. Karyawan yang
mendapatkan kepuasan kerja cenderung
bekerja lebih efektif dan efisien bila
dibandingkan dengan karyawan yang
kurang puas dengan pekerjaannya. Hal
ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja
karyawan penting untuk menjadi
perhatian dan pertimbangan pimpinan
agar terwujudnya kinerja karyawan yang
optimal.
Fakultas Ekonomi Universitas
Jenderal Soedirman merupakaan lembaga
pendidikan yang secara umum bertujuan
untuk menghasilkan dan
mengembangkan tenaga ahli di bidang
ekonomi yang dapat melaksanakan tugas-
tugas secara professional, maupun
menggali dan memecahkan masalah-
masalah daerah dan peduli terhadap
lingkungan, dinamis serta berwawasan
global. Untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, hendaknya yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kinerja
karyawan pada Fakultas. Perlu dicermati
dari berbagai penjelasan diatas adalah
komunikasi dalam organisasi merupakan
sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
kinerja karyawan.

Perumusan Masalah

1. Apakah Komunikasi ke atas
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan.
4

2. Apakah Komunikasi ke bawah
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan.
3. Apakah Komunikasi mendatar
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan.
4. Apakah Komunikasi ke atas
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
5. Apakah Komunikasi ke bawah
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
6. Apakah Komunikasi mendatar
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi ke atas terhadap
kepuasan kerja.
2. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi ke bawah terhadap
kepuasan kerja.
3. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi mendatar terhadap
kepuasan kerja.
4. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi ke atas terhadap
kepuasan kinerja karyawan.
5. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi ke bawah terhadap
kinerja karyawan.
6. Untuk menganalisis pengaruh
komunikasi mendatar terhadap
kinerja karyawan.

Model Penelitian







Hipotesis

H1 : Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.
H2 : Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.
H3: Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.
H4: Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.
H5: Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.
H6: Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.

Metode Penelitian

1. Penelitian ini merupakan survei pada
karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman,
dilakukan dengan menggunakan
kuesioner.
2. Lokasi penelitian dilakukan di
Fakultas Ekonomi Universitas
Jenderal Soedirman.
3. Sasaran penelitian ini adalah
kepuasan kerja dan kinerja karyawan
pada Karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman.
4. Metode pengumpulan data :
kuesioner, studi pustaka dan
observasi.
5. Sumber Data : data primer dan data
sekunder
6. Populasi dan Sampel
a. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman yang berjumlah 101
karyawan.
Komunikasi
ke atas
Komunikasi
Mendatar
Komunikasi
ke bawah
Kepuasan
Kerja
Kinerja
Karyawan
5

b. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah
proposional cluster sampling
dimana sampel diambil dengan
kriteria tertentu. Perincian
jumlah karyawan Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Jumlah karawan
Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal
Soedirman
No Jabatan Jml
1 Sub Bag Pendidikan dan
Kemahasiwaan
36
2 Perpustakaan 7
3
4
5
6
Perencanaan dan
Informatika
Keuangan dan Kepegawaian
Umum dan Perlengkapan
Staf karyawan lain
4
15
11
28
Jumlah 101

Penentuan jumlah sampel
minimal yang harus diambil,
dihitung dengan menggunakan
rumus Slovin (Husein Umar,
2004 : 108), yaitu sebagai
berikut:
2
N.e 1
N
n
+
=

Dengan menggunakan
presentase kelonggaran (5
persen) maka dari populasi
sebanyak 101 orang diperoleh
ukuran sampel sebesar :
2
101(0,05) 1
101
n
+
= = 80,63
Sampel minimal yang harus
diambil sebesar 80,63 dibulatkan
menjadi 81 orang responden.
7. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk menghitung jumlah sampel
yang diambil dari masing-masing
subpopulasi digunakan teknik
stratified random sampling, yaitu
ukuran sampel dikalikan dengan
populasi masing-masing subpopulasi
sebagai berikut:
Tabel 2 Proporsi sampel penelitian
Divisi Karyawan Sampel

Sub Bag Pendidikan dan
Kemahasiwaan


Perpustakaan


Perencanaan dan
Informatika


Keuangan dan
Kepegawaian


Umum dan Perlengkapan


Staf karyawan lain


Jumlah
81

TEKNIK ANALISIS DATA

1. Definisi konseptual dan
operasional variabel
a. Variabel Kinerja
Definisi Konseptual
Kinerja Karyawan adalah Suatu
hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan, serta waktu.
(Hasibuan, 2006)
Definisi Operasional
Kinerja Karyawan adalah
kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan , bermutu, dan tepat
mengenai sasarannya. Indikator
yang digunakan untuk mengukur
kinerja karyawan adalah
1) Kejujuran,
2) Inisiatif,
3) Profesionalitas,
4) Kerja sama,
5) Tanggung jawab
6

b. Variabel Kepuasan Kerja
Definisi Konseptual
Kepuasan kerja yaitu keadaan
emosional karyawan dimana
terjadi atau tidak teradi titik
temu antara nilai balas jasa
kerja karyawan dari perusahaan
atau organisasi dengan tingkat
nilai balas jasa yang memang
diinginkan karyawan yang
bersangkutan. (Martoyo, 2000)
Definisi Operasional
Kepuasan kerja Merupakan
persepsi karyawan terhadap
perbandingan nilai balas jasa
yang diberikan perusahaan
dengan balas jasa yang
diinginkan karyawan. Indikator
yang digunakan adalah
a) Rasa kekeluargaan,
b) Rasa saling
menghormati,
c) Rasa saling
mendukung,
d) Rasa bangga,
e) Tanggung jawab,
f) Merasa berharga,
g) Saling menghargai
h) Rasa aman.
c. Variabel komunikasi dalam
organisasi
1) Komunikasi ke atas
Definisi konseptual
Komunikasi ke atas adalah
proses pemberitahuan dari
atasan ke karyawan, yang
dapat berupa rencana-
rencana, instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, saran-
saran, dan sebagainya
(Nitisemito, 1996).
Definisi operasional
Komunikasi ke atas dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari atasan
ke karyawan yang lain
dalam bentuk rencana,
instruksi, petunjuk ataupun
saran. Variabel ini di ukur
dengan 5 (lima) butir
indikator yaitu :
(1) Penyampaian laporan
pada atasan
(2) Penyampaian saran, ide
dan gagasan pada atasan
(3) Permohonan petunjuk
(4) Penyampaian keluhan
b. Komunikasi ke bawah
Definisi konseptual
Menurut Lewis (Muhammad,
2005 : 108) komunikasi
kebawah untuk menyampaikan
tujuan, merubah sikap,
membentuk pendapat,
mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang tinbul karena
salah satu informasi, mencegah
kesalahpahaman karena kurang
informasi dan mempersiapkan
anggota organisasi untuk
menyesuaiakan diri dengan
perubahan.
Definisi operasional
Komunikasi ke bawah dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari atasan ke
karyawan yang lain dalam
bentuk rencana, instruksi,
petunjukan ataupun saran.
Variabel ini di ukur dengan 5
(lima) butir indikator yaitu :
a) Pemberian petunjuk, ngan
dan pengarahan dari atasan
b) Intruksi, perintah dari atasan
c) Pemberian informasi baru
d) Pemberian teguran
e) Pemberian pujian
c. Komunikasi antar karyawan
(mendatar)
Definisi Konseptual
Komunikasi mendatar adalah
proses pemberitahuan dari satu
karyawan ke karyawan lain,
yang dapat berupa rencana-
rencana, imstruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, saran-saran
dan sebagainya (Nitisemito,
1996).
7

(
(

=

2
2
1
1
t
b
k
k
r
o
o
Definisi Operasional
Komunikasi mendatar dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari karyawan ke
karyawan yang lain dalam
bentuk, instruksi, petunjuk
ataupun saran. Variabel ini di
ukur dengan 5 (lima) indikator
yaitu :
a) Komunikasi dan interaksi
dari teman kerja
b) Saling membantu dalam
pekerjaan
c) Pemberitahuan dari bagian
yang lain
d) Pemecahan masalah
bersama
e) Kordinasi tugas.
2. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini
pengukuran variabel menggunakan
Skala Likert yaitu skala. Setiap
pertanyaan dibuka peluang
kemungkinan 5 (lima) jawaban,
masing-masing jawaban mempunyai
nilai skor, dimana :
Jawaban Sangat Setuju skor 5
Jawaban Setuju skor 4
Jawaban Ragu-ragu skor 3
Jawaban Tidak Setuju skor 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju skor 1
3. Uji Validitas
Pengujian validitas tiap butir
digunakan analisis item, dengan
mengkorelasikan skor tiap butir
dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir. Selanjutnya
skor tiap butir dan skor total
dimasukan dalam rumus korelasi
Pearson Product Moment sebagai
berikut (Sugiyono, 2006:155):
( )
( ) | | ( ) | |
2 2
2
2




=
Y Y N X X N
Y X XY N
r

Dengan menggunakan derajat
kebebasan yaitu df = nk-1 dengan n
adalah jumlah sampel penelitian,
sehingga dapat dicari r
tabel.

Jika r
hitung
> r
tabel
, berarti
kuesioner dinyatakan valid.
Jika r
hitung
r
tabel
, berarti
kuesioner dinyatakan tidak
valid.
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas pada dasarnya adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Untuk mengukur
reliabilitas digunakan rumus Alpha
Cronbach.



Dengan = 5 %, maka :
r
hitung
> r
tabel
berarti item tersebut
dinyatakan reliabel
r
hitung
s r
tabel
berarti item tersebut
dinyatakan tidak reliabel
5. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Salah satu cara untuk menguji
kenormalan adalah adalah
dengan menggunakan uji Sample
Kolmogorov Test terhadap nilai
standar residual hasil persamaan
regresi.
b. Multikolinearitas
Untuk medeteksi adanya
multikolinearitas diadakan
dengan mengadakan uji
Variance Inflation Factor (VIF).
Kriteria pengujian :
VIF 10 ada gejala
multikolinearitas
VIF 10 tidak ada gejala
multikolinearitas
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi
apabila varian dalam model
tidak sama atau tidak konstan.
Pada penelitian ini digunakan
metode Park Gleyser. Gejala
Heteroskedastisitas akan
ditunjukkan oleh koefisien
regresi dari masing-masing
variabel independent terhadap
nilai absolut residunya (), jika
nilai probabilitasnya lebih besar
8

dari alpha (0,05) maka dapat
dipastikan model tidak
mengandung unsur
heteroskedastisitas.
6. Analisis Regresi Berganda
Untuk melihat pengaruh Komunikasi
ke Atas, Komunikasi Mendatar,
Komunikasi ke Bawah (X) terhadap
kepuasan kerja (Y1) dan kinerja
karyawan (Y2) digunakan analisis
regresi linier berganda dengan rumus
sebagai berikut :
Y1 = a1 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Y2 = a1 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y1 = Kepuasan Kerja
Y2 = Kinerja Karyawan
X1 = Komunikasi ke Atas
X2 = Komunikasi Mendatar
X3 = Komunikasi ke Bawah
a = Konstanta
e = Error ( tingkat kesalahan)
b1,b2, dan b3 = nilai koefisien
b1...i
7. Pengujian hipotesis
a. Uji F
Untuk menguji keberartian
pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi mendatar dan
komunikasi ke bawah secara
bersama-sama terhadap
kepuasan kerja karyawan dan
pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi mendatar dan
komunikasi ke bawah secara
bersama-sama terhadap kinerja
karyawan maka dilakukan
perhitungan uji F dengan rumus
sebagai berikut (Supranto, 2001:
300) :
K) )/(n R 1 (
1) /(K R
F
2
2


=

Dengan derajat kebebasan = (k-
1) (n-k) dan tingkat keyakinan =
95% atau = 0,05, perumusan
hipotesis adalah :
H
0
diterima jika nilai F hitung s
F tabel.
H
0
ditolak jika nilai F hitung > F
tabel.
b. Uji t
Untuk mengetahui signifikan
tidaknya pengaruh X terhadap Y
secara parsial, maka digunakan
Uji t sebagai berikut :
bj
j
S
b
t =
Dengan derajat kebebasan (n-k)
dan tingkat keyakinan 95% atau
= 0,05 % maka :
H
o
: bj = 0 : komunikasi ke atas,
komunikasi
mendatar dan
komunikasi ke
bawah secara
parsial tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kepuasan kerja
(Y1) dan kinerja
pegawai (Y2).
H
o
: bj 0 : komunikasi ke atas,
komunikasi
mendatar dan
komunikasi ke
bawah secara
parsial mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kepuasan kerja
(Y1) dan kinerja
pegawai (Y2).
Kriteria pengujian hipotesis
adalah :
H
0
diterima apabila - t
tabel
s t
hitung
s t
tabel.

H
0
ditolak apabila t
hitung
> t
tabel

atau t
hitung
< -t
tabel.

9

HASIL PENELITIAN

1. Uji validitas dan uji reliabilitas
Tabel 1. Hasil pengujian validitas dan
reliabilitas item pada
variabel kinerja karyawan
(Y), komunikasi ke atas (X
1
),
komunikasi ke bawah (X
2
),
komunikasi horisontal (X
3
)
dan kepuasan bawah pada
Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal
Soedirman tahun 2012

Variabel Pertanyaan r hitung r tabel Ket
Kinerja 1 0,687 0,374 Valid
2 0,723 0,374 Valid
3 0,659 0,374 Valid
4 0,709 0,374 Valid
5 0,804 0,374 Valid
6 0,735 0,374 Valid
Reliabilitas 0,808 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,809 0,374 Valid
Ke atas 2 0,619 0,374 Valid
3 0,390 0,374 Valid
4 0,817 0,374 Valid
Reliabilitas 0,607 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,638 0,374 Valid
Ke bawah 2 0,844 0,374 Valid
3 0,599 0,374 Valid
4 0,764 0,374 Valid
5 0,700 0,374 Valid
Reliabilitas 0,756 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,723 0,374 Valid
horisontal 2 0,897 0,374 Valid
3 0,743 0,374 Valid
4 0,443 0,374 Valid
5 0,875 0,374 Valid
Reliabilitas 0,798 0,374 Reliabel
Kepuasan 1 0,460 0,374 Valid
kerja 2 0,465 0,374 Valid
3 0,668 0,374 Valid
4 0,512 0,374 Valid
5 0,696 0,374 Valid
6 0,702 0,374 Valid
7 0,594 0,374 Valid
8 0,614 0,374 Valid
Reliabilitas 0,721 0,374 Reliabel

2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Normalitas
Berdasarkan perhitungan
diketahui nilai Assymp. Sig
sebesar 0,9885 atau nilainya lebih
besar dari alpha (0,05), sehingga
distribusi data pada variabel
tersebut adalah normal, dan bisa
dilanjutkan ke analisis
selanjutnya.
c. Multikolinieritas
Tabel 2. Nilai kolom VIF untuk
pengujian multikolinearitas

No Variabel VIF
1 Komunikasi ke atas 1,7952
2 Komunikasi ke bawah 1,8195
3 Komunikasi horisontal 1,8426
4 Kepuasan kerja 2,9259

Suatu variabel dikatakan
terdapat multikolinearitas apabila
VIF lebih besar dari 5.
Berdasarkan kriteria tersebut,
dengan demikian dari nilai VIF
yang ada dapat dikatakan tidak
terdapat multikolinearitas antar
variabel bebasnya, sehingga
variabel bebas yang digunakan
sebagai prediktor dalam penelitian
ini bersifat independen.
c. Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil
perhitungan diketahui nilai uji t
untuk semua variabel tidak
signifikan, sehingga tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam model
penelitian yang digunakan.
4. Pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kepuasan kerja karyawan
a. Analisis regresi
Berdasarkan perhitungan
analisis regresi linier berganda
diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y = 7,8338 + 0,4634 X
1
+
0,3990 X
2
+ 0,4406 X
3
Konstanta bernilai 7,
Berdasarkan hasil
perhitungan regresi linier
berganda diketahui nilai
koefisien determinasi (R
2
)
sebesar 0,6582 dan hal ini
mempunyai arti bahwa variabel
komunikasi ke atas, komunikasi
10

ke bawah dan komunikasi
horisontal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan sebesar 65,82
persen. Kepuasan kerja
karyawan dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model
regresi sebesar 34,18 persen.
b. Pengujian secara bersama-
sama (uji F)
Berdasarkan perhitungan
uji F yang tertera dalam tabel
sebelumnya diperoleh F hitung
sebesar 49,4309 dan dengan
menggunakan tingkat keyakinan
95% (o=0,05) dan derajat
kebebasan (n-k-1) diperoleh F
tabel sebesar 2,7233. Jadi F
hitung (49,4309) > F tabel
(2,7233) sehingga Ho ditolak.
Penolakan Ho ini berarti
terdapat pengaruh yang berarti
dari variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kepuasan kerja karyawan.
c. Pengujian secara parsial (uji t)
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung variabel
komunikasi ke atas (tX
1
) sebesar
3,6779. Jadi nilai t hitung > t
tabel (3,6779 > 1,9913) hal ini
berarti secara parsial komunikasi
ke atas memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
peningkatan kepuasan kerja
karyawan. Adanya pengaruh
tersebut menunjukkan semakin
baik komunikasi yang terjalin
dari bawahan ke atasan, maka
kepuasan kerja juga akan
semakin. Dengan demikian
hipotesis pertama yang
menyatakan komunikasi ke atas
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan dapat diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan
besarnya nilai t hitung variabel
komunikasi ke bawah (tX
2
)
sebesar 4,7203. Jadi nilai t
hitung > t tabel (4,7203 >
1,9913) hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke bawah
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan
kepuasan kerja karyawan.
Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan semakin baik
komunikasi yang terjalin dari
atasan ke bawahan, maka
kepuasan kerja juga akan
semakin. Dengan demikian
hipotesis kedua yang
menyatakan komunikasi ke
bawah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan dapat diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan
besarnya nilai t hitung
komunikasi horisontal (tX
3
)
sebesar 3,8768. Jadi nilai t
hitung > t tabel (3,8768 >
1,9913) hal ini berarti secara
parsial komunikasi horisontal
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan
kepuasan kerja karyawan.
Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan semakin baik Jadi
komunikasi horisontal, maka
kepuasan kerja akan semakin
11

tinggi. Dengan demikian
hipotesis ketiga yang
menyatakan komunikasi
horizontal memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan dapat
diterima.
5. Pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan
a. Analisis regresi
Berdasarkan perhitungan
analisis regresi linier berganda
diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y = 1,7795 + 0,4469 X
1
+
0,3741 X
2
+ 0,3591 X
3
Berdasarkan hasil
perhitungan regresi linier
berganda diketahui nilai
koefisien determinasi (R
2
)
sebesar 0,6164 dan hal ini
mempunyai arti bahwa variabel
komunikasi ke atas, komunikasi
ke bawah dan komunikasi
horisontal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan sebesar 61,64 persen.
Kinerja karyawan dipengaruhi
oleh variabel lain di luar model
regresi sebesar 38,36 persen.
b. Pengujian secara bersama-
sama (uji F)
Berdasarkan perhitungan
uji F yang tertera dalam tabel
sebelumnya diperoleh F hitung
sebesar 41,2429 dan dengan
menggunakan tingkat keyakinan
95% (o=0,05) dan derajat
kebebasan (n-k-1) diperoleh F
tabel sebesar 2,7233. Jadi F
hitung (41,2429) > F tabel
(2,7233) sehingga Ho ditolak.
Penolakan Ho ini berarti
terdapat pengaruh yang berarti
dari variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan.
c. Pengujian secara parsial (uji t)
Uji t menggambarkan
pengaruh secara parsial dari
variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan karyawan.
Dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95% (o = 0,05) dan
derajat kebebasan (nk1)
diperoleh t tabel sebesar 1,9913,
sedangkan hasil perhitungan
yang dilakukan diketahui nilai t
hitung variabel komunikasi ke
atas (tX
1
) sebesar 3,5737. Jadi
nilai t hitung > t tabel (3,5737 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke atas
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin atasan
bawahan ke atasan maka
semakin baik pula kinerjanya.
Dengan demikian hipotesis
keempat yang menyatakan
komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan dapat
diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung variabel
komunikasi ke bawah (tX
2
)
sebesar 4,4585. Jadi nilai t
hitung > t tabel (4,4585 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke bawah
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin dari
atasan ke bawahan, maka
12

semakin baik pula kinerjanya.
Dengan demikian hipotesis
kelima yang menyatakan
komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan dapat
diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung
komunikasi horisontal (tX
3
)
sebesar 3,1833. Jadi nilai t
hitung > t tabel (3,1833 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi horizontal
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin antar
karyawan, maka semakin baik
pula kinerjanya. Dengan
demikian hipotesis keenam yang
menyatakan komunikasi ke
bawah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan dapat diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Adanya
pengaruh tersebut menunjukkan
bahwa semakin baik komunikasi
yang terjalin atasan bawahan ke atas,
maka semakin tinggi kepuasan yang
mungkin di rasakan karyawan.
2. Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Adanya
pengaruh tersebut menunjukkan
semakin semakin baik komunikasi
dari atasan ke bawahan, maka
semakin tinggi kepuasan yang
mungkin dirasakan karyawan.
3. Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa jalinan
komunikasi antara karyawan yang
baik akan membuat karyawan puas
dalam menjalankan aktivitasnya.
4. Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa baiknya
komunikasi yang terjalin dari
bawaha ke atasan akan mampu
berdampak pada peningkatan
kinerjanya.
5. Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa komunikasi
yang baik antara bawahan ke atasan
akan mampu memberikan dampak
pada peningkatkan kinerja karyawan.
6. Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berarti
baiknya jalinan komunikasi yang
terjalin antar karyawan, maka kinerja
yang mungki dicapai akan semakin
tinggi.

Implikasi

1. Untuk memperbaiki kepuasan kerja,
manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman
hendaknya memperbaiki berbagai
faktor yang berhubungan dengan
kepuasan kerja karyawan. Hal yang
mungkin dilakukan antara lain
dengan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memiliki
kinerja tinggi, memberikan rasa
aman kepada karyawan selama
bekerja baik dengan finansial seperti
penambahan insentif atas maupun
non finansial seperti pengadaan
sarana dan prasarana yang
13

mendukung peningkatan kinerja
seperti diberikan sarana kendaraan
untuk memudahkan karyawan
beraktifitas.
2. Untuk meningkatkan kinerja
karyawan, manajemen pada Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman hendaknya terus berusaha
meningkatkan kinerja karyawan. Hal
yang bisa dilakukan antara lain
dengan meningkatkan profesionalitas
karyawan dengan memberikan
kesempatan bagi karyawan
meningkatkan jenjang pendidikan,
mengikutsertakan karyawan dalam
berbagai diklat yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan
pengetahuan sehingga karyawan
dapat bekerja dengan lebih
profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Baharum, Sharifah 2006. Hubungan
Komunikasi Organisasi dengan
Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja
dan Komitmen Kerja..Skripsi.
Malaysia : UKM.
Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D.,
SpOG. Dkk, 2006, Modul
Pelatihan Keterampilan
Presentasi, Yogyakarta:UGM
Engel, J.F., 2001. Perilaku Konsumen,
Edisi IV. Jakarta. Penerbit
Binarupa Aksara.
Griffin, E. (1997) A First Look at
Communication Theory. 3
rd
.Ed.
Mathis, Robert L dan John H Jackson,
2001.Manajemen Sumber Daya
Manusia. Buku 2 Jilid Pertama.
Jakarta : Salemba Empat
Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, hal 289
Suranto AW, 2006, Komunikasi Efektif
Untuk Mendukung Kinerja
Perkantoran
http://www.google.com/komunika
si/2012)
Swastha, B., 2001. Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi II.
Yogyakarta. Penerbit Liberty
Sembel, Roy PhD, 2005, Bagaimana
Membangun Komunikasi Dua
Arah, http://www.wordpress.com,
diakses 20 Januari 2012)
Sugiyono. 2005. StatistikUntuk
Penelitian. Bandung : CV.
Alfabeta
_________. 2007. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Tan, Alexis. 1981. Mass Communication
Theories and Research. Ohio
Columbus: Grid Publishing Inc,
hal 105

You might also like