Professional Documents
Culture Documents
Perpustakaan
Perencanaan dan
Informatika
Keuangan dan
Kepegawaian
Umum dan Perlengkapan
Staf karyawan lain
Jumlah
81
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Definisi konseptual dan
operasional variabel
a. Variabel Kinerja
Definisi Konseptual
Kinerja Karyawan adalah Suatu
hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan, serta waktu.
(Hasibuan, 2006)
Definisi Operasional
Kinerja Karyawan adalah
kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan , bermutu, dan tepat
mengenai sasarannya. Indikator
yang digunakan untuk mengukur
kinerja karyawan adalah
1) Kejujuran,
2) Inisiatif,
3) Profesionalitas,
4) Kerja sama,
5) Tanggung jawab
6
b. Variabel Kepuasan Kerja
Definisi Konseptual
Kepuasan kerja yaitu keadaan
emosional karyawan dimana
terjadi atau tidak teradi titik
temu antara nilai balas jasa
kerja karyawan dari perusahaan
atau organisasi dengan tingkat
nilai balas jasa yang memang
diinginkan karyawan yang
bersangkutan. (Martoyo, 2000)
Definisi Operasional
Kepuasan kerja Merupakan
persepsi karyawan terhadap
perbandingan nilai balas jasa
yang diberikan perusahaan
dengan balas jasa yang
diinginkan karyawan. Indikator
yang digunakan adalah
a) Rasa kekeluargaan,
b) Rasa saling
menghormati,
c) Rasa saling
mendukung,
d) Rasa bangga,
e) Tanggung jawab,
f) Merasa berharga,
g) Saling menghargai
h) Rasa aman.
c. Variabel komunikasi dalam
organisasi
1) Komunikasi ke atas
Definisi konseptual
Komunikasi ke atas adalah
proses pemberitahuan dari
atasan ke karyawan, yang
dapat berupa rencana-
rencana, instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, saran-
saran, dan sebagainya
(Nitisemito, 1996).
Definisi operasional
Komunikasi ke atas dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari atasan
ke karyawan yang lain
dalam bentuk rencana,
instruksi, petunjuk ataupun
saran. Variabel ini di ukur
dengan 5 (lima) butir
indikator yaitu :
(1) Penyampaian laporan
pada atasan
(2) Penyampaian saran, ide
dan gagasan pada atasan
(3) Permohonan petunjuk
(4) Penyampaian keluhan
b. Komunikasi ke bawah
Definisi konseptual
Menurut Lewis (Muhammad,
2005 : 108) komunikasi
kebawah untuk menyampaikan
tujuan, merubah sikap,
membentuk pendapat,
mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang tinbul karena
salah satu informasi, mencegah
kesalahpahaman karena kurang
informasi dan mempersiapkan
anggota organisasi untuk
menyesuaiakan diri dengan
perubahan.
Definisi operasional
Komunikasi ke bawah dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari atasan ke
karyawan yang lain dalam
bentuk rencana, instruksi,
petunjukan ataupun saran.
Variabel ini di ukur dengan 5
(lima) butir indikator yaitu :
a) Pemberian petunjuk, ngan
dan pengarahan dari atasan
b) Intruksi, perintah dari atasan
c) Pemberian informasi baru
d) Pemberian teguran
e) Pemberian pujian
c. Komunikasi antar karyawan
(mendatar)
Definisi Konseptual
Komunikasi mendatar adalah
proses pemberitahuan dari satu
karyawan ke karyawan lain,
yang dapat berupa rencana-
rencana, imstruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, saran-saran
dan sebagainya (Nitisemito,
1996).
7
(
(
=
2
2
1
1
t
b
k
k
r
o
o
Definisi Operasional
Komunikasi mendatar dapat
didefinisikan sebagai
pemberitahuan dari karyawan ke
karyawan yang lain dalam
bentuk, instruksi, petunjuk
ataupun saran. Variabel ini di
ukur dengan 5 (lima) indikator
yaitu :
a) Komunikasi dan interaksi
dari teman kerja
b) Saling membantu dalam
pekerjaan
c) Pemberitahuan dari bagian
yang lain
d) Pemecahan masalah
bersama
e) Kordinasi tugas.
2. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini
pengukuran variabel menggunakan
Skala Likert yaitu skala. Setiap
pertanyaan dibuka peluang
kemungkinan 5 (lima) jawaban,
masing-masing jawaban mempunyai
nilai skor, dimana :
Jawaban Sangat Setuju skor 5
Jawaban Setuju skor 4
Jawaban Ragu-ragu skor 3
Jawaban Tidak Setuju skor 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju skor 1
3. Uji Validitas
Pengujian validitas tiap butir
digunakan analisis item, dengan
mengkorelasikan skor tiap butir
dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir. Selanjutnya
skor tiap butir dan skor total
dimasukan dalam rumus korelasi
Pearson Product Moment sebagai
berikut (Sugiyono, 2006:155):
( )
( ) | | ( ) | |
2 2
2
2
=
Y Y N X X N
Y X XY N
r
Dengan menggunakan derajat
kebebasan yaitu df = nk-1 dengan n
adalah jumlah sampel penelitian,
sehingga dapat dicari r
tabel.
Jika r
hitung
> r
tabel
, berarti
kuesioner dinyatakan valid.
Jika r
hitung
r
tabel
, berarti
kuesioner dinyatakan tidak
valid.
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas pada dasarnya adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Untuk mengukur
reliabilitas digunakan rumus Alpha
Cronbach.
Dengan = 5 %, maka :
r
hitung
> r
tabel
berarti item tersebut
dinyatakan reliabel
r
hitung
s r
tabel
berarti item tersebut
dinyatakan tidak reliabel
5. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Salah satu cara untuk menguji
kenormalan adalah adalah
dengan menggunakan uji Sample
Kolmogorov Test terhadap nilai
standar residual hasil persamaan
regresi.
b. Multikolinearitas
Untuk medeteksi adanya
multikolinearitas diadakan
dengan mengadakan uji
Variance Inflation Factor (VIF).
Kriteria pengujian :
VIF 10 ada gejala
multikolinearitas
VIF 10 tidak ada gejala
multikolinearitas
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi
apabila varian dalam model
tidak sama atau tidak konstan.
Pada penelitian ini digunakan
metode Park Gleyser. Gejala
Heteroskedastisitas akan
ditunjukkan oleh koefisien
regresi dari masing-masing
variabel independent terhadap
nilai absolut residunya (), jika
nilai probabilitasnya lebih besar
8
dari alpha (0,05) maka dapat
dipastikan model tidak
mengandung unsur
heteroskedastisitas.
6. Analisis Regresi Berganda
Untuk melihat pengaruh Komunikasi
ke Atas, Komunikasi Mendatar,
Komunikasi ke Bawah (X) terhadap
kepuasan kerja (Y1) dan kinerja
karyawan (Y2) digunakan analisis
regresi linier berganda dengan rumus
sebagai berikut :
Y1 = a1 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Y2 = a1 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y1 = Kepuasan Kerja
Y2 = Kinerja Karyawan
X1 = Komunikasi ke Atas
X2 = Komunikasi Mendatar
X3 = Komunikasi ke Bawah
a = Konstanta
e = Error ( tingkat kesalahan)
b1,b2, dan b3 = nilai koefisien
b1...i
7. Pengujian hipotesis
a. Uji F
Untuk menguji keberartian
pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi mendatar dan
komunikasi ke bawah secara
bersama-sama terhadap
kepuasan kerja karyawan dan
pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi mendatar dan
komunikasi ke bawah secara
bersama-sama terhadap kinerja
karyawan maka dilakukan
perhitungan uji F dengan rumus
sebagai berikut (Supranto, 2001:
300) :
K) )/(n R 1 (
1) /(K R
F
2
2
=
Dengan derajat kebebasan = (k-
1) (n-k) dan tingkat keyakinan =
95% atau = 0,05, perumusan
hipotesis adalah :
H
0
diterima jika nilai F hitung s
F tabel.
H
0
ditolak jika nilai F hitung > F
tabel.
b. Uji t
Untuk mengetahui signifikan
tidaknya pengaruh X terhadap Y
secara parsial, maka digunakan
Uji t sebagai berikut :
bj
j
S
b
t =
Dengan derajat kebebasan (n-k)
dan tingkat keyakinan 95% atau
= 0,05 % maka :
H
o
: bj = 0 : komunikasi ke atas,
komunikasi
mendatar dan
komunikasi ke
bawah secara
parsial tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kepuasan kerja
(Y1) dan kinerja
pegawai (Y2).
H
o
: bj 0 : komunikasi ke atas,
komunikasi
mendatar dan
komunikasi ke
bawah secara
parsial mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kepuasan kerja
(Y1) dan kinerja
pegawai (Y2).
Kriteria pengujian hipotesis
adalah :
H
0
diterima apabila - t
tabel
s t
hitung
s t
tabel.
H
0
ditolak apabila t
hitung
> t
tabel
atau t
hitung
< -t
tabel.
9
HASIL PENELITIAN
1. Uji validitas dan uji reliabilitas
Tabel 1. Hasil pengujian validitas dan
reliabilitas item pada
variabel kinerja karyawan
(Y), komunikasi ke atas (X
1
),
komunikasi ke bawah (X
2
),
komunikasi horisontal (X
3
)
dan kepuasan bawah pada
Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal
Soedirman tahun 2012
Variabel Pertanyaan r hitung r tabel Ket
Kinerja 1 0,687 0,374 Valid
2 0,723 0,374 Valid
3 0,659 0,374 Valid
4 0,709 0,374 Valid
5 0,804 0,374 Valid
6 0,735 0,374 Valid
Reliabilitas 0,808 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,809 0,374 Valid
Ke atas 2 0,619 0,374 Valid
3 0,390 0,374 Valid
4 0,817 0,374 Valid
Reliabilitas 0,607 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,638 0,374 Valid
Ke bawah 2 0,844 0,374 Valid
3 0,599 0,374 Valid
4 0,764 0,374 Valid
5 0,700 0,374 Valid
Reliabilitas 0,756 0,374 Reliabel
Komunikasi 1 0,723 0,374 Valid
horisontal 2 0,897 0,374 Valid
3 0,743 0,374 Valid
4 0,443 0,374 Valid
5 0,875 0,374 Valid
Reliabilitas 0,798 0,374 Reliabel
Kepuasan 1 0,460 0,374 Valid
kerja 2 0,465 0,374 Valid
3 0,668 0,374 Valid
4 0,512 0,374 Valid
5 0,696 0,374 Valid
6 0,702 0,374 Valid
7 0,594 0,374 Valid
8 0,614 0,374 Valid
Reliabilitas 0,721 0,374 Reliabel
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Normalitas
Berdasarkan perhitungan
diketahui nilai Assymp. Sig
sebesar 0,9885 atau nilainya lebih
besar dari alpha (0,05), sehingga
distribusi data pada variabel
tersebut adalah normal, dan bisa
dilanjutkan ke analisis
selanjutnya.
c. Multikolinieritas
Tabel 2. Nilai kolom VIF untuk
pengujian multikolinearitas
No Variabel VIF
1 Komunikasi ke atas 1,7952
2 Komunikasi ke bawah 1,8195
3 Komunikasi horisontal 1,8426
4 Kepuasan kerja 2,9259
Suatu variabel dikatakan
terdapat multikolinearitas apabila
VIF lebih besar dari 5.
Berdasarkan kriteria tersebut,
dengan demikian dari nilai VIF
yang ada dapat dikatakan tidak
terdapat multikolinearitas antar
variabel bebasnya, sehingga
variabel bebas yang digunakan
sebagai prediktor dalam penelitian
ini bersifat independen.
c. Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil
perhitungan diketahui nilai uji t
untuk semua variabel tidak
signifikan, sehingga tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam model
penelitian yang digunakan.
4. Pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kepuasan kerja karyawan
a. Analisis regresi
Berdasarkan perhitungan
analisis regresi linier berganda
diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y = 7,8338 + 0,4634 X
1
+
0,3990 X
2
+ 0,4406 X
3
Konstanta bernilai 7,
Berdasarkan hasil
perhitungan regresi linier
berganda diketahui nilai
koefisien determinasi (R
2
)
sebesar 0,6582 dan hal ini
mempunyai arti bahwa variabel
komunikasi ke atas, komunikasi
10
ke bawah dan komunikasi
horisontal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan sebesar 65,82
persen. Kepuasan kerja
karyawan dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model
regresi sebesar 34,18 persen.
b. Pengujian secara bersama-
sama (uji F)
Berdasarkan perhitungan
uji F yang tertera dalam tabel
sebelumnya diperoleh F hitung
sebesar 49,4309 dan dengan
menggunakan tingkat keyakinan
95% (o=0,05) dan derajat
kebebasan (n-k-1) diperoleh F
tabel sebesar 2,7233. Jadi F
hitung (49,4309) > F tabel
(2,7233) sehingga Ho ditolak.
Penolakan Ho ini berarti
terdapat pengaruh yang berarti
dari variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kepuasan kerja karyawan.
c. Pengujian secara parsial (uji t)
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung variabel
komunikasi ke atas (tX
1
) sebesar
3,6779. Jadi nilai t hitung > t
tabel (3,6779 > 1,9913) hal ini
berarti secara parsial komunikasi
ke atas memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
peningkatan kepuasan kerja
karyawan. Adanya pengaruh
tersebut menunjukkan semakin
baik komunikasi yang terjalin
dari bawahan ke atasan, maka
kepuasan kerja juga akan
semakin. Dengan demikian
hipotesis pertama yang
menyatakan komunikasi ke atas
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan dapat diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan
besarnya nilai t hitung variabel
komunikasi ke bawah (tX
2
)
sebesar 4,7203. Jadi nilai t
hitung > t tabel (4,7203 >
1,9913) hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke bawah
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan
kepuasan kerja karyawan.
Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan semakin baik
komunikasi yang terjalin dari
atasan ke bawahan, maka
kepuasan kerja juga akan
semakin. Dengan demikian
hipotesis kedua yang
menyatakan komunikasi ke
bawah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan dapat diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan
besarnya nilai t hitung
komunikasi horisontal (tX
3
)
sebesar 3,8768. Jadi nilai t
hitung > t tabel (3,8768 >
1,9913) hal ini berarti secara
parsial komunikasi horisontal
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan
kepuasan kerja karyawan.
Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan semakin baik Jadi
komunikasi horisontal, maka
kepuasan kerja akan semakin
11
tinggi. Dengan demikian
hipotesis ketiga yang
menyatakan komunikasi
horizontal memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan dapat
diterima.
5. Pengaruh komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan
a. Analisis regresi
Berdasarkan perhitungan
analisis regresi linier berganda
diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y = 1,7795 + 0,4469 X
1
+
0,3741 X
2
+ 0,3591 X
3
Berdasarkan hasil
perhitungan regresi linier
berganda diketahui nilai
koefisien determinasi (R
2
)
sebesar 0,6164 dan hal ini
mempunyai arti bahwa variabel
komunikasi ke atas, komunikasi
ke bawah dan komunikasi
horisontal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan sebesar 61,64 persen.
Kinerja karyawan dipengaruhi
oleh variabel lain di luar model
regresi sebesar 38,36 persen.
b. Pengujian secara bersama-
sama (uji F)
Berdasarkan perhitungan
uji F yang tertera dalam tabel
sebelumnya diperoleh F hitung
sebesar 41,2429 dan dengan
menggunakan tingkat keyakinan
95% (o=0,05) dan derajat
kebebasan (n-k-1) diperoleh F
tabel sebesar 2,7233. Jadi F
hitung (41,2429) > F tabel
(2,7233) sehingga Ho ditolak.
Penolakan Ho ini berarti
terdapat pengaruh yang berarti
dari variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan.
c. Pengujian secara parsial (uji t)
Uji t menggambarkan
pengaruh secara parsial dari
variabel komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah dan
komunikasi horisontal terhadap
kinerja karyawan karyawan.
Dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95% (o = 0,05) dan
derajat kebebasan (nk1)
diperoleh t tabel sebesar 1,9913,
sedangkan hasil perhitungan
yang dilakukan diketahui nilai t
hitung variabel komunikasi ke
atas (tX
1
) sebesar 3,5737. Jadi
nilai t hitung > t tabel (3,5737 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke atas
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin atasan
bawahan ke atasan maka
semakin baik pula kinerjanya.
Dengan demikian hipotesis
keempat yang menyatakan
komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan dapat
diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung variabel
komunikasi ke bawah (tX
2
)
sebesar 4,4585. Jadi nilai t
hitung > t tabel (4,4585 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi ke bawah
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin dari
atasan ke bawahan, maka
12
semakin baik pula kinerjanya.
Dengan demikian hipotesis
kelima yang menyatakan
komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan dapat
diterima.
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95% (o =
0,05) dan derajat kebebasan (n
k1) diperoleh t tabel sebesar
1,9913, sedangkan hasil
perhitungan yang dilakukan
diketahui nilai t hitung
komunikasi horisontal (tX
3
)
sebesar 3,1833. Jadi nilai t
hitung > t tabel (3,1833 >
1,9913), hal ini berarti secara
parsial komunikasi horizontal
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Atau semakin baik
komunikasi yang terjalin antar
karyawan, maka semakin baik
pula kinerjanya. Dengan
demikian hipotesis keenam yang
menyatakan komunikasi ke
bawah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
karyawan dapat diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Adanya
pengaruh tersebut menunjukkan
bahwa semakin baik komunikasi
yang terjalin atasan bawahan ke atas,
maka semakin tinggi kepuasan yang
mungkin di rasakan karyawan.
2. Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Adanya
pengaruh tersebut menunjukkan
semakin semakin baik komunikasi
dari atasan ke bawahan, maka
semakin tinggi kepuasan yang
mungkin dirasakan karyawan.
3. Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa jalinan
komunikasi antara karyawan yang
baik akan membuat karyawan puas
dalam menjalankan aktivitasnya.
4. Komunikasi ke atas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa baiknya
komunikasi yang terjalin dari
bawaha ke atasan akan mampu
berdampak pada peningkatan
kinerjanya.
5. Komunikasi ke bawah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa komunikasi
yang baik antara bawahan ke atasan
akan mampu memberikan dampak
pada peningkatkan kinerja karyawan.
6. Komunikasi mendatar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berarti
baiknya jalinan komunikasi yang
terjalin antar karyawan, maka kinerja
yang mungki dicapai akan semakin
tinggi.
Implikasi
1. Untuk memperbaiki kepuasan kerja,
manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman
hendaknya memperbaiki berbagai
faktor yang berhubungan dengan
kepuasan kerja karyawan. Hal yang
mungkin dilakukan antara lain
dengan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memiliki
kinerja tinggi, memberikan rasa
aman kepada karyawan selama
bekerja baik dengan finansial seperti
penambahan insentif atas maupun
non finansial seperti pengadaan
sarana dan prasarana yang
13
mendukung peningkatan kinerja
seperti diberikan sarana kendaraan
untuk memudahkan karyawan
beraktifitas.
2. Untuk meningkatkan kinerja
karyawan, manajemen pada Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman hendaknya terus berusaha
meningkatkan kinerja karyawan. Hal
yang bisa dilakukan antara lain
dengan meningkatkan profesionalitas
karyawan dengan memberikan
kesempatan bagi karyawan
meningkatkan jenjang pendidikan,
mengikutsertakan karyawan dalam
berbagai diklat yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan
pengetahuan sehingga karyawan
dapat bekerja dengan lebih
profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Baharum, Sharifah 2006. Hubungan
Komunikasi Organisasi dengan
Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja
dan Komitmen Kerja..Skripsi.
Malaysia : UKM.
Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D.,
SpOG. Dkk, 2006, Modul
Pelatihan Keterampilan
Presentasi, Yogyakarta:UGM
Engel, J.F., 2001. Perilaku Konsumen,
Edisi IV. Jakarta. Penerbit
Binarupa Aksara.
Griffin, E. (1997) A First Look at
Communication Theory. 3
rd
.Ed.
Mathis, Robert L dan John H Jackson,
2001.Manajemen Sumber Daya
Manusia. Buku 2 Jilid Pertama.
Jakarta : Salemba Empat
Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, hal 289
Suranto AW, 2006, Komunikasi Efektif
Untuk Mendukung Kinerja
Perkantoran
http://www.google.com/komunika
si/2012)
Swastha, B., 2001. Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi II.
Yogyakarta. Penerbit Liberty
Sembel, Roy PhD, 2005, Bagaimana
Membangun Komunikasi Dua
Arah, http://www.wordpress.com,
diakses 20 Januari 2012)
Sugiyono. 2005. StatistikUntuk
Penelitian. Bandung : CV.
Alfabeta
_________. 2007. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Tan, Alexis. 1981. Mass Communication
Theories and Research. Ohio
Columbus: Grid Publishing Inc,
hal 105