You are on page 1of 22

Bunga Canna

Friday, September 2, 2011

Bunga canna (bunga tasbih) merupakan bunga yang memiliki pesona keindahan luar biasa. Tanaman bunga ini tumbuh liar di hutan dan pegunungan dari ketinggian 1.000 diatas permukaan laut. Karena keindahannya bunga ini dijadikan bunga hias taman oleh masyarakat dan para kolektor bunga. Tanaman bunga canna dapat tumbuh mencapai tinggi 2 meter dari permukaan tanah. Daunnya besar dan lebar memiliki warna-warna cerah seperti warna merah dan kuning. Buah yang dihasilkan berupa buah kendaga yang berbiji banyak dan berbentuk bulat. Bunga canna membutuhkan sinar matahari yang cukup dan tanah lembab serta basah. Di Indonesia bunga canna ada yang dapat tumbuh didalam air sebagai penghias kolam. Tumbuhan canna yang terdapat di Australia sangat tahan terhadap cuaca panas tetapi tidak tahan terhadap cuaca yang sangat dingin. Siput adalah salah satu hama yang menyebabkan bunga ini mati. Hewan siput sangat menyukai daun canna yang rasanya manis. Selain digunakan sebagai tanaman bunga hias, canna juga bisa digunakan untuk obat-obatan alami. Khasiat dari bunga ini dapat menurun panas, hipertensi, disentri, keputihan, sakit kuning, batuk darah, luka berdarah, radang kulit bernanah, jerawat serta haid yang berlebihan.

Morfologi tumbuhan (rumus dan diagram bunga) Contoh laporan praktikum morfologi tumbuhan :

Topik : Rumus dan Diagram Bunga Tujuan : Untuk membuat rumus bunga dan diagram bunga Hari/ tanggal : Tempat : I. ALAT DAN BAHAN Alat alat yang digunakan pada praktikum ini : 1. Baki/ nampan 2. Cutter/ silet 3. Alat tulis (penggaris, jangka, pensil, kertas) Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini : 1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 2. Bunga Tasbih (Canna sp) 3. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.) 4. Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis) 5. Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.) 6. Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris) II. CARA KERJA

1. Mempersiapkan semua alat dan bahan 2. Membuat rumus bunga dan diagram bunga dari bahan - bahan yang tersedia. III. TEORI DASAR

Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunga. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
Diagram Bunga Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang - penampang melintang daun - daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian - bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tesebut. Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (Iaxillaries atau terminalis) dan bagian - bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan seharusnya).

Rumus Bunga
Lambang - lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat - sifat bunga bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf - huruf merupakan singkatan dari bagian - bagiannya, sedangkan angka menyatakan

jumlah masing - masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukan hal - hal sebagai berikut :
a. Kelopak (Calyx) dinyatakan dengan huruf K b. Mahkota atau tajuk (Corolla) dinyatakan dengan huruf C c. Benang sari (Androecium) dinyatakan dengan huruf A, d. Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G Jika antara kelopak bunga dan mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (Perigonium). Penulisan rumus bunga, dibelakang huruf - huruf tersebut ditaruhkan angka -angka yang menyatakan jumlah bagian bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka dari suatu bagian bunga diberikan tanda koma (,).

Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambah kan simetris dari bunga, biasanya diberikan dua macam tanda simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak dan tanda () untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga, dipakai lambang ( ), untuk bunga jantan dipakai lambang ( ), dan bunga betina dipakai lambang ( ). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau dibawah) angka yang menunjukan jumlah putik, sesuai keduduknnya. IV. HASIL PENGAMATAN V. ANALISA DATA
1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Bunga sepatu termasuk bangsa malvales, mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya columna, yaitu bagian bunga yang terdiri dari pelekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama sama dengan

benang benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bunga sepatu memiliki rumus bunga K (7 + (5)) + 6, C5, A(), G5. Artinya bunga sepatu merupakan bunga banci, yaitu pada bunganya terdapat puitk dan benang sari. Bersimetri 1, dan mempunyai 5 buah kelopak utama yang saling berlekatan dan dilengkap dengan daun pelindung / kelopak tambahan sebanyak 6 buah yang tidak saling berlekatan, 5 buah mahkota bunga yang juga tidak berlekatan. Bengan sarinya sangat banyak dan saling berlekatan. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Malvales Familia : Malvaceae Genus : Hibiscus Species : Hibiscus rosa-sinensis L. 2. Bunga Tasbih (Canna sp) Bunga tasbih merupakan karangan bunga yang kerap kali bercabang, bunga dalam bulir atau tandan. Tangkai pendek, kelopak daun tidak sama. Kerap kali berwarna serupa mahkota, panjang antara 1 15 cm. Bunga tasbih adalah bunga banci, bunganya tidak simetris, mempunyai daun kelopak yang terpisah, daun mahkota ada 3 yang juga terpisah. Benang sari ada 3 dengan bakal buah yang tenggelam. Rumus bunga tasbih adalah K3, C3, A5, G1. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida Ordo : Zingiberales Familia : Cannaceae Genus : Canna Species : Canna indica 3. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.) Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada ranting alamanda diketahui bahwa alamanda mempunyai rumus bunga K5, C5, A5, G1, A1. Artinya bunga alamanda adalah bunga banci, bersimetri 1, memiliki 5 buah kelopak yang tidak berlekatan, dan memiliki banyak benang sari yang berlekatan satu sama lain dan seluruhnya berlekatan lagi dengan 5 buah daun mahkotanya, pada bunga ini putiknya hanya ada satu dan tidak berlekatan. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Apocynales Familia : Apocynaceae Genus : Allamanda Species : Allamanda cathartica L. 4. Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis Willd.) Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga kertas (Bougenvile) terletak diujung, namun ada pula yang terletak diketiak daun. Bunga ini daun pemikatnya ditempeli oleh satu bunga tabung

untuk setiap satu daun pemikat. Rumus bunganya adalah K(5), C(5), A7, G1, artinya bunga kertas merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah mahkota yang saling berlekatan dengan benang sari yang tak terhingga/ banyak dan 1 buah putik yang tidak berlekatan. Tanaman ini merupakan tumbuhan liana yang kokoh dan menjauhi batang. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Familia : Phytolaccaceae Genus : Bougenvilia Species : Bougenvilia spectabilis Willd. 5. Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.) Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga teratai mempunyai rumus bunga P(4 + 4 + 8 + 8 + 8 + 8), A, G1. Artinya bunga teratai merupakan bunga jantan (hanya memiliki benang sari) yang bersimetri 1, seta memiliki benang sari yang sangat banyak/ tak terhingga. Tenda bunga berwarna putih. Bentuk tenda bunga yaitu jorong, tidak saling berlekatan satu sama lain, dan terletak berseling. Memiliki banyak benang sari yang terkumpul berbentuk pipih, terletak disebelah dalam tenda bunga. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida

Ordo : Nymphaeales Familia : Nymphaeaceae Genus : Nymphaea Species : Nymphaea lotus L. 6. Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris) Bunga ini termasuk bunga majemuk berkelamin dua, zygomorf, mempunyai benang sari dan kepala putik yang terletak pada suatu kotak dan pada tenda bunga mempunyai serupa tajuk dan warnanya bermacam macam. Seperti warna tajuk bunga. Bunganya banyak terdapat pada setiap tangkai dan berbentuk seperti kalajengking. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai rumus bunga P5, A1, G1. Artinya bunga ini merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah daun tenda bunga yang tidak berlekatan, 2 buah benang sari dan 2 buah putik yang juga tidak saling berlekatan. Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Liliopsida Ordo : Orchidales Familia : Orchidaceae Genus : Arahnis Species : Arahnis flos-aeris IV. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan pada tiap tiap bunga, diketahui bahwa rumus bunga :

1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) : K (7 + (5)) + 6, C5, A(), G5 2. Bunga Tasbih (Canna sp) : K3, C3, A5, G1 3. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L) :K5, C5, A5, G1. 4. Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis) : K(5), C(5), A7, G1 5. Bunga Teratai (Nymphaea lotus L) : P(4 + 4 + 8 + 8 + 8 + 8) 6. Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris) : P5, A1, G1.

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN I

BAGIAN BUNGA, RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA

Dosen Pembimbing: Evika Sandi Savitri, M.P Oleh: Agus hermawan (08620053)

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Meskipun struktur dan ontogeni bunga telah banyak diteliti, hingga saat ini para ahli belum sepakat mengenai konsep bunga. Salah satu sebab adalah kurangnya informasi mengenai fosil bunga. Teori yang biasa dianut mengganggap bahwa bunga adalah homolog dengan pucuk vegetatif, dan daun bunga homolog dengan daun hijau (phyllom). Konsep yang juga dianut, yakni bahwa macam daun yang ditemukan pada paku, Gymnospermae dan Angiospermae, yang berkembang dari sistem cabang, telah memunculkan dugaan bahwa, dalam suatu evolusi paralel antara daun dan bagian bunga, pemisahan antara keduanya telah terjadi sebelum bentuk daun muncul.

Pada praktikum kali ini akan dibahas sedikit banyak mengenai bagian-bagian bunga, rumus bunga, dan diagram bunga pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinenis L.), bunga kana (Canna hybryda L.), bunga bougenville (Bougenvillea spectabilis Willd.) dan bunga kembang merak (Caesalpinnia pulcherrima Swartz.) .hal ini untuk memacu kita dalam mempelajari bagian-bagian bunga lebih dalam lagi. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui dan mengenal bermacam-macam susunan bagian bunga, rumus bunga, dan diagram bunga. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bagian-Bagian Bunga Bunga pada umumnya mempunyai bagian berikut (Tjitrosoepomo, 2007: 142144): a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran. c. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran: 1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sam lain, dapat pula terpisah-pisah. 2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas

sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak. Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 144). d. Alat-alat kalamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran, ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun, masih dapt terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.), yang benang sarinya yang mandul berbentuk lambaran-lembaran menyerupai daundaun mahkota. e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau bebarapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir. Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam (Tjitrosoepomo, 2007: 144): 1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lima lingkaran dikatakan pentrasiklik. 2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis). Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk dan rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula (Tjitrosoepomo, 2007: 144). 2.2 Kelamin Bunga

Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru (Steenis Van, 2006: 91). Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007: 146): a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum melongena L.) ditunjukkan dengan lambang . b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salh satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam: 1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan lambang . 2. Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dalam lambang . c. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (Hellianthus annuus L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 146). 2.3 Simetri Pada Bunga Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagianbagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi maenjadi dua begian, sedemikian rupa, sehingga kedua begian itu saling menutupi. Jadi seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris. Dapat pula dikatakan bidang pemisah tadi merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi, dinamakan bidang simetri (Tjitrosoepomo, 2007: 148). Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang (Tjitrosoepomo, 2007: 149).:

a. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.). b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang (anak panah). c. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain yang sesuku (Cruciferae). d. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya pada bunga lili gereja (Lilium longiflorum Thunb.). bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan lambang * (bintang) (Tjitrosoepomo,2007). 2.4 Letak Daun-Daun Dalam Kuncup Baik dalam kuncup daun maupun dalam kuncup bunga, bagian-bagiannya yang berupa daun-daun itu terletak sedemikian rupa, hingga bagian tumbuhan yang bersangkutan dapat dijadikan tanda pengenal. Mengenai daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu (Hidayat, 1995: 222). a. Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio) b. Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aesvatio) 2.5 Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus) Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi dinamakan, bagian dasar bunga tadi diberi nama berbeda-beda (Loveless, 1987: 154). a. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti terdapat pada bunga anyrlir (Dianthus caryphyllus L.) b. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum), bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan menjadi tempay dudknya benang sari, misalnya pada bunga maman (Gynandropis pentaphylla D. C.) c. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), sutu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat (Loveless, 1987: 156).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan

No Gambar pengamatan Gambar Literatur 1 Bunga Merak www.tropica.com. (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)

Keterangan Diagram 1. Bunga 9. majemuk 2. Bunga lengkap 3. Pada ujung batang 4. Simetris 5. Kelopak, mahkota, benang sari, Putik 6. kerucut 7. K5, C4, A10 + G1 8. Kelopak : 5 Mahkota: 4 benang sari: 10

Bougenvil (Bougenvillea spectabillis)

Putik: 1 www.tropica.com 1. Bunga 9. majemuk 2. Bunga lengkap 3. Di ketiak 4. Bersimetris banyak 5. Kelopak, mahkota, Putik, benang sari, 6. kerucut 7. K3, C3, A8, G0 8. Kelopak: 3 Mahkota: 3 Benang sari: 8 Putik: 0 www.tropica.com 1. Bunga 9. tunggal 2. Bunga lengkap 3. Ujung 4. Simetris 5. Kelopak, mahkota, benang sari, Putik 6. kerucut 7. K5, C(5), A30, + G5 8. Kelopak: 5 Mahkota: 5 Benang sari: 30 Putik: 5

Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinenesis)

Keterangan: 1. Jenis bunga 2. Termasuk bunga lengkap atau tidak lengkap 3. Letak bunga 4. Bunga tersebut termasuk simetris atau asimetris 5. Bagian-bagian bunga 6. Dasar bunga 7. Rumus bunga 8. Jumlah bagian-bagian bunga 9. Diagram bunga 3.2 Pembahasan 3.2.1 Bunga tasbih /kana (Canna hybrida L.) Pada bunga pertama dari bahan yang diamati pada praktikum ini didapatkan bahwa bunga bougenville memiliki bagian-bagian bunga seperti kelopak (kalyx) berjumlah 3, mahkota (corolla) berjumlah 3, benang sari (androseum) berjumlah 4,5 yang terdapat dua ruangan (1/2 locus) yang dikenal masih primitif, jumlah 4,5 itu merupakan benangsari yang masih steril dan fertil, merupakan modifikasi dari bunga yang disebut dengan stamenadium yamg terpetaloid dan putik (gynaesium) berjumlah 3, yang melekat pada kelopak yang karena kecantikan pada kelopak tersebut maka kelopak tersebut dinamakan sebagai daun pemikat. Dasar bunganya tenggelam (inferus) serta letak bunga berada di ujung bunga. Merupakan pula bunga yang majemuk, bunga lengkap dan sempurna karena memiliki benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina , serta memiliki 1 bidang simetri. Tumbuhnya bunga ini pada ujung batang atau disebut flos terminalis. Pada bunga kana ini daun-daun kelopaknya mempunyai sifat berlekatan (gamosepalus), yang termasuk dalam berlekatan yang berbagi (partitus) yaitu, jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak. Rumus bunga : K3 C3 A4 + G(3) Diagram bunga : 3.2.2 Bunga sepatu (Hibiscus rosa- sinensis) Bunga ini sangat kita kenal, dengan warnanya merah. Bunga ini ditemukan pada tumbuhan dimana banyak bunga pada ketiak daunnya (flos lateralis), dan bungabunganya terpencar (flos sparsa), tetapi bunga ini bukan termasuk bunga majemuk karena tidak ada cabang yang mendukung bunga tersebut (pedicellus), termasuk tumbuhan yang banyak bunganya (flos multiflora).

Pada bunga kedua dari bahan yang diamati pada praktikum ini didapatkan bahwa bunga bougenville memiliki bagian-bagian bunga seperti kelopak (kalyx) berjumlah 5, mahkota (corolla) berjumlah 5, benang sari (androseum) berjumlah 30, benang sari berbekas satu/ benang sari bertukal satu (monadelphus) Dasar bunganya tenggelam (inferus) serta letak bunga berada di ujung bunga (flos terminalis) ada juga yang terletak pada ketiak bunga.. Merupakan bunga yang majemuk, bunga lengkap dan sempurna karena memiliki benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina , serta memiliki 1 bidang simetri. Bagian-bagian yang ditemukan pada bunga ini adalah mahkota bunga dengan warna merah, kepala sari dan putik,dengan adanya kelopak (kalyx), dan juga ada kelopak tambahannya (epycalic), kelopak tambahan terdapat dibawah kelopak sesungguhnya, kedua kelopak ini berwarna hijau, dasar bunga (receptaculum) tertutup dengan kelopak. Dari bagian-bagian yang ditemukan ini termasuk bunga lengkap (flos complectus) karena kedua hiasan bunganya ada yaitu kelopak dan mahkota, dan juga terdapat benang sari dan putiknya. Kelopak yang berlekatan termasuk dalam kelompok kelopakyang berbagi (partitus), yaitu jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancungpancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak. Rumus bunga: K5 C(5) A30 + G5. Diagram bunga:

3.2.3 Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.) Bunga yang kami amati ini ditemukan ciri-ciri sebagai berikut, letaknya bunga ini berada di ujung batang dalam istilahnya disebut (flos terminalis), bunga ini berkumpul membentuk satu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam, bunga ini dinamakan bunga majemuk (anthotaxis), rangkaian bunga ini tak berbatas maksudnya dalam literatur karangan gembong, dalam buku yang berjudul morfologi tumbuhan bahwa bunga majemuk ini tangkainya dapat tumbuh terus menerus, dengan cabang yang bisa bercabang lagi, susunannya semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai, atau disebut dengan acropetal.

Ciri lain yang ditemukan adalah bunganya bertangkai nyata duduk langsung pada ibu tangkainya, dalam buku morfologi tumbuhan karangan Gembong (2003) dapat juga dikatakan ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, ciri seperti ini dalam literatur disebut bentuk tandan (racemus). Dalam jumlah stamen, bunga merak digolongkan dalam jumlah stamen 2 kali lipat jumlah daun tajuknya. Dalam duduknya benang sari terhadap daun-daun tajuk tergolong diplostemon (diplostemous), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk. Memiliki kelopak yang berlekatan yang termasuk bercangap (fissus) yaitu jika bagian yang berlekatan kira-kira meliputi separoh panjangnya kelopak. Jadi pancung-pancungnya kira-kira juga separohnya dan dasar bunganya menompang. Tumbuhnya bunga ini pada ujung batang atau disebut flos terminalis. Bagianbagian yang ditemukan pada bunga ini adalah mahkota bunga berjumlah 5, benang sari berjumlah 10 dan putik berjumlah 5, pedicellus, pedunculus. kelopak dan mahkota bunganya sama bentuknya maka menurut literature dalam Gembong bunga ini mempunyai tenda bunga (perigonium), bunga yang demikian ini dianggap bunga yang tidak lengkap (flos incomplectus), karena bentuk mahkota dan kelopaknya tidak bisa dibedakan. Rumus bunga: : K5 C5 A10 + G5. Diagram bunga: 3.2.4 Bunga Bougenville (Bougevillea spectabilis Willd.) Pada bunga yang keempat dari bahan yang diamati pada praktikum ini didapatkan bahwa bunga bougenville memiliki bagian-bagian bunga seperti kelopak (kalyx) berjumlah 4, mahkota (corolla) berjumlah 3, benang sari (androseum) berjumlah 12 dan putik (gynaesium) berjumlah 3, yang melekat pada kelopak yang karena kecantikan pada kelopak tersebut maka kelopak tersebut dinamakan sebagai daun pemikat. Dasar bunganya tenggelam (inferus) serta letak bunga berada di ujung bunga. Merupakan pula bunga yang majemuk, bunga lengkap dan sempurna karena memiliki benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina , serta memiliki 1 bidang simetri. Tumbuhnya bunga ini pada ujung batang atau disebut flos terminalis. Daun pemikat terdapat pula pada bagian bunga tumbuhan, hanya saja tidak selalu berasal dari daun kelopak. Pada setiap kelompok bunga selalu terrdapat 3 bunga, masing-masing dengan satu daun pemikat yang berkumpul menjadi satu kelompok. Seakan-akan hanya merupakan satu bunga saja, dan warna daun pemikat inilah yang menyebabkan orang banyak menanam bougenville sebagai tanaman hias. Daun pemikat merupakan metamorfosis dari daun pelindung, bukan merupakan metamorfosis dari daun kelopak. Rumus bunga : K4 C3A12 G3

Diagram bunga :

BAB IV KESIMPULAN Dari pengamatan yang telah dilakukan didukung adanya literatur dapat disimpulkan bahwa bunga-bunga yang telah diamati mempunyai sifat-sifat seperti berikut :
1. Bunga kana (Canna hybrida) memiliki 1 bidang

simetri, termasuk bunga banci (hermaphroditus), bunga lengkap. Bagian-bagiannya: kelopak (kalyx) ada 3, mahkota (corolla) yang tidak berlekatan jumlah 3, staminadium yang terpetaloid (androsium) ada 4 ,putik (genosium) jumlah 3, dasar bunga tenggelam (inferus). Rumus bunga: K3 C3 A4 + G(3). 2. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) memiliki 1 bidang simetri, termasuk bunga banci (hermaphroditus). Bagian-bagiannya: kelopak (kalyx) jumlahnya 5, mahkota (corolla) berjumlah 5, benang sari (androsium) ada 30, putik (genosium) berjumlah 5, dasar bunga tenggelam (inferus). Kelopak tambahan ada 7. Letak bunga diujung. Rumus bunga: K5 C(5) A30 + G5.
1. Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) memiliki 1 bidang

simetri, termasuk bunga banci (hermaphroditus). Bagian-bagiannya : kelopak (kalyx) yang berikatan jumlahnya ada 5, mahkota (corolla) berjumlah 5, benang sari (androsium) ada 10, putik (genosium) berjumlah 1. Letak bunga di ujung. Duduknya benang sari terhadap daun-daun tajuk adalah diplostemon. Rumus bunga: K5 C5 A10 + G1 2. Bunga bougenvil (Bougenvillea spectabilis Willd.), memiliki 1 bidang simetri, termasuk bunga banci (hermaphroditus). Bagian-bagiannya : kelopak (kalyx) jumlahnya 3, mahkota (corolla) berjumlah 4, stamen berjumlah 12, putik (genosium) berjumlah 3, dasar bunga tenggelam (inferus). Letak bunga di ujung. Duduknya benang sari terhadap daundaun tajuk adalah diplostemon. Rumus bunga: K3 C4 A12 G3.

Artikel ini tidak memiliki paragraf pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. Artikel ini harus didahului dengan kalimat pembuka: Bunga tasbih adalah ........
Tolong bantu Wikipedia untuk mengembangkannya dengan menulis bagian atau paragraf pembuka yang informatif sehingga pembaca awam mengerti apa yang dimaksud dengan

"Bunga tasbih".
?

Kana

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Zingiberals Famili: Cannaceae Genus: Canna Tanaman ini tergolong tanaman luar dengan nama latin Canna lily. Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan dan pegunungan walau tak jarang dijadikan tanaman hias di pekarangan dan taman kota, karena memiliki bunga yang mempesona. Dan teryata dibalik pesona aneka warnanya bunga kana memiliki daya penyembuhan yang luarrr biasa. Bunga kana atau bunga tasbeh berasal dari daerah tropis benua Amerika. Tumbuhan ini mampu hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini tumbuh besar, tegak, dengan tinggi mencapai dua meter. Tanaman ini memiliki rimpang tebal menyerupai ubi. Daunnya besar dan lebar, menyirip jelas. Warnanya hijau atau merah tengguli. Bunganya besar dengan warna-warna cerah, seperti merah, merah muda, dan kuning yang tersusun dalam bentuk tandan. Untuk memperbanyak Kana, kita cukup mencabut gerombolan Kana (mereka tumbuhnya suka bergerombol), kemudian pisahkan bonggolnya dan kita bisa langsung tanam ditempat yang baru. Biasanya rendam dulu dua atau tiga hari di ember yang kuisi air hingga mencapai batasan diatas umbinya (rhizomes), baru kupindahkan . Bunga Kana menyukai sinar matahari dan tanah yang lembab kearah basah. Di Indonesia, bahkan aku melihat Kana ditanam sebagai tanaman air didalam kolam. Kana di Australia tahan terhadap udara panas yang kadang kadang cukup ekstrim, tetapi tidak menyukai udara dingin sama sekali. Juga siput (snail) adalah musuh utama Kana karena mereka suka memakan daunnya. Keindahan bunga Canna ini telah membawa kepada banyak jenis kacukan atau hybrids dan kultivar yang amat susah hendak menentukan nama atau spesiesnya.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Manfaat 2 Nama Lokal 3 Prana luar 4 External links

[sunting] Manfaat
Tanaman ini di Australia dikenal sebagai penghasil tepung. Rasa rimpang yang manis dan bersifat sejuk menjadikan umbinya sebagai penyejuk, pereda demam, peluruh kencing, penenang dan menurunkan tekanan darah. Sedangkan bunganya bersifat hemostatis. Sedangkan daunnya mengandung tannin dan sulfur. Dan menurut Yellia Mangan seorang herbalis di Jakarta rimpang bunga tasbeh ini lebih baik dari pada daun sirih untuk menghilangkan keputihan.

[sunting] Nama Lokal


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. hosbe (Batak) ganyong hutan (Melayu) ganyong wana, g. alas, sebe, sebeh, tasbeh, ganyol leuweung (Sunda) kembang gedang, puspa midra, p. nyidra (Jawa) tasbhi (Madura) milu-milu (Bali) kela, kontas, tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa) bunga tasebe (Makasar & Bugis) tasupe (Ternate).

You might also like