Professional Documents
Culture Documents
HATI MANUSIA
HEPAR
ANATOMI HEPAR
Kelenjar terbesar dalam tubuh manusia Terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan Beratnya 1200 1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen.
Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma
Macam-macam ligamennya:
1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan terletak di antara umbilicus dan diafragma. 2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah lig. falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v. umbilicalis yg telah menetap. 3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis :Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior kika dan Lig coronaria posterior ki-ka : Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar. 5. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Secara anatomis
Organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga 4/5 tepat di bawah aerola mammae.
FISIOLOGI HEPAR
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh Merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah
FUNGSI HEPAR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sebagai metabolisme karbohidrat Sebagai metabolisme lemak Sebagai metabolisme protein Fungsi hati berhubungan dengan pembekuan darah Sebagai metabolisme vitamin Sebagai detoksikasi Sebagai fagositosis dan imunitas Fungsi hemodinamik
1. METABOLISME KARBOHIDRAT
Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh sel pankreas menghasilkan hormon glukagon yang merangsang sel hati membebaskan glukosa dari glikogen sehingga kadar gula darah kembali normal.
Sebaliknya oleh sesuatu hal (makanan) kadar gula darah naik, maka sel pankreas menghasilkan insulin berperan meningkatkan pengambilan glukosa dari darah ke dalam sel hati dan sel lainnya, sehingga kadar glukosa darah kembali ke normal.
GLIKOGENESIS
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal menjadi Glu-6-P (Posforilasi):
Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah sedangkan pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin. Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan otot (5-8 % dari seluruh sel). Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan adiposa (lemak) terutama di peritoneum.
GLIKOLISIS
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi asam piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu: 1. Jalur Embden Meyerhof 2. Heksosamonoposfat shunt
GLIKOGENOLYSIS
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga, bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa darah menjadi 60 mg/100ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses glikogenolysis. Glikogenolysis dirangsang oleh hormon glukagon dan adrenalin.
GLUKONEOGENESIS
Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's. Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut glukoneogenesis.
Hati (hepar/liver)
Merupakan organ homeostatik yang berperan penting dalam menjaga kadar gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi serasi dan seimbang (homeostasis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk lewat vena porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat
2. Pankreas
Merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin maupun endokrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau Langerhans tersusun atas sel dan sel yang berperan menghasilkan hormon yang mengontrol metabolisme karbohidrat yaitu: 1) Glukagon, disekresikan oleh sel (alfa) pankreas, berperan sebagai faktor hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah. Karena glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin.
2) Insulin, disekresikan oleh sel (beta) pankreas, merupakan faktor hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
3. Medulla adrenal
Medulla adrenal tersusun atas sel kromafin yang berperan menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau disebut juga katekolamin. Sekresi epinefrin dirangsang oleh saraf simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam laktat karena merangsang glikogenolisis pada hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik
Pada metabolisme lemak, epinefrin merangsang lipolisis pada jaringan adiposum dan akan meningkatkan kadar asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Epinefrin juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otot skelet dan vasokonstriksi pembuluh darah splanchnik dan sirkulasi kulit. Hal ini menyebabkan shunt glukosa dan FFA ke dalam otot sehingga memungkinkan terjadinya proses oksidasi.
Epinefrin juga mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga aliran darah pada otot menjadi semakin cepat sehingga total konsumsi oksigen meningkat sampai 30%. Misalnya pada pelari maraton, epinefrin akan mempengaruhi kerja jantung dan sirkulasi, sehingga meningkatkan jumlah denyut jantung dan tekanan darah dengan mengubah diameter arteriole akibatnya darah dari viscera akan berpindah ke kulit dan otot, sehingga metabolisme di otot meningkat.
Mekanismenya sbb.:
1) Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui mekanisme glikogenolisis di hati 2) Sekresi insulin dihambat 3) Penurunan kadar gula darah secara langsung merangsang saraf sympatis yang menginervasi medulla adrenal untuk mensekresikan epinefrin 4) Epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga meningkatkan kadar gula darah kemudian glukosa-6-posfat 5) Apabila kebutuhan glukosa telah tercukupi, maka akan terjadi hiperglikemi, kemudian akan terjadi glikogenesis, sekresi insulin meningkat dan sekresi epinefrin dihambat.
2. METABOLISME LEMAK
Metabolisme Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting dalam proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol). - Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol. - Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester.
Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol.
FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica
2. Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis menjadi TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol, posfolipid, dan protein menjadi very low density lipoprotein (VLDL).
Fungsi VLDL
Mengangkut (transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk intermedier density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA berubah menjadi IDL.
IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan asam lemak kemudian berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk sintesis membran sel dan hormon steroid IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL.
Kandungan kolesterol ester: LDL (46 %), IDL (25 %), VLDL dan HDL (16 %), Kilomikron (3 %). Kandungan kolesterol bebas: LDL (7 %), IDL (5 %), VLDL dan HDL (4 %), Kilomikron (2 %).
Sel-sel hati dan kebanyakan jaringan memiliki reseptor LDL yang terdapat pada membran sel yang berperan menangkap LDL kemudian LDL secara endositosis masuk ke dalam sel tersebut. Reseptor tersebut mengenali komponen apoprotein B-100 dari LDL. Jika LDL banyak, maka LDL juga diambil oleh makrofag (MQ), sehingga MQ penuh dengan kolesterol membentuk sel busa (foam sel), hal ini biasanya terjadi pada lesi atherosklerotik.
IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL. Peran utama HDL adalah pertukaran kolesterol dan esterifikasi HDL lewat LCAT kolesterol ester yang ditransfer ke IDL dan kembali lagi ke LDL. Kontrol umpan balik kolesterol LDL reseptor LDL endositosis reseptor LDL turun (dibebaskan).
Metabolisme FFA
FFA dibawa ke hati dan jaringan lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke jaringan dalam bentuk VLDL. FFA juga disintesis di depot lemak dimana ia disimpan. FFA di plasma berikatan dengan albumin. FFA merupakan sumber energi utama bagi berbagai organ terutama jantung dan kemungkinan juga otak. Oksidasi FFA akan menghasilkan energi, panas, CO2 , dan H2O
Benda Keton
Perubahan asam lemak menjadi energi akan menghasilkan benda keton yang terdiri atas: 1. Asetoasetat 2. -hidroksi butirat, dan 3. Aseton.
Jika perombakan lemak menjadi benda keton meningkat, maka akan menimbulkan ketosis yaitu menumpuknya benda keton dalam darah. Biasanya hal ini terjadi pada orang kelaparan atau mogok makan terlalu lama. Jika pemasukan asetil Co-A ke siklus Krebs menurun karena penurunan suplai produk metabolisme glukosa atau suplai asetil Co-A meningkat, maka asetil Co-A terakumulasi sehingga menyebabkan benda keton meningkat di hati, sirkulasi, dan kemudian akan terjadi ketosis. Tiga kondisi yang menyebabkan suplai glukosa intraseluler berkurang yaitu puasa, kencing manis, dan diet kurang karbohidrat tetapi tinggi lemak. Glukosa disebut faktor antiketogenik karena pemberian glukosa menghambat pembentukan benda keton.
Fungsi Lemak
1. Untuk cadangan energi setelah KH 2. Sebagai insulasi tubuh untuk mencegah kehilangan panas tubuh
Kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid yang meningkatkan reseptor LDL dan oleh estrogen yang menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Plasma kolesterol meningkat karena absorpsi empedu dan DM yang tidak terkontrol. Dosis tinggi niacin menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Obat penghambat HMG Co-A reduktase dapat menurunkan kolesterol seperti; compactin, mevinolin, dan derivatnya.
3. METABOLISME PROTEIN
Metabolisme Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH).
Intake protein dalam diet digunakan untuk mengganti protein dan asam amino yang hilang. Keseimbangan nitrogen tercapai manakala jumlah nitrogen dalam urin sama dengan jumlah nitrogen dalam protein yang dimakan. Pada individu normal, jika intake protein meningkat, maka deaminasi meningkat dan ekskresi urea juga meningkat sehingga terjadi keseimbangan nitrogen. Akan tetapi, jika pada kondisi sekresi hormon katabolitik dari kortek adrenal meningkat atau insulin menurun atau saat puasa, maka nitrogen yang hilang lebih besar dari intake, akibatnya kesimbangan nitrogen menjadi negatif.
Asam amino selanjutnya digunakan untuk: Biosintesis protein tubuh di dalam ribosom. Mengganti jaringan yang rusak. Jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber energi.
Storage vitamin A
Bentuk retinol yang tidak di metabolisme atau ditranspor dari hati, akan diesterifikasi kembali untuk kemudian disimpan (storage) di parenkhim sel hati atau 80 95% disimpan sebagai cadangan (reserve) pada sel stelat peri-sinusoidal Vitamin A di deposit di hati (50 80%), juga di jaringan adiposa, paru-paru, ginjal dalam bentuk retinil ester, khususnya retinil palmitat Cadangan Vitamin A di hati terikat pada cellular retinol binding protein (CRBP)
Storage vitamin A
Cadangan vitamin A dibutuhkan untuk mencegah defisiensi, terutama pada saat asupan vitamin A rendah Kadar vitamin A plasma menggambarkan asupan sehari-hari dan cadangan vitamin A di hati.
6. Sebagai detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
8. Fungsi hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica 25% dan di dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
ANATOMI LIEN
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticulo endothelial system) Terletak di cavum abdomen pd regio hipokondrium/ hipokondriaka sinistra.
Limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut dan beronggarongga, dan berwarna keunguan. Limpa terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri. Terletak sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya berjalan ke depan sampai sejauh linea aksillaris media. Lien juga merupakan organ intra peritoneal.
VASKULARISASI LIEN
Lien di vaskularisasi oleh a. lienalis yg merupakan cabang dr truncus coeliacus/ triple hallery bersama a. hepatica communis, dan a. gastric sinistra. Triple hallery sendiri merupakan cabang dr aorta abdominalis yg dicabangkan setinggi Vertebra Thoracal XII Vertebrae Lumbal I Sedangkan v. lienalis meninggalkan hilus lienalis berjalan ke posterior dr cauda dan corpus pancreas utk bermuara ke v. portae hepatis bersama dg v. mesenterica superior dan v. mesenterica inferior.
Innervasi Lien
Lien di innervasi oleh persarafan simpatis oleh n. sympaticus segmen Thoracal VI X dan persarafan parasimpatisnya oleh n. Vagus (n. X)
Fungsi Lien:
Limpa berfungsi sebagai 2 organ: 1. Bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi Organ limfoid terbesar 2. Bagian yang merah bertugas membuang bahanbahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). 3. Tempat pembentukan sel darah saat foetus
Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa. Bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembuluh darah. Bagian merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya
Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh. Sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut sehingga peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.
Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi. Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya. Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa maka akan semakin banyak sel yang terperangkap.
PANCREAS
ANATOMI
Pankreas suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Terletak pada kuadran kiri atas abdomen dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama.
Pancreas in situ
Bagian Pankreas
1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakanProcessus Uncinatus. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatister letak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garistengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentumlienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
2.
3. 4.
FUNGSI
1. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glicogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
2.
FISIOLOGI
(1) Pencernaan (eksokrin) Cairan pankreas bersifat basa dan menetralkan asam dari lambung. Getah ini mengandung beberapa enzim yang bersifat sebagai katalis dalam pemecahan bahan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana yang kemudian diserap melalui usus halus dan masuk ke dalam pembuluh darah.
(2) Mengatur kadar gula darah (endokrin) Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang berperan dalam pengaturan tingkat kadar glukosa darah. Glukosa merupakan energi pokok yang digunakan oleh tubuh.
KANDUNG EMPEDU
ANATOMI
Kandung empedu bentuknya seperti pir, panjangnya sekitar 7 - 10 cm. Kapasitasnya sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc. Terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Bagian ekstrahepatik dari kandung ampedu ditutupi oleh peritoneum
d. Duktus Sistikus Panjangnya + 3 cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum e. Duktus Hepatikus Saluran yang keluar dari leher f. Duktus koledukus Saluran yang membawa empedu ke duodenum Pasokan darah ke kandung empedu adalah melalui arteri akan terbagi menjadi arteria dan posterior secara khas merupakan cabang dari arteri hepatica kanan, yang berasal dari arteri sistika bervariasi.
FISIOLOGI
Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini mengalami pemekatan 50 % Pengaliran cairan empedu di atur tiga faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koleduktus. (Baughman,2000). Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan kehijauan yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml sehari. Empedu merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Cairan empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu yang tidak dapat disekresi oleh ginjal.
Getah empedu adalah cairan alkali yang di sekretkan oleh hati. Jumlah setiap hari yang di keluarkan seseorang adalah dari 500 sampai 1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, tetapi jumlah produksinya dipercepat sewaktu pencernaan, khususnya sewaktu pencernaan lemak.
FUNGSI EMPEDU
membantu pencernaan dan penyerapan lemak sebagai tempat persediaan getah empedu getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
Absorbsi Lemak Fungsi ini dikatakan lebih penting daripada emulsifikasi lemak. Garam empedu membantu absorpsi asam lemak, monogliserida, kolesterol dan lipid lain dari saluran cerna. Garam empedu juga membantu mengabsorbsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel
Pengeluaran Kolesterol dari tubuh Garam empedu berikatan dengan kolesterol dari lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut micelle yang akan di buang melalui feses.
Selamat belajar