Professional Documents
Culture Documents
ANALISA JANGKA PENDEK DEFINISI PRODUKSI Produksi adalah proses dimana input dirubah menjadi output (Case and Fare,2003) Produksi adalah kegiatan menghasilkan komoditi/barang atau jasa (Lipsey,Courant,and Ragan,1999) Analisa produksi terbagi 2: Analisa produksi jangka pendek/short run; adalah suatu periode waktu dimana beberapa input/faktor produksi jumlahnya tidak dapat ditambah. Analisa produksi jangka panjang/long run; adalah suatu periode waktu dimana semua input dapat dirubah jumlahnya. ANALISA PRODUKSI JANGKA PENDEK Hubungan antara input dan output dirumuskan melalui fungsi produksi :
Q = f (K,L,M)
Ket : Q = K,L,M = jumlah output jumlah input
Catatan : Bagaimana cara meningkatkan output yang berkaitan dengan meningkatnya permintaan terhadap output yang dihasilkan perusahaan? Yaitu dengan; menggunakan 2 faktor produksi yaitu kapital dan tenaga kerja,sehingga fungsi berubah menjadi:
Q= f ( K,L)
Produktivitas Rata-rata dan Produktivitas Marginal
Produktivitas rata-rata tenaga kerja = APL = Q/L Produktivitas marginal tenaga kerja = MPL = Q/ L
APL = Average product of labor/produktivitas rata-rata tenaga kerja MPL = Marginal product of labor/produktivitas marginal tenaga kerja
Desmizar, SE.MM.
Q = Total produksi L = Tenaga kerja The Law of Diminishing Marginal Return The Law of Diminishing Marginal Return; terjadi apabila tenaga kerja ditambah secara terus menerus, sementara kapital tidak ditambah. Hubungan Antara Total Produksi, Produktivitas, Rata-rata dan Produktivitas Marginal
tahap 1
B
tahap 2
tahap 3
TP Maks
MPLmaks APL=MPL
APL
L1
L 2
L 3
MPL
TEORI BIAYA
ANALISA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG Biaya jangka pendek Dalam teori produksi jangka pendek, fungsi produksi dinyatakan dengan:
Q= f (K,L)
Ket : K = faktor produksi tetap (mesin dan peralatan) L = faktor produksi variabel (tenaga kerja)
Desmizar, SE.MM.
Biaya Total (TC) Adalah : total biaya dalam menghasilkan output tertentu. Faktor produksi tetap Biaya tetap/TFC Faktor produksi variabel Biaya variabel/TVC Dimana : TC TVC TFC
TC = TFC + TVC
= Total Cost = Biaya Total = Total Variabel Cost = Biaya Variabel = Total Fixed Cost = Biaya Tetap TVC / q TFC / q
= Average Variable Cost (Biaya Variabel Rata-rata) = Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-rata)
PENINGKATAN SKALA PRODUKSI DAN KAITANNYA DENGAN SKALA HASIL DAN SKALA EKONOMI
Input ditingkatkan 2 kali lipat 2 kali lipat 2 kali lipat Output meningkat Lebih dari 2 kali lipat Return to Scale LRAC menurun konstan naik Diseconomies of Scale Skala Ekonomi Economies of scale
Increasing Return to Scale 2 kali lipat Constant Return to Scale Kurang dari 2 Decreasing kali lipat Return to Scale
= = = = = =
Long run average total cost (biaya rata-rata jangka panjang) Increasing return to scale (skala hasil meningkat) Constant return to scale (skala hasil konstan) Decreasing return to scale (skala hasil menurun) Economies of scale (skala produksi ekonomis) Diseconomies of scales (skala produksi tidak ekonomis)
Desmizar, SE.MM.
Increasing return to scale/economies of scale; adalah peningkatan skala produksi perusahaan yang mengakibatkan biaya rata-rata perusahaan menurun. Constant return to scale; adalah peningkatan skala produksi perusahaan tidak berdampak pada biaya rata-rata perusahaan. Decreasing return to scale/diseconomies of scale; adalah peningkatan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata perusahaan meningkat.
SRAC
2
SRMC
2
LRA C
SRAC
1
SRMC
1
q0 IRS=EC.S
q1 DRS=DS
q2
output
Desmizar, SE.MM.
Desmizar, SE.MM.
karena Sehingga
AP = Q : L
Maka L : Q = 1 : AP
Ket: K = input tetap. L = input variabel. Hubungan MC dengan ATC. Bila dATC : dQ = 0 Maka MC = ATC.
Desmizar, SE.MM.
Biaya jangka panjang & Perubahan harga input. Bila kenaikkan ATC akan menambah jumlah permintaan terhadap input, maka input tergolong normal superior. Tetapi bila kenaikkan ATC menyebabkan berkurangnya jumlah permintaan terhadap input, maka input tergolong inferior. Selanjutnya bila inputnya superior, dampak kenaikkan harga input akan menggeser kurva LMC ke kiri. Sebaliknya bila input barang normal/ inferior, dampak kenaikkan harga input akan menggeser kurva LMC ke kanan.
REVENUE
Revenue = penerimaan yang diperoleh dari penjualan output (Q) pada tingkat harga yang berlaku (P) Ukuran Revenue : Total Revenue (TR) Average Revenue (AR) Marginal Revenue (MR)
AR = TR/Q
MR = dTR/dQ
Desmizar, SE.MM.
P = AR = MR = D
TR
150 120 90 60 30
Q
1 2 3 4 5
AR,MR
50 40 30 20 10
AR = MR = P Q
Untuk pasar persaingan tidak sempurna (Imperfect Competition) AR = P , tetapi AR tidak sama dengan MR karena AR>MR untuk Q = 0 AR hanya sama dengan MR pada saat Q = 0
TR
TR
Desmizar, SE.MM.
Q
IMPAS, UNTUNG,RUGI 1. 2. 3. Dari setiap transaksi penjualan, pengusaha dihadapkan 3 hal yaitu : Untung Rugi Impas 1. UNTUNG Akan memperoleh keuntungan jika :
3.
TR = TR Atau =0
BREAK EVEN POINTS (BEP) BEP = Titik impas BEP dapat terjadi apabila TR = TC Ada beberapa hal yang perlu ditentukan dalam BEP antara lain : 1. Kuantitas BEP (QBEP) 2. Harga BEP 3. Kuantitas bila ada target laba sebesar 4. Menentukan Kuantitas bila atas laba tersebut dikenakan pajak sebesar T% Kuantitas BEP (QBEP) BEP tercapai bila TR = TC TR = P.Q TC = FC + VC maka,
HARGA BEP
Desmizar, SE.MM.
Kuantitas bila ada target laba sebesar TR TC = , Karena TR = PQ dan TC = FC + VC maka PQ FC VC = Q(P AVC ) = FC +
Q = FC + (P- AVC)
T() = t = t
(1-T)
Q = FC + t (P- AVC)
(I-T)
Desmizar, SE.MM.
10
b. Average Product (AP) : yaitu produksi rata-rata yang diperoleh dari total produksi dibagi jumlah tenaga kerja (TK) AP=TP/TK c. Marginal Product (MP) : yaitu besarnya perusahaan output sebagai akibat perubahan satu unit input variabel (mp = TP/TK) B. CIRI-CIRI DARI SUATU PROSES PRODUKSI 1. Kurva TP mula-mula secara lamabat lalu semakin cepat, kemudian kenaikan ini kecepatannya menurun kembali sampai akhirnya mencapai titik maksimum dan kemudian menurun. 2. Kurva AP dan MP mulai naik, mencapai maksimum dan kemudian menurun. 3. Kurva MP>AP bila AP menaik, MP=AP bila AP mencapai maksimum dan MP<AP menurun. Tahap-Tahap Produksi Tahap I : belum efisien, karena pada tahap ini total produksi (TP) masih dapat ditingkatkan karena pada tahap ini AP DAN MP menaik dengan semakin ditambahnya input variabel. Tahap II : merupakan tahap produksi yang paling efisien. Karena pada tahap ini peningkatan produksi akan dapat mengurangi biaya produksi per unit. Tahap III: merupakan tahap produksi yang tidak ekonomis lagi karena penambahan input variabel justru akan menyebabkan penurunan total produksi.
Aspek-aspek Produksi : Digunakan model bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas, dapatlah digunakan model bentuk fungsi produksi Cobb-douglas yang umum sebagai berikut : Q = A.L.K di mana : Q : output L,K : input dengan asumsi L sebagai input Variabel A : konstanta yang memperlihatkan tingkat perkembangan ternologi , : masing-masing merupakan parameter L dan K Dari bentuk fungsi produksi Cobb-douglas dapat diturunkan beberapa aspek produksi sebagai berikut : Produksi batas (marginal product) dari faktor produksi - produksi batas dari faktor produksi L (MPL) - Produksi batas dari faktor produksi K (MPK) Tingkat batas penggantian secara teknis antara faktor produksi terhadap L terhadap K Intensitas penggunaan faktor produksi (factory intensity)
Desmizar, SE.MM.
11
Tingkat efisiensi proses produksi secara keseluruhan (Eficiency of Production) Derajat perubaghan output apabila semua inputnya diubah proposi yang sama (return to scale)
Teori Produksi dengan 2 input variabel Dalam contoh ini minimal ada 2 macam kombinasi input yang dapat digunakan untuk menghasilakan sejumlah output yang sama. Dengan kata lain, satu jenis faktor produksi dapat digantikan perananya oleh jenis faktor produksi yang alin dalam menghasilkan sejumlah output tertentu. Isoquant produksi : adalah suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi faktor produksi yang mungkin secara fisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Fungsi Produksi Ieontief (Fixed Propotions Production Function) Fungsi Produksi Ieontief mempunyai proposi tetap adalah untuk menggambarkan bahwa hanya ada satu kombinasi faktor produksi yang dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTSL.K) MRTS mengatur berkurangnya salah satu jenis faktor produksi per unit kenaikan faktor produksi yang lainnya untuk mempertahankan tingkat output yang sama. Kombinasi faktor-faktor produksi yang optimal Dengan asumsi produsen berada pada pasar persaingan sempurna dan harga faktor produksi ditentukan oleh pasar, maka dianggap produksi hanya memerlukan dua faktor input yaitu K dan L. Maka besarnya biaya produksi (Isocost) dapat dinyatakan sebagai berikut : C = rK + wL Dimana : C = besarnya biaya untuk menghasilkan sejumlah output r = harga dari input K / unit w = harga dari input L / unit K.L = masing-masing input yang digunakan Persamaan (1) juga dapat di tuliskan sebagai berikut : K = C/r- w L/r Dimana : C/R : intercept garis biaya terhadap sumbu K W/R : slope dari garis biaya Tanda minus : antara K dan L mempunyai hubungan yang negatif Memaksiminasi output dengan sejumlah biaya tertentu pada titik singgung tersebut slope IQ = slope garis biaya MRTSL.K = MPL/MPK = w/r(3)
Desmizar, SE.MM.
12
TC = w.L+v.K
dimana : w v L K TC : total biaya : tingkat upah : tingkat sewa kapital : jumlah tenaga kerja : jumlah kapital
Jika perusahaan hanya menggunakan tenaga kerja saja, maka jumlah tenaga kerja yang digunkan adlah TC/L (ini adalah titik potong dengan sumbu tenaga kerja pada saat K=0). Sebaliknya, jika perusahaan hanya menggunakan kapital saja jumlah kapital yang dapat digunkan dengan total biaya yang tersedia adalah TC/L (ini adalah titik potong dengan sumbu K, pada saat L=0). Slope isocost= -K/L=-dK/dL=-(TC/w)(TC/v)=-w/v Gambar 9.3 Maksimisasi Output
Desmizar, SE.MM.
13
TC1 K*
A Q2 C Q1 Q0 0 L*
Biaya minimum dalam menghasilkan output Q1 adalah sebesar TC1. Biaya minimum ini pada ttitik C dimana : Slope Isoquant = slope Isocost -dK/dL=MPL/MPK=w/v Di titik C, kombinasi penggunaan input sebesar K* dan L* adlah optimal (dibanding dengan kombinasi penggunaan input di titik A dan B). Dalam konteks minimasi biaya, titik C ini sering disebut titik least cost combination, yaitu titik dimana kombinasi input yang digunakan menghasilkan biaya minimum. Gambar 9.2 Isocost
Kapital
Tc/v
Tc/w
Tenaga Kerja
Keseimbangan Produsen
Dengan menggabungkan kurva Isoquant dengan Isocost dapat dianalisa keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen ini terkait dengan penggunaan input optimal. Penggunaan input optimal, dapat dibedakan analisanya berupa maksimasi output dan minimasi biaya. Maksimisasi Output Tujuan Perusahaan : Memaksimumkan Output
Desmizar, SE.MM.
14
Kendala : Anggaran Biaya Sejumlah Tertentu Dengan anggaran biaya sebesar TC1, output maksimum yang dapat dicapai adalah Q1. Output maksimum ini di titik C dimana : Slope Isoquant = slope Isocost -dK/dL = MPL/MPK=w/v Di titik C, kombinasi penggunaan input sebesar K* dan L* adalah optimal (dibanding dengan kombinasi penggunaan input di titik A dan B).
Desmizar, SE.MM.
15