You are on page 1of 56

Perencanaan Kas

Bagian Penting dalam Manajemen Kas

1. Latar Belakang
Permasalahan yang dihadapi : Selama ini Pemerintah belum dapat mengetahui seberapa besar penerimaan, pengeluaran dan saldo kas, harian maupun dalam jangka waktu tertentu Pelaksanaan Kegiatan pada satker belum dikaitkan dengan rencana penggunaan dana. Pemerintah menyimpan sejumlah uang yang sangat besar (idle cash) di Bank Indonesia dan di bank umum sebagai langkah antisipasi atas pengeluaran negara Pemerintah masih melakukan pinjaman meskipun kas negara dalam keadaan surplus

1. Latar Belakang (lanjutan)


Untuk mencapai manajemen kas yang baik harus ditunjang oleh perencanaan kas yang akurat, karena : Perencanaan kas mendukung TSA
Memperkirakan penyediaan dana untuk pengeluaran Memperkirakan penerimaan yang masuk

Perencanaan kas mendukung fungsi investasi dan

pembiayaan

Menentukan jumlah yang dapat ditempatkan Menentukan saat pencairan penempatan/pinjaman Minimalisasi idle cash

Perencanaan kas mendukung operasional pemerintah Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas Memastikan ketersediaan dana untuk membayar pengeluaran pemerintah
3

2. Tujuan
Perencanaan kas pemerintah bertujuan untuk memastikan

bahwa negara memiliki saldo kas yang cukup untuk membiayai kewajiban negara dalam rangka pelaksanaan APBN.

memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas pada waktu tertentu mengetahui kemungkinan terjadinya cash mismatch Mengetahui saldo kas

3. Landasan hukum
PP

No.39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah Pasal 32, Menteri Keuangan Selaku BUN/Kuasa BUN bertanggungjawab untuk membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas minimal. Rancangan PMK tentang Perencanaan Kas Pemerintah dan Perdirjen tentang Perencanaan Kas Pemerintah saat ini sedang disusun Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan (SE-02/PB/2006) tanggal 6 Januari 2006, tentang : Penyampaian Rencana Penerimaan dan Pengeluaran Kas (perencanaan kas) Instansi/Satuan Kerja Pemerintah Pusat/Daerah

3. Landasan hukum (lanjutan)


Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan (SE-

02/PB/2006) tanggal 6 Januari 2006


Tentang : Penyampaian Rencana Penerimaan dan Pengeluaran Kas (perencanaan kas) Instansi/Satuan Kerja Pemerintah Pusat/Daerah

Ralat atas SE-02/PB/2006 tanggal 6 Januari 2006 dan

penyampaian petunjuk pengisian SE-02/PB/2006.

4. Metode
Proyeksi kas didasarkan pada rencana penerimaan dan pengeluaran

dimasa yang akan datang :

Dapat menggunakan trend realisasi kas tahun yang lalu Menggunakan dokumen tertentu

Telescopic projection
Proyeksi akan semakin akurat jika semakin dekat dengan waktu kejadian Memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi akurasi perencaan kas

Melakukan update/pemutakhiran
Melakukan updating secara berkala atau jika diperlukan dengan memperhatikan

hal-hal yang mempengaruhi perencanaan kas perencanaan kas dan memperbaikinya.

Evaluasi
Perbandingan antara proyeksi dan realisasi untuk mengetahui kelemahan

4. Metode (lanjutan)
Saat terjadi pengeluaran
Pada setiap tanggal tertentu dengan jumlah relatif sama

contoh DAU Pada tanggal tertentu dengan jumlah berbeda contoh pembayaran bunga dan pokok utang Sedikit diawal tahun dan semakin tinggi diakhir tahun, contoh belanja barang dan modal Tidak mempunyai pola tertentu contoh belanja lain-lain

5. Pelaksanaan
Kementerian negara/lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait

wajib menyampaikan proyeksi penerimaan dan pengeluaran secara periodik kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara. Keberhasilan pembuatan perencanaan kas yang baik sangat bergantung kepada koordinasi dan dukungan dari seluruh departemen/lembaga serta kecermatan mereka dalam pembuatan perencanaan penerimaan dan pengeluaran masing-masing departemen/lembaga.

6.DIPA dan Perencanaan Kas


Pada DIPA tersebut tertera berapa besar anggaran yang disediakan oleh

negara untuk saker dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana yang telah direncanakannya setahun sebelumnya. Seharusnya pada saat mengajukan anggaran satker telah merencanakan apa yang akan dicapai pada tahun anggaran berikutnya. Dari tujuan yang akan dicapai tersebut satker merencanakan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut Semakin besar satker maka semakin penting bagi satker untuk merencanakan dengan baik pelaksanaan kegiatannya. Kegiatan merencanakan menjadi penting untuk memastikan bahwa semua program/kegiatan yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya dapat tercapai. Dengan adanya perencanaan kegiatan tersebut maka diaharapkan penyerapan dana satker yang bersangkutan juga dapat dilakukan secara baik disepanjang tahun dan penumpukan kegiatan pada kahir tahun dapat dihindari.

10

11

Halaman III DIPA, seharusnya diisi dengan rencana kerja satker yang

bersangkutan yang dikaitkan dengan kebutuhan belanjanya.

Saat ini sebagian besar satker mengisi halaman tersebut dengan membagi

pagu masing-masing belanja dengan angka 12 sehingga didapatkan nilai yang sama setiap bulannya. Umumnya belanja modal, barang, dan belanja lain-lain dilakukan mendekati atau melewati bulan Juni. Belanja modal didasarkan pada proses pelelangan yang memakan waktu paling tidak tiga bulan. Sedangkan jika belanja barang biasanya satker baru memanfaatkannya juga pada pertengahan tahun misalnya untuk perjalanan dinas, pemeliharaan dan lainnya.
Jika dilihat dari tren pencairan dana setiap tahunnya jelas bahwa pada

awal tahun belanja pemerintah sangat rendah. Peningkatan yang cukup signifikan biasanya mulai terjadi setelah pertengahan tahun dan sangat tinggi menjelang akhir tahun. Hal tersebut harusnya tercermin pada sebagian besar DIPA satker.

12

13

Setelah mendapatkan DIPA satker yang bersangkutan

tertunya akan menyusun Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). POK disetujui dan ditandatangani oleh PA atau KPA pada satker yang bersangkutan.
POK tersebut merupakan penjabaran kegiatan yang akan

dilaksanakan beserta pagu dana yang tersedia. Pada POK suatu kegiatan lebih di rinci lagi kedalam berbagai komponen biaya yang terkait dengan kegiatan tersebut. Dari data tersebut tentunya akan lebih mudah dalam memperkirakan kapan dan seberapa besar dana tersebut akan terpakai.
14

15

8. Sumber Data
Untuk tingkat pusat :
Cash Planning Information Network : DJPBN (RDI,RPD) DJP (PPH, PPN, PBB,BPHTB, Pajak Lainnya) DJA (Subsidi, PNBP,belanja lain-lain) DJPU (bunga dan pokok utang, SBN) DJBC (bea masuk /keluar (Pungutan ekspor), cukai) DJPK (DAK, DBH, DAU ) DJKN (Penjualan aset restrukturisasi perbankan) Kementerian/Lembaga Lain :
Menko kesra (subsidi pangan) Dep. Pertanian (subsidi benih dan pupuk)

Masing-masing instansi tersebut memberikan update secara berkala atau

jika perlu

16

6. Sumber Data (lanjutan)


KETERANGAN A Arus Masuk Kas - APBN 1 Penerimaan Perpajakan dan Cukai a PPh Migas b Non Migas c PPN d PBB e BPHTB f Cukai g Pajak Lainnya h Bea Masuk i Pungutan Ekspor 2 Penerimaan Bukan Pajak a SDA Migas b SDA Non Migas c Bagian Laba BUMN d PNBP Lainnya 3 Hibah Sumber Data

DJP DJP DJP DJP DJP DJBC DJP DJBC DJBC/DJA DJA PNBP DJA PNBP DJA PNBP DJA PNBP/Satker DJPU/DJA/Satker

17

6. Sumber Data (lanjutan)


B KETERANGAN Arus Keluar Kas - APBN 1 Belanja Pegawai 2 Belanja Barang 3 Belanja Modal 4 Pembayaran bunga utang a Bunga utang dalam negeri b Bunga utang luar negeri 5 Subsidi a Subsidi BBM b Subsidi Non BBM c Subsidi Pajak 6 Belanja Hibah 7 Bantuan Sosial 8 Belanja Lain-lain 10 Belanja daerah a Dana Bagi hasil b Dana Alokasi Umum c Dana Alokasi khusus d Dana otonomi khusus e Dana Penyesuaian Sumber Data Satker Satker Satker DJPU DJPU DJA DJA DJA-DJP DJA DJA/Satker DJA/satker DJPK DJPK DJPK DJPK DJPK

18

6. Sumber Data (lanjutan)


D KETERANGAN Arus Kas Pembiayaan - APBN 1 Perbankan dalam negeri a RDI dan Non RDI b Rekening penjaminan c SAL d RPL e Eks moratorium NAD dan Nias 2 Non Perbankan dalam Negeri a Penerimaan privatisasi b PMN BUMN c Penjualan aset rest. Perbankan d SUN Netto i Penerbitan ii buy back e Dukungan infrastruktur 3 Penarikan pinjaman LN a Pinjaman program b Pinjaman proyek 4 Pembayaran pokok utang LN Sumber Data DJPB DJPB DJPB DJPB DJPB DJA/MENEG BUMN DJA/MENEG BUMN DJKN DJPU DJPU DJPB DJPU DJPU DJPU

19

7. Sumber Data pada Satker


Untuk tingkat Satker Kementerian/Lembaga
Belanja Pegawai,

a. b. c. d. e.
f. g. h. i. j. k. l. m. 20

Gaji dan tunjangan PNS Honorarium Lembur Vakasi Uang Makan/Lauk Pauk
Belanja barang dan jasa Belanja pemeliharaan Belanja perjalanan dinas Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Lainnya

Belanja Barang,

Belanja Modal,

7.a. Gaji dan Tunjangan PNS


Sifat Belanja
Rutin dan terjadwal

Motode perencanaan
Karena belanjanya cukup konstan maka untuk perencanaan pengeluarannya dalam DIPA dapat dilakukan

dengan cara membagi pagu dengan 12 bulan sehingga didapatkan angka pengeluaran yang sama setiap bulannya. Data realisasi pembayaran gaji dan tunjangan bulan sebelumnya cukup untuk dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan pengeluaran bulan berikutnya

Updating/Pemutakhiran
Perubahan-perubahan yang terjadi seperti: kenaikan pangkat; kenaikan gaji berkala; penambahan dan

pengurangan anggota keluarga yang disebabkan oleh kelahiran anak, pegawai yang baru menikah dll. Mengingat hal tersebut juga akan menambah pengeluaran belanja pegawai untuk bulan yang akan datang maka rencana pengajuan rapel atau kekurangan gaji tersebut harus dimasukkan dalam perencanaan pengeluaran kas satker bersangkutan. Pemutakhiran data terhadap rencana pencairan belanja pegawai ini relatif tidak perlu dilakukan sepanjang tidak ada perubahan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan sebagaimana disebutkan di atas dapat diantisipasi dan diperkirakan sebelumnya.

21

7.b. Honorarium

Sifat Belanja
sifatnya rutin yang dilakukan setiap bulan dengan jumlah yang relatif sama atau dengan sedikit

perubahan setiap bulannya. Honorarium ini dibayarkan untuk honorarium mengajar guru tidak tetap, kelebihan jam mengajar dan ujian dinas. Selain itu juga bisa dibayarkan untuk tim-tim yang menyusun peraturan-peraturan, penugasan dan kegiatan lain yang ditetapkan oleh PA/KPA.

Motode perencanaan
Perencanaan dalam DIPA untuk honorarium sebaiknya dengan memperhatikan realisasinya untuk

tahun-tahun sebelumnya. Biasanya pola dari pembayaran honorarium ini relatif sama dari tahun ketahun, sehingga tinggal dilakukan penyesuaian saja dengan pagu yang diajukan. Perencanaan bulanan pengeluaran untuk honorarium dilakukan dengan memperhatikan rencana kegiatan yang akan dilakukan satker bersangkutan. Setiap honoraium yang akan dibayarkan seharusnya didasarkan atas Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Perencanaan disusun dengan mempertimbangkan jumlah biaya satuan dikalikan dengan satuan waktu yang digunakan misalnya jam, hari dikalikan dengan jumlah orang yang berhak.

Updating/Pemutakhiran
Dilakukan apabila disinyalir akan terjadi perubahan yang signifikan (sampai dengan puluhan juta

rupiah) atas laporan rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN. Perubahan tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang mendadak dan/atau penundaan pembayaran bulan-bulan sebelumnya (dirapel).

22

7.c. Lembur

Sifat Belanja
Rutin yang dilakukan setiap bulan dengan jumlah yang relatif sama atau dengan sedikit perubahan setiap

bulannya. Namun perlu juga dicermati untuk bulan-bulan tertentu yang volume pekerjaannya tinggi, sehingga membutuhkan waktu lembur yang lebih panjang.

Motode perencanaan
Data realisai lembur tahun-tahun sebelumnya dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pengeluaran

lembur dalam DIPA. Pelaksanaan lembur bulan lalu baru diajukan uang lemburnya pada bulan depan, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan uang lembur pada bulan yang sama (rapel). Perencanaan atas pembayaran uang lembur didasarkan atas Surat Perintah Kerja Lembur yang dikeluarkan oleh kepala Kantor/Satker. Jumlah nominal yang direncanakan penarikan dananya diperoleh dari pengalian jumlah jam lembur dengan tarif lembur yang berlaku.

Updating/Pemutakhiran
Updating perencanaan pengeluaran kas atas lembur dilakukan apabila disinyalir akan terjadi perubahan

yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN. Perubahan tersebut biasanya disebabkan oleh tambahan jam lembur akibat dari pekerjaan yang harus segera diselesaikan atau penambahan/pengurangan pegawai. . 23

7.d. Vakasi

Sifat belanja
Vakasi disediakan untuk imbalan bagi penguji atau pemeriksa kertas/jawaban ujian. Oleh karena

peruntukannya tersebut, biasanya vakasi ini hanya terdapat pada DIPA yang mempunyai fungsi pendidikan. Pengeluaran untuk vakasi tidak setiap bulan dilakukan, hanya pada bulan-bulan tertentu saja yang biasanya ada banyak dilakukan ujian berkaitan dengan tupoksi satker bersangkutan.

Motode perencanaan
Untuk perencanaan vakasi dalam DIPA, data realisasi tahun-tahun sebelumnya perlu dijadikan acuan.

Biasanya pola pembayaran vakasi ini juga sama dari tahun ketahun.

Perencanaan Bulanan
Dikarenakan pembayaran vakasi belum tentu dilakukan secara bulanan, maka pengajuan rencana

pembayaran vakasi disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatannya. Besarnya dana yang diajukan dalam perencanaan pengeluaran kas didasarkan pada perhitungan jumlah jam dikalikan jumlah orang.

Updating/Pemutakhiran
Updating perencanaan pengeluaran kas untuk vakasi dilakukan apabila disinyalir akan terjadi perubahan

yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN.

24

7.e. Uang Makan dan Lauk Pauk


Sifat Belanja
Lauk Pauk dibayarkan untuk anggota TNI/Polri Uang makan dibayarkan kepada PNS. Pengeluaran untuk uang makan dan lauk pauk jumlahnya relatif sama setiap bulan.

Metode Perencanaan
Perencanaan Lauk Pauk dan uang makan dalam DIPA dilakukan dengan membagi pagu

menjadi 12. Hal ini dimungkinkan karena pengeluaran untuk belanja ini relatif sama setiap bulanya. Perencanaan pembayaran bulanan untuk lauk pauk dan uang makan dilakukan dengan mengalikan jumlah anggota TNI/Polri dalam kesatuan tersebut atau pegawai dalam kantor yang bersangkutan dengan hari kerja dalam satu bulan berkenaan. Perencanaan relatif mudah dilakukan karena pembayaran atas pengeluaran ini dibayarkan pada bulan berikutnya.
Updating/Pemutakhiran
Updating perencanaan pengeluaran kas untuk lauk pauk dan uang makan dilakukan

apabila disinyalir akan terjadi perubahan yang signifikan (sampai dengan puluhan juta rupiah) atas laporan rencana pengeluaran yang telah disampaikan kepada KPPN, misalnya penambahan/pengurangan pegawai.

25

7.f. Belanja Barang

Sifat Belanja
Secara garis besar belanja barang digunakan untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari fisik yang

secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi kementrian lembaga. Belanja ini sifatnya rutin dan hampir setiap hari diperlukan. Misalnya untuk pengadaan ATK dan inventaris kantor dll.

Motode perencanaan
Perencanaan dalam DIPA untuk belanja barang dan jasa ini menggunakan standard biaya yang telah

ditetapkan, sedangkan untuk kegiatan yang tidak ada standarnya digunakan Rincian Anggaran Biaya (RAB). Belanja ini cukup berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan volume kegiatan kantor dan waktu pelaksanaan belanja. Untuk belanja keperluan sehari-hari kantor seperti ATK mungkin belanja tidak dilakukan setiap bulan tetapi setiap dua bulan atau tiga bulanan dengan volume disesuaikan dengan sisa persediaan ATK. Demikian juga untuk inventaris kantor harus diperhatikan saat pelaksanaan pengadaan inventaris tersebut dalam setahun belanja ini mungkin hanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu (tidak setiap bulan). Belanja barang lain yang nilai dan waktu pelaksanaannya biasanya tidak sama setiap bulannya seperti :

Pengadaan makanan/minuman penambah daya tahan tubuh Pengadaan pakaian kerja supir/pesuruh/satpam dan lainnya

Updating
Angka perencanaan kas harus dilakukan update sesuai dengan nilai saat pelaksanaanya. Misalnya jika pelaksanaan pengadaan inventaris yang direncanakan dilakukan pada bulan Maret tetapi

26

karena ATK masih cukup kemudian diubah menjadi bulan April atau jumlah belanjanya dikurangi maka perencanaan kas juga harus disesuaikan.

7.g. Belanja Jasa


Sifat Belanja
Secara garis besar belanja langganan daya dan jasa adalah belanja yang sifatnya rutin

yang dilakukan setiap bulan dengan nilai relatif sama setiap bulannya atau berubah sesuai dengan volume kegiatan kantor.

Motode perencanaan
Belanja ini pada umumnya dilakukan setiap bulannya seperti untuk biaya telepon, air dan

listrik bisa saja berfluktuasi sesuai dengan volume kegiatan kantor. Dalam perencanaannya faktor-faktor yang mempengaruhinya harus dipertimbangkan misalnya pada saat kantor tidak terlalu sibuk pada awal tahun tentunya belanja untuk keperluan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan saat saat seperti menjelang akhir tahun tetapi jika tren pengeluaran pada tahun lalu relatif sama maka belanja tersebut dapat saja dibagi rata setiap bulannya (/12).
Updating
Angka perencanaan kas harus dilakukan update sesuai dengan tagihan (listrik, air,

telepon) yang datang. Misalnya jika sebelumnya diperkirakan belanja tidak sesuai dengan tagihan yang diterima maka perencanaan kas yang dibuat harus diupdate sesuai dengan jumlah tagihan tersebut.
27

7.h. Belanja Pemeliharaan

Sifat Belanja
Secara garis besar belanja pemeliharaan seperti pemeliharaan gedung dan bangunan atau peralatan

dan mesin adalah belanja yang sifatnya rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Untuk belanja pemeliharaan peralatan dan mesin mungkin dilakukan pada saat-saat tertentu dan lebih sekali dalam setahun dengan nilai yang sama.

Motode perencanaan
Karena belanja ini biasanya dilakukan sekali (atau beberapa kali) dalam setahun maka dalam

perencanaannya harus memperkirakan kapan pelaksanaan pemeliharaan tersebut dilakukan dan berapa lama dilakukan karena hal tersebut terkait dengan dana yang akan dikeluarkan biasanya tergantung SPK atau kontrak kerja. Jika nilai pekerjaan diatas 50 juta biasanya ada kontrak yang menyatakan mengenai pembayaran Jika dibawah 50 juta biasanya pembayaran sesuai dengan SPK dimana dinyatakan sistem pembayaran apakah termin atau prestasi kerja dan biasanya jumlahnya tetap setiap bulannya.

Updating
Angka perencanaan kas harus dilakukan update sesuai dengan nilai dan saat pelaksanaanya. Misalnya jika pelaksanaan pemeliharaan yang direncanakan dilakukan pada bulan Agustus tetapi

karena suatu hal kemudian diubah menjadi bulan September maka perencanaan kas juga harus disesuaikan.

28

7.i. Belanja Modal

Sifat Belanja
Belanja modal adalah belanja yang bersifat insidentil dengan demikian belanja ini hanya dilakukan pada

saat-saat tertentu dan belum tentu ada setiap tahunnya. Pada KPPN belanja ini jarang terjadi karena sebagian belanja modal dilakukan dipusat dan kemudian dikirimkan ke daerah seperti komputer, kendaraan dinas, rumah dinas dan kantor (DIPA Pusat).

Motode perencanaan
Karena belanja ini biasanya dilakukan sekali dalam setahun dalam jumlah besar maka dalam

perencanaannya harus memperkirakan kapan pelaksanaan pengadaan dilakukan karena pengadaan belanja modal biasanya melalui proses tender yang memakan waktu cukup lama. Dalam menentukan dana dalam perencanaan kas dapat disesuaikan dengan kontrak pengadaannya, misalnya untuk jasa konstruksi seperti pembangunan gedung maka pembayaran tergantung termin yang terdapat dalam kontrak pengerjaan. Sedangkan untuk pengadaan seperti komputer, AC dan sejenisnya biasanya pembayaran dilakukan setelah BAST ditandatangani.

Updating
Angka perencanaan kas harus dilakukan update jika terjadi perubahan atas hal-hal yang memperngaruhi

pembayaran misalnya dalam jasa konstruksi jika kondisi yang menyebabkan pembayaran belum dipenuhi maka tentunya pembayaran belum dapat dilakukan oleh karena itu perencanaan kas juga harus disesuaikan. Jika dalam pengadaan komputer ternyata komputer yang diterima tidak berfungsi dengan baik maka pembayaran tidak dapat dilakukan maka perencanaan kas juga harus dilakukan revisi. 29

7.j. Belanja Bunga


Sifat Belanja
Belanja Bunga adalah belanja hanya dilakukan pada saat-saat tertentu setiap tahunnya. Pada KPPN/satker tidak ada belanja ini !.

Motode perencanaan
Karena belanja ini dilakukan pada tanggal tertentu dalam setahun dalam jumlah besar maka

dalam perencanaannya harus memperkirakan tanggal jatuh tempo bunga utang tersebut. Jika bunga dalam bentuk rupiah maka nilai dan waktunya dapat segera diketahui. Jika bunga dalam bentuk mata uang asing maka perlu diperkirakan nilai tukar dalam membuat perencanaan kasnya.
Updating
Angka perencanaan belanja bunga dapat berubah nilainya karena terjadi perubahan kurs,

tetapi tanggal pelaksanaannya tidak mungkin berubah.

30

7.k. Belanja Subsidi


Sifat Belanja
Belanja Bunga adalah belanja hanya dilakukan pada saat-saat tertentu setiap tahunnya. Pada KPPN/satker tidak ada belanja ini !.

Motode perencanaan
Karena belanja ini dilakukan pada tanggal tertentu dalam setahun dalam jumlah besar maka

dalam perencanaannya harus memperkirakan terjadinya pengeluaran tersebut. Untuk subsidi yang besar seperti subsidi BBM dan listrik biasanya didahului dengan proses verifikasi sebelum ditentukan besaran yang dapat dibayarkan. Karena pembayaran yang tidak tentu waktunya maka data tahun lalu tidak dapat dijadikan dasar, tetapi prinsipnya besaran dan waktunya tidak jauh dari nilai yang diverifikasi. Dalam perencanaan kas data Belanja Subsidi didapatkan dari DJA atau K/L yang mempunyai subsidi dalam jumlah besar seperti Menko Kesrah dan Departemen Pertanian.
Updating
Saat terjadinya pengeluaran dapat berubah sesuai dengan proses penyiapan berkas-berkas

terkait pencairan subsidi tersebut.

31

7.l. Belanja Bantuan Sosial


Sifat Belanja Bantuan sosial biasanya berupa transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat/LSM guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Yang termasuk dalam kategori belanja bantuan sosial antara lain:
Bantuan Kompensasi sosial, misalnya BLT dari kenaikan BBM Bantuan kepada lembaga pendidikan dan peribadatan Bantuan kepada lembaga sosial lainnya.

Metode perencanaan Perencanaan dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Misalnya untuk pembayaran BLT kompensasi kenaikan BBM, diajukan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Updating Dilakukan apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.

32

7.m. Belanja Hibah


Sifat Belanja Hibah merupakan transfer barang/jasa/uang yang sifatnya tidak wajib kepada negara lain atau organisasi internasional. Pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait. Metode perencanaan Perencanaan arus kas keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran.

Updating Dilakukan apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.

33

7.n. Belanja Lain-lain


Sifat Belanja Belanja lain-lain yaitu pengeluaran pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam jenis belanja di atas. Metode perencanaan Dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Updating Dilakukan apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.

34

8. Pelaporan (SE-02/PB/2006)
Satuan Kerja menyampaikan laporan perencanaan kas

kepada KPPN Mitra Kerjanya KPPN menyampaikan laporannya kepada Direktorat PKN Waktu penyampaian laporan (slide berikutnya) Pelaporan oleh KPPN sebaiknya melalui email

35

8.a. Proses perencanaan kas dari Satker


Bulan Penyampaian Proyeksi
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

Bulan Proyeksi
Minggu V-VIII

Evaluasi Proyeksi
Minggu IX Minggu X

1
Pembuatan/ Penyampaian Laporan oleh Satker ke KPPN

15
Pembuatan/ Penyampaian Laporan oleh KPPN ke DJPBN u.p. DPKN

25

31
Laporan Realisasi Evaluasi Laporan Cash Forecasting

Pembuatan/ Penyampaian Laporan Menteri Keuangan


Penyampaian Laporan CF Oleh PPHLN, PSUN PPP,PA, PBMKN Penyampaian Laporan Penerimaan Oleh DJP, DJBC,DJAPK

Laporan Cash Forecasting selesai

Proses minggu I-IV diulangi

S-71/MK-06/2006 Ralat SE-02/PB/2006 SE-02/PB/2006

S-66/PB/2006 S-65/PB/2006

3 6

8.b. Format Pelaporan - SE-02/PB/2006

37

38

39

40

41

42

9. RPMK Perencanaan Kas Pemerintah


Penyederhanaan format pelaporan Data yang bisa didapatkan di pusat akan diambil dari unit

terkait dipusat Konsentrasi untuk satker hanya pada bagian pengeluaran Penerapan sanksi

43

9.a. Skema Perencanaan Kas

44

9.b. Format Pelaporan Sesuai RPMK tentang Perencanaan Kas Pemerintah untuk tingkat Satker

45

9.c. Format Pelaporan Sesuai RPMK tentang Perencanaan Kas Pemerintah untuk tingkat KPPN

46

47

Proses Penyampaian Laporan


Penyampaian Perencanaan Kas
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

Bulan Proyeksi
Minggu V-VIII

Evaluasi Proyeksi
Minggu IX Minggu X

Paling lambat 1 minggu sebelum Perencanaan Kas Satker Pembuatan/Penyampaian Laporan oleh Satker ke KPPN Paling lambat 3 hari sebelum Laporan Realisasi Evaluasi

Perencanaan Kas KPPN

Pembuatan/Penyampaian Laporan oleh KPPN ke Dit. PKN

Laporan Realisasi

Evaluasi

Perencanaan Kas Dit. PKN Pembuatan/Penyampaian Laporan oleh Dit. PKN Laporan Realisasi Evaluasi

48

Proses Penyampaian Laporan Unit Tertentu


Bulan I Perencanaan Kas harian
Tgl 1 ......................... Tgl 31 M.1

Bulan II dan III Perencanaan Kas Mingguan


M.2 M.3 M.4

Bulan IV

Penyampaian Laporan M.4

M.1 M.2

M.3

M.4

Bulan I Penyampaian Perencanaan Kas harian update

Bulan II dan II Perencanaan Kas Mingguan


M.1 M.2
M.3 M.4

UPDATING

M.4

Tgl 1 .............. Tgl 31

M.1

M.2

M.3

M.4

49

9.e. Usulan Sanksi


Perencanaan Kas Satker/Unit terkait
Perbandingan ? Apakah lebih besar dari forecast

Permintaan Dana Satker/Unit terkait

Sanksi ??

Ya Tidak

Pencairan dana

Penundaan pencairan dana sampai diterima perencanaan kas yang diupdate Batas maksimal pencairan sebesar perencanaan kas yang telah disampaikan (cash limit)

50

10. Hal Penting yang Perlu Diperhatikan


Pengumpulan garbage in garbage out Proses pengumpulan data secara cepat : TI yang baik Metodologi perencanaan yang baik Pilih cara merencanakan yang paling tepat Mekanisme merencanakan dapat dirubah jika perlu Penyempurnaan proses perencaan kas Membandingkan proyeksi dan rencana kas Menganalisa perbedaan, dan mencari solusi untuk meminimaliasi Pelaporan Harus tepat waktu dan tidak memberatkan pembuat laporan Sesuai dengan keperluan, ringkas tapi informatif
51

11.Proses Perencanaan Kas

Data Inputs Fine Tuning Kementerian/ Lembaga Centralized Data Collection Forecasting Model Variance Analysis

Instansi Lainnya Laporan Realisasi

Pembuatan Laporan

Reporting Mechanism Output - Laporan prencanaan kas To Users

52

12.Tindak Lanjut Perencanaan Kas


Tindak lanjut atas perencanaan kas pengelolaan kekurangan/kelebihan kas (cash mismatch) : Pengelolaan kekurangan kas

penarikan dari penempatan pada Bank Sentral; penarikan dari penempatan pada Bank Umum; menjual SUN yang dalam rangka pengelolaan kas di pasar sekunder; melakukan peminjaman dana tunai dengan jaminan SUN; dan/atau Menerbitkan SUN dalam rangka pengelolaan kas. Penempatan pada Bank Sentral; Penempatan pada Bank Umum; Membeli SUN dari pasar sekunder; dan/atau Memberikan pinjaman dana tunai dengan jaminan SUN (reverse repurchase).

Pengelolaan kelebihan kas

53

12.Tindak Lanjut Perencanaan Kas


Rp (+) Beli SPN Idle cash Jual SPN Kelebihan Kas Buffer cash Saldo kas yang diharapkan

Rp 0

/ hari

Perkiraan saldo Kas Rp (-)

Kekurangan kas

54

Terima Kasih

55

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Direktorat Pengelolaan Kas Negara

Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Pusat Telp. 021-3844423 021-3449230 (ext.5404) Fax. 021-3844423
56

You might also like