You are on page 1of 4

BAB IV Hasil dan Pembahasan

IV.1. Hasil Percobaan


IV.1.2. Tabel Data Percobaan Blanko Reagen Standar TG Aquabidest Plasma Darah 1000 L 10 L Standar 1000 L 10 L Sampel 1000 L 10 L

IV.1.1. Tabel Hasil Percobaan Serapan Blanko Standar Sampel 1 (a) (b) Sampel 2 (a) (b) 0,075 0,167 0,141 0,131 0,160 0,187 Kadar (mg/dL) 203 79 67 102 134

IV.2. Pembahasan
Trigliserida berasal dari makanan dan juga diproduksi oleh tubuh serta merupakan bentuk utama dari lemak, sebagian besar lemak yang dicerna oleh manusia adalah trigliserida. Tubuh akan mengubah kelebihan kalori yang ada menjadi trigliserida yang disimpan sebagai lemak untuk digunakan sebagai energi kemudian. Trigliserida terbentuk dari sebuah molekul tunggal dari gliserol, dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak. Molekul gliserol memiliki tiga gugus hidroksil (OH-). Asam lemak masing-masing memiliki karboksil

(COOH-). Trigliserida, gugus hidroksil gliserol bergabung dengan kelompok carboxyl asam lemak untuk membentuk ikatan ester. Lipase pankreas enzim bekerja pada ikatan ester, hydrolysing ikatan dan melepaskan asam lemak. Dalam bentuk trigliserida, lipid tidak dapat diserap oleh usus dua belas jari. Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan kolesterol dengan menggunakan lipopritein elektroforesis. Bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan very low density lipoprotein (VLDL) dan kilomikron yang menyebabkan hiperlipoproteinemia. Oleh karena itu, dalam percobaan ini praktikan akan melakukan penentuan kadar trigliserida dalam plasma darah. Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pengukuran terhadap kadar trigliserida dalam plasma darah dari dua orang sampel. Sampel yang digunakan keduanya berasal dari wanita. Tujuan praktikum ini adalah untuk menginterpretasikan kadar trigliserida yang didapat dalam plasma menggunakan metode Cholesterol Oxidase PhenolAminoantypirine (CHOD PAP). Prinsip pengukurannya adalah trigliserida diukur setelah melalui proses fosfatasi oleh enzim gliserol kinase, kemudian mengalami proses oksidasi dan proses hidrolisis enzimatik, nantinya akan menghasilkan senyawa berwarna bernama Quinonimine (4-benzokinon monoimino-fenazon). Indikator quinonimine dibentuk dari H2O2 dan senyawa 4-aminofenazon yang berasal dari fenol dan peroksidase. Darah yang didapat dari sampel, pertama-tama di sentrifugasi terlebih dahulu selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm untuk mendapatkan bagian plasma yang bening. Prinsip dari sentrifugasi adalah memisahkan serum dan plasma berdasarkan prinsip berat jenis (BJ) dimana plasma berwarna lebih merah tua pekat, sehingga berada pada bagian bawah tabung (BJ besar), sedangkan serum yang berwarna merah bening (BJ kecil) akan berada pada bagian atas tabung. Bagian bening yang telah didapat kemudian direaksikan dengan reagen, selanjutnya digetarkan sebentar dengan tujuan agar larutan dapat homogen dan reaksi akan berjalan sempurna. Masing-masing sampel dibuat duplo (2x) agar kesalahan relatif yang dihasilkan menjadi lebih kecil sehingga hasil pemeriksaan yang dilakukan mempunyai keakuratan yang lebih tinggi. Kemudian praktikan juga membuat larutan blanko dan standar dengan cara yang hampir sama, tujuan dari pembuatan larutan blanko adalah karena aquabides (pelarut) yang digunakan tidak memililiki daya absorbansi (tidak mempengaruhi hasil pengukuran) sehingga ketika praktikan mengukur sampel, hanya kadar yang ingin diukur saja (kadar trigliserida) yang dapat terbaca. Larutan standar digunakan

sebagai pembanding bagi sampel. Kemudian semua sampel yang akan diukur didiamkan selama 10menit. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan hasil yang optimal dimana reagen dan sampel bereaksi optimal karena reaksi yang terjadi merupakan reaksi enzimatis yang berjalan lambat. Jumlah reagen, standar, sampel dan pelarut yang digunakan dapat diketahui dari tabel data percobaan. Setelah itu dilakukan pengukuran aktivitas plasma dengan alat Mikrolab-300 dengan panjang gelombang () 546 nm. Pada panjang gelombang inilah diharapkan hasil yang didapat daya absorbansinya optimal. Pada saat menggunakan alat Mikrolab-300, pipet yang akan dikontakan dengan sampel harus dibersih agar tidak ada kontaminan. Adanya kontaminan menyebabkan pengukuran tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan kadar trigliserida akan salah. Pada percobaan ini, reaksi yang terjadi adalah enzim lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol3-fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan H2O2 (hydrogen peroksida). Pada tahap selanjutnya, hydrogen peroksida inilah yang akan bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang kemudian dapat diukur secara fotometrik. Reaksi lengkap seperti berikut :

Prinsip dari pengujian ini adalah dengan menembakkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (dalam percobaan ini, digunakan = 546 nm) pada suatu senyawa yaitu dalam hal ini adalah kuinonimin yang telah dihasilkan setelah mereaksikan sampel dengan reagen. Hal ini membuat elektron dari senyawa tersebut akan tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Setelah mengalami eksitasi, elektron tersebut akan turun kembali ke ground state (keadaan dasar), sambil melepaskan emisi yang dapat diukur oleh Microlab-300. Salah satu

yang memegang peranan penting dalam pengujian kali ini adalah adanya gugus kromofor dalam kuinonimin berupa ikatan rangkap terkonjugasi, keton, dan imina, yang dapat menangkap panjang gelombang tersebut. Dari hasil pengukuran didapat bahwa absorbansi standar dan blanko adalah 0,167 dan 0,075 sedangkan aborbansi sampel 1 adalah 0,141 dan 0,131 sampel 2 adalah 0,160 dan 0,187. Untuk menghitung absorbansi sampel dan standar sebenarnya maka nilai absorbansi yang didapat harus dikurangi dengan absorbansi blanko, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan rumus perbandingan serapan dan kadar. Namun karena pada percobaan ini praktikan menggunakan alat Microlab-300 yang telah memiliki kemampuan lebih tinggi dengan dapat menunjukan nilai kadar secara langsung, tanpa perlu melakukan perhitungan, sehinggan praktikan hanya tinggal membacanya saja. Dari data dapat diketahui bahwa kadar trigliserida rata-rata dari sampel 1 (Indri) adalah 73 mg/dL, sedangkan untuk sampel 2 (Suci) adalah 118 mg/dL. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kadar trigliserida dari kedua sampel tersebut dinyatakan normal, karena menurut ATP level III, orang normal pada umumnya memiliki kadar trigliserida <150 mg/dL. Pada percobaan ini, praktikan tidak dapat membandingkan kadar trigliserida untuk wanita dan pria dikarenakan darah dari relawan pria tidak dapat mengalir dengan baik sehingga sulit dan dibutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk mengumpulkannya. Hal itu dimungkinkan karena pria tersebut sudah tertekan dan sedikit ketakutan terlebih dahulu, sehingga kondisi kurang rileks dan menyebabkan darahnya sulit mengalir dengan baik. Namun dari pustaka diketahui bahwa pada pasien usia dibawah 40 tahun kadar trigliserida pria lebih tinggi dibanding wanita, tetapi pada usia diatas 40 tahun trigliserida pada wanita makin meningkat. Hal ini terjadi karena, pada saat wanita memasuki masa menopause atau berhenti menstruasi, menyebabkan tidak terbentuknya lagi hormon estrogen dan progesterone sehingga kadar kolesterol dan trigliserida lebih tinggi. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan pedoman, karena terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, merokok, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak.

You might also like