You are on page 1of 26

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan bagian dari sistem sirkulasi darah yang bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung. Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara denyutan, berkontraksi. Kemudian darah membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel-sel pada berbagai jaringan tubuh untuk keperluan metabolisme. Dalam melaksanakan fungsinya anatomi sistem kardiovaskuler terdiri dari : a. Jantung, berfungsi untuk pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah. b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh. c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan keseluruh tubuh.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum : a. Mahasiswa mampu dan memahami struktur anatomi sistem kardiovaskuler. b. Mahasiswa mampu mengetahui letak dan posisi jantung pada tubuh manusia. c. Sebagai bahan referensi yang aktual.

1.2.2 Tujuan Khusus: a. b. c. Mengenal lebih dalam organ-organ jantung beserta fungsinya. Dapat mengidentifikasi struktur pembuluh darah manusia. Mengetahui jenis dan klasifikasi Darah pada manusia

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 JANTUNG 2.1.1 Bentuk dan letak jantung Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang. Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik dengan apeks (puncak) Jantung terletak pada rongga dada (cavum thorax) tepatnya pada rongga mediastinum diantara paru-paru kiri dan kanan.. Beratnya 250-350 gram pada orang dewasa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jantung sebesar kepalan tangan orang dewasa atau panjang sekitar 12 cm dan lebar sekitar 9 cm.

Gambar 1. Bentuk dan Letak Jantung (Sumber : http://mutiarahatiku88.blogspot.com/2010_06_01_archive.html)

2.1.2 Lapisan Jantung

Gambar 2. Lapisan Jantung (Sumber : http://bukagambar.com/foto/layers+of+the+heart+wall.aspx)

Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda yaitu :

a. Epikardium Epikardium berasal dari kata Epi yang berarti di atas dan cardia yang berarti jantung dimana Epicardium lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium terdapat pericardium. Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang membungkus jantung dimana terdiri dari lapisan fibrosa (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial. Dan Perikarduim serosa (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.

Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membran serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parientalis perikardium juga berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium. Epikardium tersusun atas sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri coronaria.

Gambar 2.1 Epikardium (Sumber : http://drsvenkatesan.wordpress.com/2008/09/28/what-is-the-mechanism-ofpericardial-rub/)

b. Miokardium Miokardium berasal dari kata Myo yang berarti otot dan cardia yang berarti jantung merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk

sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner. Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arterikoroneria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node,

ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah kesinus kemudian ngembalikan darah kesinus kemudian bersikulasi langsung kedalam paru-paru. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu : a. Bundalan ototatria, susunannya sangat tipis, kurang teratur serabutserabutnya, dan disusun dalam dua laoisan. Lapisan luar mencakup kedua atria, beberapa serabut masuk kedalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini terdapat dibagian kiri atau kanan dan basis cordis yang membentuk serambi atau aurikula cordis. b. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin atrio ventrikuler sampai di apek jantung. c. Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung (atrium ventrikal).

Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang ke ruang lainnya. Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri

besar. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah keluar jantung. Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung. Ketebalannya beragam paling tipis pada kedua atrium dan yang paling tebal di ventrikel kiri. Miokardium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-berkas serabut otot jantung yang

merupakan sisa-sisa semasa embrio ditemukan sebagai tonjolan-tonjolan dipermukaan dalam sebagai trabeculare carnae. Serabut elastis diantara serabut otot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedangkan di dinding atrium terdapat lebih banyak serabut elastisnya. Jaringan pengikat diantara berkas-berkas otot jantung banyak mengandung serabut retikuler. Miokardium terdiri atas otot jantung yang melanjutkan diri ke epikardium dan endokardium. Elemen elastis hanya hanya sedikit ditemukan pada ventrikel kecuali pada tunika adventitia vasa yang besar. Pada arteri terdapat jala serabut elastis yang berjalan kesegala arah diantara otot dan melanjutkan diri ke lapisan serabut elastis pada epikardium dan endokardium dan pada dinding vena yang besar. Diantara otot jantung ditemukan fibril retikuler. Didalam miokardium terdapat juga vasa, nervi dan ujung serabut purkinje. Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke ujung pada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus ( intercalateddisk). Didalam sebuah diskus interkalatus terdapat dua jenis pertautan membran yaitu desmoson dan gap junction. Desmoson sejenis kaut lekat yang secara mekanis menyatukan sel-sel, banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung yang saling mendapat tekanan mekanis. Pada interval tertentu disepanjang diskusinterkalatus, kedua membran berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap junction, yaitu derah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.

Gambar 2.2 Miokardium (Sumber : www.scribd.com/doc/70490696/2/II-2-Lapisan-jantung)

c. Endokardium Endokardium berasal dari kata Endo yang berarti di dalam, dan cardia yang berarti jantung. Endokardium adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi. Merupakan lapisan paling dalam pada jantung. Terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung. Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel jantung. Sebaliknya untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium lebih tebal dibandingkan dengan atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang licin (endokardium) kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava dibagian ini terdapat bundelan otot paralel yang berjalan kedepan krista. Kearah aurikuladri ujung bawah krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang berjalan didepan muara vena inferior menuju kesebelah tepi dan disebut vossa ovalis. Di antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

Gambar 2.3 Endokardium ( Sumber : http://www.vascularconcepts.com/pages.php?pg=patients_cardio_system)

2.1.3 Ruang Jantung Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi.

Gambar 3. Ruang Jantung (Sumber : http://sehat-enak.blogspot.com/2010/04/stenosis-katup-trikuspidalistricuspid.html)

A. Atrium Dextra (serambi kanan) Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum InterAtrialis. Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik kedalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru. Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis.

20%

sisanya

akan

mengisi

ventrikel

dengan

kontraksi

atrium.

Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi curah ventrikel. B. Atrium Sinistra (serambi kiri) Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari 4 vena pulmonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra dan sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis. C. Ventrikel Dekstra (bilik kanan) Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel
10

dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra. Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis. Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahanlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian. D. Ventrikel Sinistra (bilik kiril kiri) Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga

11

keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta. Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu

memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.

2.1.4 Katub Jantung Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilikbilik jantung. Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan. Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah. Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.

12

Gambar 4. Katub Jantung (Sumber : http://mywhe.wordpress.com/)

a.

Katup Atrioventrikuler Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular.

Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin trikuspidalis pada sisi postero-inferior.

Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral. Terdiri dari dua bagian, yaitu

13

daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar

b.

Katub Semilunar Disebut semilunar (bulan separuh) karena terdiri dari tiga daun katub, yang

masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh. Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.

Gambar 4.1 Katub Atrioventrikuler (Sumber : jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=67)

14

2.1.5 Persarafan Jantung

Gambar 5. Persarafan Jantung (Sumber : http://amadergaan.com/shop/_setup/db/nodes-of-the-heart) Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan sistem saraf antonom melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal dan torakal bagian atas saraf simpatis berasal dari nervus vagus. Serabut eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodus atrioventrikularis yang tersebar kebagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus vagus dan berperan sebagai refleks kardiovaskuler yang berjalan bersama saraf simpatis. Sistem kardiovaskuler banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : sistem parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Contohnya, stimulasi sistem simpatis bisanya disertai oleh hambatan sistem parasimpatis. Sebaliknya stimulasi parasimpatis dan hambatan simpati merupakan dua kejadian yang terjadi serentak. Kerja yang bertolak belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh sistem saraf otot. Baroreseptor / presoreseptor, terletak dilengkungan aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka sekali terhadap perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteri. Kemoreseptor yang terletak dalam badan karotis danaorta, terangsang melalui penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan tekanan
15

karbondioksida dan peningkatan kadar ion hidrogen (penurunan Ph darah). Apabila reseptor terangsang akan timbul dua jenis respons refleks : peningkatan kecepatan denyut jantung (reflex bainbridge) dan dieresis, yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus dan glosofaringeus membawa impuls dari reseptor ke otak. Pusat vasomotor atau pusat pengaturan kardiovaskuler terletak pada bagian atas medula oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator ini menerima impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan meneruskannya kejantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf parasimpatis dan simpatis. Pusat-pusat otak yang lebih tinggi seperti korteks serebri dan hipotalamus juga dapat mempengaruhi aktivitas saraf otonom melalui medula oblongata. Reseptor terletak pada sistem penghantar jantung, miokardium dan otot polos pembuluh darah.Stimulasi reseptor akan mengubah denyut jantung, kecepatan konduksi katup Atrioventrikuler (AV), kekuatan kontraksi miokardium dan diameter pembuluh darah. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. Serabut parasimpatis juga meluas sampai ke otot ventrikel, tetapi jalur ini tampaknya kurang memiliki makna. Serabut simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium, juga pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adenergik juga menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medula adrenal. Respon jantung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adrenergik tertentu : reseptor alfa terletak pada sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokontriksi dan reseptor beta yang terletak pada nodus AV, dan nodus SA dan miokardium, menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium, stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi. Hubungan saraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan tekanan darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteri dapat ditinggalkan melalui rangsangan pada saraf simpatis dan

16

hambatan pada saraf parasimpatis. Hal ini sapat meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi, dan vasokontriksi.

a. Saraf Pengontrol Jantung Walaupun jantung dapat berdenyut sendiri dan mengatur kecepatan dan kekuatan dari denyutannya terhadap jumlah darah yang memasuki jantung mempunyai dua saraf yang mengontrol fungsi nodus SA dan menyiapkan jantung bila terjadi perubahan keadaan. Serat simpatis menjalar dari ganglia pada bagian servikal dari trunkus simpatis dan mengirimkan impuls yang menstimulus nodus SA kedalam aktivitas yang lebih cepat dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Serat parasimpatis mencapai jantung melalui percabangan nervus vagus dan mengirimkan impuls yang melambatkan nodus SA dan mengurangi kekuatan kontraksi. Pusat saraf tertinggi yang terlibat adalah : kortek selebral, hipotalamus. Pusat jantung pada medula oblongata terdiri dari Pusataselerator.

2.1.6 Pembuluh Darah Besar pada Jantung Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung yaitu : 1. Vena Cava Superior Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan. 2. Vena Cava Inferior Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan. 3. Sinus Conaria Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri. 4. Trunkus Pulmonalis Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi

17

menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru. 5. Vena Pulmonalis Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri. 6. Aorta Asendens Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas. 7. Aorta Desendens Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

Gambar 6. Pembuluh Darah Besar pada Jantung


(Sumber : http://dianhusadaalryantiputri.blogspot.com/p/anatomi-jantung.html)

2.2 PEMBULUH DARAH

Komponen kedua dari sistem transportasi sistem kardiovaskular adalah pembuluh darah. Komponen ini terdiri atas arteri, vena, dan kapiler, dengan masing-masing perbedaan struktur yang berhubungan langsung dengan ukuran
18

dan dinding pembuluh darah. Secara anatomis terdapat perbedaan antara struktur dinding pembuluh arteri dengan pembuluh vena. Pada arteri terdapat membrane elastis yang memberikan kemampuan lebih dalam merespons perubahan intravaskular. Aorta dan arteri-arteri besar memfasilitasi keluaran darah yang berasal dari jantung. Adanya tekanan dan faktor elastisitas dari dinding pembuluh darah ini berfluktuasi sesuai dengan adanya tekanan aliran menuju ke jaringan.

Gambar 7. Pembuluh Darah


(Sumber : http://xamherbal.com/pembuluh-darah/)

2.2.1 Arteri Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri membawa darah yang kaya akan oksigen, kecuali arteri pulmonalis. Arteri bersifat elastik karena mempunyai lapisan otot polos dan serabut elastik sehingga dapat berdenyut-denyut sebagai kompensasi terhadap tekanan jantung pada saat sistole. Arteri yang lebih kecil dan arteriola lebih banyak mengandung lapisan otot sebagai respon terhadap pengendalian saraf vasomotor. Arteri mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah khusus yang disebut vasa vasorum, dipersarafi oleh serabut saraf motorik yang disebut

19

vasomotor. Arteri mempunyai diameter yang berbeda-beda, mulai yang besar yaitu aorta kemudian bercabang menjadi arteri dan arteriola. Berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringanjaringan. Oleh karena itu, sistem arteri mempunyai dinding yang kuat dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang pada saat sistole dan mengadakan recoil pada saat diastole. - Arteriol Arteriol adalah cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol juga mempunyai dinding yang kuat. Arteriol mampu berkontraksi/ menyempit secara komplit atau berdilatasi/ melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan elastis dan lebih banyak otot polos. Otot ini dopersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi sebagai vasodilator. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah. Perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar terhadap resistensi perifer. 2.2.2 Vena Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung sehingga dinamakan pula pembuluh balik. Vena mempunyai tiga lapisan seperti arteri tetapi mempunyai lapisan otot polos yang lebih tipis, kurang kuat dan mudah kempes (kolaps). Vena dilengkapi dengan katup vena yang berfungsi mencegah aliran balik darah ke bagian sebelumnya karena pengaruh gravitasi. Katup vena berbentuk lipatan setengah bulat yang terbuat dari lapisan dalam vena yaitu lapisan endotelium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa. Oleh karena tekanan dalam sistem vena rendah (0-5 mmHg), maka dinding vena yang tipis namun berotot ini memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

20

Tekanan darah di vena yang rendah menyebabkan ketidakmampuan dalam melawan gaya gravitasi. Untuk mencegah adanya arus balik, maka secara fisiologi vena mempunyai katup untuk mencegah backflow (arus balik) darah kembali ke kapiler. - Venula Dinding venula hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Venula berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung ke dalam vena yang lebih besar. 2.2.3 Kapiler Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang sangat tipis, hanya dibentuk oleh tunika intima saja sehingga memudahkan proses pertukaran zat antara pembuluh darah dengan sel atau jaringan. Secara anatomis struktur kapiler berisi sel endotelium dan bagian terusan kapiler berfungsi untuk proses difusi. Adanya pori-pori pada bagian akhir kapiler atau pembatasan akhir dari sel endotelium memfasilitasi terjadinya difusi silang pada garis endotetial. Secara fisiologis kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang interstitial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis dan permeabel terhadap substansi-substansi bermolekul halus.

2.3 DARAH Darah berasal dari kata haima yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada didalam tubuh, berfungsi mengalirkan oksigen keseluruh tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan menjadi benteng terhadap virus dan infeksi. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.

21

Gambar 8. Komponen Darah (Sumber : http://biologipedia.blogspot.com/2011/sistem-peredaran-darahmanusia.html) a. Komposisi Darah terdiri dari 45% korpuskula dan 55% plasma darah. Korpuskula sendiri terdiri dari : 1. Sel darah Merah (eritrosit) Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah berbentuk bikonkaf (cekung pada kedua sisinya). Haemoglobin terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi untuk mengikat oksigen dan karbondioksida dalam proses transportasi gas. Sel darah merah dihasilkan di limpa, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati. Ratarata usia hidup sel darah merah mencapai 120 hari. 2. Sel darah Putih (leukosit) Sel darah putih bentuknya tidak tetap, bening, tidak berwarna. Ukurannya lebih besar dari sel darah merah. Sel darah putih dibuat di sumsum merah dan kelenjar limpa. Jumlah sel darah putih sekitar 5000-10.000 per mm3 darah. Ada beberapa jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eusinofil, basofil, limfosit, monosit dan sel-sel plasma. Sel darah putih berperan sebagai salah satu komponen kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai fagosit (neutrofil, eusinofil dan makrofag.

22

3. Keping Darah (trombosit) Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Ukurannya lebih kecil, sekitar sepertiga ukuran sel darah merah. Trombosit diproduksi pada sumsum merah, berjumlah sekitar 150.000-500.000 per mm3 darah. Trombosit (platelet) berperan penting dalam proses koagulasi (pembekuan) darah.

b. Plasma Darah Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Plasma darah berupa cairan berwarna kekuning-kuningan dan bersifat alkali. Plasma darah mengandung gas (oksigen dan karbondioksida), hormon, enzim, antigen, antibodi dan protein darah. Protein darah yang terdapat pada plasma adalah albumin, fibrinogen dan globulin. Fibrinogen berperan dalam proses koagulasi (pembekuan darah) dan globulin merupakan komponen dari antibodi (imunoglobulin). Globulin berjumlah sekitar 2-3 gram per 100 ml darah. Albumin dalam plasma berjumlah sekitar 3-5 gram per 100 ml darah. Berperan dalam menjaga tekanan osmotik, sebagai carier (pembawa) untuk zat-zat tertentu dan menyediakan protein untuk jaringan.

23

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Jantung terletak di antar dua struktur tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara manual mendorong darah keluar dari jantung apabila jantung tidak memompa secara efektif dengan menekan sternum secara berirama, manuver ini menekan jantung antara sternum dan vertebra, sehingga darah diperas seolah-olah jantung sedang berkontraksi. Kompresi jantung eksternal ini, yang merupakan bagian dari Resusitas jantung paru (RJP), sering berfungsi sebagai sebagai tindakan darurat penyelamatan nyawa sampai terapi yang sesuai dapat diberikan untuk memulihkan fungsi normal jantung. Jantung terdi dari 4 katup yaitu aorta, katup pulmonaris, katup bikuspidalis dan katup mitral. Jantung terdiri 4 ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan Epikardium, lapisan Miokardium, lapisan Endokardium. Dan jantung juga memiliki sistem listrik atau listrik jantung yaitu Nodus SA (sinoatrium), Nodus AV (atrioventrikel), berkas his dan serat purkinje. Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi sistemik. Walaupun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak mampu mengektrasi O2 dari darah yang terdapat dibilik-biliknya. Otot jantung menerima sebagian besar pasukan darahnya sewaktu jantung dalam keadaan diastole. Pada waktu normal otot jantung tetap menerima darah yang adekuat untuk menunjang aktifitasnya, bahkan ketika berolahraga, saat aliran darah koroner meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan kecepatannya saat istirahat. Aliran darah koroner terutama disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan jantung akan oksigen. Walaupun kurang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energinya melalui metabolisme anaerobik dan sangat bergantung pada pasokan O2, Jantung dapat mentolerir variasi pasokan nutrient yang sangat lebar. Jantung terutama menggunakan asam lemak bebas dengan tingkat yang lebih kecil, glukosa dan asam laktat sebagai sumber bahan bakar . karena otot jantung

24

terkenal sangat adiktif dan dapat merubah jalur metabolisme untuk menggunakan apapun nutrient yang tersedia, bahaya utama dari gangguan aliran darah koroner bukannlah bahan bakar tetapi defisiensi O2.

3.2 Saran Dengan adnya makalah ini mudah-mudahan kita mampu memahami dan mengetahui dari letak posisi jantung pada tubuh manusia, sirkulasi jantung, aktivitas jantung, yang berhubungan dengan aktifitas jantung atau sistem kardiovaskuler. Tentunya kita sebagai seorang perawat harus mampu dan menguasai sistem kardiovaskuler ini, karena dewasa ini kita harus mampu menjaga dengan baik jantung kita.

25

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Buku Kedoktern EGC : Jakarta. Kus Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk paramedis. CV YramaWidya : Bandung. Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dan hematologi. Salemba Medika : Jakarta. Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia : Jakarta. Triwahyudi Heri. 2003 Jurnal keperawatan. Sinar Media Pustaka : Bandung.

26

You might also like