You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar 1. SCR SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. SCR adalah diode yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR merupakan thyristor yang paling sering digunakan. SCR dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar. Disamping itu, pemicuan gerbang lebih mudah dibandingkan dengan pemicuan breakover. Karena itu banyak digunakan untuk mengatur motor, pemanas, AC, dan pemanas induksi. Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut, komponen dengan tiga pemicu yaitu Anoda(A),Katoda(K) dan Gate(G).

Diagram dan skema SCR:

Gambar 1.1 Diagram dan Skema SCR a) Susunannya. (b) Susunan ekivalen. (c) Rangkaian ekivalen. (d) Lambang rangkaian

Kegunaan SCR: Sebagai rangkaian Saklar (switch control) Sebagai rangkaian pengendali (remote control)

Ada tiga kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat berfungsi sebagai Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga kelompok tersebut adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.

4.2.1.1 Cara Kerja SCR Adapun cara kerja dari SCR kita bisa terangkan ini dengan sebuah rangkaian elektronik persegi sebagai berikut:

Gambar 1.2 Cara kerja SCR Saat kita menghubungkan SCR ke sumber tegangan, plus(+) dan minus(-) ke K dan jangan menyuplai tegangan ke gate(G), kedua transisitor dalam keadaaan cutoff. Menyuplai pulsa (bahkan untuk waktu yang sangat pendek) ke gate menyebabkan transistor Q2 terhubung. Penghubungan ini menciptakan aliran arus yang pokok untuk transisitor Q1. Arus ini terhubung dan menyebabkan aliran yang rata ke base Q2. Aliran ini menjaga transistor Q2 dalam keadaan terhubung, yang mana menjaga transistor Q1 dalam keadaan terhubung walaupun pulsa dalam gate dalam keadaan berhenti. Tipe dari penekanan tombol ini disebut penekanan regeneratif termasuk umpan balik positif. Karakter SCR terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1.3. Karakteristik SCR Dalam tegangan belakang SCR seperti diode.Ini tidak akan terhubung sampai alat ini breaks-over. Komponen SCR dirancang untuk brek-over tegangan yang tinggi(dalam hal ini untuk menghindari situasi ini). Vx lebih besar dari 400 V. Di tegangan depan SCR bisa breaks-over dalam satu dari tiga kasus berikut: Tegangan di dalam ini lebih besar dari VH (Holding Voltage) dan arus pulsa yang tetap diterima di gate. Ketika tegangan diantara anoda dan katoda kenaikan setinggi break-over depan VB (Break-over Voltage). Dalam keadaan ini, hambatan aliran tetap berhembus dalam transistor Q1, yang menyebabkan hubungan Q2 dan dengan demikian meningkatkan hubungan untuk Q1 sampai kedua transistor terhubung. Hal ini biasanya bukan hubungan yang diinginkan, dengan demikian SCR diprogram untuk VB yang sangat tinggi (lebih dari 400 V). Perubahan yang sangat cepat dari tegangan dari VAK (tegangan diantara anoda dan katoda), walaupun jika VAK lebih kecil dari VB. Untuk menghindari situasi ini kapasitor kadangkala ditambahkan dalam pararel ke SCR yang dijelaskan pada contoh berikut:

Gambar 1.4 Rangkaian SCR

2. Dioda Zener Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah. Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai. Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan Zener. Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga diode Zener biasanya digunakan untuk

membangkitkan tegangan referensi, untuk menstabilisasi tegangan aplikasiaplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.

Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener.

Gambar 1.5 Dioda Zener dan Kurva Karakteristiknya Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam diode silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif. Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif. Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah diode 12 Volt.

You might also like