You are on page 1of 32

PEMERIKSAAN SENSORIK

Sistim sensorik
Sensasi dan persepsi dari lingkungan internal maupun eksternal dan respon organ adalah hasil intergrasi dari sistim sensorik.

Dasar sistim sensorik adalah 1. Stimulus 2. Transduksi 3. Respon


1. Stimulus diakibatkan : - modalitas - lamanya - lokasi - intensitas Ke empat modalitas ini berhubungan dengan pengalaman sensorik

Modaliats terdiri dari :


Modalitas - penglihatan - sentuhan - rasa

Masing-masing mempunyai submodalitas ; Submodalitas warna & pergerakan getaran manis,asam,pahit,asin

Intesitas Kekuatan dari stimulus Ambang sensorik : kekuatan stimus terendah yang dapat dideteksi oleh Organisma Lokasi Lokasi stimulus adalah kemampuan untuk melokalisir rangsang. Lamanya Ekspresi hubungan antara intesitas dan lamanya persepsi dari stimulus.

Perbedaan dari modalitas yang berbeda dilayani oleh reseptor yang berbeda. Reseptor adalah organ sensorik khusus yang mampu mencatat perubahan tertentu didalam organisme dan sekitarnya serta menghantarkan rangsang sebagai impuls. Modalitas Stimulus Fotoreseptor Suara getar mekanoreseptor,sel rambut Penglihatan cahaya fotoreseptor,cone,rod Raba mekanik,suhu neuron ganglion dorsal,ujung kimia saraf bebas. Rasa kimia kemoreseptor,taste bud. Bau kimia kemoreptor olfaktorius.

Sistim saraf somatis mendeteksi stimulus,kimia, panas, mekanik melalui reseptor kulit yang kemudian dihantarkan ke saraf sebagai pengalaman subyektif.

Macam macam sistim sensorik


1. Sistim Ekteroseptif 2. Sistim Propioseptif 3. Perasaan Visera dan alat dalam

Sistim Eksteroseptif
Untuk perasaan kulit atau permukaan. Reseptor pada kulit - rasa nyeri : ujung saraf - rasa tekan : vater pacini - rasa raba : meissner - rasa raba (ringan) : menckel ranvier - rasa dingin : rufini Rangsangan dari alat-alat ini di hantarkan melalui saraf sensorik di ganglia intervebralis Akson saraf ini menuju medula spinalis melalui radik dorsalis bersinap dengan neuron sensorik ke dua di kornu posterior (substasia gelatinosa)

Dari neuron ke dua menyilang garis median ke bagian ventrolateral medula spinalis Neuron sensoris kedua membentuk jaras ke atas dibagian ventral yang disebut dengan traktus spinothalamikus ventralis dan ke lateral disebut traktus spinothalamikus lateral Akson sensorik ke dua ini berakhir di sel saraf thalamus disebut nukleus ventralis posterolateral Dari nukleus ini melalui neuron sensorik ke tiga disampaikan ke kortek sensorik di belakang sulkus sentralis rolandi.

Gambar 2 : Medula spinalis dan jaras asenden

Gambar 3 : Propioseptif

Propioseptif
Berasal dari otot,tendo tulang, berjalan akson saraf ke medula spinalis melalui radik dorsalis. Bagian medula spinalis ini disebut funukulus dorsalis(posterior). Berkas sensasi dalam di bagian tubuh bawah membentuk berkas yang disebut Fasikulus grasilis Goll. Berkas sensorik bagian atas membentuk berkas yang disebut Fasikulus kuneatus Burdach. Diatas segmen thorakal VI ,fasikulus grasilis Goll dan kuneatus Burdach bersinap yang disebut dengan nukleus fasikulus kuneatus dan grasilis. Dari nukleus ini saraf sensorik langsung menyilang dan berjalan ke atas menuju nukleus ventralis posterolateral. Selanjutnya berjalan ke kortek sensorik.

Pemeriksaan Rasa Dalam


Pasien dengan mata tertutup harus mengatakan bagaimana sikap jari-jari tangan ,kaki, sikap lengan,tungkai yang digerakan ke arah tertentu,kebawah atau kesamping dan lain lain.

Rasa alat dalam, sensori visera


Rasa nyeri,suhu alat-alat dalam sebagian disalurkan melalui saraf saraf sensorik yang berjalan bersama saraf sensorik kulit didalam traktus spinothalamikus lateral ke thalamus dan selanjutnya ke kortek serebri.

Gambar 4 : Sistem penghantaran rasa dalam

Gambar 5 : Susunan somatotopik dan somtosensorik thalamus

Thalamus Thalamus terbagi atas kumpulan neuron-neuron atau nukleus berbeda beda. Setiap bagian mempunyai hubungan aferennya sendiri dan berhubungan dengan bagian yang berbeda dari serebelum. Perjalanan traktus asenden yang mencapai thalamus berasal dari medula spinalis,batang otak,dan serebelum. Thalamus merupakan stasiun penyambung pusat kecuali stimuli olfaktorius, dimana impuls ini dikirim ke neuron thalamo kortikal terakhir.

Semua impuls yang masuk ke kortek serebri harus melalui thalamus supaya memasuki kesadaran. Merupakan bagian dari perasaan elemeter Pusat koordinasi gerak afektif dan ekspresif

Kortek Somato Sensorik.


Proyeksi serabut asending somatosensorik diterima kortek sensorik pada area spesifik khususnya di lobus parietal. Daerah ini merupakan kortek somatosensorik primer yang disebut dengan area Broadmans 1,2,3. Kortek somato sensorik dipetakan menurut input yang diterima dari nukleus posterolateral thalamus. Topografi somatosensorik disusun berdasarkan gambar penting Penyakit kejang parsial (epilepasi) dapat disebabkan oleh kerusakan dari kortek somatosensorik.

Gambar 6. Topografi somatosensorik

Gambar 7 : Hubungan segmen medula radik medula spinalis dengan korpus vetebra

Medula spinalis dan Persarafan perifer


Pada orang dewasa medula spinalis lebih pendek daripada kolumna vetebralis. Medula spinalis berakhir kira kira setinggi diskus intervetebralis lumbal I dan II Ketidak sesuaian antara lokasi segmen medula spinalis harus diperhitungkan dalam usaha mengetahui lokasi tingkat proses penyakit medula spinalis. Antara C4 dan T1 dan antar C2 dan S3 diameter medula spinalis membesar. Pembesaran itu disebut intumensensia servicalis dan lumbalis. Terjadi karena sebagian radik servical naik ke pleksus brakialis mempersarafi ekstremitas atas dan daerah lumbosakral membentuk pleksus lumbosakralis mempersarafi ekstremitas bawah Pembentukan pleksus ini setiap pasang radik bercabang menjadi saraf perifer yang berbeda . Setiap saraf perifer dibuat dari serat beberapa radik segmental yang berdekatan. Saraf aferen dari satu radik dorsalis bergabung dan mensuplai daerah segmen tertentu dari kulit yang disebut dengan dermatom.

Gambar 9 : Persyarafan Segmental dari kulit

Gambar 10 : Persyarafan kulit oleh saraf perifer

Patologi gangguan sensorik


Sindroma defisit sensorik sangat bervariasai tergantung dari lokasi kerusakan sepanjang jaras sensorik. Macam macam gangguan sensorik 1. Lesi kortikal/subkortikal a. untuk lengan b. untuk tungkai gangguan : - parestesia (geli,kesemutan) - mati rasa - kejang sensoris lokal

2. Lesi tingkat jaras


c. Suatu lesi yang melibatkan semua jaras sensorik dibawah thalamus. Gangguan : - hilangnya semua kualitas sensorik pada tubuh kontralateral. d.Jaras ensorik lain selain nyeri dan suhu . Gangguan : - hipestesi pada sisi kontralateral . - sensasi nyeri dan suhu utuh e. Kerusakan pada Tr. Lemniskus Trigeminal dan Tr. Spinothalamikius lateral. Gangguan : - tidak ada sensasi nyeri dan suhu pada wajah dan tubuh kontralateral. - semua kualitas sensorik tetap tak terganggu

f. Kerusakan pada Tr. Lemniskus Medialis dan Tr. Spinothalamikus lateral. Gangguan : - Tidak ada sensasi nyeri dan suhu pada wajah dan tubuh kontra lateral. - Semua kualitas sensorik tetap tak terganggu.

g. Kerusakan Nukleus dan Tr. Trigeminal spinalalis dan Tr. Spinothalamikus lateral. Gangguan : - Hilangnya sensasi nyeri pada wajah ipsilateral dari tubuh kontra lateral. h. Kerusakan funikuli posterior Gangguan : - Hilangnya sensasi sikap,getaran,diskriminasi dan ataksia ipsilateral.

3. Tingkat Medula Spinalis


Lesi pada kornu posterior Gangguan : - Hilangnya sensasi suhu dan nyeri ipsilateral. - Semua kualitas lain utuh (gangguan disosiasi sensibilitas)

4. Tingkat radik
Gangguan : - parestesia radikuler dan nyeri - penurunan dan hilang semua kualitas sensorik pada masing masing segmen tubuh , hipotonia, areflesia ataksia.

Gambar 11. Sidroma klinik patologi gangguan sensorik

Beberapa Penyakit Gangguan Sensoris.


Mononeuropati
Sering mengenai saraf perifer umumnya N. kranialis. Gejala : - neuropati kompresi - neuropati entrapment

Carpal tunel sindrom

- Neuropati entrapment paling sering - Keluhan ; nyeri dan baal di distribusi N. Medianus ,sering pada malam hari menjalar ke lengan atas Penyebab : penggunaan tangan berlebihan khususnya pada pasien dengan RA,DM,acromegali,amiloidosis Pemeriksaan : -Tinel sign - EMG Terapi : - Pemasangan splinting - Injeksi kortikosteroid - Pembedahan

Bell Palsy
Kelumpuhan N.VII yang menyebabkan kelumpuhan wajah. Gejala : nyeri, sensasi rasa abnormal, hiperakustikus. Penyebab : idiopati, penyakit Lyme, DM, sarkoidosis Diagnosa : mulut mencong , mata tidak dapat menutup Tepapi : Neurotropik, kortikosteroid.

Mononeuropati Multiplek
Mengenai beberapa serabut saraf perifer Penyebab : DM, sarkoidosis,vaskulitis,gamopathy,HIV Defisit neurologi dideteksi dengan EMG,pemeriksaan laboratorium,biopsi saraf, eletroforesis,antybodi. Terapi : Tergantung penyakit primernya.

Polineuropati
Gangguan fungsi motor sensorik dari beberapa serabut perifer. Gangguan biasanya simetris,lebih sering bagian distal Gejala : nyeri, gangguan suhu,gangguan sensasi sensorik,diskriminasi raba. Pemeriksaan : reflek tendo menurun Penyebab : DM,gangguan ginjal,defisiensi vitamin,penyakit jantung,kanker,keracunan logam berat,obat obatan ; INH,phenitoin,golongan emas,hidralazine,vinkristin. Pemeriksaan : EMG

Akut Idiopatik Demyeliting Polineuropati


Disfungsi motorik yang progresif bersifat akut/subakut . Gejala prodormal : ISPA, GI Gejala ; gangguan sensorik, refleks hilang,nyeri,gangguan N.kranialis,otot pernafasan,gangguan otonom. Merupakan penyakit neuroemergensi Perlu monitoring fungsi pernafasan dan intubasi Terapi : - plasmafaresis - intravena imonoglobulin - fisioterapi.

Polineuropati kronis
Seperti polinenuropati akut tetapi berlangsung lebih dari 2 bulan Penyebab : - Penyakit sistemik - Diabetes Melitus - gangguan nutrisi (defisiensi thiamin, B12, piridoksin, asam folat) Terapi : vitamin

You might also like