Professional Documents
Culture Documents
PENDAFTARAN : WP AKTIF mendaftarkan OP & SP MENGGUNAKAN SPOP SPOP hrs diisi : Jelas, Benar, Lengkap Tanda Tangan SPOP dikirim ke KPPBB dl waktu 30 hari, apabila lewat 30 hr terbit Surat Tegoran, Apabila SPOP kembali, terbit: SPPT,STTS,DHKP PENDATAAN : FISKUS AKTIF
PENDATAAN
Pasal 9 ayat (1), (2), (3)
MATRIK PERBANDINGAN
UU PBB
Subjek
Orang atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasa dan/atau memanfaatkan atas bangunan Bumi dan/atau bangunan sama
UU PDRD
Bumi dan/atau bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan 0,2% Paling Tinggi 0,3% Tidak Dipergunakan Paling Rendah Rp10 Juta 0,3% x (NJOP-NJOPTKP)
PBB Terutang
48
49
SPPT
SKP
KPP Pratama
STP
TEMPAT PEMBAYARAN
50
DIKEMBALIKAN
TIDAK
SPPT
ya
SPOP tdk Benar SKP + 25% dari Selisih Pajak
6 bulan
Jatuh Tempo
1 bulan
STP + Bunga 2% Per bln maks 24 bl
1 bulan
7 hari
Jatuh tempo tegoran
21 hari
SP
KLN
51
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: PER-25/PJ./2009 Tgl.16 Maret 2009 Stdd PER-16/PJ./2010
52
53
54
55
PENGAJUAN KEBERATAN
Ketetapan sampai dengan Rp200.000,- dpt diajukan perorangan atau kolektif. Ketetapan di atas Rp200.000,- diajukan secara perorangan
56
PENELITIAN LAPANGAN
KPP Pratama : OP tdk dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil dan diajukan kolektif Kanwil DJP & KPP Pratama : OP tdk dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil dan diajukan perorangan Kanwil DJP : OP berada dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil DJP
diteruskan 14 hari
KANWIL DJP
WP
KPPrat. Penelitian
Banding ( 3 bln )
Pngdl.Pajak
3. Menambah pajak
58
SEBAB-SEBAB PENGURANGAN
(Ps.19 UU PBB; PerMenKeu:110/PMK.03/09; Tgl.17-6-09)
Karena kondisi tertentu OP yg ada hubungannya dg SP atau sebab-sebab tertentu lainnya Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab-sebab lain yang luar biasa (maks: 100%) Ket: Bencana Alam: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor. Sebab lain yg luar biasa: kebakaran, wabah penyakit tanaman, wabah hama tanaman
59
KONDISI TERTENTU OP yg ada hubnya dgn SP dn/a karena sebab2 tertentu lainnya
Objek Pajak yg Wpnya op veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/dudanya ( 75%) Objek Pajak berupa pertanian/perkebunan/ perikanan /peternakan yg hasilnya sangat terbatas milik op yang berpenghasilan rendah (maks:75%) Objek Pajak milik op berpenghasilan rendah yg NJOPnya meningkat krn perub.lingk dan dampak pembangunan (maks: 75%) Objek Pajak milik op yg penghasilannya semata-mata dari pensiunan shg kewajiban PBB sulit dipenuhi (maks: 75%) Objek Pajak milik op yg berpenghasilan rendah shg kewajiban PBBnya sulit dipenuhi (maks: 75%) Objek Pajak milik badan yg mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pd thn pajak sebelumnya shg tdk dpt memnuhi kewajiban rutin (maks: 75%)
57
KP Pratama
(maks.500 juta)
WP
Dit.Jen.Pajak Pen.Lap.
( > 1,5 M )
Keputusan: KPP, maks: 3 bln Kanwil, maks: 4 bln DJP, maks: 6 bln Keputusan sesuai permoh. WP
63
PEMBETULAN (Perdirjen 37/PJ/2008) : Salah tulis, salah hitung, kekeliruan penerapan uu/peraturan dlm SPPT/SKP/STP PEMBATALAN (PMK 111/PMK.03/2009): OP tidak ada, Hak SP thd OP batal (put.pengadilan), OP menjadi Fasum/Fasos,SPPT ganda
DALUWARSA
1. DASAR HUKUM
Pasal 49 UU KUP 1983 Pasal 13 dan 15 UU KUP 2000 dan 2007
25
3. WAKTU DALUWARSA
untuk Tahun Pajak 2002 dan sebelumnya, daluwarsa 10 (sepuluh) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak; untuk Tahun Pajak 2003 sampai dengan Tahun Pajak 2007, daluwarsa pada akhir Tahun Pajak 2013; untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya, daluwarsa 5 (lima) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak.
26
1. DASAR HUKUM
Pasal 49 UU KUP 1983 Pasal 22 ayat (1) UU KUP 2000 dan 2007 Pasal II angka 1 UU KUP 2007
27
3. WAKTU DALUWARSA
untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, daluwarsa 10 (sepuluh) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak; untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya, daluwarsa 5 (lima) tahun sejak STP diterbitkan.
28
dstnya
Keterangan:
2011 2010
2004
2005 2006 2007
2014
2015 2016 2017 Tahun Pajak Tahun Penetapan (STP) Tahun Penagihan 31
Keterangan:
Keterangan:
33
Pejabat yg dlm jabatannya/tugasnya berkaitan langsung dg objek pajak, wajib: a. Menyampaikan lapbul. mengenai mutasi & perubahan op kpd DJP b. Memberikan ket yg diperlukan atas permintaan DJP Pejabat yg tdk memenuhi kewajiban dikenakan sanksi sesuai per/peruu yg berlaku
SANKSI PIDANA
( Ps.24 )
75
KEALPAAN
1. Tidak mengembalikan SPOP 2. Menyampaikan SPOP ttp isinya tdk lengkap / tdk benar dan menimbulkan kerugian bagi negara .
PIDANA KURUNGAN MAKSIMUM 6 BULAN ATAU DENDA . SETINGGI-TINGGI NYA 2 X PAJAK TERUTANG.
76
SANKSI PIDANA
( Ps. 25 ayat(1 )
KESENGAJAAN
PIDANA KURUNG AN SELAMA-LAMA NYA 2 TAHUN ATAU DENDA SETINGGITINGGINYA 5 X PAJAK TERUTANG
1. TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP 2. MENYAMPAIKAN SPOP TTP ISINYA TDK LENGKAP / TDK BENAR 3. MEMPERLIHATKAN SURAT / DOKUMEN PALSU / DIPAL SUKAN 4. TIDAK MEMPERLIHATKAN / MEMINJAMKAN SURAT DO KUMEN LAINNYA 5. TIDAK MENYAMPAIKAN / MENUNJUKKAN DATA YANG DIPERLUKAN .
21
Perkebunan (SE-149/PJ/2010)
Areal Produktif (TBM &TM) Nilai Tanah= NDT + SIT NDT = Luas x NDT/m2
Areal Belum Produktif a.sdh diolah blm ditanami Nilai Tanah= Luas x NDT/m2 b.belum diolah Nilai Tanah= Luas x NDT/m2
24
25
Areal Produktif = areal blok tebangan sesuai RKT : areal yg pohon2nya dapat ditebang. Areal blm/tdk produktif = hutan non blok tebangan : areal yg pohon2nya blm dpt di tebang. Areal lain : tdk ada tegakannya (rawa, payau, waduk/danau, digunakan pihak ke 3 Log Ponds : areal perairan tempat penimbunan kayu Log Yards : areal daratan tempat penimbunan kayu
26
Areal Produktif ( RKT ) NJOP= 8,5 x HB setahun Areal Blm/Tdk Prod. NJOP = NJOP Tanah
27
Perhutanan ( HPHTI )
28
NON MIGAS
29
30
31
32
PBB SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C ( SE- 27/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999 )
Areal Produktif : Areal yg telah dieksploitasi /menghasilkan bahan galian tambang. NJOP = Angka Kapitalisasi x Hasil Bersih setahun Angka kapitalisasi : sesuai jenis tambang Hasil bersih = Pend.Kotor hsl penjualan galian tambang setahun biaya eksploitasi di mulut tambang ( Run On Mine )
33
34
35
Garis pantai
TUBUH BUMI
(PRODUKSI)
TUBUH BUMI
(PRODUKSI)
Subjek Pajak Subjek PBB Migas adalah seluruh KKKS yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan sesuai luas Wilayah Kerja yang dikuasainya. Wajib Pajak Subjek Pajak sebagaimana di atas yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak PBB Migas.
52
Alur Pendaftaran, Perhitungan, Penerbitan SPPT, Pembayaran, dan Bagi Hasil Penerimaan PBB Migas
Setoran Hasil Bersih Migas Bagian Negara pada rekening Menteri Keuangan di BI
2. SPOP se luruh OP 7. Permintaan Pemindahbukuan pembayaran 8. Permintaan Pemindahbukuan pembayaran 9. Permintaan Pemindahbukuan
1.SPOP
KKKS
BPMIGAS
DITJEN PAJAK
DITJEN
6. SPPT
DITJEN
PERBENDAHARAAN
ANGGARAN
BI
4. Usul Perhitungan
5. Koreksi/ Persetujuan
6. SPPT
KAB/KOTA (64,8%)
PROPINSI (16,2%)
PUSAT (10%)
BP (9%)
*)
Pelaksanaan Pemindahbukuan Pembayaran PBB Migas per triw., sesuai SEB DJP & DJLK No. 630/4568, 24 Sept 2001:
Triw 1 Triw 2 Triw 3 Triw 4 Pelunasan : : : : : 15 15 15 15 15 maret mei agustus november desember
3,5% insentif bagi kb/kt yang masuk target PBB pds & pkt
Sek. Pedesaan 10% Pst - 90% Kb/Kt Sek. Perkotaan 20% Pst - 80% Kb/Kt Sek. Perhutanan 65% Pst - 35% Kb/Kt Sek. Pertambangan 70% Pst - 30% Kb/Kt Sek. Perkebunan 60% Pst - 40% Kb/Kt
53
1
KKKS
SPOP
(April Mei)
BPMIGAS
seluruh SPOP
(Juni Juli)
DITJEN PAJAK
Surat DJP: penyampaian SPOP & Petikan: a. SPOP Onshore b. Petikan data Offshore & Hasil Produksi per Kab/Kota
(Agustus September)
PRATAMA
4 5
Surat KPP: SPPT Objek PBB Migas dicetak berdasarkan Persetujuan DJP
(Nopember Desember)
54
40
PBB SEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI (SE- 25/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999)
Areal Produktif : Areal di dlm WK PSP yg telah di eksploitasi dan menghasilkan energi panasbumi. NJOP = 9,5 x Hasil Penjualan Energi Panasbumi setahun Hasil Produksi : Seluruh jumlah air dan atau uap panasbumi yg diperoleh dari proses eksploitasi dan digunakan sebagai sumber energi/listrik dl ukuran Kwh
41
42
BID.USAHA PERIKANAN
( SE-22/PJ.6/99 TGL:23-4-99 )
22
PERIKANAN DARAT 1.Areal Pembudidayaan Ikan : NJOP = NJOP T + BIT 2. Areal Lain : NJOP = NJOP Tanah
PERIKANAN LAUT/SUNGAI 1. Areal Perikanan : NJOP = 10 x Hasil Bersih 2. Areal Pembudidayaan Ikan : NJOP = 8 x Hasil Bersih 3. Areal Lain : NJOP = NJOP Tanah
23
43
RESTITUSI PBB
(PMK 16/PMK.03/2011 dan PMK 17/PMK.03/2011
64
Sebab-sebab Restitusi : 1. Pajak dibayar > pajak terutang : a. Permohonan pengurangan dikabulkan b. Permohonan keberatan dikabulkan c. Permohonan banding dikabulkan d. Perobahan peraturan 2. Pajak dibayar yg seharusnya tdk terutang
65
permohonan
WP
KPP Pratama
IMBALAN BUNGA
(PerMenKeu: 121/PMK.06/2005; 5-12-05)
66
1. 2. 3.
SEBAB-SEBAB IMBALAN BUNGA : Keterlambatan penerbitan SKKP PBB Keterlambatan penerbitan SPMKP PBB Kelebihan pembayarn PBB krn Permohonan Keberatan/Banding diterima sebagian/seluruhnya 4. Kelebihan pembayaran sanksi adm krn pengurangan/penghapusan sbg akibat diterbitkan Kep.Keberatan/Put.Banding
IMBALAN BUNGA
Penerbitan SKKP PBB Penerbitan SPMKP PBB PERMOHONAN KEBERATAN / BANDING WP
terlambat Bunga 2%/bln sejak berakhirnya 12 bln stlh permohonan diterima sd terbit SKKP
67
terlambat
dikabulkan
SKKP PBB + Bunga 2%/bln maks.24 bln sejak bayar sd terbit SK.Keb/Put.Banding
Bunga 2%/bln maks.24 bln sejak bayar sd Terbitnya Kep.Pengur/Penghapus sanksi Adm
68
BANK/POS&GIRO PERSEPSI .
PELIMPAHAN
PEMBAGIAN
W. Pajak
P.Pemungut
10 %
Pem Pusat
9 % 16,2 % 64,8 %
BP Dati I Dati II
S-06/PJ.13/2007
69
Pembayaran PBB Pds/Pkt di TP PBB Pembayaran PBB Pkb/Pht/Ptb non-migas di Bank/Pos Persepsi dg menggunakan SSP PBB
SSPPBB merupkan dok sumber dlm penatausahaan pen negara yg digunakan sbg input item data ke sistem MPN Pembayaran PBB Pkb/Pht/Ptb ke Bank/Pos Persepsi sah setelah mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP). Atas Pembayaran/Penyetoran PBB ke Bank/Pos Persepsi WP diberikan bukti pembayaran/penyetoran berupa: a. Bukti Penerimaan Negara (BPN), atau b. Formulir SSP PBB yang diterakan NTPN serta elemen lain sebagai validasi pembayaran/penyetoran Untuk memperluas pelayanan pembayaran, semua Bank/Kantor Pos yang on-line dengan MPN di tiap-tiap kabupaten/kota ditunjuk sebagai Bank/Pos Persepsi PBB
70
10 %
Bagian penerimaan PBBuntuk Pemerintah Pusat dibagikan kepada DAERAH TKT II
71
Pem. Pusat 10 %
Pem. Daerah 90 %
B. Pemungutan 9%
Daerah DJP
PMK: 05/PMK.07/207 Alokasi PBB bagian Pemerintah Pusat (6,5%) yang dibagikan kpd seluruh kabupaten/kota merupakan perkiraan yg didasarkan kepada Rencana Penerimaan dlm UU APBN Tahun Anggaran Berjalan dan dilaksanakan dlm 3 tahap, yaitu: bln April, bln Agustus, dan bln Nopember tahun anggaran berjalan. Alokasi PBB bagian Pemerintah Pusat (3,5%) didasarkan pada prognosa realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan dan dilak sanakan pada bulan Nopember tahun anggaran berjalan. Dirjen Perimbangan Keuangan menerbitkan Surat Ketetapan tentang permintaan transfer Dana Bagi Hasil PBB bagian Pemerintah Pusat yang dibagikan kepada seluruh kabupaten/kota untuk masingmasing daerah. Ketetapan ini disampaikan kepada Dirjen Perbenda haraan sbg dasar pelaksanaan penyaluran dana.
72
73
Daerah
Kabupaten / Kota
Besarnya imbangan didasarkan pada keten tuan yg berlaku di ma sing-masing Daerah , Kecuali DKI Jakarta 100 % utk Propinsi.
PKT
PKB
PHT
PTB
10 %
20 %
60 %
65 %
70 %
Pem. Daerah
90 %
80 %
40 %
35 %
30 %
KETENTUAN PIDANA
( Ps. 25 ayat (2) & ayat (3) & Ps.26 )
77
TERHADAP BUKAN WAJIB PAJAK YANG BERSANGKUTAN YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN TINDAKAN : * TIDAK MEMPERLIHATKAN ATAU TIDAK MEMINJAMKAN SURAT ATAU DOKUMEN LAINYA; * TIDAK MENUNJUKKAN DATA ATAU TIDAK MENYAMPA KAN KETERANGAN YANG DIPERLUKAN ; DIPIDANA DENGAN PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA 1 (SATU) TAHUN ATAU DENDA SETINGGI-TINGGINYA Rp 2 JUTA ,( DUA JUTA RUPIAH ) . * ANCAMAN PIDANA DILIPATKAN DUA , BILA SESEORANG MELAKU KAN LAGI TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN SEBELUM LE WAT 1 (SATU) TAHUN. * TINDAK PIDANA TIDAK DAPAT DITUNTUT SETELAH LAMPAU WAK TU 10 (SEPULUH) TAHUN SEJAK BERAKHIRNYA TAHUN PAJAK YG BERSANGKUTAN.