You are on page 1of 11

TECHNOPRENEURSHIP

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

Ekstraksi Pati dari Biji Alpukat

Disusun oleh:
Eka Nur Yunianto (03101003066) Elon J. Sirait (03101003100) Rizqi Romadhon (03101003048) Robbi Olsan (03101003034)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2012

Biodata Pengusul Nama Nim : Eka Nur Yunianto : 03101003066

Tempat, tanggal lahir : Bandar lampung, 25 juni 1992 Agama Jurusan Alamat No. HP Email : Islam : Teknik Kimia : Jl. Palembang-Prabumulih Gg. Lampung : 089631142619 : ekaekajun@yahoo.com

Nama Nim

: Elon J. Sirait : 03101003100

Tempat, tanggal lahir : Kalianda, 5 Juli 1992 Agama Jurusan Alamat No. HP Email : Kristen : Teknik Kimia : Gang Lampung Inderalaya : 085266480124 : beltsazar_lovegod@ymail.com

Nama Nim

: Rizqi Romadhon : 03101003048

Tempat, tanggal lahir : Tebing tinggi, 21 Maret 1993 Agama : Islam

Jurusan Alamat No. HP Email

: Teknik Kimia : Banyuasin : 085758400158 : rizqi048@gmail.com

Nama Nim

: Robbi Olsan : 03101003034

Tempat, tanggal lahir : SP Padang, 21 desember 1992 Agama Jurusan Alamat No. HP Email : Islam : Teknik Kimia : Kayuagung : 085769004554 : robbiolsan@rocketmail.com

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan proposal bisnis ini yang berjudul Ekstraksi Pati dari Biji Alpukat Kelompok kami menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini masih banyak

terdapat kesalahan baik ditinjau dari segi materi maupun tehnik penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan kesempurnaan tugas ini

sehingga dapat bermanfaat bagi pembahasan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu teknik kimia pada khususnya.

Indralaya,

April 2012

Pengusul

Latar Belakang Biji buah alpukat sampai saat ini hanya dibuang sebagai limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal di dalam biji alpukat mengandung zat pati yang cukup tinggi, yakni sekitar 23%. Hal ini memungkinkan biji alpukat sebagai alternatif sumber pati. Biji alpukat yang diolah menjadi pati, selain bermanfaat mengurangi pencemaran lingkungan, juga dapat menciptakan peluang usaha baru. Pati biji alpukat selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai hasil olahan yang mempunyai nilai jual tinggi, antara lain : dodol, kerupuk, snack, biskuit dan sebagainya (Winarti dan Purnomo, 2006). Biji alpukat tergolong besar, terdiri dari dua keping (cotyledon), dan dilapisi oleh kulit biji yang tipis melekat. Biji tersusun oleh jaringan parenchyma yang mengandung sel-sel minyak dan butir tepung sebagai bahan cadangan makanan (Kalie, 1997). Menurut hasil analisis Alsuhendra, et al., (2007) biji alpukat memiliki kandungan air 12,67 %, kadar abu 2,78 %, kandungan mineral 0,54 % lebih tinggi dari biji buah lainnya. Biji alpukat kaya akan sumber campuran kompleks senyawa polifenolik mencakup dari yang sederhana katekin dan epikatekin dengan zat polimerik terbesar. Biji alpukat merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan bagi tumbuhan, selain buah, batang, dan akar. Pati merupakan penyusun utama cadangan makanan tumbuhtumbuhan. Pati adalah polimer D-glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuhan. Pati terdapat sebagai butiran kecil dengan berbagai ukuran dan bentuk yang khas untuk setiap spesies tumbuhan. Pati terdiri atas dua polimer yang berlainan, senyawa rantai lurus, amilosa, dan komponen yang bercabang, amilopektin (deMan, 1997). Komposisi kimia dan sifat-sifat dari pati biji alpukat dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia dan sifat-sifat pati biji alpukat Komponen Kadar air Kadar pati *amilosa *amilopektin Protein tn = tidak dianalisa *amilosa + *amilopektin = pati Jumlah (%) 10,2 80,1 43,3 37,7 tn Komponen Lemak Serat kasar Warna Kehalusan granula Rendemen pati Jumlah(%) tn 1,21 Putih coklat Halus 21,3

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan biji alpukat adalah dengan mengekstrak pati dari dalam biji. Masalah utama dalam ekstraksi cokelat sehingga pati yang dihasilkan juga agak cokelat. Untuk menghasilkan pati pati biji alpukat adalah apabila biji alpukat dihancurkan menghasilkan warna biji alpukat dengan warna putih, diperlukan perlakuan khusus pada pengolahan pati biji alpukat dengan cara perendaman di dalam larutan natrium metabisulfit (Na2 S2 O5 ) agar diperoleh pati biji alpukat dengan mutu yang baik. Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO , garam Na atau K-sulfit, bisulfit dan metabisulfit. Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tak terdisosiasi dan terutama terbentuk pada pH di bawah 3. Selain sebagai pengawet, sulfit dapat berinteraksi dengan gugus karbonil. Hasil reaksi itu akan mengikat melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna coklat. Sulfur dioksida juga dapat berfungsi sebagai antioksidan (Syarief dan Irawati, 1988). Molekul sulfit lebih mudah menembus dinding sel mikroba bereaksi dengan asetaldehid membentuk senyawa yang tidak dapat difermentasi oleh enzim mikroba, mereduksi ikatan disulfide enzim, dan bereaksi dengan keton membentuk hidroksi sulfonat yang dapat menghambat mekanisme pernapasan. Salah satu cara untuk mengawetkan produk adalah dengan mengeringkannya. Produk seperti ini mempunyai prospek pasar yang cukup baik. Kuantitas atau rendemen produk kering dinilai atas dasar kebersihan, kandungan air dan kandungan kimiawi bahan (Syafriandi, 2003). Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan kebusukan terhambat atau bahkan terhenti sama sekali. Dengan demikian, bahan yang dikeringkan mempunyai waku simpan lebih lama (Adawyah, 2007). Keuntungan dari pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dengan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan pengangkutan (Winarno, et al., 1980).

Ide dan Konsep Technopreneursip Sebagaimana yang kita ketahui buah alpukat bnyak digemari masyarakat, tetapi masyarakat tidak tahu manfaat dari biji alpukat tersebut. Kebanyakan orang setelah mengkonsumsi buah alpukat, bijinya langsung dibuang begitu saja atau ditanam. Akan sangat

lebih bermanfaat jika ditanam tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan juga sangat disayangkan jika langsung dibuang begitu saja karena akan menjadi limbah organik. Untuk itu memanfaatkan biji buah alpukat akan sangat bermanfaat karena akan memiliki nilai usaha baru, karena bnyaknya kandungan pati dalam biji alpukat akan sangat bermanfaat dengan mengekstraksi biji alpukat sehingga menghasilkan produk makanan.

Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk membuat nilai guna dari biji alpukat sebagai produk bahan makanan.

Manfaat Ekstraksi biji alpukat ini sangat bermanfaat untuk mengolah hasil produk yaitu pati sebagai bahan baku untuk mengolah makanan seperti dodol, snack, biskuit dan sebagainya. Tinjauan Literatur a. Alpukat Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit. Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath. Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut. Zat Kaya Manfaat dalam Alpukat Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral yang bermanfaat. Alpukat kaya

akan protein, riboflavin (atau dikenal sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C. Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik. Berikut ini penjelasan beberapa zat dalam alpukat atau avokad yang bermanfaat bagi tubuh kita: Vitamin E dan vitamin A Vitamin E dikenal sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat kulit terlihat muda dan segar. Potasium atau Kalium Potasium (dikenal juga sebagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat mengurangi depresi, mencegah pengendapan cairan dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah. Lemak tak jenuh Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak jenuh. Lemak ini berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti bakteri dan anti jamur. Asam oleat Asam oleat merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan. Vitamin B6

Vitamin ini berkhasiat untuk meredakan sidrom pra-haid atau pra-menstruasi (PMS) yang umumnya diderita wanita setiap bulan. Zat Besi dan Tembaga Zat ini diperlukan dalam proses regenerasi darah sehingga mencegah penyakit anemia. Mineral Mangaan dan Seng Unsur ini bermanfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi, memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tetap terjaga. b. Pati Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik. Berbagai macam patitidaksama sifatnya, tergantungn dari panjang rantai C-nya, serta lurus atau bercabangkahrantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan airpanas. Fraksi terlaut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan cabang ikatan -(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5% dari berat total (Winarno FG. 2004). Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia, contohnya pada beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Dalam perdagangan dikenal dua macam pati, yaitu pati yang belum dimodifikasi dan pati yang telah dimodifiksi. Pati yang tak termodifikasi atau pati biasa adalah semua jenis pati yang dihasilkan di pabrik pengolahan dasar, misalnya tepung tapioka. Sejumlah besar pati tak termodifikasi dimanfaatkan didalam industri tekstil, kertas, bahan perekat kardus. Di dalam pengolahan pangan(poding, pengalengan pangan, permen, biskuit, dan lain-lain), kanji, produk- produk farmasi, pabrik-pabrik bir dan fermentasi dan lain-lain.( P.Soebiyanto Tjokroadi Koesoemo. 1993). Pati dapat dimodifiksi melalui cara hidrolisis, oksidasi, crosslingking atau cross bonding dan substitusi.(P.Tjokroadi Koesoemo,1993).

Metodologi (strategi dan metode) Bahan yang digunakan adalah biji alpukat yang diperoleh dari Pedagang Kaki Lima. Bahan kimia yang digunakan adalah Natrium metabisulfit (Na2S2O5). Alat yang digunakan adalah timbangan, oven, gelas, kain saring, wadah, pipet tetes, blender, dan ember.

Pelaksanaan Penelitian : kulit biji alpukat dikupas, lalu dicuci dengan menggunakan air bersih yang mengalir, kemudian dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan pisau. Selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender dengan penambahan air 1 : 1 (1 kg biji ditambah dengan 1 liter air). Setiap unit percobaan digunakan 300 gram biji alpukat. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain saring untuk mengambil pati dari dalam jaringan. Apabila endapan telah terbentuk, air bening di atasnya dibuang secara pelan-pelan agar tidak ada pati yang terbuang. Kemudian dilakukan pencucian dengan air bersih dan diendapkan kembali sebanyak tiga kali, lalu direndam kembali dalam larutan Na2S2O5 sesuai perlakuan pada saat perendaman keempat Endapan pati yang diperoleh dikeringkan dalam oven dengan suhu pengeringan yang sesuai dengan perlakuan. Pati kering digiling dan selanjutnya diayak, dan dilakukan pengemasan.

Hasil Produk

Produk yang dihasilkan nanti berupa pati/tepung yang berbahan dasar alpukat yang kaya akan manfaat.

Pembiayaan Kegiatan Biaya produksi Ember 2 buah Pisau 3 buah Blender 2 buah Saringan 2 buah Oven 1 buah Pengaduk 2 buah Lain-lain : Rp 16.000,: Rp 21.000,: Rp 400.000,: Rp 30.000,: Rp 500.000,: Rp 20.000,: Rp 300.000,-

Total biaya produksi Biaya per hari Biji Alpukat Na2S2O5 Plastik bening

: Rp 1.287.000,-

: Rp 60.000,: Rp 20.000,: Rp 5.000,-

Total biaya per hari Target penjualan = 15 kg /hari

: Rp 85.000,-

1 kg dijual seharga Rp 8.000,- , sehingga didapat hasil penjualan / hari = 15 kg x Rp 8.000,- = Rp 120.000,Hasil penjualan per hari modal produksi per hari = keuntungan (laba) / hari Rp 120.000,- - Rp 85.000,- = Rp. 35.000,-

Perencanaan Pemasaran / Konsep Strategi Untuk pemasarannya kami berencana menjadi penyuplai bahan baku dari pembuatan makanan yang memerlukan bahan baku pati, seperti pembuatan dodol, snack, biskuit dan sebagainya, Namun kami lebih cenderung ke produksi pembuatan dodol karena hasil produksi pati yang kami buat belum terlalu besar, sehingga cocok untuk keproduksi pembuatan dodol pada skala kecil.

Kesimpulan : Dalam satu biji alpukat terdapat kandungan pati sebesar 25% Pemanfaatan biji alpukat ini berperan untuk mengurangi limbah dari biji alpukat dan membuat nilai dari biji itu sendiri Semakin pekat Na2S2O5 maka kualitas dari penjernihan endapan pati dari biji alpukat semakin baik/bagus

You might also like