You are on page 1of 106

PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU

SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR


PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN.

KANTOR CABANG : JL. TEUKU UMAR KOMPLEK PERUM. BUKIT INDAH PERMAI BLOK K.NO 6 SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR INDONESIA. Phone: 0541-271733 ; Fax : 0541-272443

UTU

SAMARINDA

DAFTAR ISI
I. UMUM

1.1 1.2

DATA TEKNIK JADWAL 1 Jadwal pelaksanaan Pekerjaan 2 Jadwal kebutuhan bahan 3. Jadwal kebutuhan Tenaga 4. Jadwal kebutuhan alat Struktur Organisasi

1.3

II.

RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLAN, PQP ) II.1. Quality Policy ( Kebijakan Mutu ) II.2. Quality System ( sistem mutu ) II.3. Ringkasan spesifikasi A. stndartd / peraturan yang di pakai B. Proses Produksi dan uraian Pekerjaan C. Bahan / Matrial II.4. Daftar Peraturan / Standard Internal dan External II.5. Daftar Barang Langsung II.6. Prosedur Koordinasi II.7. Identifikasi Produk Proyek

III.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

IV.

JOB DESCRIPTION

I.

UMUM NAMA PAKET PEKERJAAN


1. 2. 3. 4. 5. Nama proyek Nama paket Pekerjaan Lokasi Pekerjaan Panjang efektif Panjang fungsional : : : : : Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Pemeliharaan berkala jalan . .

I.1. DATA TEKNIK


1. 2. 3. 4. 5. kode Proyek Nama Proyek Nama identitas jenis Proyek / Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan jalan dan jembatan kalimantan Pemeliharaan Berkala jalan Pemeliharaan Berkala jalan

* * * * * * *

Drainase berupa pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air, Pasangan Batu dengan Mortar, Gorong-gorong pipa beton bertulang . 70 - 100 cm Pekerjaan Tanah berupa pekerjaan Galian Biasa dan Timbunan Biasa dari selain galian Sumbrr Bahan. Perbaikan Tepi Perkerasan dan Bahu Jalan dengan Lapis Pondasi Klas B. Perkerasan Berbutir Lapis Pondasi Klas A. Perkerasan aspal berupa Lataston Lapis Aus HRS - WC, Laston Lapis Pondasi HRS- Base dan Lataston Lapis Pondasi HRS - Base Leveling. Pekejaan Struktur berupa Beton K - 125 dan Pasangan batu Pekerjaan Minor lainya.

6. 7.

8. 9.

10 .

Lokasi Proyek/Pekerjaan Nomor Kontrak Tanggal Kontrak Waktu Pelaksanaan Waktu Pemeliharaan Nomor SPMK Tanggal SPMK Penguna Jasa Alamat Penguna Jasa Telp./Fax./Email Nama Penguna Jasa Jabatan Konsultan Pengawas Alamat Konsultan Kontrak Personal

Pemimpin Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan Jalan

I.2. JADWAL 1 . Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ( Master Time Schedule ) Dapat di lihat pada lampiran

2 . Jadwal kebutuhan Bahan ( Matrial Schedule ) Dapat dilihat pada lampiran.

SCHEDULE PENGUNAAN MATRIAL DAN BAHAN BAGIAN PELAKSANAAN KET : : KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN PEMELIHARAAN BERKALA JALAN

NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 .

URAIAN LPB utk Bahu Jalan LPB LPA Timbunan Biasa Timbunan Pilihan Semen Pasir Aspal Agregat Kasar utk HRS Base Agregat halus utk HRS Base Gorong-gorong Batu Kali Patok Pengarah Cat Marka

JUMLAH Satuan Bulan M3 M3 M3 M3 M3 M3 M3 Kg M3 M3 Buah M3 Buah Kg

TAHUN 2011 1 2 3

TAHUN 2011 4 5

KETERANGAN

3 . Jadwa Kebutuhan Tenaga Dapat dilihat Pada Lampiran

SCHEDULE PERSONIL ( STAFF ) PROYEK BAGIAN PELAKSANA KETERANGAN : : KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN PEMELIHARAAN BERKALA JALAN

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

URAIAN General superintendent Site Manager Quality Engineer Quantity Engineer Adminitrasi teknik Pelaksana Pembantu Pelaksana 1 pembantu Pelaksana 2 Surveyor Draft man Keuangan Proyek dan HRD Logistik Proyek Ass.logistik Cheker 1 cheker 2 Mekanik 1 Mekanik 2 Mekanik 3 Operator AMP Operator Stone Crusher Operator Excavator 1 (wedining) Operator Excavator 2 Operator Excavator 3 Operator Motor Grader Operator Vibrator Roller Operator Baby Roller Operator W. Loader Operator Aspal Sprayer Operator Aspal Finisher Operator Tandem Roller Operator Pheu. T. Roller Supir Dump Truck Supir ligh Truck Supir Pick up Juru Masak

JUMLAH Orang Bulan

TAHU 1 2

36

Keamanan

ATAN KALIMANTAN

TAHUN 2011 4 5

KETERANGAN 6 7 8

4 . Jadwal Kebutuhan Alat Dapat dilihat pada Lampiran.

SCHEDULE PERALATAN PRROYEK BAGIAN PELAKSANA PAKET : KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN JUMLAH Bulan TAHUN 2011 1 2 3

NO

URAIAN Asphal Mixxing Plant (AMP) Stone Crusing Plant Exavator 1 (Widening) Exavator 2 Exavator 3 Motor Grader Vibrator Roller Baby Roller Wheel Loader Asphal Sprayer Asphal Finisher Tandem Roller Pheu. T. Roller Dump truck Light Truck Pick Up Survey Equipment

Unit

TAHUN 2011 4 5

KETERANGAN

I.3.

STRUKTUR ORGANISASI Dapat dilihat pada Lampiran

STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA PT. BUDI BAKTI PRIMA PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN

GENERAL SUPERINTENDENT SITE MANAGER KA. QUARRY / HANDAK

ADM. KEUANGAN LOGISTIK QUANTITY ENGINEER

SURVEYOR

QUALITY ENGINEER

LAB. TENHNICIAN PEL. PEK. SIPIL

OPERATOR / MANDOR

PEKERJA HARIAN

SI PENYEDIA JASA AKTI PRIMA AN BERKALA JALAN

Y / HANDAK

KA. PERALATAN

QUALITY ENGINEER

MEKANIK

LAB. TENHNICIAN

II . RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLA, PQP ) Rencana Mutu Proyek ini disusun untuk di gunakan sebagai pedoman pelaksanaan paket Pemeliharaan jalan, Bagian Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan jalan pada satuan kerja non vertikal tertentu Pemeliharaan jalan dan jembatan kalimantan Tahun angaran, dengan maksud agar dalam pelaksanaanya dapat dihindari terjadinya ketidak sesuaian, sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat terjamin mutunya. Rencana mutu proyek ini akan merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yang di siapkan dalam pelaksaan suatu proyek, khususnya dengan dokumen yang dikenal sebagai buku biru. Rencana mutu proyek ini, akan dimutahirkan setiap saat bila dirasa perlu adanya perubahan. Dalam rencana mutu proyek ini, Hanya tercantum daftar gambar sebagai mana diterima pada saat penanda tanganan kontrak atau surat perintah mulai kerja, tambahan atau pengurangan gambar yang terjadi selama berlangsunya suatu proyek akan di catat dalam daftar agenda gambar ( dalam berbagai jenisnya ) yang dikendalikan. Perubahan dalam lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut item pekerjaan baru akan sesegera mungkin ditambahkan pada rencana mutu proyek, termasuk pada uraian-uraian yang terkait seperti : Ringkasan spesifikasi Flowchart Kegiatan Daftar prosedur Rencana inspeksi dan Uji Dan lain lain.

et Pemeliharaan jalan,

emeliharaan jalan dan

at dihindari terjadinya

kumen yang di siapkan .

ma pada saat penanda ar yang terjadi selama bagai jenisnya ) yang

kan sesegera mungkin :

KEBIJAKAN MUTU Segenap manajemen PT. BUDI BAKTI PRIMA Bertekad untuk memberikan pelayanan yang bermutu, Berkesinambungan serta berupaya terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelangan dengan meningkatkan kemampuan sumberdaya. Dengan dukungan dan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen, maka kami berupaya terus untuk menempatkan PT. BUDI BAKTI PRIMA sebagai perusahaan jasa konstruksi yang terkemuka yang memiliki reputasi dan daya saing global di kawasan asean.

Dengan motto " alon alon asal kelakon " segenap jajaran manajemen dan karyawan PT. BUDI BAKTI PRIMA akan mewujudkan kebijakan mutu di atas dengan strategi : 1. Menghasilkan produk sektor jasa konstruksi terutama infrastruktur yang berkualitas tinggi sebagai prioritas untuk mencapai kepuasan penguna jasa/pelanggan dengan menerapkan SMM ISO 9001:2000. Melakukan pengembangan perusahaan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing. Melakukan pelatihan pada seluruh karyawan secara intensif dan terus menerus sehingga mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi akan mutu dan meningkatkan kemampuan dan produktivitas.

2.

3.

Samarinda, 02 april 2011 P T . BUDI BAKTI PRIMA

KACAB

II.2.

QUALITY SYSTEM ( SISTEM MUTU ) Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan dengan berpedoman pada : 1. Kebijakan mutu PT. BUDI BAKTI PRIMA 2. Corporate Quality Manual 3. Manual mutu jasa konstruksi 4. prosedur dan petunjuk kerja 5. berbagai ketentuan atau standar ekternal yang diberlakukan di proyek ini. Prosedur atau petunjuk kerja bersifat umum, sedangkan prosedur atau petunjuk kerja akan diterbitkan bila mana diperlukan, adapun prosedur dan persaratan-persaratan guna memenuni kebutuhan dan harapan pelangan. Dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja harus mengacu pada prosedur atau petunjuk kerja dari tingkat perusahaan, unit atau cabang yang bersangkutan. Acuan dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja dapat diambil dari standar-standar internal maupun ekxternal. Di dalam rencana mutu proyek ini hanya prosedur / petunjuk kerja yang berkenaan dengan pelaksanaan produksi ( yang dibuat di proyek ) dalam prosedur / petunjuk kerja pelaksanaan proyek, sedangkan untuk prosedur korporat yang tidak mengatur kegiatan produksi tidak akan ditampilkan atau disebutkan, walaupun digunakan / ditetapkan di proyek ini. Daftar prosedur / petunjuk kerja secara lengkap dapat dilihat pada daftar penerimaan dokumen dan daftar induk dokumen tersedia dan dipelihara Secretariat ISO.

II.3.

RINGKASAN SPESIFIKASI A. STANDAR / PERATURAN YANG DIPAKAI 1. Spesifikasi teknik ( dokumen kontrak ) 2. Gambar rencana 3. Ketentuan- ketentuan umum Departemen Pekerjaan Umum 4. Peraturan Presiden RI. No. 70 Tahun 2005 5. UU No. 18 Th. 1999 Tentang Jasa kontruksi B. PROSES PRODUKSI DAN URAIAN PEKERJAAN 1. Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja dengan elevasi sesuai disain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual.

dilaksanakan dengan

petunjuk kerja akan atan guna memenuni

ur atau petunjuk kerja nerbitan prosedur atau

ng berkenaan dengan a pelaksanaan proyek, idak akan ditampilkan

erimaan dokumen dan

gambar kerja dengan anfaatkan bantuan alat perhatikan kemiringan an perapian dilakukan

2. Pasanagan batu dengan mortar Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu di persiapkan matrial yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus di perhitungkandengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang di gunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 3. Galian tanah biasa dan galian stuktur Pekejaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Pengalian dapat dilaksanakan setelah blowplank dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang mungkin menganggu,pekerjaan galian tanah. Cara pengalian debngan mengunakan exavator atau dengan mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan alat berupa linggis atau blencong untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau dengan excavato. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan 4. timbunan biasa / pilihan Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran dan mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Pengankutan Matrial timbunan pilihan yang telah disetujui direksi atau pengawas lapangan ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang telah ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penghamparan. Penghamparan Matrial timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan partikel-partikel agregat halus dan agregat kasar. Pemadatan Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana.

bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, maka dipadatkan dengan mengunakan pemadat tanggan ( stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan maksimum 8-10 cm. dan secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerk lagi. Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang ditentuka ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahui CBR yang dipakai setelah pemadatan.Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan, sedangkan peralatan yang di gunakan antara lain Dump truk, motor grader dan Vibro roller. 5. Penyiapan badan jalan Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian. Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai kemiringan yang telah ditentukan. Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu untuk perapian. 6. lapis Bawa pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan. Persiapan. Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan jalan yang akan di gelar harus di bersikan dari debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. Pada pekerjaan pelebaran jalan / widening harus di gali sesuai dengan lebar dan kedalaman rencana, baik pada salah satu sisi ataupun pada sisi kiri/ kanan. Untuk sisi yang relatif sangat sempit ( 0.75 meter ) maka pemadatan tanah dasar harus dilakukan sebelum lapis pondasi Aggregat kelas B digelar. Pengangkutan Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk ) dibawah ke lapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan dilapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. Penghamparan Aggregat kelas B dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. Pemadatan Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan pemadatan bisa maksimal.

Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan pemadatan bisa maksimal. Setelah subbase B selesai dilanjutkan penhamparan lapis pondasi Aggregat kelas A (base A) diatasanya harus dipadatkan memakai Vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Secara umum pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi,pengilasan dimulai dari bagian yang paling rendah dandilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segerah ditambah matrial dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan hasil rencana. Pada daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, maka di padatkan dengan alat pemadat tangan (sstmper) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila Aggregat base B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregat base baru diatasnya butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas. Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan di depan, bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuni persaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan. 7. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat) Pekerjaan lapis perekat/tack coat dihampar diatas permukaan yang ber aspal dan prime coat diaplikasikan untuk permukaan yang belum ber aspal seperti lapis pondasi aggregat Atas (base course) soil cement. Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran mengunakan alat berupa compresor. Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan tack coat/ prime coat sesuai dengan spesifikasi dengan asphalt Sprayer sampai rata. Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : Suhu penyemprotan, kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, Ketinggian batang penyemprot dan penempatan Nozel harus dipasang sesuai ketentuan, sebelu dan selama penyemprotan. Lebar penyemprotan Tack Coat / Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan Hot Mix yang akan digelar. 8. HRS WC / HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hot mix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari pekerjaan ini sebagai berikut : 1 . Persiapan Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersikan terlebih dahulu dengan compresor agar bersih dari debu dan kotoran / benda - benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersikan dengan alat bantu atau dgn manual. Kesiapan alat-alat Paving ( alat dalam pengaspalan ) dan alat bantu diperiksa kembali. Lokasi penghamparan di Marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat. Sebelunya diukur dan diketahui seta disetujui oleh direksi.

Hot mix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari Aggregat kasar, Aggregat halus, dan filler serta aspal. Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai campuran ini terdapat dalam spesifikasi. 2. Pengangkutan Hot mix diangkut dengan dump truck kelapangan. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena temperatur hot mix (HRS-WC/HRS-Base) ini harus tetap dijaga. 3. Penghamparan Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120c - 135c. Hot mix dituang kedalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara: dump truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Aspahlt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar. 4. Pemadatan Setelah campuran Hot mix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus segerah diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. Apabila tidak sesuai maka segerah diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apbila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tendem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermedieate rolling) dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller) Pemadatan akhir (Finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem roller 8-10 ton, dengan kecepatan antara 5-8 km/jam. Pemadatan finishing ini berakhir sampai alu-alur roda bekas tire roller rata/hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ketengah dengan sejajar asjalan yang di jejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisaratkan oleh spesifikasi. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisaratkan. Apabilah jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaanya dipindah kejalur yang bersisian

9. Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuat stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil agar mempermuda dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. BAHAN MATERIAL Batu pecah/split berbagai ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Pasir Semen Aspal Besi beton Minyak tanah Solar Dll. DAFTAR PERATURAN / STANDARD INTERNASIONAL DAN EXTERNAL NO 1 2 3 NAMA DOKUMEN Manual mutu Prosedur mutu Instruksi kerja NO. DOK KETERANGAN

II.4.

II.5.

DAFTAR BARANG LANGSUNG .

alian tanah pada lokasi

ang akan dilaksanakan.

aga kerja harus di

u diperhatikan dimensi

mempermudah dalam

ukan.

an setelah blowplank

si kemudian dilakukan

ekerjaan galian tanah.

naga manusia dengan bisa dijangkau dengan

h ditentukan

harus dibersihkan dari

esuai hasil pengetesan

uk dan ditimbun sesuai Penumpukan matrial dilaksanakan merata

nakan tenaga manusia

alam spesifikasi sambil

asar.

san harus dipadatkan Pekerjaan pemadatan dalam arah memanjang n selesai digilas. pada endah dan dilanjutkan hal belum rata maka gki sampai permukaan

endah dan dilanjutkan hal belum rata maka gki sampai permukaan

ka dipadatkan dengan hap dengan ketebalan an sudah tidak bergerk

memenuhi persaratan timbunan yang akan

dan dilakukan per lapis

eliputi penghamparan

motor grader dan Vibro

aan tanah hasil galian. n badan jalan sesuai ermukaan yang telah yang turut membantu

aggregat kelas B siap

r harus di bersikan dari

an kedalaman rencana,

dasar harus dilakukan

san laboratorium yang engan lokasi dan jarak atur sedemikian rupa, a mempermuda dalam

naga manusia dengan kasi sambil dijaga agar dalam penghamparan

egat kelas B (sub base dapat pemadatan yang mal) agar efisien dan

egat kelas B (sub base dapat pemadatan yang mal) agar efisien dan

s A (base A) diatasanya monitoring elevasi dan

njutkan secara lambat

gsung tampa berhenti

per elevasi,pengilasan

lebih tinggi. Bila suatu

ngan cara ditebar saja

n tire roller, maka di cara bertahap dengan apabila Aggregat base asnya butiran tersebut

matrial harus diperiksa er lapis field test untuk

aspal dan prime coat egat Atas (base course)

engunakan alat berupa

suai dengan spesifikasi

Suhu penyemprotan, an penempatan Nozel

aan Hot Mix yang akan

tode pelaksanaan dari

ebih dahulu

dengan

ang dan cat.

gregat kasar, Aggregat

bandingan yang sesuai n. Mengenai campuran

at, bersih, dan terbuat apur untuk mencegah

mpuran dari pengaruh

k dalam posisi mundur

u tempat dimana roller

mesin penghampar dan

bentuk sesuai dengan

kan, permukaan harus

ndisi yang dikehendaki

ang alat penghampar

intermedieate rolling)

roller 8-10 ton, dengan

/hilang. Pemadatan ini

alan yang di jejak roda

utir campuran melekat

h spesifikasi. n yang diisaratkan.

ur yang bersisian

aan galian tanah pada

imensi pekerjaan yang

erja dengan efektif dan

upun terlalu kecil agar

KETERANGAN

II.6.

PROSEDUR KOORDINASI PEMBERI TUGAS SATKER KORLAP KONSULTAN KONTRAKTOR SM/SV

AKTIFITAS REQUES LAPORAN HARIAN LAPORAN MINGGUAN LAPORAN BULANAN TAGIHAN SHOP DRAWING

GS

SOE

AS BUILT DRAWING

II.7. IDENTIFIKASI PRODUK PROYEK Identifikasi terhadap barang akan dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap, yaitu : 1. Identifikasi in coming inspection 2. Identifikasi in process inspection 3. Identifikasi in final inspection 1. Identifikasi barang dan produk saat datang ( In coming inspection ) Identifikasi ini dilakukan dengan melakukan penandaan terhadap barang/matrial yang datang oleh logistik. Adapun penandaan itu dengan cara memasang patok/papan bertuliskan memakai format sebagai berikut : kop BBP Spesifikasi Asal Vendor Inspeksi Rekomendasi Paraf QA : : : : : : IDENTIFIKASI BARANG

Langkah-langkah inspeksi yang dilakukan pada matrial yang datang. Apabila material datang tidak sesuai dengan spesifikasi/pesanan yang diminta, maka dilakukan identifikasi dengan melakukan penandaan dengan pemasangan patok bertuliskan : TELAH DITERIMA / TIDAK BISA 2. Identifikasi Barang dan Produk saat dalam proses ( in process inpection ) Semua jenis produk saat dalam proses setelah dilakukan inspeksi diberi identifikasi dengan melakukan penandaan sebagai berikut : kop BBP NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI PELAKSANA IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU

Keterangan : Pemberi status untuk identifikasi produk saat dalam proses (in process inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tampa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang telah dilakukan oleh pelaksa atau dengan kata lain proses produk/pekerjaan berikutnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah diinspeksi ditrima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya padakolom status, lalu memberi warna padakolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : . Pekerjaan ditolak/diterima = Warna Merah . Pekerjaan ditunda/dihentikan = Wana Kuning . Pekerjaan diterima = Warna Biru Dan pada kolom keterangan dituliskan kriteria inspeksi yang dilakukan (baik inspeksi yang diterima, ditunda maupun yang ditolak) 3. Identifikasi barang dan produk telah selesai (In Final inspection) Untuk identifikasi produk yang telah selesai cara penandaanya sama dengan identifikasi produk pada saat dalam proses. kop BBP NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI PELAKSANA IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU

Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana.

Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya pada kolom status, lalu memberi warna pada kolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : Hasil produk rusak/cacat total/diluar ketentuan Warna merah hasil produk rusak/cacat ringan/masih dalam toleransi Warna kuning Hasil produk dapat diterima Warna biru

Rencana mutu kontrak Paket : II.9. RENCANA INSPECTION & TEST ( PENCANA INPEKSI DAN TEST ) II.9. Rencana Inspecksi terhadap Kedatangan Material ( In Coming Inspection ) NO Jenis bahan 1 Semen PC Cara pemeriksaan Visual Volumme jum.sak Kriteria penerimaan Semen type 1 Kemasan tdk rusak dan semen tdk mengeras Jumlah zak sesuai dengan kedatangan Bukan pasir dari laut Sesuai sampel matrial Volume sesuai kedatangan sesuai permintaan polo/ulir Diameter sesuai ukuran Panjang sesuai pemesanan Sertifikat pabrik Sesuai permintaan/pesanan Sertifikat pabrik Toleransi

2 Pasir cor lokal

3 Besi beton

Visual Volume Dibandingkan dgn sampel Visual Pemeriksa ukuran

Vol(jml sak) rusak max 5% tidak ada

Dia. 1mm pjg 50 cm

4 Aspal

Visual Pemeriksaan ukuran

Tidak ada

5 Solar

6 Minyak tanah

7 Paku

Visual Pemeriksaan Ukuran Warna Bau Visual Pemeriksaan Ukuran Warna Bau Visual Pemeriksaan Ukuran

Sesuai permintaan/pesanan

Tidak ada

Sesuai permintaan/pesanan

Tidak ada

Berat Sesuai Pesanan Bersih, Tidak cacat & lurus Bersi dari bahan organi/ Sampah Butiran tidak berpori sesuai sampel

Berat 5%

8 Batu Pecah

Visual Dibandingkan dengan sampel

uk.butiran >5mm

9 Lapis Pondasi Aggregat Klas A

Visual Bersi dari bahan organi/ Diukur sampel batu Sampah ukuran panjang dan lebar Butiran tidak berpori sesuai sampel

uk.0,5cm

10 Lapis Pondasi Aggregat Klas B

Visual Diukur sampel batu ukuran panjang dan lebar

Bersi dari bahan organi/ Sampah Butiran tidak berpori sesuai sampel

uk.0,5cm

Referensi

Frekuensi

Alat yang digunakan

PBI 1971 pasal 3.2 setiap kedatangan

Penanggung jawab Logistik PMU

Pbi 1997 pasal 3.3

Setiap kedatangan

Meteran sampel

Logistik PMU

ACI 3.1.5 Setiap kedatangan PBI 1997 pasal 3.7

jangka sorong meteran sertifikat

Logistik Laborat PMU

Sertifikat pabrik

Setiap kedatangan

Jembatan Timbnagan

Logistik Laborat PMU Logistik Laborat PMU Logistik Laborat PMU Logistik Laborat Pengawas Mutu Logistik Laborat Pengawas Mutu Logistik Laborat

SPBU Test Lab

Setiap kedatangan

Jembatan Timbnagan

SPBU Test Lab

Setiap kedatangan

Jembatan Timbnagan

Spesifikasi Teknis Setiap kedatangan PU Paasal I.II.1Pasal I.II.3 PBI 1997 Pasal 3.4 Setiap kedatangan

Timbangan

Meteran Sampel material janka sorong Meteran Sampel material janka sorong

SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan

SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan

Meteran Sampel material janka sorong

Pengawas Mutu Logistik Laborat

II.92 NO 1

Rencana Inspeksi Terhada

II.92

Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection ) Jenis bahan PEKERJAAN TANAH 1. Timbunan biasa Cara pemeriksaan Visual Diukur Kriteria penerimaan Tebal lapisan tanah / layer 30 cm Panjang lintasan50 cm Tebal lapisan tanah / layer 30 cm Panjang lintasan50 cm Beton decking pd balok 1 bh tiap 1m' pd plat 2 bh m2 Diameter,panjang dan pot bengkok sesuai rencana sambungan mim.40 D dan dililit bendrat Posisi dan jumlah tulangan harus sesuai rencana Diameter dan jumlah besi beton yang digunakan sesuai dgn rencana Panjang potongan & beng kokan sesuai rencana Sambungan mimn. 40D dan dililit bendrat Multiplek dan kayu dalam keadaan baik,tdk bengkok dan melengkung Ukuran penampang beton sesuai dgn gambar Campuran sesuai dengan mix design Tidak boleh terlihat Agr. kasar saat dibuka bekisting Harus disiram air/curing compound selama 14 hari Toleransi 10 cm terhadap elevasi

PEKERJAAN TANAH 1. Timbunan pilihan PEMBESIAAN 1.Tul. Pokok dan pembagi 2. Beton decking 3. Penyetelan

Visual Diukur

10 cm terhadap elevasi

Visual Diukur Volume dan dihitung

beton decking 1 bh besi 1cm bengkokan 1 panjang sambungan 2

BETON Visual 1.baja tulangan U32 Dimensi Diukur 2.Bekisting 3.Dimensi/sparing 4.Level 5.Keropos 6.Mutu beton 7.Perawatan Beton

Slump test 7-9 cm Dimensi 5 mm Penyiraman 2 hari

Dokumen standart acuan SNI -1991

Frekuensi Pada lokasi tiap pelaksanaan

Alat yang digunakan Alat ukur Meteran

Penanggung jawab Logistik PMU Surveyor Logistik PMU Surveyor

SNI -1991

Pada lokasi tiap pelaksanaan

Alat ukur Meteran

Beton decking pasal 5.5(3) PBI 1997 Sambungan tulangan pasal 8.11,8.12 & 8.13

Pada lokasi tiap pelaksanaan

Alat ukur PMU Meteran Pelaksana Jangka sorong

Slum tabel 4.4.1 pasal 4.4 PBI 1971 P Perawatan beton pa sal 6.6 PBI 1997

Tiap pengecoran dan pembukaan bekistin

Merteran Waterpas

Logistik PMU PMU

II.9.3

Rencana inspeksi terhadap Final Pekerjaan ( In Final Inspection )

NO Jenis bahan 1 PEKERJAAN TANAH

Cara pemeriksaan Diukur elevasi Diukur lebar

Kriteria penerimaan Elevasi sesuai dgn gambar rencana Lebar sesuai dgn gambar rencana Sesuai dgn gambar rencana

Toleransi Tinggi elevasi ; 5 cm

2 PEK. BETON

3 LAPISAN PONDASI AGGREGAT KLAS A 4 LAPISAN PONDASI AGGREGAT KLAS B 5 PRIME COAT

6 TACK COAT

7 HRS-BASE

8 HRS-WC

9 ASPAL PANAS

Diukur panjang leb ar dan tinggi Cek kuat tekan beton Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya Visual Diukur tebal dan lebarnya

kuat tekan beton memenuhi sarat Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Tebal = ; lebar = Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Tebal = ; lebar = Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Tebal = ; lebar = Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Tebal = ; lebar = Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Tebal = ; lebar = Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi Mutu bahan sesuai dgn spesifikasi

1 c m

Toleransi Tinggi elevasi ; 5 cm

Frekuensi Pada tiap tahapan (tim.tanah biasa tim.tanah pilihan)

Alat yang digunakan Waterpas Meteran

Penanggung jawab Pelaksana PMU Surveyor

1 cm

Pada tiap tahapan sesuai rencana Pada tiap tahapan

Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal Lebar Tebal Lebar

Alat ukur Meteran Hammer test Waterpas Meteran

Pada tiap tahapan

Waterpas Meteran Timbangan Meteran Timbangan Meteran Timbangan Meteran Timbangan Meteran Timbangan Meteran

Pada tiap tahapan

Pada tiap tahapan

Pada tiap tahapan

Pada tiap tahapan

Pada tiap tahapan

Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor

INSPEKSI DAN TES BAHAN / MATRIAL Jenis bahan ; Kwantitas ; ; Pemasok ; lokasi ; KRITERIA Nomor ; Tgl. Inspeksi ;

TOLERANSI

HASIL INSPEKSI

KESIMPULAN HASIL INSPEKSI DITERMA DITOLAK

Petugas Inspeksi dan Tes

INSPEKSI DAN TES PROSES PEKERJAAN Jenis bahan ; Kwantitas ; ; Pemasok ; lokasi ; KRITERIA PENERIMAAN Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No ; ; ;

TOLERANSI

HASIL INSPEKSI

KESIMPULAN HASIL INSPEKSI TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA

Petugas Inspeksi dan Tes

FINAL INSPEKSI DAN TES PEKERJAAN Jenis bahan ; Kwantitas ; ; Pemasok ; lokasi ; KRITERIA PENERIMAAN Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No ; ; ;

TOLERANSI

HASIL INSPEKSI

KESIMPULAN HASIL INSPEKSI TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA

Petugas Inspeksi dan Tes

FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN CONS TRUCTION DRAWING ( SHOP DRAWAING ) General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman

- contract drawing - Adenda ; dll

Data Hasil Pengukuran Existing (0%)

Proses Pengambaran shop drawing

Check persetujuan

Pengendalian dan distribusi

Arsip

Quantity

Pengawas

Konsultan

Project

Check terhadap kondisi lapangan

Check persetujuan

Check persetujuan

Arsip

Arsip

Arsip

Arsip

Keterangan

Pembuatan shop drawing juga memperhatikan spesifikasi cara pengukuran pembayaran dan bersifat memperjelas dari gambar kontrak.

FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN VOLUME PEKERJAAN General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman Quantity

- contract drawing - Adenda ; dll

Data Hasil Pengukuran Existing (0%)

Shop drawing

Proses perhitungan volume pekerjaan

Check persetujua n

Penyusunan calculation book Volume Pekerjaan

Pengadaan dan distrbusi

Arsip

Distribusi

Quantity

Pengawas

Konsultan

Project

Keterangan

Referensi : - Spesifikasi teknis kontrak

Proses perhitungan volume pekerjaan

Penyusunan calculation Volume Pekerjaan

Check persetujua n

Check persetujua n

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Distribusi

FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PROGREES MINGGUAN General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman Quantity

Proses pengukuran joint inspecktion

Proses pengukuran joint inspecktion

Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani kontrktor, konsultan & direksi )

Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani kontrktor, konsultan & direksi )

Proses calkulation Book, Penyusunan Laporan Progres Fisik

Check & Perset ujuan

Check & Perset ujuan

Penggandaan & Distribusi

Distribusi

Quantity

Pengawas

Konsultan

Project

Keterangan

HASIL PEKERJAAN FISIK DI LAPANGAN

Referensi : - Spesifikasi teknis kontrak

Proses pengukuran joint inspecktion

Proses pengukuran joint inspecktion

Proses pengukuran joint inspecktion

Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani kontrktor, konsultan & direksi )

Proses calkulation Book, Penyusunan Laporan Progres Fisik

Check & Perset ujuan

Check & Perset ujuan

Penggandaan & Distribusi

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Distribusi

FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN MONTHLYCERTIFICATE & BACK UP DATA General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor QUANTITY Quantity

CALKULATION BOOK LAP. pROGRES fOTO DAN dOKUMENTASI

Data Test ( Quality Report )

Surat Jalan, Tiket Bahan/Matrial

Penyusunan Back up Data Quality untuk monthly certifikate

Penyusunan Back up Data Quality dan Pendukung lainya

Penyusunan Calculation Book Monthly Certificate

Check & Perset ujuan

Check & Perset ujuan

Penggandaan & Distribusi

Distribusi

Quantity

Pengawas

Konsultan

Project

Keterangan

Referensi : - Spesifikasi teknis kontrak


Surat Jalan, Tiket Bahan/Matrial

Check & Perset ujuan

Check & Perset ujuan

Penggandaan & Distribusi

Distribusi

Distribusi

Distribusi

FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PEMBUATAN TAGIHAN TERMIJN / MONTHLY CERTIFIC General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) QUANTITY ADM & FINANCIAL
ADM & FINANCIAL

DIREKTUR UTAMA

bERKAS tAGIHAN /MONTHLY CERTIFIKATE(mc)

Proses penyiapan kelengkapan administrasi

Chek & tanda Tangan

Chek & tanda Tangan

Pengandaan ; Distribusi, Pengajuan

Arsip (copy)

Arsip (copy)

AN TERMIJN / MONTHLY CERTIFICATE ( MC ) ADM & FINANCIAL


ADM & FINANCIAL
ACOUNTING & CASHIER

Konsultan BENDAHARA

Project KA.SATKERNAS/ PIMBAKLAK

Proses penyiapan kelengkapan administrasi

Chek & tanda Tangan Menyiapkan SPMU dan Data lainya Chek & tanda Tangan Proses Pembukuan

Pengandaan ; Distribusi, dan Pengajuan

Arsip (copy)

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Keterangan KPPN ; BANK Kelengkapan Administrasi 1. Surat permohonan Pembayaran 2. Berita Acara Pembayaran 3. Faktur Pajak & SPP 4. Kwitansi 5. Monthly Certificate
6. B.A Pemeriksaan Pekerjaan

Setelah pengajuan masuk diloket Masuk KPPN,maka monitor posisi Tagihan(SP2D) 1. Pelaksana SP2D 2. Draft SP2D (no,tgl,Sp2d) 3. Bank tunggal KPPN 4. Bank penyalur

Pengajuan Berkas Tagihan Termijn/MC

Arsip (asli)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


INFORMASI PENGADAAN
1. 2. 3. 4. Satuan kerja NVT Paket Pekerjaan Panjang Penanganan Paket Panjang Efektif Cross Section 5. Panjang Fungsional 6. Jangka waktu Pelaksanaan 7. Lokasi pekerjaan 8. Ruas 9. Propinsi 10. Sumber Dana 11. Tahun Anggaran ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;

II. LINGKUP PEKERJAAN A. Pekerjaan Persiapan meliputi 1. 2. 3. 4. Pengukuran dan Pematokan ( stake out ) Dokumentasi Proyek 0 % Pembuatan papan nama proyek Pembuatan shop Drawing dll.

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pelaksanaan Pekerjaan Utama antara lain meliputi : 4.2(2) 6.1(2) 6.3(3) 6.3(4) 6.3(4a) 7.1(8) 8.1(5) 10.1(2) Lapisan Pondasi Aggregat Klas B Lapis perekat Lataston Lapis Aus ( HRS WC ) Lataston ( HRS BASE ) Lataston Lapis Pondasi ( HRS BASE ) Levelling Beton K 125 - K 250 Campuran Aspalt Panas Untuk Pekerjaan Minor Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

III.

MANAJEMEN PROYEK

Pada pelaksaan Pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga - tenaga yang berkompeten dari PT> Budi Bakti Prima yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek - proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. 1. Struktur Organisasi

Pelaksanaanproyek dilapangan dikelola oleh suatu tim manajemenyang dipimpin Generl Superintendent yang dalam pelaksanaanya sehari hari dibantu tenaga ahli antara lain Quality Engineer, Quantity Engineer, Site Manager dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi dibidangnya masing - masing. General superintendent memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang adminitrasi kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Untuk masalah teknik / enginering dan Quality control, General superintendent dibantu oleh quality engineer dan Quantity engineer beserta stafnya. Urusan keuangan, Administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan keuangan beserta stafnya. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.

2.

Sub Kontraktor

Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub kontraktor yang akan ditentukan kemudian, Umumnya item pekerjaan minor. IV. METODE PENCAPAIAN SASARAN PROYEK

Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik,P.T BUDI BAKTI PRIMA telah mengeluarkan kebijakan mutu untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut diatas dalam pelaksanaanya ditunjang sarana sarana lain, berupa perangkat lunak ( softwer ) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras ( hard wer ) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan. V. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ; >. General Superintendent sebagai kepala proyek >. Quality engineer, Quantity engineer dan site manager serta staf inti proyek. >. Tenaga operasional lapangan, meliputi : Pelaksana Lapangan ( supervisor ), Surveyor, Mekanik, Operator dan Supir ( Driver ) >. Pekerja ( mandor,tukang, kenek, Operator ) Personil yang akan ditugaskan sebagai opersional inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.

Metode Pengendalian Proyek Metode pengendaliaan di proyek dapat dijelaskan pada skema dibawah ini : PROYEK Rencana mutu terdiri dari : >. Metode konstruksi >. Instruksi kerja >. Jadwal waktu pelaksanaan PERUSAHAAN >. Manual/prosedur >. Adminitrasi >. Prosedur >. Organisasi >. Personal >. Keuangan SUPERVISI EKSTERNAL >. Standart peraturan Keppres, Keppem, Perda DLL.

INPUT >. Bahan >. Alat >. Tenaga kerja

CONSTRUKTION PROCES

OUTPUT Produk akhir BMW biaya, mutu,waktu

INSPEKTION & TEST

SUPERVISI

KRITERIA SERAH TERIMA >. Gambar >. Spesifikasi >. Back Up Data

PELAPORAN + MONITORING

Pemilihan Alat Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, Jumlah maupun kapasitasnya, disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yaknni tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. Pengadaan Bahan Pendatangan bahan bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal kebutuhan material dan spesifikasi teknik. Pengamanan ( Security ) Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

>. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya. >. Pengamanan terhadap bahan bahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian.

Program K3 Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang membuat program seperti tersebut diatas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit terdekat maupun instansi instansi lain yang terkait. Untuk tugas tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut : Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan menyediakan tabung pemadam kebakaran dan melatih pemakaianya. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya. V. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling mempengaruhi kelancaran pelaksanaan masing masing pekerja, misal perbaikan lantai jembatan beton dan kelancaran lalulintas disekitarnya. Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga harian lepas, juga turut meramaikan areal kerja. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan tepadu, untuk menhindari terjadinya hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan mempenggaruhi pekerjaan lainya. Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan dilaksanakan : Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti terkait, pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, yang menyangkut evaluasi realisasi terhadap rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Program dan Scheduling Jadwal pelaksanaan yanga akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan ataupun mingguan, yang realisasinya dilapangan akan di monitor secara cermat untuk mengantisipasi keterlambatan yang mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar chart yang dijadikan acuan kontrak.

VI.

PROGRAM JAMINAN MUTU / QUALITY ASSURANCE

Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang diisaratkan, perlu disusun program pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain melakukan pengontrol terhada : Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat. Kualifikasi tenaga kerja yang akan di gunakan Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standart instruksi kerja untuk mencapai maksimal sesuai syarat. Prosedur inspeksi dan test sebagai persaratan mutu.

Meskipun untuk hal hasl tersebut diatas sudah ada personil yang bertanggung jawab secara langsung, namun tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinasi proses Quality control sesuai standart sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan diseluruh proyek yang dilaksanakan oleh PT. Budi Bakti Prima . Dengan manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan semua kegiata sitematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk mencapai semua rencana sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan. Pengendalian mutu akan dapt dijalankan dengan baik karena adanyasasaran mutu yang jelas, sumberdaya manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, Organisasi proyek yang handal, sisten dan prosedur mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten. VII. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN A. MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Langkah pertam dalam pelaksanaan adalah mobilisasi peralatan berat, personil, Penyiapan fisilitas kontraktor, fasilitas direksi, dan fasilitas laboratorium dilapangan serta komunikasi elektronik. peralatan berat yang akan dimobilisasi sesuai yang telah ditentukan dalam daftar mobilisaasi. Untuk base camp/kontor lapangan dll, ditempatkan pada daerah strategis yaitu daerah yang ada aliran airnya cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik dan bahan bakar, serta dapat melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa. A.1. PERSIAPAN PEKERJAAN

1 Pengukuran dan Pematokan ( stake out ) Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi tentukan titik BM. Denagan patok BM tersebut yang mempunyai koordinat X,Y dan elevasiatau ketinggian , ini menjadi referensi atau acuan pekerjaan selanjutnya. Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau pematokan semua titik titik pada gambar rencana atau peta lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan direksi.

Gambar orang ngintip

2 Dokumentasi Foto Visual Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan patok papan nama, maka dilaksanakan foto visual 0% pertama dengan kamera ataupun handy camp. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan oleh direksi, minimal dari satu tititk pengambilan dan tidak berubah ubah. dan untuk selanjutnya pada pengambilan foto 50 % dan 100 % pun dilakukan pada titik yang sama. B KEGIATAN UMUM

Selain kegiatan mobilisasi peralatan, personil dan penyiapan fasilitas fasilitas, pada tahapan awal juga dilakukan kegiatan survey lapangan ( Rekayasa Lapangan ). Yang disurvey melipiti kondisi Drainase, Daerah yang akan dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, perkerasan, stuktu dan hal hal yang terkait dengan ruas jalan yang akan ditangani. Kemudian pihak direksi melakukan peninjauan kembali rancangan berdasarkan data rekayasa lapangan untuk kemudian diterbitkan detail pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan.

VIII.

METODE KONSTRUKSI

Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan, sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antalain sebagai berikut : PEKERJAAN DRAINASE 1.1 Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai dengan gambar kerja dengan elevasi sesuai dengan design, atas persetujuan direksi, pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan mengunakan cangkul.

Gambar pekerjaan saluran

1.2

Pasangan Batu dengan Mortar ( jika ada ) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien, Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

PEKERJAAN TANAH 2.1 Galian tanah biasa dan Galilian struktur Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar, Pengalian dapat dilaksanakan setelah bouplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan menggangu, pekerjaan galian tanah. Cara pengalian dengan mengunakan exavator atau mengunakan tenega manusia dengan linggis dan blencong untuk daerah daerah yang tidak dapat dijangkau atau digali exavator. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan .

gamb. Louding tanah

2.2

Timbunan Biasa / Pilihan 2.2.1 Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. 2.2.2 Pengangkutan Material timbunan pilihan yang telah disetujui direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermudah dalam penghamparan nanti. 2.2.3 Penghamparan Material timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau menggunakan tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil di jaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikel partikel aggregat halus dan kasar. 2.2.4 Pemadatan segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan, pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian bagian yang diberi super elevasi, Pengilasan dimulai pada bagian yang paling renda dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu yang belum rata maka segerah ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, dapat dipadatkan dengan alat pemadat tanggan ( Stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum 8 - 10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerak lagi. 2.2.5. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu terhadap bahan material harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang ditentukan ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis test untuk mengetahui CBR yang dicapai. Bahan timbunan yang akan digunakanharus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penhamparan dan pemadatan sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain dump truk, motor grader dan vibro roller.

2.2.6. Flow Chart - Proses pekerjaan Timbunan Biasa / Pilihan :

MULAI

survey Lokasi dan Pengambilan sampel material

Menguji Sifat Material PI,OMC,CBR lab, dsb.

Tidak

Ya

Percobaan Penghamparan

Penghamparan

Pemadatan

Test send cone di site & Pengukuran

Tidak

Ya Selesai

ten dari PT> Budi Bakti

menjamin keberhasilan

l Superintendent yang uantity Engineer, Site ompetensi dibidangnya

trasi kontrak, teknik,

t dibantu oleh quality

sonalia dan keuangan

yang akan ditentukan

uarkan kebijakan mutu

tersebut diatas dalam

arana pengendali, dan

), Surveyor, Mekanik,

g telah berpengalaman dari daerah setempat

asitasnya, disesuaikan n tercapainya sasaran

al kebutuhan material

manan sesuai dengan

n dibentuk unit K3 yang pasi kemungkinan yang akit terdekat maupun

akan tabung pemadam

eperti topi pengaman,

saling mempengaruhi n kelancaran lalulintas

harian lepas, juga turut

menhindari terjadinya n lainya.

a personil inti terkait, rfungsi membahas dan uasi realisasi terhadap yang dihadapi selama

an ataupun mingguan,

asi keterlambatan yang

hedule / bar chart yang

aratkan, perlu disusun

antara lain melakukan

maksimal sesuai syarat.

cara langsung, namun

sesuai standart sistem

ementasikan diseluruh

ek akan melaksanakan

utu perusahaan untuk

untuk mencapai semua

ang jelas, sumberdaya al, sisten dan prosedur

an fisilitas kontraktor,

yang ada aliran airnya serta dapat melakukan

atok BM tersebut yang pekerjaan selanjutnya. atokan semua titik titik ndapatkan persetujuan

nakan foto visual 0% yang ditentukan oleh

nya pada pengambilan

an awal juga dilakukan se, Daerah yang akan ruas jalan yang akan

ayasa lapangan untuk

i untuk melaksanakan yang akan dilakukan,

dengan gambar kerja aan galian ini dapat

dasarnya dengan baik secara manual dengan

alian tanah pada lokasi harus diperhitungkan

ang akan dilaksanakan.

an dimensi batu yang

ah dalam pelaksanaan.

akan setelah bouplank

si kemudian dilakukan

aan galian tanah. Cara

a dengan linggis dan

tor. Tanah hasil galian

harus dibersihkan dari

san laboratorium yang

engan lokasi dan jarak

atur sedemikian rupa,

cara merata sehingga

nakan tenaga manusia

asi sambil di jaga agar

tkan memakai vibrator

madatan dimulai dari

m arah memanjang dan

ai digilas. Pada bagian renda dan dilanjutkan

um rata maka segerah

an rata sesuai dengan

ipadatkan dengan alat gan ketebalan lapisan n sudah tidak bergerak

nuhi persaratan yang dilakukan per lapis test

i pekerjaan. Pekerjaan kan antara lain dump

2.2.7. Gambar : Proses Pekerjaan Timbunan Biasa / Pilihan :

Cari gambar

2.3

Penyiapan Badan Jalan Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian. Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai dengan kemiringan yang telah ditentukan, Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu untuk perapian. Pekerjaan Perkerasan Berbuti dan Bahu Jalan

3.1.

Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan Persiapan sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B , Permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. Pengangkutan Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan Laboratorium yang ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material di atur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. Penghamparan Aggregat kelas B dihampar dengan motor greder atau mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara parikel partikel aggregat halus dan kasar. Pemadatan Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pengilasan dimulai dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah matrial dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, dipadatkan dengan alat pemadat tangan ( stamper ) / Baby vibroting roller secara bertahap dengan ketebalan lapis maksimum 8-10 cm. secara visual pemadatan diangap cukup apabila aggregat base B sudah tidak begerak lagi dan apabila diberi butir aggregat base baru diatasnya, butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilaas.

3.1.1.

3.1.2.

3.1.3.

3.1.4.

3.1.5.

Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebut di depan, bahwa tiap material harus diperiksa dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahhui CBR yang dicapai setelah pemadatan. Flow chart - Proses pelaksanaan pekerjaan aggregat Klas A/B MULAI Survey Lokasi dan Pengujian Matrial di Quary

3.1.6.

Menguji Gradasi dan Kompasi Material

mendirikan Stone Crusher Plant di Quary

Produksi Bt. Pecah U/ Aggregat A/B di Quary

Test Gradasi Percobaan Penghamparan Penghamparan

Pemadatan

Test Sand Cone di site & Pengukuran


ya Selesai

Tidak

3.1.7.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Aggregat Klas A/B

gambar dan penghamparan aggt.

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL 4.1 Lapis resap Pengikat ( prime Coat ) atau Lapis Perekat ( Tack Coat ) Pekerjaan lapis perkat / tack coat dihampar diatas permukaan yang beraspal dan Prime coat diaplikasikan untuk permukaan yang belum beraspal seperti lapis pondasi Aggregat atas ( base course ), Soil cement Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran menggunakan compressor Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapis tack coat / prime coat sesuai spesifikasi dengan asphalt sprayer sampai rata. Dalam penyemprota perlu diperhatikan beberapa hal seperti : suhu penyemprotan, Kecepatan pompa, Kecepatan kendaraan, Ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipasang sesuai ketentuan, sebelum dan sesudah selama penyemprotan. Lebar penyemprotan tack coat / prime coat harus menutup batas pelaksanaan hot mix yang akan digelar. Flow chart Proses pekerjaan Lapis resap Pengikat (prime coat) atau Lapis Perekat (take coat) :

4.1.1.

Mulai

Pembersihan permukaan jalan yg akan dilapis

Pengujian matrerial aspal,minyak tanah dan mix design test sesuai spesifikasi

Penyemprotan prime coay/tack coat dilapangan

Periksa suhu & ketebalan coating/pelapisa n


Ya Selesai

Tidak

4.2.1.

Gambar Proses Pekerjaan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) atau Lapis Perekat ( tack Coat )

4.2.

HRS WC / HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Persiapan Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan dilayer harus dibersihkan dulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran / benda benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan aalat bantu. Kesiapan alat alat paving dan alat bantu diperiksa kembali. Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat . Sebelum diukur dan diketahui disetujui oleh direksi Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregat kasa, aggregat halus dan filler serta aspal. Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifikasi / dokumen. Mengenai syarat syarat campuran ini terdapat dalam spesifikasi. Pengangkutan Hotmix diangkut dengan dump truck kelapangan. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, danterbuat dari metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena tempertur hot mix ( HRS WC / HRS Base ) ini harus tetap terjaga. Penghamparan Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120 c - 135c. Hot mix dituang kedalam hoper asphalt finisher dengan cara : dump truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm didepan asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hopper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang melintang sesuai gambar.

4.2.1.

4.2.2.

4.2.3.

4.2.4.

Pemadatan Setelah campuran hot mix degelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. Apabila tidak sesuai maka segera diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tanden roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alt penghampar sebanyak 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara ( intermediate rolling ) dengan mesin gilas roda karet ( pneumatic tire roller )

4.2.4.

Pemadatan akhir ( finishing rolling ) dikerjakan dengan mesin gilas tandem roller 8-10 ton, dengan kecepatan 5-8 km/jam. Pemadatan finishing ini berakhir sapai alur alur roda bekas tire roller rata / hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur angsur bergeser ketengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butiran butiran campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisyaratkan oleh spesifikasi. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisyratkan Apabila jalur sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah ke jalur yang bersisian. Flow Chart Proses Pekerjaan Asphalt Hot Mix ( HRS WC / HRS Base ) Mulai Pembersihan Pavement

Test Material (aggregat & aspal and trial mix)

Penyemprotan Prime Coat/Tack coat pd Permukaan yang akan dilapis

AMP Proses pemanasan dan mixing material HRS base/ HRS WC

HRS base/HRS WC kelokasi Pekerjaan

Hampar Material HRS base/HRS wc Pemadatan TIDAK Periksa Hasil Pemadatan YA Selesai

Check Tempera tur Hot Mix

Disposal

4.2.7.

Gambar Proses Pekerjaan HRS WC / HRS Base

4.3. 4.3.1.

Pekerjaan Struktur Pekerjaan Pasangan Batu Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudak selesai. Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuay stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanaka. Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar mempermuda dalam proses pengerjaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Demikian uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang pekerjaan pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditujuk sebagai pelaksana pekerjaan ini, yang akan kami sajikan sebelum pelaksanaan dilapangan. Tentu saja didalam pelaksanaanya nanti dapat timbul ide ide baru, yang sesuai dengan dokumen dan gambar gambar dalam tender. Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup tentang langkah langkah dalam pelaksanaan proyek ini.

aan tanah hasil galian. an jalan sesuai dengan ermukaan yang telah yang turut membantu

aggregat kelas B siap

harus dibersihkan dari

san Laboratorium yang engan lokasi dan jarak atur sedemikian rupa, a mempermuda dalam

naga manusia dengan pesifikasi sambil dijaga

dipadatkan memakai

emiringan perkerasan.

lambat menuju sumbu

rhenti sampai seluruh suatu tempat, karena dengan pengki sampai

san dimulai dari bagian

0 ton dan tire roller, ecara bertahap dengan pabila aggregat base B snya, butiran tersebut

ial harus diperiksa dan kan per lapis field test

aspal dan Prime coat egat atas ( base course

nakan compressor

sifikasi dengan asphalt

tan, Kecepatan pompa, harus dipasang sesuai

an hot mix yang akan

kat (take coat) :

kat ( tack Coat )

ode pelaksanaan dari

ngan compressor agar

sa, aggregat halus dan

n yang sesuai sehingga Mengenai syarat syarat

ersih, danterbuat dari mencegah melekatnya

mpuran dari pengaruh

dalam posisi mundur

mpat dimana roller bar

mesin penghampar dan

bentuk sesuai dengan

ermukaan harus segera

yang dikehendaki serta

ghampar sebanyak 4

ediate rolling ) dengan

oller 8-10 ton, dengan

an sejajar as jalan yang

ka roda tersebut harus

ng diisyratkan

Disposal

alian tanah pada lokasi

si pekerjaan yang akan

ja dengan efektif dan

ngan terlalu kecil agar

kerjaan pekerjaan yang

na pekerjaan ini, yang nti dapat timbul ide ide

m pelaksanaan proyek

JOB DESCRIPTION

NAMA JABATAN BAGIAN/DEPARTEMENT ATASAN (bertangung jawab kepada) BAWAHAN

GENERAL SUPERINTENDENT OPERASIONAL DIREKTUR DIREKTUR 1. Site Manager 1. Memberikan pengarahan dan penjelasan tentang alur kerja proyek sesuai dengan RKS / kontrak dan tanggung jawab kepada site manager. 2. Membuat Estimasi dan target target pencapaian proyek yang harus dilakukan, serta disesuaikan dengan kondisi cuaca,lapangan dan peralatan 3. Melakukan evaluasi setiap minggu terhadap target target pencapaian yang sudah ditetapkan. 4. Memonitor progres pelaksanaan proyek termasuk kemajuan fisik mingguan/bulanan. 5. Merancang sistem pengerahan/manuver alat alat berat dan dump truck yang evisien untuk mendukung program kerja yang sudah dibuat. 6. Memberikan masukan kepada site manager srategi pendekatan kepada penduduk setempat dengan didampingi pemuka masyarakat setempat/melakukan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan. 7. Berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal termasuk konsultan sesuai dengan perkembangan tahapan pekerjaan. 8. Berkomunikasi dan koordinasi dengan site manager via SSB/telpon dan sarana komunikasi lainya sesuai jadwal yang ditetapkan setiap hari guna memonitor serta menerima laporan kegiatan operasional dilapangan. 9. Menyampaikan laporan kemajuan fisik mingguan, Back up Data Quality, Quality, Reques, Buku Harian Standart, Data data informasi lain yang terkait kepada pihak proyek dan direktur utama dalam rangka proses Monthly Certificate setiap akhir bulan. 10. Mencocokan data data logistik lapangan dengan data logistik dikantor cabang sehingga dihasilkan data stok opname lapangan yang akurat, untuk itu perlu koordinasi dengan kepala logistik dikantor cabang. 11. Memverifikasi, memvalidasi serta meneruskan laporan keuangan lapangan bulanan kepada manager finance untuk diperiksa dan dikoreksi. 12. Meneruskan laporan data data personil yang direkrut dilapangan kepada kepala personalia / HRD cabang untuk di proses lebih lanjut.

RINCIAN TUGAS (Rincian tugas atau Inventori tugas tidak lebih dari 15 butir)

Meneruskan laporan data data personil yang direkrut dilapangan kepada kepala personalia / HRD cabang untuk di proses lebih lanjut. 13. Hal hal lain yang tidak termasuk dalam job diskription ini namun menjadi kewajiban tersirat harus dilaksanakan oleh seorang general INTERAKSI INTERN INTERAKSI EKSTERN superintendent dilapangan dengan penuh tanggung jawab. Bidang operasional unit kerja dan koordinasi antar bagian serta direksi Melayani / mewakili managemen PT. Budi Bakti Prima bila diperlukan untuk berhubungan dengan pemberi pekerjaan. 1. Memerintahkan kepada site manager (SM) untuk selalu mengontrol/berkeliling terhadap jalanya pelaksanaan pekerjaan setiap 2. hari dan segera berkoordinasi dengan general superintendent (GS) jika terdapat hal hal penting dan mendesak. Site manager (SM) diminta untuk koordinasi juga dengan unit unit lainya yang terkait dengan pekerjaan yang sudah dilaksanakan. Menyeleksi dan mengusulkan sub kontraktor yang dipilih untuk disetujui oleh direktur. Memberikan masukan dan gambaran kepada direktur utama terhadap hambatan hambatan yang ditemui dilapangan untuk ditindak lanjuti segera. PENDIDIKAN S-1 Sipil D-3 Sipil SKILL SKA SKA PENGALAMAN Min 3 Tahun Min 5 Tahun

3. 4.

PERSYARATAN

NAMA JABATAN BAGIAN/DEPARTEMENT ATASAN (bertangung jawab kepada) BAWAHAN

SITE MANAGER OPERASIONAL General Superintendent DIREKTUR

You might also like