You are on page 1of 3

Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian,

logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:

Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.

Di luar diskusi keagamaan, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, misalnya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer. Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual. Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan Ren Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalisme

Filsafat Rasionalisme satu aliran filsafat modern, yaitu empirisme. Kali ini saya akan menggali lebih dalam tentang aliran kontra empirisme, taitu Rasionalisme. Rasionalisme sangat bertentangan dengan empirisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sangat sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Lebih detail, Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran yang berdasarkan rasio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran. Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada abad-abad berikut orangorang yang terpelajar Makin percaya pada akal budi mereka sebagai sumber kebenaran tentang

hidup dan dunia. Hal ini menjadi menampak lagi pada bagian kedua abad ke XVII dan lebih lagi selama abad XVIII antara lain karena pandangan baru terhadap dunia yang diberikan oleh Isaac Newton (1643 -1727). Berkat sarjana geniaal Fisika Inggris ini yaitu menurutnya Fisika itu terdiri dari bagian-bagian kevil (atom) yang berhubungan satu sama lain menurut hukum sebab akibat. Semua gejala alam harus diterangkan menurut jalan mekanis ini. Harus diakui bahwa Newton sendiri memiliki suatu keinsyafan yang mendalam tentang batas akal budi dalam mengejar kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Berdasarkan kepercayaan yang makin kuat akan kekuasaan akal budi lama kelamaan orang-orang abad itu berpandangan dalam kegelapan. Baru dalam abad mereka menaikkan obor terang yang menciptakan manusia dan masyarakat modern yang telah dirindukan, karena kepercayaan itu pada abad XVIII disebut juga zaman Aufklarung (pencerahan). Tokoh-tokohnya 1. Rene Descartes (1596 -1650) 2. Nicholas Malerbranche (1638 -1775) 3. B. De Spinoza (1632 -1677 M) 4. G.W.Leibniz (1946-1716) 5. Christian Wolff (1679 -1754) 6. Blaise Pascal (1623 -1662 M)
http://intl.feedfury.com/content/16333544-filsafat-rasionalisme.html

Positivisme Positivis berpendapat bahwa sumber pengetahuan hanya berlaku terletak pada pengalaman indrawi. Mereka menolak segala bentuk spekulasi metafisik dan teorisasi abstrak. Istilah ini berawal dari Comte yang menyatakan bahwa peradaban melewati tiga tahap, yang terakhir adalah ilmiah atau positif. Rasionalisme Sebuah sikap filosofis yang melihat semua pengetahuan berdasarkan alasan (dari rasio Latin alasan). eksponen terbesarnya, Descartes, segera menemukan pandangan-pandangannya ditentang oleh pandangan empiris Hume dan Locke bahwa pengetahuan didasarkan pada data dan pengalaman rasa, bukan pikiran murni. Relativisme Posisi dalam filsafat yang tidak mengakui nilai absolut atau kebenaran. Protagoras '"Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu" adalah sebuah ekspresi awal dan dirumuskan dalam oposisi untuk mencari hal yang absolut, universal definisi yang berlaku dari ide-ide seperti kebajikan dan keadilan yang dilakukan Socrates dan Plato. Relativisme dalam arti lebih lembut berarti bahwa kita harus mempertimbangkan arti laporan dalam konteks. Di zaman modern, misalnya, antropolog mengadopsi sikap relativistik dan mencoba untuk tidak menafsirkan pengamatan mereka secara eksklusif dalam konteks sistem nilai budaya mereka sendiri Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2094817-pengertian-positivismerasionalisme-relativisme-dalam/#ixzz1O1oXLHX4

You might also like