You are on page 1of 191

LANDASAN PERATURAN

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI TAHUN ANGGARAN 2012

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/M-IND/PER/2/2012 TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 123/M-IND/PER/11/2010 TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan restrukturisasi mesin/peralatan industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki, perlu mengubah beberapa ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 Tentang Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki; : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana

Mengingat

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009 2014 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011; 4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/MIND/PER/10/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki; 5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/MIND/PER/2/2011 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri; 6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/MIND/PER/11/2010 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri; Memperhatikan : Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 123/M-IND/PER/11/2010 TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI.
2

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, diubah sebagai berikut : 1. Mengubah Ketentuan Pasal 1 sehingga secara keseluruhan Pasal 1 menjadi sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang selanjutnya disebut ITPT adalah perusahan industri yang menghasilkan tekstil dan produk tekstil. 2. Industri Alas Kaki yang selanjutnya disebut IAK adalah perusahaan industri yang menghasilkan produk alas kaki termasuk komponennya dan/atau perusahaan industri penyamakan kulit. 3. Investasi baru adalah investasi dalam bentuk barang modal dalam rangka penambahan/ perluasan dan/atau peremajaan sebagian atau seluruh mesin dan/atau peralatan bagi perusahaan industri yang telah melakukan produksi komersial minimum 2 (dua) tahun. 4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur. 2. Mengubah Ketentuan Pasal 3 ayat (1) sehingga keseluruhan Pasal 3 menjadi sebagai berikut : Pasal 3 (1) Perusahaan ITPT atau IAK yang melakukan restrukturisasi mesin dan/atau peralatan dengan investasi baru diberikan keringanan pembiayaan pembelian mesin dan/atau peralatan ITPT atau IAK sesuai dengan jenis industrinya.
3

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

(2) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan bagi perusahaan yang menggunakan teknologi yang lebih maju. (3) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai dari DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan tahuntahun selanjutnya sepanjang penganggarannya mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan. 3. Mengubah Ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf d sehingga keseluruhan Pasal 4 menjadi sebagai berikut : Pasal 4 (1) Perusahaan ITPT atau IAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. ITPT merupakan industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan/printing/finishing, industri pakaian jadi (garment) dan/atau barang jadi tekstil lainnya; b. IAK merupakan industri pembuatan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau industri penyamakan kulit; c. Mesin dan/atau peralatan menggunakan teknologi yang lebih maju dan kondisi baru (bukan bekas); dan d. jenis mesin dan/atau peralatan terkait dengan proses produksi dan penunjang proses produksi. (2) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal. (3) Ketentuan mengenai teknologi yang lebih maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan keterkaitan jenis mesin dan/atau peralatan
4

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal. 4. Mengubah Ketentuan Pasal 6 ayat (2) huruf b dan ayat (3) sehingga keseluruhan Pasal 6 menjadi sebagai berikut : Pasal 6 (1) Potongan harga pembelian mesin dan/atau peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada Perusahaan ITPT atau IAK yang memenuhi ketentuan Pasal 4, dengan cara penggantian (reimburst). (2) Potongan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai pembelian mesin dan/atau peralatan dengan ketentuan: a. investasi mesin dan/atau peralatan pada saat permohonan sekurang-kurangnya setara dengan nilai sebesar: 1) Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk ITPT; atau 2) Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk IAK; dan b. nilai potongan harga dimaksud maksimum Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) per perusahaan per tahun anggaran yang dibuktikan dengan memberikan bukti-bukti pembelian. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) berlaku bagi Perusahaan ITPT atau IAK yang menggunakan mesin dan/atau peralatan produksi dalam negeri yang dibuktikan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25% (dua puluh lima persen). (4) Bukti-bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) berlaku bagi pembelian mesin dan/atau peralatan sekurang-kurangnya bertanggal 1 Juli 2011 untuk Potongan harga yang dibiayai dengan
5

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

APBN Tahun 2012 dan bertanggal 1 Juli untuk tahun-tahun berikutnya. 5. Menambah Ketentuan ayat (3) dalam Pasal 10 sehingga keseluruhan Pasal 10 menjadi sebagai berikut : Pasal 10 (1) Perusahaan ITPT dan IAK penerima keringanan pembiayaan pembelian mesin dan/atau peralatan melalui potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilarang untuk: a. memberikan keterangan palsu, dokumen palsu atau melakukan penipuan; dan b. mengalihkan kepemilikan/memindahtangankan mesin dan/atau peralatan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian. (2) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa : a. wajib mengembalikan potongan harga yang telah diterima kepada Kas Negara; dan atau b. tidak dapat mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian untuk tahun-tahun berikutnya. (3) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), dikenakan sanksi tidak dapat mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian untuk tahun berikutnya Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
6

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 15/M-IND/PER/2/2012

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penetapannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 14 Februari 2012 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Ttd

MOHAMAD S. HIDAYAT Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 15 Februari 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Ttd AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 123/M-IND/PER/11/2010 TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki sebagai salah satu industri potensial prioritas nasional yang dikembangkan, perlu mengadakan program revitalisasi dan penumbuhan industri dengan melanjutkan program peningkatan teknologi melalui restrukturisasi mesin/ peralatan industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki berupa pemberian keringanan pembiayaan dalam pembelian mesin / peralatan dimaksud sebagaimana telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan melakukan perubahan ketentuan dan pelaksanaan program dimaksud; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dikeluarkan Peraturan Menteri;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5075) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5132); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009 - 2014; 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/MIND/PER/5/2009 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/M-IND/10/2009; 15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/MIND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

Memperhatikan :

Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT; MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/ PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang selanjutnya disebut ITPT adalah perusahan industri yang menghasilkan tekstil dan produk tekstil. 2. Industri Alas Kaki yang selanjutnya disebut IAK adalah perusahaan industri yang menghasilkan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau perusahaan industri penyamakan kulit. 3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur. Pasal 2 Menteri Perindustrian menetapkan dan bertanggung jawab atas kebijakan, program dan pelaksanaan pemberian keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT dan IAK dalam rangka peningkatan daya saing ITPT dan IAK nasional. Pasal 3 (1) Perusahaan ITPT atau IAK yang melakukan restrukturisasi/peremajaan mesin/peralatan, perluasan

atau investasi baru diberikan keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT atau IAK sesuai dengan jenis industrinya, melalui kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT dan IAK. (2) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan bagi perusahaan yang menggunakan teknologi yang lebih maju. (3) Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai dari DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2011 dan tahun-tahun selanjutnya sepanjang penganggarannya mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan. Pasal 4 (1) Perusahaan ITPT atau IAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. ITPT merupakan industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan / printing / finishing, industri pakaian jadi (garment) dan atau barang jadi tekstil lainnya; b. IAK merupakan industri pembuatan produk alas kaki termasuk komponennya dan atau penyamakan kulit; c. Mesin/peralatan menggunakan teknologi yang lebih maju dan kondisi baru (bukan bekas); dan atau d. Jenis mesin terkait dengan proses produksi dan peralatan penunjang. (2) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.

(3) Ketentuan mengenai teknologi yang lebih maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan keterkaitan jenis mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal. Pasal 5 Keringanan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan dalam bentuk Potongan harga pembelian mesin/peralatan. Pasal 6 (1) Potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada Perusahaan ITPT atau IAK yang memenuhi ketentuan Pasal 4, dengan cara penggantian (reimburst). (2) Potongan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 10% (sepuluh prosen) dari nilai pembelian mesin/peralatan dengan ketentuan: a. investasi mesin/peralatan pada saat permohonan sekurang-kurangnya setara dengan nilai sebesar: 1) Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk ITPT; atau 2) Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk IAK; dan b. nilai potongan harga dimaksud maksimum Rp. 5.000.000.000,(lima milyar rupiah) per perusahaan per tahun anggaran yang dibuktikan dengan memberikan bukti-bukti pembelian. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebesar 15% (lima belas prosen) berlaku bagi Perusahaan ITPT atau IAK yang menggunakan mesin/peralatan produksi dalam negeri yang dibuktikan

dengan bukti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Bukti-bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) berlaku bagi pembelian mesin/peralatan sekurangkurangnya bertanggal 1 Juli 2010 untuk Potongan harga yang dibiayai dengan APBN Tahun 2011 dan bertanggal 1 Juli untuk tahun-tahun berikutnya. Pasal 7 Mekanisme penyaluran Potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan terhadap sumber pembiayaan yang berasal dari: a. Kredit Perbankan (cash loan dan non cash); b. Kredit Supplier Mesin; c. Dana Sendiri; dan atau d. Sewa Beli melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pasal 8 (1) Direktur Jenderal selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan Kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK dalam bentuk laporan keuangan. (2) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. (3) Direktur Jenderal wajib melaporkan penggunaan anggaran, pencapaian tujuan dan sasaran program secara tepat guna dan tepat sasaran kepada Menteri Perindustrian setiap 6 (enam) bulan sekali.

(4) Perusahaan ITPT dan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan, wajib menyampaikan laporan kemajuan pemasangan dan pemanfaatan mesin/peralatan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Jenderal. (5) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal. Pasal 9 (1) Untuk optimalisasi dan tepat sasaran pemberian keringanan pembiayaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, dibentuk Tim Pengarah dan Tim Teknis yang beranggotakan pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Bappenas, BKPM, Dinas Provinsi yang menangani industri, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) dan atau instansi teknis lainnya. (2) Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal. Pasal 10 (1) Perusahaan ITPT dan IAK penerima keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan melalui potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilarang untuk: a. memberikan keterangan palsu, dokumen palsu atau melakukan penipuan; dan b. mengalihkan kepemilikan / memindah tangankan mesin/peralatan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian.

(2) Perusahaan ITPT dan IAK yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa : a. wajib mengembalikan potongan harga yang telah diterima kepada Kas Negara; dan atau b. tidak diizinkan mengikuti Kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki pada Kementerian Perindustrian pada tahun-tahun berikutnya. Pasal 11 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT dan IAK melalui potongan harga pembelian mesin/peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal. (2) Peraturan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Pasal 4 ayat (2) dan (3) dalam bentuk Petunjuk Teknis. Pasal 12 (1) Perusahaan ITPT yang telah memperoleh keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT sebelum diberlakukan Peraturan Menteri ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27/M-IND/PER/3/2007 jo Nomor 36/M-IND/PER/4/2007 tentang Bantuan Dalam Rangka Pembelian Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/MIND/PER/3/2008, Nomor 13/M-IND/PER/2/2009 dan Nomor 30/M-IND/PER/3/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta peraturan pelaksanaannya.

(2) Perusahaan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan IAK sebelum diberlakukan Peraturan Menteri ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 90/M-IND/PER/3/2008 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30/MIND/PER/3/2009, Nomor 78/M-IND/PER/8/2009 dan Nomor 20/M-IND/PER/2/2010 serta peraturan pelaksanaannya. Pasal 13 Dengan diberlakukan Menteri Perindustrian: Peraturan Menteri ini, Peraturan

a. Nomor 15/M-IND/PER/3/2008, Nomor 13/MIND/PER/2/2009 dan Nomor 30/M-IND/PER/3/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta peraturan pelaksanaannya; dan b. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 90/MIND/PER/3/2008, Nomor 30/M-IND/PER/3/2009, Nomor 78/M-IND/PER/8/2009 dan Nomor 20/MIND/PER/2/2010 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki serta peraturan pelaksanaanya; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penetapannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 November 2010 MENTERI PERINDUSTRIAN RI Ttd MOHAMAD S. HIDAYAT Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Ttd PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 584

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR NOMOR : 03/BIM/PER/2/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Nomor 15/M-IND/PER/12/2011 dipandang perlu menetapkan Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil dan Industri Alas Kaki; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a, perlu diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur. Mengingat : 1. Keputusan Presiden RI Nomor 143/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; 2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/MIND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 1

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/MIND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012. 4. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 601/MIND/KEP/12/2011 tentang Penunjukan dan Pengangkatan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengujian dan Penandatanganan SPM dan Bendahara Pengeluaran DIPA pada Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012, Memperhatikan : Surat Pengesahan DIPA 2012 No. 0221/01903.1.01/2012 Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur mengenai Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI Pasal 1 Menetapkan Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini, sebagai pedoman pelaksanaan pemberian keringanan 2

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

pembiayaan pembelian mesin/peralatan dalam bentuk potongan harga. Pasal 2 Potongan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 untuk Tahun Anggaran 2012, diberikan bagi pembelian mesin/ peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki yang bertanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Oktober 2012. Pasal 3 Biaya yang ditimbulkan sebagai akibat diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur ini dibebankan kepada anggaran Direktorat Industri Tekstil dan Aneka, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 2012. Pasal 4 (1) Perusahaan ITPT yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga atau bantuan kredit/pinjaman pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini, berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 81/ILMTA/PER/3/2007 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana telah diganti dan atau diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor 03/ILMTA/PER/3/2010. (2) Perusahaan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga pembelian mesin/peralatan IAK sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 05/ILMTA/PER/2009 tentang Program 3

Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal ILMTA Nomor 04/ILMTA/PER/3/2010. (3) Perusahaan ITPT dan IAK yang telah memperoleh keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga pembelian mesin/ peralatan ITPT dan IAK sebelum diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Nomor 01/BIM/PER/1/2011. Pasal 5 Dengan diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal ini, Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Nomor 01/BIM/PER/1/2011 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di J a k a r t a pada tanggal 16 Februari 2012 DIREKTUR JENDERAL

PANGGAH SUSANTO

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
NOMOR : 03/BIM/PER/2/2012 TANGGAL : 16 FEBRUARI 2012

PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI TAHUN ANGGARAN 2012

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

DAFTAR ISI

BAB I.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Hukum C. Maksud & Tujuan D. Sasaran E. Pengertian F. Ruang Lingkup

Halaman 1 1 7 8 8 9 11 13 13 13 14 15 16 16 17 17 18 19 19 27 29 29 30 32 32 34 36

BAB II. KETENTUAN, PERSYARATAN & SANKSI A. Ketentuan 1. Kriteria Peserta Program 2. Kriteria Mesin/Peralatan 3. Kriteria Sumber Pembiayaan 4. Periode Pembelian 5. Tipe Program 6. Periode Permohonan 7. Tata Cara Pelaksanaan Program 8. Nilai Potongan Harga B. Syarat Permohonan Mengikuti Program 1. Tipe Normal 2. Tipe Langsung C. Hal-Hal Yang Dilarang dan Sanksi 1. Hal-Hal Yang Dilarang 2. Sanksi BAB III. PENGORGANISASIAN A. Kementerian Perindustrian B. Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) C. Lembaga Penilai Independen (LPI)
i

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

D. Bank Pelaksana E. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) F. Supplier Mesin/Peralatan BAB IV. MEKANISME PELAKSANAAN A. B. C. D. E. BAB Tahap Tahap Tahap Tahap Bagan Persiapan Permohonan Mengikuti Program Pembelian Mesin/Peralatan Permohonan Pencairan Dana Program Mekanisme Pelaksanaan dan Persyaratan

41 41 42 43 43 43 46 46 48 49 49 49

V. PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. Pelaporan B. Pemantauan dan Evaluasi

ii

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN 1 :

Daftar Jenis Mesin/Peralatan Yang Dapat Mengikuti Program A. Daftar Jenis Mesin/Peralatan ITPT B. Daftar Jenis Mesin/Peralatan IAK C. Daftar Jenis Mesin/Peralatan IPK : Skema Mekanisme Persyaratan Program Pelaksanaan dan

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

: Daftar Form yang Digunakan untuk Mengikuti Program FORM A.1 : Surat Permohonan Mengikuti Program (Tipe Normal) FORM A.1.1 : Surat Permohonan Mengikuti Program (Tipe Langsung) FORM A.2 : Tabel Mesin/Peralatan Lampiran Surat Permohonan Mengikuti Program FORM B.1 : Daftar Akta-akta Perusahaan dan Perubahannya FORM B.2 : Daftar Susunan Pengurus Perusahaan FORM B.3 : Rekapitulasi Ijin Usaha Industri FORM C : Petunjuk Pembuatan Studi Kelayakan Usaha (SKU) FORM D.1 : Surat Keterangan Bank FORM D.2 : Surat Keterangan LKBB FORM D.3 : Surat Keterangan Supplier Mesin FORM D.4 : Surat Keterangan Debitur Lancar Skim 2 FORM E : Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri FORM F.1 : Surat Pernyataan dan Jaminan FORM F.2 : Surat Pernyataan Kemajuan Sumber Pembiayaan & Proses Pembelian Mesin/ Peralatan (Tipe Normal) FORM F.3 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh Bank FORM F.4 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh LKBB FORM F.5 : Surat Keterangan Legalisir Dokumen Oleh Notaris FORM G : Surat Pernyataan Waiting List iii

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

: Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)(Tipe Normal) FORM H.2 : Lampiran Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) (Tipe Normal) DAFTAR H.3 : Ketentuan Tentang Legalisir Bukti-bukti Dokumen M/P (Tipe Normal) FORM H.1.1 : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)(Tipe Langsung) FORM H.2.2 : Lampiran Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) (Tipe Langsung) DAFTARH.3.3 : Ketentuan Tentang Dokumen Permohonan Pencairan ke KPPN (Tipe Langsung) FORM I : Surat Permohonan Pencairan Dana Program FORM J.1 : Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan Dana Program (Lampiran FORM I) (Tipe Normal) FORM J.2 : Tabel Lampiran Surat Permohonan Mengikuti Program (Tipe Langsung) FORM K : Rekapitulasi Pembayaran Pembelian M/P FORM L.1 : Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program(Tipe Langsung) FORM L.2 : Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program (Tipe Normal) FORM M : Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program FORM N1 : Invoice FORM N2 : Kwitansi FORM N3 : Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan FORM O.1 : Laporan Pasca Pencairan Dana Program FORM O.2 : Tabel Lampiran O.1-Laporan Pemanfaatan M/P untuk ITPT FORM O.3 : Tabel Lampiran O.1-Laporan Pemanfaatan M/P untuk IAK/IPK

FORM H.1

iv

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG 1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT), Industri Alas Kaki (IAK) dan Industri Penyamakan Kulit (IPK) merupakan industri strategis karena perannya dalam menghasilkan devisa ekspor non migas yang cukup signifikan, menyerap tenaga kerja yang jumlahnya besar serta menyediakan dan memasok kebutuhan pasar domestik. 2. Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mulai dari hulu (serat), intermediate (pemintalan, pertenunan, perajutan dan dyeing, printing dan finishing), sampai dengan pakaian jadi dan barang jadi tekstil lainnya. Industri Alas Kaki juga telah berkembang mulai dari industri penyamakan kulit sampai dengan alas kaki dan barang jadi kulit. Kedua cabang industri tersebut memiliki keterkaitan yang luas dengan industri lainnya dan sektor ekonomi lainnya. 3. Indonesia telah cukup dikenal sebagai negara pemasok tekstil dan produk tekstil yang berkualitas internasional, dan pernah menjadi pemasok produk alas kaki nomor tiga di dunia. 4. Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit selalu memberikan surplus pada neraca perdagangan. Perkembangan ekspor-impor tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki dan penyamakan kulit dapat dilihat pada tabel berikut :

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Perkembangan Ekspor-Impor TPT Tahun 2001 - 2010


No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor (USD Milyar)


7,68 6,89 7,03 7,75 8,59 9,46 10,004 10,39 9,26 11,22

Pertumbuhan (%)
(-8,35) (-10,28) 2,03 10,24 10,83 10,13 5,75 3,72 -8,70 21,17

Impor (USD Milyar)


2,44 1,83 1,67 1,72 1,60 1,71 2,01 5,24 4,17 6,18

Surplus (USD Milyar)


5,24 5,06 5,36 6,03 6,99 7,73 7,99 5,15 5,09 5,04

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

Perkembangan Ekspor Impor Alas Kaki dan Kulit Tahun 2006 - 2010
No.
1. 2. 3. 4. 5.

Tahun
2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor (USD Juta)


1.713,07 1.794,49 2.043,81 1.856,11 2.624,75

Pertumbuhan (%)
15,07 4,75 13,89 -9,18 41,41

Impor (USD Juta)


112,57 143,09 329,29 348,85 595,34

Surplus(USD Juta)
1.600,50 1.651,40 1.714,52 1.507,26 2.029,41

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

5. Kinerja industri TPT, IAK dan IPK setiap tahunnya menunjukkan tren yang meningkat, dimana perkembangan pada tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 2

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Kinerja ITPT, IAK dan IPK pada tahun 2009 dan 2010
N o 1 2 3 Uraian Jumlah Industri (Unit Usaha) Investasi Total (RpTrilyun) Penyerapan Tenaga Kerja (org. ribu) Tingkat Utilisasi (%) Nilai Ekspor (US$ Juta) Nilai Impor (US$ Juta) ITPT 2009 2.841 146,17 1.337 2010 2.869 149,88 1.407 IAK 2009 386 4,29 446,28 2010 388 6,84 541,30 2009 100 1,272 6,41 IPK 2010 100 1,629 7,03

4 5 6

71,83 9.261 4.171

77,85 11.222 6.186

64,25 1.734 131,62

69,56 2.500 244,19

53,83 121,13 217,23

32,51 123,8 351,5

6. Prospek pertumbuhan industri TPT, alas kaki dan industri penyamakan kulit akan semakin baik pada masa mendatang karena permintaan pasar di dalam negeri yang terus meningkat serta meningkatnya konsumsi dunia. Peluang Indonesia untuk memanfaatkan pasar dunia akan semakin meningkat apabila mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan kemampuan pasok (lead time) yang cepat dan tepat waktu. 7. Namun demikian, untuk menangkap peluang tersebut kedua cabang industri ini menghadapi beberapa permasalahan, antara lain umur mesin yang sebagian besar berusia di atas 20 tahun, sehingga tingkat konsumsi energi tinggi dan kecepatan mesin serta kualitas produk rendah. Selain masalah permesinan, kedua cabang industri ini juga menghadapi makin tingginya persaingan dalam memasuki pasar dunia seiring dengan munculnya negara-negara pesaing baru yang sudah mengadopsi teknologi baru. Sebagai gambaran atas kondisi tersebut, posisi permesinan industri TPT, alas kaki dan penyamakan kulit pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut: 3

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012 JUMLAH MESIN INDUSTRI TPT, ALAS KAKI DAN PENYAMAKAN KULIT USIA 20 TAHUN Mesin umur > 20 thn Jenis Industri Satuan Jumlah Jumlah % Pemintalan * MP 7.803.241 5.025.287 64,4 Pertenunan * ATM 248.957 204.393 82,1 Perajutan * MR 41.312 34.743 84,1 Finishing * Set 349 325 93,2 Pakaian Jadi * MSJ 290.838 226.854 78,0 Alas Kaki ** Set 3.000 1.500 50 Penyamakan Set 1.000 600 60 Kulit ** Sumber :* The Industrial Strategy Proposal, Jetro Jakarta 2005 (diolah) ** Ditjen ILMTA 2008 (diolah)

8. Dalam rangka meningkatkan daya saing ITPT, IAK dan IPK, maka mesin/peralatan yang sudah berusia lebih dari 20 tahun tersebut mutlak perlu diremajakan atau direstrukturisasi dengan mesin/peralatan yang mempunyai teknologi lebih modern. Dalam kaitan ini, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menganggap perlu memberikan stimulan melalui kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dalam rangka mendorong industri TPT, IAK dan IPK untuk meningkatkan daya saingnya melalui investasi mesin/peralatan yang lebih modern. 9. Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT yang telah diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007 dan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit sejak tahun 2009 disambut positif oleh dunia usaha. Hal ini terbukti dari pagu anggaran yang dialokasikan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mampu menstimulus kegiatan investasi mesin/peralatan yang dilakukan oleh dunia usaha, dengan gambaran sebagai berikut :

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Jumlah Peserta Progam, Nilai Bantuan dan Nilai Investasi


No Tahun Peserta Unit usaha Pagu Dipa Rp. Milyar Nilai Bantuan Rp. Milyar 153,31 181,70 170,75 144,37 133,03 13,60 18,30 18,38 Nilai Investasi M/P Rp. Milyar 1.550 1.790 1.440 1.544 1.391 136 183 191

Industri Tekstil dan Produk Tekstil


1 2 3 4 5 1 2 3 2007 2008 2009 2010 2011* 2009 2010 2011* 92 175 193 151 109 26 24 19 255,00 330,00 240,00 154,15 133,50 52,50 24,45 19,00

Industri Alas Kaki & Penyamakan Kulit

Catatan: * Pada tahun 2011, kedua cabang industri dilaksanakan dalam satu Program dengan Pagu anggaran sebesar Rp 152,5 Milyar terserap sebesar Rp 151,41 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 1.58 triliun

Animo yang besar dari dunia usaha untuk melakukan restrukturisasi mesin/peralatan juga tergambar dari naiknya jumlah pemohon yang mengajukan keringanan pembiayaan melalui Program ini, dimana pada tahun 2010 jumlah pemohon yang mengajukan sebanyak 231 perusahaan ITPT, IAK dan IPK, namun permohonan yang tidak dapat diproses karena pagu anggaran telah habis mencapai 40 perusahaan dengan nilai investasi Rp 286,87 Milyar. Demikian juga dengan tahun 2011 dari 175 perusahaan ITPT, IAK dan IPK yang mengajukan permohonan 41 perusahaan tidak dapat diproses dengan nilai investasi mencapai Rp 73,54 Milyar. Dengan berjalannya kegiatan Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT sejak tahun 2007 dan Restrukturisasi Mesin/ Peralatan IAK dan IPK sejak tahun 2009, telah terjadi penambahan dan peremajaan mesin/peralatan TPT, IAK dan IPK sebagaimana disajikan pada tabel berikut: 5

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012 REALISASI PENAMBAHAN DAN PEREMAJAAN MESIN/PERALATAN ITPT, IAK DAN IPK TAHUN 2007 2011
Jenis Industri Pemintalan Pertenunan Perajutan Finishing Pakaian Jadi Alas Kaki (Last Mod.& Patt. Cutter) Peny.Kulit Sat. MP ATM MR Set MSJ Set Set Tahun 2007 372,764 453 129 8 4,848 2008 550,380 725 271 12 11,490 2009 93,192 1,958 455 13 17,502 58 16 2010 185,772 1,481 676 15 13,667 94 16 2011 415,104 1,286 213 5 8,422 10 10 Jumlah 1,617,212 5,903 1,744 53 55,929 162 42

Sumber : Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri 2011 (diolah)

10. Hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap industri TPT, IAK dan IPK yang telah mengikuti Program sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Program
No 1 2 3 4 Uraian Penambahan tenaga kerja Peningkatan kapasitas produksi (%) Peningkatan produktivitas (%) Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi (%) ITPT 2007 s/d 2010 61,000 10 - 19 2-9 10 - 22 IAK & IPK 2009-2010 84,000 46.32 3.27 11,8 -29,5

Catatan : Hasil evaluasi Program untuk IAK dan IPK lebih tinggi daripada industri TPT, karena karakteristik IAK dan IPK adalah industri padat karya dengan penggunaan teknologi yang tidak terlalu tinggi, sedangkan untuk industri TPT di sektor hulu dan antara cenderung merupakan industri yang padat modal dengan teknologi tinggi.

Dengan melihat hasil evaluasi tersebut diatas, maka pada tahun 2012 Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menetapkan untuk melanjutkan Program Revitalisasi dan 6

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dalam rangka meningkatkan daya saing industri tersebut secara Nasional. B. DASAR HUKUM Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 sampai dengan 2010 dan Program Restrukturisasi Mesin/ Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai dengan 2010, pada Tahun Anggaran 2011 disatukan menjadi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT serta IAK. Pada tahun Anggaran 2012 Program ini dilanjutkan dengan mengacu ketentuan perundangundangan dan persetujuan tertulis sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012; 2. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 3. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri, dan pengganti atau perubahannya; 5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri; 6. Kesimpulan Rapat Kerja Komisi VI DPR-RI dengan Menteri Perindustrian tanggal 7 Februari 2007; 7. Surat Menteri Keuangan Nomor S-146/MK.011/2007 tanggal 3 April 2007 perihal Dukungan Penyaluran Dana Program Restrukturisasi Permesinan ITPT; 7

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

8. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/01903.1.01/00/2012 Ditjen BIM Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri; dan 9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/ 11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2012. C. MAKSUD DAN TUJUAN Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk membantu Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit dalam melakukan restrukturisasi/peremajaan dan atau perluasan/penambahan mesin/peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan teknologi, daya saing, kapasitas, efisiensi dan produktivitas. SASARAN Berdasarkan hasil evaluasi Program yang dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dengan pagu anggaran tahun 2012 sebesar Rp. 172 milyar diperkirakan Program ini akan memberikan dampak: 1. Pembiayaan investasi dari pihak Perbankan dan industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit sebesar Rp. 1,75 Triliun (US$ 194,4 juta), 2. Penciptaan kesempatan kerja sebesar 13.000 orang untuk industri Tekstil dan Produk Tekstil serta industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit, 3. Peningkatan efisiensi penggunaan energi dan biaya produksi serta menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing. 8

D.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

E.

PENGERTIAN 1. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK adalah program pemberian keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan dan atau komponennya dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian kepada perusahaan ITPT serta IAK, termasuk IPK yang terbukti telah melakukan pembelian mesin/ peralatan baru yang seluruhnya telah terpasang di masingmasing pabrik yang bersangkutan. 2. ITPT adalah industri yang mencakup industri serat buatan, pemintalan, pertenunan, perajutan, pencelupan/printing/ finishing, industri pakaian jadi (garment) dan industri barang jadi tekstil lainnya (tidak termasuk industri karung plastik). 3. IAK adalah industri yang mencakup industri penghasil produk alas kaki (termasuk komponennya) dan industri penyamakan kulit. 4. Besarnya keringanan pembiayaan pembelian mesin/peralatan adalah persentase tertentu dari nilai investasi barang modal atau nilai pembelian barang modal atau sejumlah nilai maksimum yang ditentukan. 5. Tingkat Komponen Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut TKDN, adalah besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan barang dan jasa. 6. Mesin/peralatan adalah mesin dan atau peralatan yang digunakan untuk proses produksi dan atau penunjang proses produksi. 7. Mesin/Peralatan Produksi Dalam Negeri adalah mesin/peralatan yang dibuat di dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25%.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

8. Mesin/peralatan baru adalah mesin/peralatan yang seluruh komponennya adalah baru dan belum pernah digunakan secara komersial. 9. Peremajaan atau penggantian adalah pembelian mesin/peralatan untuk mengganti mesin/peralatan lama dalam rangka meningkatkan atau mempertahankan kinerja produksi. 10. Penambahan adalah pembelian mesin/peralatan untuk menambah jumlah mesin/peralatan yang telah ada. 11. Tipe Normal adalah tipe permohonan yang diperuntukkan bagi ITPT/IAK/IPK yang akan atau sudah membeli mesin/ peralatan namun belum datang atau baru datang sebagian. 12. Tipe Langsung adalah tipe permohonan yang diperuntukkan bagi ITPT/IAK/IPK yang telah membeli mesin/peralatan dan seluruhnya sudah terpasang di lokasi pabrik. 13. Periode Pembelian adalah batasan waktu yang tercantum pada dokumen mesin/peralatan dan dokumen pembayaran mencakup periode mulai tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Oktober 2012. 14. Dokumen pembelian adalah dokumen mesin/ peralatan dan dokumen pembayaran. 15. Dokumen mesin/peralatan adalah dokumen yang berupa Invoice/Faktur, Packing List, Bill of Lading, Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau B.C 2.3, Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), Bukti Pengiriman dan Penerimaan Barang di Pabrik. 16. Dokumen pembayaran adalah dokumen pelunasan pembayaran yang dilakukan melalui mekanisme perbankan, antara lain melalui transfer (TT/RTGS/Pemindahbukuan), Letter of Credit dan atau pembayaran melalui penggunaan cek/bilyet giro. 10

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

17. Berkas permohonan mengikuti program adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan mengikuti program. 18. Berkas permohonan pencairan dana program adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan pencairan. 19. Berkas permohonan realisasi pencairan dana program adalah adalah dokumen wajib yang dipersyaratkan dalam tahap permohonan realisasi pencairan. F. RUANG LINGKUP 1. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK yang selanjutnya disebut Program adalah pemberian dana segar dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian kepada ITPT, IAK dan IPK yang telah terbukti melakukan pembelian mesin/peralatan. 2. Besarnya potongan harga pembelian mesin/peralatan adalah persentase tertentu dari nilai pembelian atau sejumlah nilai maksimum yang ditentukan, dan diberikan secara sekaligus dengan cara penggantian (reimbursement) setelah seluruh mesin/peralatan terpasang di lokasi pabrik pemohon dan seluruh bukti-bukti pembelian mesin/peralatan dimaksud sudah lengkap, benar dan sah. 3. Permohonan mengikuti Program dapat diajukan dalam bentuk Tipe Normal atau Tipe Langsung. 4. Sumber pembiayaan/pendanaan pembelian mesin/ peralatan oleh pemohon dapat berasal dari salah satu sumber atau kombinasi sumber pembiayaan dari Kredit Perbankan, Sewa Beli (Leasing) dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), Kredit Supplier Mesin dan Dana Sendiri.

11

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

5. Penilaian dan verifikasi atas keikutsertaan dalam Program akan dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) dan Lembaga Penilai Independen (LPI) yang ditetapkan oleh Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian.

12

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB II KETENTUAN PERSYARATAN DAN SANKSI

A. KETENTUAN 1. KRITERIA PESERTA PROGRAM Peserta Program meliputi perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) dan Industri Alas Kaki (IAK) yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Berbadan Usaha Indonesia berupa PT/Koperasi/CV/Firma/ Perusahaan Perorangan. b. Memiliki izin usaha sebagai industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki (termasuk komponennya) atau industri penyamakan kulit. c. Perusahaan yang telah melakukan produksi minimum selama 2 (dua) tahun sejak tanggal diterbitkannya Izin Usaha Industri (ijin tetap) serta melakukan peremajaan dan atau perluasan/penambahan mesin/peralatan yang menggunakan teknologi baru dan lebih maju. d. Telah/akan melakukan pembelian mesin/peralatan baru (bukan bekas) sesuai dengan ijin usaha yang dimiliki. e. Tidak mengikuti Program sejenis di lingkungan Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran berjalan. f. Pada saat permohonan, nilai investasi pembelian mesin/ peralatan yang diajukan minimal setara dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) untuk ITPT, sedangkan untuk IAK dan IPK minimal Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta Rupiah) dengan menggunakan kurs pajak per tanggal 1 Januari 2012 (lihat pada http://www.pph21.com/pajak/ kurs). 13

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

g. Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan Skim 2 Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT TA 2007, 2008 dan atau 2009, seluruh kewajiban angsuran pokok dan bunga/margin harus dalam keadaan lancar (tidak boleh ada tunggakan). h. Untuk pemohon yang pernah mendapat dana Program pada tahun anggaran 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011 harus telah memenuhi seluruh ketentuan Petunjuk Teknis untuk masing-masing Program tersebut, termasuk pemenuhan kewajiban pelaporan pemanfaatan mesin/ peralatan. 2. KRITERIA MESIN /PERALATAN a. Mesin/Peralatan yang dapat disertakan pada Program harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a.1. Terkait langsung dengan proses produksi dan atau penunjang proses produksi. a.2. Merupakan mesin/peralatan baru buatan tahun 2007 ke atas; a.3. Meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktivitas; b. Jenis mesin/peralatan yang dapat disertakan pada Program meliputi : b.1. Mesin/peralatan produksi; b.2. Mesin/peralatan penunjang produksi; b.3. Instalasi Pengolahan Limbah; b.4. Pembangkit listrik; b.5. Pembangkit uap; b.6. Mesin/Alat uji mutu produk/alat ukur; b.7. Material handling equipments; b.8. Sistem Pendingin (Chiller dan Air Conditioning); b.9. Sistem Udara Bertekanan (Air Compressor); b.10. Software Komputer yang mendukung proses produksi; dan atau 14

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

b.11. Instalasi Pengolahan Air Bersih yang bersumber dari air permukaan. c. Rincian jenis mesin/peralatan produksi dan penunjang produksi yang dapat diajukan dapat dilihat pada Lampiran 1. d. Pembelian aksesori dan suku cadang komponen pengganti dapat disertakan dalam Program sepanjang termasuk dalam satu paket opsi pembelian mesin/ peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan untuk 1 (satu) tahun berjalan. e. Mesin/Peralatan Produksi Dalam Negeri adalah mesin/peralatan yang dibuat di dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 25% yang proses pembuktiannya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri, serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/ 2/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri, dan pengganti atau perubahannya apabila ada. 3. KRITERIA SUMBER PEMBIAYAAN a. PINJAMAN DARI BANK yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.1. Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional; dan atau Bank Asing yang mempunyai cabang di Indonesia. a.2. Didukung oleh pengikatan kredit dan pengikatan jaminan mesin/peralatan yang dibeli (akta fiducia), termasuk pembiayaan melalui fasilitas L/C yang belum dilunasi.

15

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

b. PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB), yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: b.1. Berkedudukan hukum di Indonesia dan memiliki ijin usaha dari Kementerian Keuangan RI serta masih aktif dalam menjalankan berbagai kegiatan usahanya. b.2. Didukung oleh pengikatan fasilitas pembiayaan dan pengikatan jaminan mesin/peralatan yang dibeli (perjanjian sewa guna usaha). c. PEMBIAYAAN KREDIT SUPPLIER, yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: c.1. Produsen, Supplier dan atau agen mesin/peralatan yang berkedudukan hukum di Indonesia dan atau di luar negeri. c.2. Didukung oleh pengikatan kredit dan pengikatan jaminan mesin/peralatan yang dibeli (akta fiducia), antara lain mencantumkan jangka waktu, jumlah angsuran dan status mesin/peralatan (dijaminkan atau tidak dijaminkan).

d. PEMBIAYAAN DENGAN DANA SENDIRI, yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: d.1. Pembiayaan yang tidak termasuk pembiayaan Kredit Bank, Kredit LKBB, dan atau Kredit Supplier. d.2. Termasuk pembelian mesin/peralatan yang dibiayai melalui fasilitas L/C yang telah dilunasi. 4. PERIODE PEMBELIAN Periode pembelian mulai tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2012. 5. TIPE PROGRAM Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dilaksanakan

16

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

melalui 2 (dua) tipe yaitu Tipe Normal atau Tipe Langsung. 6. PERIODE PERMOHONAN a. Periode pengajuan permohonan mengikuti Program untuk Tahun Anggaran 2012 dimulai tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 30 Juni 2012. b. Apabila diperlukan dapat diperpanjang atau dipersingkat waktunya dengan mempertimbangkan penyerapan anggaran dalam DIPA Tahun Anggaran berjalan. 7. TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM a. Perusahaan mengajukan permohonan dengan memilih Tipe Normal atau Tipe Langsung, dengan kelengkapan dokumen sesuai persyaratan. b. Perusahaan pemohon akan mendapat nomor registrasi apabila telah menyampaikan dokumen secara lengkap dan benar serta memenuhi syarat kelengkapan permohonan sesuai Petunjuk Teknis dengan menggunakan prinsip First In First Serve (FIFS). c. Apabila permohonan mengikuti Program diajukan pada saat pagu dalam DIPA telah terlampaui, maka permohonan akan dimasukkan dalam Waiting List dan pemohon memberikan Surat Pernyataan Waiting List (Form G). Pemohon tidak diperkenankan mengubah Tipe Program yang telah diajukan. d. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas dapat diproses lebih lanjut apabila masih terdapat sisa dana dalam DIPA yang antara lain diakibatkan oleh adanya: d.1. Permohonan dari ITPT/IAK/IPK yang tidak dapat diproses lebih lanjut; d.2. Pengurangan nilai potongan harga; dan atau 17

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

d.3. ITPT/IAK/IPK membatalkan permohonannya secara tertulis. e. Perusahaan yang masuk dalam Waiting List akan diprioritaskan untuk diproses permohonannya sebagai berikut : e.1. Pertama untuk Tipe Langsung dan belum pernah ikut Program; e.2. Kedua untuk Tipe Langsung dan sudah pernah ikut Program; e.3. Ketiga untuk Tipe Normal dan belum pernah ikut Program. e.4. Keempat untuk Tipe Normal dan sudah pernah ikut Program. 8. NILAI POTONGAN HARGA a. Besarnya Keringanan Potongan Harga Pembelian Mesin/ Peralatan maksimum sebesar Rp. Rp. 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) per perusahaan per Tahun Anggaran, dengan ketentuan: a.1. maksimum 25 % (dua puluh lima pembelian mesin/peralatan produksi yang mempunyai TKDN minimal sebagaimana dimaksud dalam Bab II 2 huruf e; persen) untuk dalam negeri sebesar 25% huruf A angka

a.2. maksimum 10% (sepuluh persen) untuk pembelian mesin/peralatan yang tidak memenuhi ketentuan dalam huruf a.1 di atas; dari nilai investasi yang disetujui dalam SPPB yang dapat direalisasikan. b. Penetapan nilai potongan harga untuk SPPB dalam Rupiah, menggunakan kurs pajak terendah yang berlaku pada saat penetapan persetujuan oleh Kementerian Perindustrian atau kurs pajak tanggal 1 Januari 2012. 18

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

c. Dalam hal terdapat perbedaan nilai potongan harga menurut SPPB dengan nilai invoice dan atau bukti-bukti pembayaran, Kementerian Perindustrian menetapkan besarnya nilai potongan harga berdasarkan nilai yang terendah. d. Pembiayaan yang memenuhi ketentuan Bab II huruf A angka 3 huruf a.2, b.2 dan c.2 walaupun seluruh harga pembelian belum dilunasi, maka dapat diperhitungkan sebagai pembayaran yang telah dilunasi. Khusus untuk pembiayaan kredit supplier sekurang-kurangnya akumulasi pembayaran telah mencapai sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari harga mesin/peralatan yang dibeli. Dalam hal ketentuan di atas tidak dapat dipenuhi, maka yang hanya dapat diperhitungkan adalah pembayaran yang telah direalisasikan. e. Nilai potongan harga di atas dikenakan potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. SYARAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM Dokumen permohonan akan diterima dan dapat diproses lebih lanjut apabila seluruh dokumen permohonan telah lengkap sesuai dengan rincian di bawah ini : 1. TIPE NORMAL a. TAHAP PERMOHONAN (TAHAP 1) a.1 Surat Permohonan Mengikuti Program (Form A.1) ditujukan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav.52-53, Lantai 9, oleh Direksi atau wakil perusahaan yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Kuasa dari Direksi Perusahaan; a.2 Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti Program (Form A.2) berikut CD nya; 19

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

a.3 Photocopy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan Akta-akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1 dan B.2); a.4 Photocopy NPWP perusahaan; a.5 Photocopy KTP/Paspor pengurus yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, minimum 2 (dua) orang; a.6 Rekapitulasi ijin usaha industri yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan seluruh photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya. a.7 Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang menjelaskan manfaat mesin/peralatan sebagaimana angka a.2 di atas (Form C); a.8 Bukti Ketersediaan Sumber Dana (BKSD) untuk pembelian mesin/peralatan, antara lain berupa: a.8.1. Surat Keterangan Bank (SKB), Surat Keterangan LKBB (SKLKBB), dan atau Surat Keterangan Supplier Mesin (SKSM) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima pengajuan permohonan kredit/ pembiayaan dari ITPT/IAK/IPK pemohon dan atau telah memberikan kredit/pembiayaan kepada pemohon (Form D.1, D.2, dan D.3); dan atau a.8.2. Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri (SPKDS) untuk pembelian Mesin/ Peralatan dari Dana Sendiri (Form E) berikut photocopy bukti ketersediaan dana (saldo rekening bulan terakhir/deposito atas nama Perusahaan dan atau Pemegang Saham dan atau Pengurus Perusahaan yang tercantum dalam Akta terakhir/bukti pembayaran) yang secara keseluruhan nilainya minimal sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari harga pembelian mesin/peralatan yang diajukan; 20

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

a.9 Photocopy dokumen bukti kemajuan proses pembelian mesin/peralatan, antara lain: Purchase Order (PO), Order Confirmation (OC), Sales Contract (SC), Letter of Credit dan atau Invoice serta dokumen lainnya (lampirkan sesuai dengan dokumen yang tersedia); a.10 Surat Pernyataan dan Jaminan (SPJ) (Form F.1); a.11 Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat Keterangan dimaksud angka a.8.1. a.12 Bukti penyampaian Laporan Pemanfaatan Mesin/ Peralatan bagi pemohon yang pernah mendapatkan dana Program untuk TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011. a.13 Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan melalui Skim 2 PPTI-TPT TA 2007, 2008 dan atau 2009 wajib melampirkan Surat Keterangan tidak ada tunggakan baik pokok maupun bunga/margin (Form D.4) dari Pengelola Program (PT PNM Venture Capital/PT Bank Syariah Mandiri). Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri. b. TAHAP PERMOHONAN PENCAIRAN (TAHAP 2) Permohonan pencairan dapat diajukan setelah menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan/SPPB (Form H.1 dan H.2) antara Pemohon dengan Kementerian Perindustrian, serta Mesin/ Peralatan telah terpasang di lokasi pabrik sesuai dengan ijin yang dimiliki, dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut: b.1. Surat Permohonan Pencairan Dana Program (Form I) sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam SPPB, dengan melampirkan Daftar Mesin/ 21

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Peralatan yang telah dibeli (Form J.1) berikut CD nya dan Rekapitulasi Pembayaran (Form K) berikut bukti secara lengkap, benar dan sah, yaitu: b.1.1 Untuk Pembelian Dengan Dana Sendiri/ Tunai : a) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris, b) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), c) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, d) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya sesuai periode pembelian. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris. e) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan yang dilegalisir oleh pejabat bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. f) Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut. 22

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

b.1.2 Untuk Pembelian melalui Kredit Bank : a) Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh Bank pemberi kredit, b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris, c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris. f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. g) Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut.

23

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

b.1.3 Untuk Pembelian melalui Pembiayaan LKBB : a) Photocopy Perjanjian Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan Mesin/Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh LKBB pemberi pembiayaan, b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris, c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris, f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan atau LKBB pemberi pembiayaan. g) Surat Keterangan Notaris (Form F.5), LKBB (Form F.4) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan bahwa telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang 24

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

menandatangani surat keterangan legalisir tersebut. b.1.4 Untuk Pembelian Melalui Kredit dari Supplier Mesin : a) Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/Peralatan yang dibeli yang dilegalisir oleh Notaris, b) Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris, c) Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) bila pembelian melalui mekanisme L/C/ SKBDN yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), d) Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, e) Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris, f) Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. g) Surat Keterangan Notaris dan Bank yang menerangkan telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas (lampirkan 25

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat keterangan legalisir tersebut). Catatan: Bagi perusahaan pemohon yang menandatangani SPPB sebelum tanggal 3 Juli 2012, batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB. Sedangkan untuk SPPB yang ditandatangani mulai tanggal 3 Juli 2012, maka batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat tanggal 31 Oktober 2012. b.2. Untuk mendapatkan potongan harga sebesar 25%, bagi perusahaan yang membeli mesin/peralatan Produksi Dalam Negeri agar menyampaikan photocopy Tanda Sah Capaian TKDN, atau surat keterangan dari Pemohon bahwa mesin/peralatan tersebut telah tercantum dalam daftar inventarisasi produk dalam negeri di Kementerian Perindustrian (dapat dilihat pada: http://tkdn.kemenperin.go.id) Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambatlambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri. c. TAHAP PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN (TAHAP 3) Permohonan realisasi pencairan dana Program dapat diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Kementerian Perindustrian tentang nilai potongan harga yang dapat direalisasikan, dengan ketentuan tidak melampaui tanggal 5 Desember

26

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

2012, dengan menggunakan Form L.2 dan melampirkan dokumen sebagai berikut : c.1. Invoice (Form N.1), c.2. Kwitansi (Form N.2), c.3. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai dengan SPPB), c.4. Faktur Pajak PPN (1 asli dan 3 tembusan carbonized), c.5. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized), c.6. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized), c.7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, c.8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3), c.9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan (Form M). 2. TIPE LANGSUNG a. TAHAP PERMOHONAN (TAHAP 1) a.1 Surat Permohonan Mengikuti Program (sesuai Form A.1.1) ditujukan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 9, oleh Direksi atau wakil perusahaan yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Kuasa dari Direksi Perusahaan; a.2 Daftar Mesin/Peralatan yang telah dibeli dan diajukan untuk mengikuti Program (Form A.2 dan J.2) berikut CD nya; a.3 Seluruh dokumen pembelian mesin/peralatan dan dokumen pembayaran yang telah dilegalisir dengan memenuhi ketentuan syarat pencairan Program sesuai angka 1 huruf b angka 1.1 s/d 1.4 Petunjuk Teknis ini; 27

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

a.4 Rekapitulasi pembayaran pembelian mesin/peralatan (Form K); a.5 Photocopy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan Akta-akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1 dan B.2); a.6 Photocopy N P W P perusahaan; a.7 Photocopy KTP/Passport Pengurus (lengkap); a.8 Rekapitulasi ijin usaha industri yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan seluruh photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya. a.9 Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang menjelaskan manfaat mesin/peralatan sebagaimana angka a.2) di atas (Form C); a.10 Surat Pernyataan dan Jaminan (SPJ) yang disampaikan dalam permohonan mengikuti Program (Form F.1). a.11 Untuk mendapatkan potongan harga sebesar 25%, bagi perusahaan yang membeli mesin/peralatan Produksi Dalam Negeri agar menyampaikan photocopy Tanda Sah Capaian TKDN, atau surat keterangan dari Pemohon bahwa mesin/peralatan tersebut telah tercantum dalam daftar inventarisasi produk dalam negeri di Kementerian Perindustrian (dapat dilihat pada: http://tkdn.kemenperin.go.id) a.12 Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat Keterangan dimaksud angka a.3 di atas. a.13 Bukti penyampaian Laporan Pemanfaatan Mesin/ Peralatan bagi pemohon yang pernah mendapatkan dana Program untuk TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011. a.14 Untuk pemohon yang pernah mendapat pembiayaan melalui Skim 2 PPTI-TPT TA 2007, 2008 dan atau 2009 wajib melampirkan Surat Keterangan tidak ada 28

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

tunggakan baik pokok maupun bunga/margin (Form D.4) dari Pengelola Program (PT PNM Venture Capital/ PT Bank Syariah Mandiri). Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri. b. TAHAP PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN (TAHAP 2) Permohonan realisasi pencairan dana Program dapat diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya SPPB dengan ketentuan tidak melampaui tanggal 5 Desember 2012, dengan menggunakan Form L.1 dan melampirkan dokumen sebagai berikut : b.1. Invoice (Form N.1), b.2. Kwitansi (Form N.2), b.3. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai SPPB), b.4. Faktur Pajak PPN (1 asli dan 3 tembusan carbonized), b.5. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized), b.6. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized), b.7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, b.8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3), b.9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan (Form M.1). C. HAL HAL YANG DILARANG DAN SANKSI 1. HAL HAL YANG DILARANG 29

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Perusahaan Pemohon/Penerima Dana Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian dilarang: a. Memberikan keterangan palsu/dokumen palsu/ melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian; b. Mengajukan mesin/peralatan bekas (bukan baru) dan atau mesin/peralatan yang pernah mendapat keringanan pembiayaan Program. c. Membeli mesin/peralatan yang tidak sesuai dengan jenis, spesifikasi dan harga yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB); dan d. Mengalihkan kepemilikan/memindahtangankan kepada pihak lain atas mesin/peralatan sebagaimana jenis, spesifikasi dan harga yang telah mendapat keringanan pembiayaan tanpa persetujuan Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian selama kurun waktu 5 (lima) tahun sejak diterimanya dana Program. Pengecualian diberikan bila pengalihan kepemilikan dilakukan oleh Bank/LKBB yang diakibatkan karena terjadinya wanprestasi (default). e. Melanggar ketentuan tentang kewajiban memberikan laporan pemanfaatan mesin/peralatan (Form O.1 dan O.2 atau O.3) kepada Kementerian Perindustrian setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak dana keringanan pembiayaan diterima. 2. SANKSI Perusahaan Pemohon/Penerima Keringanan Pembiayaan Program dari Pemerintah c.q. Kementerian Perindustrian yang melanggar ketentuan Bab II huruf C angka 1 Petunjuk Teknis ini dikenakan sanksi: a. Permohonan ditolak dan tidak diijinkan untuk mengikuti Program sejenis pada tahun-tahun berikutnya atas 30

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

pelanggaran terhadap Bab II huruf C angka 1 huruf a, b dan c. b. Wajib mengembalikan kepada Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebesar nilai riil yang diterima dan tidak diizinkan mengikuti seluruh Program Kementerian Perindustrian pada tahun-tahun berikutnya atas pelanggaran terhadap Bab II huruf C angka 1 huruf a dan d. c. Tidak diijinkan untuk mengikuti Program sejenis pada tahun berikutnya atas pelanggaran Bab II huruf C angka 1 huruf e.

31

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB III PENGORGANISASIAN

A. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dibiayai melalui DIPA Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian. Dalam pelaksanaan Program ini, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 2. Menyiapkan dan menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) Program. Menyiapkan dokumen anggaran dan administrasi lainnya yang memungkinkan pencairan dana Program pada waktunya. Membentuk dan menetapkan Tim Pengarah dan Tim Teknis. Menetapkan jasa Lembaga Penilai Independen (LPI) serta Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) sesuai peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang berlaku. Melakukan sosialisasi Program kepada ITPT, IAK dan IPK serta lembaga-lembaga keuangan bank dan bukan bank pada awal Program maupun pada saat proses lebih lanjut. Menerima dan memproses permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK dengan dibantu oleh Konsultan Manajemen dan Monitoring, Lembaga Penilai Independen dan Tim Teknis. Memberikan keputusan dan ketetapan terhadap permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK yang diusulkan Direktur Industri Tekstil dan Aneka selaku Pejabat Pembuat Komitmen, berdasarkan hasil Rapat Tim Teknis terhadap laporan KMM dan hasil verifikasi LPI. 32

3. 4.

5.

6.

7.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

8.

Melaksanakan akad Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) terhadap permohonan mengikuti Program yang disetujui. Menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada ITPT/IAK/IPK yang permohonannya tidak dapat disetujui.

9.

10. Menerima dan memproses permohonan pencairan dana Program dari ITPT/IAK/IPK yang telah terikat dalam SPPB. 11. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN dalam hal permohonan pencairan disetujui. Menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada ITPT/IAK/IPK yang permohonan pencairannya tidak dapat disetujui; dan 12. Melakukan supervisi, pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan Program. Tim Pengarah diketuai oleh Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, serta beranggotakan para pejabat terkait di Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, BKPM, Dinas Provinsi yang menangani Perindustrian, Lembaga Keuangan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) dan atau instansi teknis lainnya. Tugas Tim Pengarah adalah memberikan arahan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Program serta menjamin kerjasama lintas instansi dengan sebaik-baiknya. Untuk membantu tugas Tim Pengarah, Kementerian Perindustrian membentuk Tim Teknis yang diketuai oleh Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian, serta beranggotakan perwakilan dari sebagian unsur-unsur pelaksana dari Tim Pengarah. Tugas Tim Teknis adalah memberikan bantuan teknis pelaksanaan Program yang diperlukan Kementerian Perindustrian dalam menjalankan tugastugasnya termasuk menyampaikan usulan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk mendapatkan keputusan atas 33

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

hasil Rapat Tim Teknis pada tahap permohonan mengikuti Program, dan memutuskan permohonan pencairan dana Program berdasarkan hasil verifikasi KMM dan LPI. B. KONSULTAN MANAJEMEN DAN MONITORING (KMM) KMM bertugas membantu Kementerian Perindustrian dalam teknis operasional pengelolaan dan pemantauan Program serta tugas-tugas lain sesuai dengan perjanjian kerjasama, yang mencakup: 1. Menerima Surat Permohonan Mengikuti Program(Form A.1 atau A.1.1) dari ITPT/IAK/IPK berikut kelengkapan dokumennya sesuai yang disyaratkan oleh Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan ketersediaan sisa dana dalam DIPA. Memeriksa kelengkapan seluruh syarat administrasi, yang meliputi: NPWP, Izin Usaha Industri, Akta Perusahaan dan kelengkapan permohonan sebagaimana ketentuan Bab. II huruf A s/d huruf C Petunjuk Teknis guna memastikan permohonan tersebut dapat ditindak lanjuti ke tingkat verifikasi oleh Lembaga Penilai Independen (LPI), selambatlambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak dokumen permohonan dari ITPT/IAK/IPK diterima dengan lengkap. Melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak pembuat Surat Keterangan Sumber Pembiayaan (Bank/LKBB/Supplier Mesin) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pembuatan Surat Keterangan dimaksud. Mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan Lembaga Penilai Independen (LPI) agar melakukan verifikasi permohonan mengikuti Program dan permohonan pencairan dana Program. Mengadministrasikan laporan hasil verifikasi LPI yang terdiri atas :

2.

3.

4.

5.

34

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

a. Laporan Monitoring Realisasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/ Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 2011 dan untuk tahun selanjutnya monitoring dilakukan terhadap peserta Program 1 (satu) tahun sebelum tahun berjalan. b. Laporan Hasil Verifikasi Tahap Permohonan Mengikuti Program (Tipe Normal dan Tipe Langsung). c. Laporan Tahap Pencairan dana Program. 6. Menyiapkan Rapat Tim Teknis dan menyusun konsep Berita Acara hasil Rapat Tim Teknis terhadap laporan hasil verifikasi KMM dan LPI, baik untuk tahap permohonan mengikuti Program maupun tahap pencairan dana Program. Menindaklanjuti hasil Rapat Tim Teknis Tahap Permohonan Mengikuti Program, termasuk menyiapkan dokumen kelengkapan lainnya, yang akan disampaikan oleh Direktur Industri Tekstil dan Aneka selaku Ketua Tim Teknis untuk mendapatkan keputusan/penetapan dari KPA. Menyiapkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dan memfasilitasi penyelenggaraan akad SPPB dan atau Addendumnya yang akan ditandatangani oleh Pemohon serta Direktur Industri Tekstil dan Aneka mewakili Kementerian Perindustrian. Menerima dan memeriksa Surat Permohonan Pencairan Dana Program (SP2DPR Form I) berikut kelengkapan dan kebenaran lampirannya, terutama kesesuaian antara dokumen dan legalisir atas photocopy dokumen dari pihak yang berwenang sesuai persyaratan Petunjuk Teknis, yang berkaitan dengan bukti-bukti pembayaran, baik melalui L/C maupun transfer bank. Selanjutnya dalam waktu selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen permohonan pencairan diterima dengan lengkap dapat ditindak lanjuti guna pelaksanaan verifikasi Tahap Pencairan oleh LPI.

7.

8.

9.

35

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

10. Melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen pencairan (Notaris/Bank/LKBB) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi perihal kebenaran pelaksanaan legalisir dimaksud. 11. Menyampaikan surat pemberitahuan dari Direktur Industri Tekstil dan Aneka kepada ITPT/IAK/IPK perihal nilai potongan harga yang dapat direalisasikan dan menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Potongan Harga dari ITPT/IAK/IPK (Form L.1 atau Form L.2) berikut kelengkapan dokumen pendukungnya (Form M.1, N.1, N.2 dan N.3). 12. Menyiapkan dan menyampaikan dokumen yang diperlukan untuk pengajuan pencairan dana Program kepada Direktur Industri Tekstil dan Aneka untuk diproses lebih lanjut ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). 13. Mengelola dan memelihara Sistem Informasi Elektronik yang berkaitan dengan Program. 14. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) untuk memastikan tidak terdapat duplikasi permohonan Program sejenis pada tahun berjalan. 15. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelaporan 6 (enam) bulanan yang harus dilaporkan oleh ITPT/IAK/IPK yang telah mendapatkan dana Program. Berdasarkan laporan hasil monitoring LPI dan laporan 6 (enam) bulanan tersebut, dapat dilakukan uji petik kunjungan lapangan berdasarkan instruksi tertulis dari Kementerian Perindustrian. 16. Melakukan rekapitulasi atas laporan kemajuan pelaksanaan Program, baik terhadap kemajuan perusahaan maupun pencapaian tujuan Program berdasarkan laporan LPI dan tugas lainnya atas instruksi tertulis dari Direktur Industri Tekstil dan Aneka. 36

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

C. LEMBAGA PENILAI INDEPENDEN (LPI) LPI bertugas untuk melaksanakan verifikasi terhadap rencana, realisasi dan monitoring pembelian mesin/peralatan serta tugastugas verifikasi lain sesuai kebutuhan pelaksanaan Program, yang dinyatakan dalam Perjanjian Kerjasama, yang mencakup: 1. Monitoring Terhadap Implementasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 2011, sebagai berikut: a. Melakukan kunjungan lapangan dan verifikasi keberadaan dan kondisi mesin/peralatan yang mendapat keringanan pembiayaan; b. Melakukan evaluasi dampak program sebelum dan sesudah mesin/peralatan dimaksud beroperasi, yang meliputi : b.1. b.2. b.3. b.4. Peningkatan rata-rata produksi; Rata-rata penggunaan energi; Rata-rata jumlah penggunaan tenaga kerja; dan Peningkatan efisiensi atau produktifitas dengan membandingkan volume produksi/tenaga kerja dan volume produksi/satuan energi;

c. Melaporkan hasil-hasil monitoring dan evaluasi kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dalam jangka waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK). 2. Verifikasi Tipe Langsung (Tahap Permohonan & Tahap Pencairan) meliputi : a. Melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha (SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan efisiensi, kapasitas, kualitas dan atau produktifitas perusahaan. 37

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

b. Melakukan kunjungan lapangan untuk: b.1 Melakukan verifikasi keberadaan pabrik dan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan ijin industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki; b.2. Memeriksa dan memastikan bahwa mesin/ peralatan telah terpasang dilokasi pabrik sesuai dengan ijin industri yang dimiliki; b.3 Melakukan verifikasi dampak pembelian mesin/ peralatan yang diajukan terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan, dengan melakukan perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan mesin/peralatan (apabila sudah dapat diukur dan tersedia data di lapangan); dan b.4. Memberi tanda dengan membubuhkan stiker yang berkualitas dan tidak mudah rusak pada mesin/ peralatan utama, namun tidak mengganggu kerja mesin/peralatan yang bersangkutan. Terhadap peralatan penunjang yang jenisnya sama dan jumlahnya besar cukup dibubuhkan pada beberapa contoh peralatan dimaksud; c. Melakukan verifikasi kewajaran harga mesin/peralatan dengan merek, spesifikasi, asal negara dan tahun pembuatan mesin/peralatan yang sebanding dengan melakukan cek silang kepada berbagai pihak, sesuai dengan standar penilaian dan harga yang berlaku; d. Memeriksa kesesuaian bukti dokumen pembelian dengan mesin/peralatan yang ada di lokasi pabrik sesuai persyaratan dalam Petunjuk Teknis dan memastikan bahwa mesin/peralatan yang dibeli dalam kondisi baru (bukan bekas); e. Melaporkan hasil penelaahan dan verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktur 38

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Jenderal Basis Industri Manufaktur selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian, sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian potongan harga kepada perusahaan ITPT/IAK/IPK. 3. Verifikasi Tipe Normal 3.1. Verifikasi Permohonan Mengikuti Program, mencakup: a. Melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha (SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/ peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan. b. Melakukan kunjungan lapangan untuk: b.1 Melakukan verifikasi keberadaan pabrik dan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan ijin Industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki; b.2. Memastikan ada/tidaknya persiapan-persiapan di lapangan dalam rangka penempatan mesin/ peralatan yang akan/telah dibeli; dan b.3. Melakukan evaluasi dampak peningkatan teknologi atas mesin/peralatan yang diajukan untuk mendapat bantuan terhadap peningkatan efisiensi, kualitas, kapasitas dan atau produktifitas perusahaan. c. Melakukan verifikasi kewajaran harga mesin/ peralatan dengan merek, spesifikasi, asal negara dan tahun pembuatan mesin/peralatan yang sebanding dengan melakukan cek silang kepada berbagai pihak, dan sesuai dengan standar penilaian dan harga yang berlaku; d. Melaporkan hasil penelaahan dan verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian c.q. 39

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian, sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian keringanan pembiayaan berupa potongan harga kepada perusahaan ITPT/IAK/IPK. 3.2. Verifikasi Pencairan Dana Program Untuk Tipe Normal, mencakup: a. Melaksanakan pemeriksaan kebenaran dokumen mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan Petunjuk Teknis, terutama yang berkaitan dengan mesin/peralatan yang dibeli dalam kondisi baru (bukan bekas) dan kesesuaian mesin/peralatan dengan dokumen pembelian serta bukti pembayarannya; b. Memeriksa dan memastikan bahwa mesin/peralatan telah terpasang dilokasi pabrik sesuai dengan ijin industri yang dimiliki; c. Melakukan verifikasi dampak pembelian mesin/ peralatan yang diajukan terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktifitas perusahaan, dengan melakukan perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan mesin/ peralatan (apabila sudah dapat diukur dan tersedia data di lapangan); dan Memberi tanda dengan membubuhkan stiker yang berkualitas dan tidak mudah rusak pada mesin/ peralatan utama, namun tidak mengganggu kerja mesin/peralatan yang bersangkutan. Terhadap peralatan penunjang yang jenisnya sama dan jumlahnya besar cukup dibubuhkan pada beberapa contoh peralatan dimaksud; 40

d.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

e. Melaporkan secara tertulis hasil verifikasi kepada Kementerian Perindustrian sebagai dasar pemberian persetujuan pencairan bantuan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penugasan oleh Kementerian Perindustrian. D. BANK PELAKSANA Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf a memproses, menyetujui/menolak pemberian fasilitas kredit kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka pembelian mesin/peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal Bank Pelaksana. Bank Pelaksana membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa Pemohon sedang mengurus/mendapat fasilitas kredit untuk investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.1). 2. Melegalisir dokumen perjanjian kredit, bukti transfer pembayaran dan dokumen L/C yang diperlukan dalam rangka verifikasi dan pencairan dana Program kepada pemohon dengan dilengkapi Surat Keterangan bahwa Bank telah melegalisir dokumen tersebut (Form F.3). 3. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 dan 2 di atas. E. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB) LKBB sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf b memproses, menyetujui/menolak pemberian pembiayaan kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka sewa-beli mesin/peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal LKBB.

41

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LKBB membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa ITPT/IAK/IPK yang bersangkutan sedang mengurus/mendapat fasilitas Pembiayaan Sewa-Beli mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.2). 2. Melegalisir Perjanjian Sewa-Beli mesin/peralatan dan bukti transfer pembayaran yang diperlukan dalam rangka verifikasi dan pencairan dana Program kepada pemohon dengan dilengkapi Surat Keterangan bahwa LKBB telah memeriksa dan melegalisir dokumen-dokumen tersebut (Form F.4). 3. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 dan 2 di atas. F. SUPPLIER MESIN Supplier Mesin sebagaimana dimaksud dalam Bab II huruf A angka 3 huruf c memproses, menyetujui/menolak pemberian kredit kepada ITPT/IAK/IPK dalam rangka pembelian mesin/ peralatan, sesuai prosedur dan ketentuan internal Supplier Mesin. Supplier Mesin membantu dalam hal : 1. Memberikan Surat Keterangan bahwa ITPT/IAK/IPK yang bersangkutan sedang mengurus/mendapat fasilitas kredit untuk investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK (Form D.3). 2. Memberikan jawaban tertulis kepada Kementerian Perindustrian melalui Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) terhadap permintaan konfirmasi kebenaran atas Surat Keterangan angka 1 di atas.

42

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN

A. TAHAP PERSIAPAN 1. Kementerian Perindustrian c.q. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur menerbitkan Petunjuk Teknis sebagai acuan bersama bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Program. 2. Kementerian Perindustrian menetapkan Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) dan Lembaga Penilai Independen (LPI) melalui proses pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Kementerian Perindustrian dengan atau tanpa KMM dan LPI melakukan sosialisasi Program kepada ITPT, IAK dan IPK Nasional melalui berbagai metoda dan media, sehingga seluruh ITPT, IAK dan IPK memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti Program. B. TAHAP PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM 1. ITPT/IAK/IPK yang berminat mengikuti Program mengajukan surat permohonan dengan melampirkan dokumen sesuai yang dipersyaratkan dalam Petunjuk Teknis kepada Kementerian Perindustrian c.q. Dirjen Basis Industri Manufaktur dengan menggunakan Form A.1 dan A.2 untuk Tipe Normal dan Form A.1.1 dan J.2 serta Form K untuk Tipe Langsung. Kelengkapan persyaratan permohonan mengacu pada ketentuan Bab II huruf A dan B Petunjuk Teknis ini. 2. Kementerian Perindustrian dibantu KMM mengadministrasikan permohonan yang masuk, untuk selanjutnya KMM memeriksa pemenuhan persyaratan kelengkapan permohonan mengikuti 43

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Program sesuai dengan Bab. II huruf A dan B Petunjuk Teknis ini. 3. Untuk Tipe Normal, KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak pembuat Surat Keterangan Sumber Pembiayaan (Bank/LKBB/Supplier Mesin) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pembuatan Surat Keterangan dimaksud. Untuk Tipe Langsung, KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen mesin/peralatan dan bukti pembayaran. 4. Dengan menggunakan prinsip First In First Serve (FIFS) dan memperhatikan ketersediaan sisa dana DIPA, terhadap permohonan yang masuk KMM menindaklanjuti sebagai berikut : a. Untuk permohonan yang telah lengkap dan sesuai Petunjuk Teknis, diberikan nomor registrasi. b. Apabila terdapat pengisian form yang masih memerlukan perbaikan, meminta kepada ITPT/IAK/IPK agar memperbaiki selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dapat diberi nomor registrasi. Apabila tidak dipenuhi maka pemohon dianggap mengundurkan diri. 5. Apabila terdapat pengajuan permohonan mengikuti Program selama periode permohonan namun dana dalam DIPA telah habis dialokasikan, maka dokumen permohonan mengikuti Program masih dapat diterima oleh Kementerian Perindustrian c.q. KMM dan dimasukan ke dalam Waiting List, dengan pemohon memberikan Surat Pernyataan (sesuai Form G). 6. KMM dapat memproses lebih lanjut dimaksud dalam angka 5 di atas apabila dana dalam DIPA dengan urutan prioritas a. Pertama untuk Tipe Langsung dan Program; b. Kedua untuk Tipe Langsung dan Program; 44 permohonan yang masih terdapat sisa sebagai berikut: belum pernah ikut sudah pernah ikut

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

c. Ketiga untuk Tipe Normal dan belum pernah ikut Program; d. Keempat untuk Tipe Normal dan sudah pernah ikut Program; 7. Terhadap permohonan yang telah memenuhi syarat Petunjuk Teknis, KMM mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan Lembaga Penilai Independen (LPI) guna melakukan penelaahan atas Studi Kelayakan Usaha (SKU) yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan, verifikasi harga, kelayakan dan dampak teknologi terhadap peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan atau produktivitas perusahaan serta ketersediaan tempat untuk pemasangan mesin/peralatan di lapangan. Khusus Tipe Langsung, LPI melakukan verifikasi secara sekaligus untuk tahap permohonan dan tahap pencairan dengan memeriksa kesesuaian bukti mesin/peralatan dengan dokumen pembelian mesin/peralatan yang ada di lokasi pabrik sesuai persyaratan dalam Juknis dan memastikan bahwa mesin/ peralatan tersebut dalam kondisi baru (bukan bekas) dan telah terpasang. 8. LPI melaksanakan tugas verifikasi tahap permohonan mengikuti Program dengan melakukan kunjungan lapangan dan memastikan bahwa pemohon melaksanakan kegiatan industri sesuai dengan izin industri TPT/IAK/IPK yang dimiliki dan melaporkan hasil penelaahan serta verifikasi secara tertulis kepada Kementerian Perindustrian guna dibahas dalam Rapat Tim Teknis. 9. KMM menyampaikan laporan tentang pelaksanaan konfirmasi kebenaran pembuatan Surat Keterangan Bank/LKBB/Supplier Mesin kepada Rapat Tim Teknis. Dalam hal hasil konfirmasi belum diperoleh dari pihak yang membuat Surat Keterangan, Rapat Tim Teknis akan mengambil sikap terhadap permohonan ITPT/IAK/IPK yang bersangkutan.

45

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

10. Berdasarkan hasil laporan KMM dan LPI, Rapat Tim Teknis membahas dan memberikan usulan kepada KPA guna pengambilan keputusan terhadap permohonan mengikuti Program yang diajukan ITPT/IAK/IPK. 11. Terhadap permohonan yang disetujui, KPA menerbitkan Surat Penetapan guna ditindaklanjuti oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk persiapan dan pelaksanaan penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Dalam hal KPA tidak dapat menyetujui permohonan mengikuti Program dari ITPT/IAK/IPK, maka Kementerian Perindustrian memberitahukan secara tertulis kepada perusahaan dimaksud. C. TAHAP PEMBELIAN MESIN / PERALATAN ITPT/IAK/IPK melakukan pembelian mesin/peralatan sesuai dengan daftar mesin/peralatan yang diajukan dalam surat permohonan dengan dilengkapi bukti pembelian sesuai dengan sumber pembiayaan dan kemajuan proses pembeliannya. D. TAHAP PERMOHONAN PENCAIRAN DANA PROGRAM 1. Untuk Tipe Normal, ITPT/IAK/IPK mengajukan permohonan pencairan dana Program dengan menggunakan Form-I dan Form J.1 serta Form K kepada Kementerian Perindustrian dengan berpedoman kepada SPPB dan Bab II huruf B angka 1 huruf b. 2. KMM menerima surat permohonan pencairan dana Program dari ITPT/IAK/IPK serta memeriksa kelengkapan dokumen dan legalisirnya sesuai ketentuan Petunjuk Teknis. 3. KMM melakukan konfirmasi tertulis kepada pihak-pihak yang melegalisir dokumen pencairan (Notaris/Bank/LKBB) untuk mendapatkan Surat Konfirmasi tentang kebenaran pelaksanaan legalisir dimaksud. 46

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4. Terhadap permohonan pencairan yang telah memenuhi persyaratan, KMM mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian untuk menugaskan LPI guna melaksanakan verifikasi lapangan. Terhadap permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, Kementerian Perindustrian menyampaikan surat penolakan kepada Pemohon. 5. LPI melaksanakan verifikasi lapangan dalam rangka memastikan bahwa mesin/peralatan sesuai dengan dokumen dan bukti pembayaran serta keberadaan dan kemajuan pemasangan mesin/peralatan di lokasi pabrik pemohon. LPI juga memastikan bahwa kondisi mesin/peralatan yang telah berada di lokasi pabrik dan terpasang adalah mesin/peralatan baru (bukan bekas). 6. LPI menyampaikan laporan hasil verifikasi lapangan kepada Kementerian Perindustrian dan KMM melaporkan status konfirmasi kebenaran legalisir yang diperoleh dari pihak yang melegalisir dokumen untuk dibahas dalam Rapat Tim Teknis. 7. Kementerian Perindustrian menugaskan KMM menyelenggarakan rapat periodik Tim Teknis untuk membahas laporan sebagaimana dimaksud angka 6 di atas guna memutuskan diterima/ditolak permohonan pencairan yang diajukan ITPT/IAK/IPK. 8. KMM membuat Berita Acara hasil Rapat Tim Teknis. Terhadap hasil keputusan Rapat Tim Teknis, Kementerian Perindustrian menyampaikan surat pemberitahuan kepada ITPT/IAK/IPK tentang nilai potongan harga yang dapat direalisasikan atau penolakan permohonan. 9. ITPT/IAK/IPK mengajukan Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program (Form L.1 atau Form L.2) berikut kelengkapannya (Form M, N.1, N.2 dan N.3) dalam rangka pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kementerian Perindustrian kepada KPPN untuk mencairkan dana Program ke rekening pemohon sesuai yang tercantum dalam SPPB. 47

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

10. Berdasarkan SPM tersebut, KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke rekening Pemohon. Untuk Tipe Langsung, prosedur pencairan sebagaimana dimaksud angka 1 s/d 8 tersebut di atas tidak diperlukan. E. BAGAN MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERSYARATAN Bagan Mekanisme Pelaksanaan dan Persyaratan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, dapat dilihat pada Lampiran 2.

48

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB V PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A.

PELAPORAN 1. ITPT/IAK/IPK yang telah memperoleh dana Program wajib menyampaikan laporan pemanfaatan mesin/ peralatan terhadap kinerja perusahaan setiap 6 (enam) bulan sekali pada posisi bulan Juni dan Desember selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak bulan laporan tersebut selama 5 (lima) tahun kepada Kementerian Perindustrian dengan menggunakan Form O.1. dan Lampirannya (Form O.2 untuk ITPT dan Form O.3 untuk IAK atau IPK). ITPT/IAK/IPK yang telah memperoleh dana Program dari tahun-tahun sebelumnya wajib menyampaikan laporan 6 (enam) bulanan untuk setiap Tahun Anggaran. 2. LPI wajib menyampaikan laporan tertulis atas hasil penugasannya, yang mencakup Laporan Hasil Monitoring terhadap ITPT/IAK/IPK yang mengikuti Program 1 (satu) tahun sebelum Tahun Berjalan, Laporan Hasil Verifikasi Permohonan Mengikuti Program, dan Laporan Hasil Verifikasi Pencairan Dana Program kepada Kementerian Perindustrian. 3. KMM wajib membuat Laporan Rekapitulasi tentang Kemajuan Pelaksanaan Program sesuai permintaan dan kebutuhan Kementerian Perindustrian.

B.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. LPI melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Program untuk perusahaan ITPT/IAK/IPK yang sudah mendapat 49

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

dana Program pada periode 1 (satu) tahun sebelum Tahun Berjalan. 2. LPI melakukan evaluasi atas dampak peningkatan teknologi terhadap peningkatan efisiensi, kapasitas, mutu dan produktivitas. 3. KMM melakukan evaluasi pelaksanaan Program pada tahun berjalan secara keseluruhan serta menyusun laporan dan memberikan rekomendasi kepada Kementerian Perindustrian. 4. Kementerian Perindustrian dibantu Tim Pengarah dan Tim Teknis merumuskan kebijakan pengembangan Program berdasarkan laporan dan rekomendasi KMM.

50

LAMPIRAN 1

A. DAFTAR MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN - 1 Daftar Jenis Mesin/Peralatan ITPT Yang Dapat Mengikuti Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK Pembuatan Tahun 2007 Keatas

A. INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL


NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3)

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

A.1 MACHINERY FOR SPINNING PREPARATION, MAN-MADE FIBRE PRODUCTION, SPINNING, AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES A.1.1 Prepatory machinery for cotton spinning systems A.1.1.1 A.1.1.2 A.1.1.3 A.1.1.4 A.1.1.5 A.1.1.6 A.1.1.7 A.1.1.8 A.1.1.9 A.1.1.10 A.1.1.11 A.1.1.12 A.1.1.13 A.1.2 Prepatory machinery for worsted, semi-worsted and wollen spinning systems A.1.2.1 A.1.2.2 A.1.2.3 A.1.2.4 A.1.2.5 A.1.2.6 Gins Baling presses Bale breakers, bale pluckers Blow room machines Blending machines Foreign fibre/part separators Automatic feeding devices for carding machines Cards Drawing machines Lap winders Combing machines Roving frames Waste reclamation lines, tearers Baling presses Opening lines for raw wool Raw wool scouring lines Carbonising lines Opening, cleaning and blending lines Waste reclamation lines, tearers

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.1.2.7 A.1.2.8 A.1.2.9 A.1.2.10 A.1.2.11 A.1.2.12 A.1.2.13 A.1.2.14 A.1.2.15 Auto-feeders Worsted cards Semi-worsted cards Woollen cards Drawing machines Combing machines Back washing machines Finishers

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

Roving frames for worsted yarn Opening, cleaning and blending lines Auto-feeders Cards Combing machines Drawing machines Roving frames Extruders Spinning plant for the production of man-made filaments and fibres (incl. laboratory machines) Winding and take-up units Draw-winders Draw-twisters Staple fibre cutting machines Cutting converters Stretch-breaking machines Baling presses Fibrillations lines Ring-spinning machines for cotton spinning system Ring-spinning machines for worsted spinning system Ring-spinning machines for semi-worsted spinning system

A.1.3

Preparatoy machinery for bast fibre spinning systems

A.1.3.1 A.1.3.2 A.1.3.3 A.1.3.4 A.1.3.5 A.1.3.6

A.1.4

Machinery for poduction of man-made filaments and fibers and for filament treatment

A.1.4.1 A.1.4.2 A.1.4.3 A.1.4.4 A.1.4.5 A.1.4.6 A.1.4.7 A.1.4.8 A.1.4.9 A.1.4.10

A.1.5

Spinning Machines

A.1.5.1 A.1.5.2 A.1.5.3

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.1.5.4 A.1.5.5 A.1.5.6 A.1.5.7 A.1.5.8 A.1.5.9 A.1.5.10 A.1.5.11 A.1.5.12 A.1.5.13 A.1.5.14 A.1.5.15 A.1.5.16

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Ring-spinning machines for woollen spinning systems Ring-spinning machines for bast-fibres spinning Ring-spinning machines for compact spinning Ring-spinning machines for direct spinning Rotor spinning machines (open end system) Air jet spinning machines Self-acting mules Centrifugal spinning machines Flyer spinning machines Friction spinning machines Self-twist spinning machines Hollow spindle spinning machines Fancy yarn spinning devices Automatic doffing machines and devices Automatic piecing devices Automatic transport systems between spinning prepatory and spinning machines (for transport systems between spinning and winding, doubling and twisting machines see 2.6.3)

A.1.6

Automatic doffing, piecing and transport systems for spinnning preparation, spinning machines and man-made fibre production

A.1.6.1 A.1.6.2 A.1.6.3

A.1.7

Auxiliary machinery and devices for spinning preparation, spinning and man-made fiber production

A.1.7.1 A.1.7.2 A.1.7.3 A.1.7.4 A.1.7.5 A.1.7.6 A.1.7.7 A.1.7.8 A.1.7.9

Mounting machines for flexible card clothing and metalic card wire Card grinding machines Card cleaning machines Cot grinding and covering machines Additional devices (e.g. humidifiying, waxing, oiling) Cleaning units for extrusion tools Steamers, autoclaves and dryers for tows Travelling cleaners for spinning machies Bobbin strippers Needle rollers, bars and segments Spiked lattices, lags

A.1.8

Accessories for spinning preparatoy machinery *)

A.1.8.1 A.1.8.2

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.1.8.3 A.1.8.4 Flat and conveyor belts

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Online sensors and measuring devices Filters for cleaning of polymers Spinning, discharge and lubrication pumps Spinnerets Godets Online sensors and measuring devices Spindles and parts Rings for ring-spinning machines Travellers, inserting and dismantling tools for traveller Rotors and parts Opening rollers for rotor spinning machines Other accessories for rotor spinning machines Accessories for compact spinning machines Drafting systems Pressure rollers, cots and aprons, condensers

A.1.9

Accessories for machinery for the production of man-made filaments and fibres and for filaments treatment *)

A.1.9.1 A.1.9.2 A.1.9.3 A.1.9.4 A.1.9.5

A.1.10

Accessories for spinning machines *)

A.1.10.1 A.1.10.2 A.1.10.3 A.1.10.4 A.1.10.5 A.1.10.6 A.1.10.7 A.1.10.8 A.1.10.9

A.1.10.10 Spindle tapes and tangential belts A.1.10.11 Yarn cleaners, knotters, splicers A.1.10.12 Yarn break detectors A.1.10.13 Yarn brakes A.1.10.14 Yarn thread guides A.1.10.15 Flat and conveyor belts A.1.10.16 Roller coverings A.1.10.17 Online sensors and measuring devices A.1.11 Accessories for automatic doffing, piecing and transport systems for spinning preparation and spinning machines *) A.1.11.1 A.1.11.2 Flat and conveyor belts Other accessories for automatic doffing, piecing and transport systems for spinning preparation and spinning machines

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSSORIES A.2.1 Winding, reeling and covering machinery

KODE M/P
(3)

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

A.2 MACHINERY FOR WINDING, TEXTURING, TWISTING,

A.2.1.1 A.2.1.2 A.2.1.3 A.2.1.4 A.2.1.5 A.2.1.6 A.2.1.7 A.2.1.8 A.2.1.9 A.2.1.10 A.2.1.11 A.2.1.12 A.2.1.13 A.2.1.14 A.2.1.15 A.2.1.16

Cone and cheese winders Precision cone and cheese winders Soft winding machines Pirn winders Winding machines for tubular cops Winding machines for bottle bobbins Sewing-thread winding machines Winding machines for flanged bobbins Reeling machines Hank to cone winders Baling winders Card winding machines Yarn singeing machines Yarn raising machines Covering machines Rewinding machines Autoclaves for steaming Heat-setting machines Moistening machines Yarn coating machines False-twist texturing machines Air texturing machines Air intermingling machines Bulking and crimping machines Doubling machines Two-for-one twisters

A.2.2

Yarn steaming, setting, moistening and coating machinery

A.2.2.1 A.2.2.2 A.2.2.3 A.2.2.4

A.2.3

Texturing, bulking and crimping machinery

A.2.3.1 A.2.3.2 A.2.3.3 A.2.3.4

A.2.4

Doubling and twisting machinery for staple fibre and filament yarns

A.2.4.1 A.2.4.2

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.2.4.3 A.2.4.4 A.2.4.5 A.2.4.6 A.2.4.7 A.2.4.8 A.2.4.9 A.2.4.10

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Two-for-one twisters with heat treatment Direct cabling machines Up-twister Ring twisting frames Ring doubling and twisting machines Flyer twisting machines Fancy twisters Chenille yarn twisting machines Laying machines Cabling and rope making machines Automatic doffing machines and devices Automating piecing decices Automatic transport sytems between spinning and winding, doubling and twisting machines (for transport systems between spinning preparatory and spinning machines see 1.6.3)

A.2.5

Cordage and rope making machinery

A.2.5.1 A.2.5.2

A.2.6

Automatic doffing, piecing and transport systems for winding, texturing and twisting machines

A.2.6.1 A.2.6.2 A.2.6.3

A.2.7

Auxiliary machinery and devices for winding, texturing and twisting

A.2.7.1 A.2.7.2 A.2.8.1 A.2.8.2 A.2.8.3 A.2.8.4 A.2.8.5 A.2.8.6 A.2.8.7 A.2.8.8 A.2.8.9 A.2.8.10 A.2.8.11

Additional devices (e.g. humidifying, waxing, oiling, singeing, setting) Bobbin strippers, tube cleaning machines Spindles and parts Rings for ring-twisting Travellers, inserting and dismantling tools for travellers Spindle tapes and tangential belts Yarn cleaners, knotters, splicers Yarn break detectors Yarn brakes Yarn thread guides Air texturizing and interlacing jets False-twist units Flat and conveyor belts

A.2.8

Accessories for winding, texturing and twisting machinery *)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.2.8.12

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Online sensors and measuring devices Flat and conveyor belts Other accessories for automatic doffing, piecing and transport systems for winding, texturing and twisting machines

A.2.9

Accessories for automatic doffing, piecing and transport systems for winding, texturing and twisting machines *)

A.2.9.1 A.2.9.2

A.3 MACHINERY FOR WEB FORMATION, BONDING AND FINISHING OF NONWOVES AND FELTING AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES A.3.1 Machinery for web formation A.3.1.1 A.3.1.2 A.3.1.3 A.3.1.4 A.3.1.5 A.3.1.6 A.3.1.7 A.3.1.8 A.3.2 Machinery for bonding and finishing of nonwovens A.3.2.1 A.3.2.2 A.3.2.3 A.3.2.4 A.3.2.5 A.3.2.6 A.3.2.7 A.3.2.8 A.3.2.9 A.3.2.10 A.3.2.11 A.3.2.12 A.3.2.13 Bale brakers, bale pluckers Opening, cleaning, blending and dosing machines Feeding devices Cards Web laying machines Machines for aerodynamic web formation Production lines for spundbonded and meltblow n webs (for extruders 1.4.1) Drawing frames for wadding Needle felting machines Spunlace machines Chemical bonding machines Thermal bonding machines Ultrasound bonding machines Felting machinery Hat-making machinery Dryers for nonw ovens Calenders Coating machines Combining and laminating machines Wadding sizing/glueing machines Puncturing machines

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1) A.3.3

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) Auxiliary machinery and devices for web formation, bonding and finishing of nonwovens and felting

KODE M/P
(3) A.3.3.1 A.3.3.2 A.3.3.3 A.3.3.4

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Mounting machines for flexible card cloting and metallic card wire Card grinding machines Card cleaning machines Transport devices for nonwovens production Spinnerets for spunbonded and meltblow n webs Conveyor belts, cross lapper belts Felting needles Hydroentangling jets Calender bowls and rolles Roller covering Web inspection systems Online sensors and measurement devices

A.3.4

Accessories machinery and devices for web formation, bonding and finishing of nonwovens and felting *)

A.3.4.1 A.3.4.2 A.3.4.3 A.3.4.4 A.3.4.5 A.3.4.6 A.3.4.7 A.3.4.8

A.4 WEAVING PREPARATORY MACHINERY, WEAVING, TUFTING MACHINERY, AUXILIARY AND ACCESSORIES A.4.1 Weaving preparatory machinery A.4.1.1 A.4.1.2 A.4.1.3 A.4.1.4 A.4.1.5 A.4.1.6 A.4.1.7 A.4.1.8 A.4.1.9 A.4.1.10 A.4.1.11 A.4.2 Weaving machines A.4.2.1 A.4.2.2 Creels Sectional warping machines Beam warping machines Draw-warping machines Beaming machines Sizing/slashing machines Indigo w arp dyeing lines Leasing machines Drawing-in machines Warp-tying machines Hand knotters and splicers Rapier weaving machines Projectile weaving machines

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.4.2.3 A.4.2.4 A.4.2.5 A.4.2.6 A.4.2.7 A.4.2.8 Air jet weaving machines

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Water jet weaving machines Multiphase weaving machines Shuttle looms Circular weaving machines (except for PE/PP woven sacks) Narrow fabrics weaving machines Weaving machines for heavy fabrics, for paper making felts and for wire filter fabrics Weaving machines for tyre cord fabrics Weaving machines for glass, aramid or carbon yarns Weaving machines for leno fabrics Weaving machines for plush and velvet Weaving machines for terrry fabrics Weaving machines for carpets and rugs Label weaving machines Sample weaving machines Cam motions Dobbies, mechanical Dobbies, electronic Jacquards, mechanical Jacquards, electronic Programming devices Devices for woven name selvedge and false selvedge Tufting machines Table models and hand tufters Patternsing devices for tufting machines Machines for cleaning reeds, healds and drop w ires Shuttle rectifying machines

A.4.3

Weaving machines for special purposes

A.4.3.1 A.4.3.2 A.4.3.3 A.4.3.4 A.4.3.5 A.4.3.6 A.4.3.7 A.4.3.8 A.4.3.9

A.4.4

Shedding machinery and shedding programming devices

A.4.4.1 A.4.4.2 A.4.4.3 A.4.4.4 A.4.4.5 A.4.4.6 A.4.4.7

A.4.5

Tufting machinery

A.4.5.1 A.4.5.2 A.4.5.3

A.4.6

Auxiliary machinery for weaving preparatory, weaving and tufting

A.4.6.1 A.4.6.2

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.4.6.3 A.4.6.4 A.4.6.5 A.4.6.6 A.4.6.7 A.4.6.8 A.4.6.9 A.4.6.10 Pirn strippers Weft accumulators

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

Equipment for loom automatisation(for data monitoring and processing systems see ch. 12) Separate cloth winding devices Coating devices for direct use on weaving machines Automatic exchange systems of warp and cloth beam and loom harness (Quick Style Change) Travelling cleaners for weaving machines Transport devices for weaving preparatory and weaving Yarn break detectors Yarn breaks Yarn thread guides Heald frames Harnesses Temples Warp stop motions Roller covering Weft stop motions Weft feelers Pickers and lug straps Jacquard and dobby cards Beams, beam flanges Beams for narrow fabrics Pick counters Cutting devices for weaving machines Tufting grippers, needles and cutters Fabric inspection systems Online sensors and measuring devices

A.4.7

Accessories for weaving preparatory, weaving and tufting machinery *)

A.4.7.1 A.4.7.2 A.4.7.3 A.4.7.4 A.4.7.5 A.4.7.6 A.4.7.7 A.4.7.8 A.4.7.9 A.4.7.10 A.4.7.11 A.4.7.12 A.4.7.13 A.4.7.14 A.4.7.15 A.4.7.16 A.4.7.17 A.4.7.18 A.4.7.19

10

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) AND ACCESSORIES A.5.1 Preparatory machinery for knitting and hosiery systems

KODE M/P
(3)

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

A.5 KNITTING AND HOSIERY MACHINERY, AUXILIARY MACHINERY

A.5.1.1 A.5.1.2 A.5.1.3

Creels Beam warping machines Sectional warping machines Single cylinder knitting machines, over 165 mm cylinder diameter Double cylinder knitting machines, over 165 mm cylinder diameter Single cylinder knitting machines, up to 165 mm cylinder diameter Double cylinder knitting machines, up to 165 mm cylinder diameter Flat bed knitting machines Straight-bar knitting machines (cotton looms) Flat warp knitting machines Raschel machines Multiaxial warp knitting machines, stitch bonding machines Crochet machines Circular knitting machines for seamless products High pile circular knitting machines Garment length knitting machines Sock knitting machines Yarn feeders Electronic pattern preparing systems Separate cloth winding devices Travelling cleaners for knitting machines Transport devices for knitting and hosiery production Knitting cylinders Roller coverings

A.5.2

Circular knitting and hosiery machiney

A.5.2.1 A.5.2.2 A.5.2.3 A.5.2.4

A.5.3

Flat and warp knitting machinery

A.5.3.1 A.5.3.2 A.5.3.3 A.5.3.4 A.5.3.5 A.5.3.6

A.5.4

Knitting machines for special purposes

A.5.4.1 A.5.4.2 A.5.4.3 A.5.4.4

A.5.5

Auxiliary machinery for knitting and hosiery production

A.5.5.1 A.5.5.2 A.5.5.3 A.5.5.4 A.5.5.5

A.5.6

Accessories for knitting and hosiery machinery *)

A.5.6.1 A.5.6.2

11

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.5.6.3 A.5.6.4 A.5.6.5 A.5.6.6 Sinkers Sectional beams Yarn thread guides

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

Online sensors and measuring devices

A.6 BRAIDING AND EMBROIDERY MACHINERY, ACCESSORIES A.6.1 Braiding and embroidery machinery A.6.1.1 A.6.1.2 A.6.1.3 A.6.1.4 A.6.1.5 A.6.1.6 A.6.2 Accessories for braiding and embroidery machinery *) A.6.2.1 A.6.2.2 A.7 FINISHING,CUTTING, ROLLING AND FOLDING MACHINERY, AUXILIARY MACHINERY AND ACCESSORIES A.7.1 Dry and wet pre-treatment machinery A.7.1.1 A.7.1.2 A.7.1.3 A.7.1.4 A.7.1.5 A.7.1.6 A.7.1.7 A.7.1.8 A.7.1.9 A.7.1.10 A.7.1.11 Carbonising machines Singeing machines Fabric cleaning machines, beating and dust removal machines Crabbing machines,kiers, boiling apparatus Desizing machines Bleaching apparatus and machines,batch Bleaching plant,continuous Yarn washing machines Rope washing machines Open-width washing machines Solvent washing machines Preparatory and auxiliary machinery for braids, trimmings and embroidery Braiding machinery Machines for trimmings Lace braiding machines Shuttle embroidery machines (for single and multihead embroidery machines see 8.2.6) Fringeing machines Yarn thread guides Online sensors and measuring devices

12

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.7.1.12 A.7.1.13 A.7.1.14 Milling/fulling machines

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Mercerising machines for yarns Mercerising machines for woven and knitted fabrics Continuous dyeing lines for tows and tops Continuous dyeing lines for yarn Continuous dyeing lines for warps Continuous dyeing machines for narrow fabrics Continuous dyeing machines for carpets Continous dyeing machines for other fabrics HT dyeing apparatus for cones HT dyeing apparatus for beams Yarn dyeing apparatus,atmospheric pressure Padding mangles Cabinet hank dyeing machines Fabric dyeing apparatus,atmospheric pressure Jet dyeing machines HT overflow dyeing machines, atmospheric pressure Overflow dyeing machines, atmospheric pressure Winch becks Jiggers Star-frame dyers Random dyeing machines for fabrics Centrifugal dyeing machines Drum dyeing machines Oval paddle dyeing machines Sample dyeing equipment Laboratory dyeing apparatus Top and yarn printing machines Roller printing machines Flat screen printing machines

A.7.2

Dyeing machines and apparatus

A.7.2.1 A.7.2.2 A.7.2.3 A.7.2.4 A.7.2.5 A.7.2.6 A.7.2.7 A.7.2.8 A.7.2.9 A.7.2.10 A.7.2.11 A.7.2.12 A.7.2.13 A.7.2.14 A.7.2.15 A.7.2.16 A.7.2.17 A.7.2.18 A.7.2.19 A.7.2.20 A.7.2.21 A.7.2.22 A.7.2.23 A.7.2.24

A.7.3

Printing machinery

A.7.3.1 A.7.3.2 A.7.3.3

13

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.7.3.4 A.7.3.5 A.7.3.6 A.7.3.7 A.7.3.8

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Rotary screen printing machines Automated screen printing carriages Transfer printing calenders Ink jet digital printing machines Selvedge printing machines Roller squeezers Suction extractors Centrifugal hydro-extractors Equalizing machines Tentering and stentering machines Float dryers Tensionless and conveyor dryers Continous tumblers Loop dryers, festoon dryers Loop streamers Steam dryers Hot flues Post-printing dryers, drying lofts Suction drum dryers,sieve drum dryers Infrared dryers Vertical dryers Cylinder drying machines,drum drying machines Felt calenders Hank dryers Package dryers Tunnel dryers Radio frequency dryers Drying chambers,ovens Vacuum dryers Discontinuous tumblers

A.7.4

Water extraction machines

A.7.4.1 A.7.4.2 A.7.4.3

A.7.5

Tentering and drying machines

A.7.5.1 A.7.5.2 A.7.5.3 A.7.5.4 A.7.5.5 A.7.5.6 A.7.5.7 A.7.5.8 A.7.5.9 A.7.5.10 A.7.5.11 A.7.5.12 A.7.5.13 A.7.5.14 A.7.5.15 A.7.5.16 A.7.5.17 A.7.5.18 A.7.5.19 A.7.5.20 A.7.5.21 A.7.5.22

14

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1) A.7.6

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) Finishing machines

KODE M/P
(3) A.7.6.1 A.7.6.2 A.7.6.3 A.7.6.4 A.7.6.5 A.7.6.6 A.7.6.7 A.7.6.8 A.7.6.9 A.7.6.10 A.7.6.11 A.7.6.12 A.7.6.13 A.7.6.14 A.7.6.15 A.7.6.16 A.7.6.17 A.7.6.18 A.7.6.19 A.7.6.20 A.7.6.21 A.7.6.22 A.7.6.23 A.7.6.24 A.7.6.25 A.7.6.26 A.7.6.27 A.7.6.28 A.7.6.29 A.7.6.30 A.7.6.31 Damping machines

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

Agers, steaming machines and apparatus Decatising machinery Raising machines Tigering machines Polishing machines Shearing machines Cutting machines for velvets and velveteens Suede finishing machines Brushing machines Waxing machines Pile finishing machines Finish breaking machines Air jet finishing machines Calenders Singeing machines Roller presses Finishing presses Knitwear ironing presses Preboarding machines Boarding machines for knitwear Finishing machines for knitwear Finshing machines for narrow fabrics Pleating machines for the textile industry (for the making-up industry see 8.3.4) Carpet glueing machines Shrinking machines Polymerisers Combining and laminating machines Coating machines Machines for plasma treatment Padding and impregnating machines

15

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.7.6.32 A.7.6.33 Flock-printing machines Degreasing machines Hot-cutting machines

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

A.7.7

Cutting, inspecting, measuring, rolling, and folding machinery

A.7.7.1 A.7.7.2 A.7.7.3 A.7.7.4 A.7.7.5 A.7.7.6 A.7.7.7 A.7.7.8 A.7.7.9

Mechanical cutting machines Laser cutting machines Ultrasonic cutting machines Inspecting machines Measuring, rolling and folding machines for woven fabrics Measuring, rolling and folding machines for knitted fabrics Measuring, rolling and folding machines for nonw ovens Measuring, rolling and folding machines for narrow fabrics Mixing machines for colours and finishing agents, colour straining and emulsifing Dyeing colour kitchens Colour kitchens for printing paste preparation Colour and chemical dispensing systems Roller engraving machines Engraving systems for rotary screens Patterning systems for flat screens Auxiliary machinery for transfer printing Cleaning machines for screens Grinding machines Presses for bumps, tow s and tops Bag stitching and end-to-end sewing machines Weft straighteners Rope detwisting, turning and slitting machines Winding and plaiting devices Transport devices for washing, bleaching, dyeing, printing, drying, finishing, cutting, rolling and folding

A.7.8

Auxiliary machinery for washing, bleaching, dyeing, printing, drying, finishing, cutting, rolling, and folding

A.7.8.1 A.7.8.2 A.7.8.3 A.7.8.4 A.7.8.5 A.7.8.6 A.7.8.7 A.7.8.8 A.7.8.9 A.7.8.10 A.7.8.11 A.7.8.12 A.7.8.13 A.7.8.14 A.7.8.15 A.7.8.16

16

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1) A.7.9

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) Accessories for washing, bleaching, dyeing, printing, dyeing, finishing, cutting, rolling, and folding machinery *)

KODE M/P
(3) A.7.9.1 A.7.9.2 A.7.9.3 A.7.9.4 A.7.9.5 A.7.9.6 A.7.9.7 A.7.9.8 A.7.9.9 A.7.9.10 A.7.9.11 A.7.9.12 A.7.9.13 A.7.9.14 A.7.9.15 A.7.9.16 A.7.9.17 A.7.9.18 Shearing-blades and rollers Dye beams

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

Pins, stenter clips and pin plates Conveyor belts for dryers Screens for printing Papers for transfer printing Printing rollers Ink jet printing heads Calenders bowls Flexible clothing for raising machines Roller coverings Stretching rollers Expanders for fabrics in rope form Fabrics guiding devices Online sensors and measuring devices Winding rollers Blankets for printing and finishing Hosiery shapes

A.8 MACHINERY AND ACCESSORIES FOR THE MAKING-UP INDUSTRY A.8.1 Machinery for model preparation, cutting preparation and cutting A.8.1.1 A.8.1.2 A.8.1.3 A.8.1.4 A.8.1.5 A.8.1.6 A.8.1.7 A.8.2 Machinery for sewing, fusing, linking and quilting A.8.2.1 A.8.2.2 A.8.2.3 Grading and placing machines 3D body scanner Cloth spreading, laying and unrolling machines Automatic cutting machines Hand operated cutting machines Cutting knives Laser pattern cutting machines Sewing machines Fusing equipment for thermoplastic fabrics Ultrasonic welding equipment

17

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3) A.8.2.4 A.8.2.5 A.8.2.6

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Quilting and matters machinery Linking machines Single and multihead embroidery machines (for shuttle embroidery machines see 6.1.5)

A.8.3

Machinery for product finishing

A.8.3.1 A.8.3.2 A.8.3.3 A.8.3.4

Transfer printing presses Ironing and molding machines Steaming machines Pleating apparatus (for pleating machines for the textile industry see 7.6.24) Serrated edge sample cutting machines Folding machines for ready made textiles and garments Conveying systems Sewing machine parts and accessories Online sensors and measuring devices

A.8.4

Auxiliary machinery for sewing, fusing, linking and quilting

A.8.4.1 A.8.4.2 A.8.4.3

A.8.5

Accessories for machinery for the making-up industry *)

A.8.5.1 A.8.5.2

A.9 LABORATORY TESTING AND MEASURING EQUIPMENT, ACCESSORIES A.9.1 A.9.2 A.9.3 A.9.4 A.9.5 A.9.6 A.9.7 A.9.8 A.9.9 Devices for sample preparation Testing devices for textile machinery parts (e.g. for spinnerets, card clothing ets.) Textile testing and measuring equipment for fibres and yarns Textile testing and measuring equipment for fabrics Conditioning apparatus for laboratory Hygroscopes Colour measuring instruments Equipment for textile chemistry Accessories for laboratory testing and measuring equipment

18

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2)

KODE M/P
(3)

JENIS MESIN/PERALATAN
(4)

A.10 TRANSPORT, HANDLING, STORING, AND PACKING EQUIPMENT, ACCESSORIES A.10.1 Transport, handling and storing equipment A.10.1.1 A.10.1.2 A.10.2 Equipment for packing, labelling and sample preparation, accessories *) A.10.2.1 A.10.2.2 A.10.2.3 A.11 EQUIPMENT FOR REYCLING, WASTE REDUCTION AND POLLUTION PREVENTION, ACCESSORIES A.11.1 A.11.1 A.11.1 A.11.1 Equipment for waste water treatment Dust extracting and collecting equipment (incl. components) Equipment for exhaust air cleaning Other equipment for waste reduction and pollution prevention (for fiber and fabric reclamation lines, see 1.1.13 and 1.2.6) A.11.5 Accessories for equipment for recycling, waste reduction and pollution prevention A.12 SOFWARE FOR DESIGN, DATA MONITORING, PROCESSING AND INTEGRATED PRODUCTION A.12.1 Electronic design and engineering system (CAD, CAE) A.12.1.1 A.12.1.2 A.12.1.3 A.12.1.4 A.12.1.5 Electronic systems for the spinning industry Electronic systems for the weaving industry Electronic systems for the knitting industry Electronic systems for the dyeing, printing and finishing industry Electronic systems for the embroidery and makin-up industry Pneumatic conveyors systems Storing equipment Packing, labelling and marking machines for yarns and fabrics Packing, labelling and marking machines for the making-up industry Machines for preparation of textile samples

19

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO
(1) A.12.2

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN


(2) Software systems for data monitoring and processing (CAM, incl. controls)

KODE M/P
(3) A.12.2.1 A.12.2.2 A.12.2.3 A.12.2.4 A.12.2.5

JENIS MESIN/PERALATAN
(4) Software systems for the spinning industry Software systems for the weaving industry Software systems for the knitting industry Software systems for the dyeing, printing and finishing industry Software systems for the embroidery and makin-up industry Sofware for knowledge management Software systems for supply chain managent (SCM) in textile networks Software for enterprise resource planning (ERP), production planning and schedulling (PPS) Environmental Management Systems Quality Management Systems Antistatic equipment Lubricating equipment, incl. mixers and lubricants/oils Power transmission equipment; electrical motors and drives Air conditioning plants Air humidifiers Air compressors Steam generators Speciallised lighting and lighting fixtures Safety equipment to protect workers(e.g. work clothes, ear protectors safety devices)

A.12.3

Sofware systems for knowledge management, production management and supply chain management

A.12.3.1 A.12.3.2 A.12.3.3 A.12.3.4 A.12.3.5

A.12.4

Equipment and products to ensure machinery and plant operations

A.12.4.1 A.12.4.2 A.12.4.3 A.12.4.4 A.12.4.5 A.12.4.6 A.12.4.7 A.12.4.8 A.12.4.9

Keterangan : *) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu pembelian mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

paket opsi

20

B. DAFTAR MESIN/PERALATAN INDUSTRI ALAS KAKI

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

B. INDUSTRI ALAS KAKI


NO (1) B.1 KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2) LAST MODELING & PATTERN CUTTER B.1.1 Last Modeling Equipment & Machinery B.1.1.1 B.1.1.2 B.1.2 CAD/CAM Pattern Engineering B.1.2.1 B.1.2.2 B.1.2.3 B.1.2.4 B.1.2.5 B.1.2.6 B.1.2.7 B.1.2.8 B.1.2.9 B.2 CLICKING / CUTTING B.2.1 B.2.2 Preparation Clicking Machine B.2.1.1 B.2.2.1 B.2.2.2 B.2.2.3 B.2.3 Supporting B.2.3.1 B.2.3.2 B.2.3.3 B.3 CLOSING PREPARATION B.3.1 Closing Preparation B.3.1.1 Leather embossing machine Leather Measurement machine (mesin ukur kulit) Swing arm clicking machine Traveling head clicking machine Hydraulic cutting beam machine Cutting machine Gerinda machine Press Datar M/C Drafting and modelling equipments (peralatan pembuatan model) Roring Machine 2D Digitizer 3D Digitzer 2D CAD/CAM Footwear pattern engineering softwear application 3D CAD/CAM Footwear pattern engineering softwear application Computer with high graphic specification purpose Crispin Software Satra Sum Software Plotter Printer KODE M/P (3) JENIS MESIN/PERALATAN (4)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.3.1.2 B.3.1.3 B.3.1.4 B.3.1.5 B.3.1.6 B.3.1.7 B.3.1.8 B.3.1.9 B.3.1.10 B.3.1.11 B.3.1.12 B.3.1.13 B.3.1.14 B.3.1.15 B.3.1.16 B.3.1.17 B.3.1.18 B.3.1.19 B.3.1.20 B.3.1.21

JENIS MESIN/PERALATAN (4) Non leather embossing machine Leather component splitting machine Skiving machine Printing equipments Size marking machine Welding machine High Frequency welding machine Press Toe Lex machine Pra Buffing machine Buffing machine Splitting machine Punch pressing machine Webbing cutting machine Hotmelt glue aplicator Hotmelt universal worker machine Hotmelt spray machine Scribing machine Brand name press warm machine Peeling machine Automatic high speed paperboard Latex adhesive equipment Polyurethane adhesive equipment Planner cutting board Laminating machine Foam knife machine Gluing machine for latex glue Thermo plastic cement Soft roller cementing machine Hotmelt glue coating Heat & steam leather drying softening machine

B.3.2

Supporting

B.3.2.1 B.3.2.2 B.3.2.3 B.3.2.4 B.3.2.5 B.3.2.6 B.3.2.7 B.3.2.8 B.3.2.9 B.3.2.10

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1) B.4 SEWING MACHINE B.4.1

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3)

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

Sewing Machine

B.4.1.1 B.4.1.2 B.4.1.3 B.4.1.4 B.4.1.5 B.4.1.6 B.4.1.7 B.4.1.8 B.4.1.9 B.4.1.10 B.4.1.11 B.4.1.12 B.4.1.13 B.4.1.14 B.4.1.15 B.4.1.16 B.4.1.17 B.4.1.18 B.4.1.19 B.4.1.20 B.4.1.21 B.4.1.22 B.4.1.23 B.4.1.24 B.4.1.25 B.4.1.26 B.4.1.27 B.4.1.28

Flat bed single needle sewing machine for leather specification Flat bed double needle sewing machine for leather specification Post bed single needle sewing machine for leather specification Post bed double needle sewing machine for leather specification Cylinder bed sewing machine for leather specification Zigzag sewing machine for leather specification Single needle lockstitch machine Obras machine Computerized stitching machine Hammering machine Edge folding machine Binding machine Punching machine Eyeletting machine Stitchfolding machine Shoelast binding machine Strobel mesin complete set with ho-hsing servo motor Stroble machine Rivetting machine Double threads lock stitch Upper linking injection molding machine Torielli program machine Ariance machine Chamber Oven Pemanas M/C Buffing Horizontal machine Dryer Machine Vibration Staking Machine Roller Coating Machine

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1) B.4.2 Suporting

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.4.2.1 B.4.2.2 B.4.2.3 B.4.2.4 B.4.2.5 B.4.2.6 B.4.2.7 B.4.2.8 B.4.2.9 B.4.2.10 B.4.2.11 B.4.2.12 B.4.2.13 Seam tape machine Water test machine Size label printing machine Water proof layering machine Beading machine

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

Automatic glue coating machine Plastic upper on new machine Thermo cementing edge folding machine Logo type machine Heat transfer label machine Auto spreed hammer Complete shoe upper sewing line Glue machine

B.5

LASTING AND ASSEMBLING B.5.1 Lasting Machine B.5.1.1 B.5.1.2 B.5.1.3 B.5.1.4 B.5.1.5 B.5.1.6 B.5.1.7 B.5.1.8 B.5.1.9 B.5.1.10 B.5.1.11 B.5.1.12 B.5.1.13 B.5.1.14 B.5.1.15 B.5.1.16 Backpart moulding machine (pembentuk belakang sepatu) Toe puff attaching machine (peralatan pres toe puff) Bottom roughing machine (lasting allow ance) Sole attaching machine Heat adhesive reactivating machine (mesin reaktivasi lem) Cooling unit (alat mendinginkan dalam menfinalisasi bentuk sepatu) Open last machine / last slipping machine Toe lasting machine Side lasting machine Heel lasting machine Automatic heat seat machine Outside Stiching machine Abrasive belt trimming machine Steam vamp moulding machine Inside pressing machine Inside extruding machine

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.5.1.17 B.5.1.18 B.5.1.19 B.5.1.20 B.5.1.21 B.5.1.22 B.5.1.23 B.5.1.24 B.5.1.25 B.5.1.26 B.5.1.27 B.5.1.28 B.5.1.29 B.5.1.30 B.5.1.31 B.5.1.32 B.5.1.33 B.5.1.34 B.5.1.35 B.5.1.36 B.5.1.37 B.5.1.38 B.5.1.39 B.5.1.40 B.5.1.41 B.5.1.42 B.5.1.43 B.5.1.44 B.5.1.45 B.5.1.46 B.5.1.47 B.5.1.48

JENIS MESIN/PERALATAN (4) Hydraulic walled sole attaching machine Hydraulic Toe/Heel/side pressing machine Hydraulic Front/rear pressing machine Needle/metal detector machine Seat flattering machine Shoe upper condition machine Auto quarter beating machine Hot & cold back part moulding machine Hot press Degreaser Sponge press Spray painting Embroidery Folding machine Vacuum molding machine Insole molding machine Pneumatic stapling mod CMP press suplay & drain Automatic rubber sole press machine Shaping machine Shoe mold cleaning machine Injection midsole cleaner Dispersion kneader Cool shaping machine UV curing equipment Mesin roll primer UV oven conveyor Glue manufacturing machine Auto high speed feeding machine White soft gluing machine of glue Shredder & recycling equipment Crusher machine

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.5.1.49 B.5.1.50 B.5.1.51 B.5.1.52 B.5.1.53 B.5.1.54 B.5.1.55 B.5.1.56 B.5.1.57 B.5.1.58 B.5.1.59 B.5.1.60 B.5.1.61 B.5.1.62 Automatic pneuomatic heel

JENIS MESIN/PERALATAN (4) Water based(nature based) automatic adhesive machine Multicolored extruder Foxing tape auto cutting Auto water wiping Electronic rubber sheet cutt Foxing tape winding for extruder machine Foxing tape let off machine for asembly line Thread rolling machine Rubber cutter Bak emulsion Strip cutting machine Midsole cleaner Moulding machine (vulcanisation rubber press machine) Automatic shoe chilling machine Fast drying machine Steam conditioning machine Roughing machine Toe box fusing machine Rotaring machine Lasting conveyor machine Infrared oven machine Netting belt conveyor machine Side seam sewing machine Toe setivator machine Iron rod belt conveyor machine Vacuum molding machine Cementing Machine Adhesive Aplication machine Trimming machine Vamp edge trimming machine

B.5.2

Suporting

B.5.2.1 B.5.2.2 B.5.2.3 B.5.2.4 B.5.2.5 B.5.2.6 B.5.2.7 B.5.2.8 B.5.2.9 B.5.2.10 B.5.2.11 B.5.2.12 B.5.2.13 B.5.2.14 B.5.2.15

B.5.2

Suporting

B.5.2.16 B.5.2.17

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.5.2.18 B.5.2.19 B.5.2.20 B.5.2.21 B.5.2.22 B.5.2.23 B.5.2.24 B.5.2.25 B.5.2.26 B.5.2.27 B.5.2.28 B.5.2.29 B.5.2.30 B.5.2.31 B.5.2.32 B.5.2.33 B.5.2.34 B.5.2.35 B.5.2.36 B.5.2.37 B.5.2.38 B.5.2.39 B.5.2.40 B.5.2.41 B.5.2.42 B.5.2.43 B.5.2.44 B.5.2.45 B.5.2.46 B.5.2.47 B.5.2.48 B.5.2.49 Edge setting machine Oven machine Waxing machine Brushing machine Polishing machine Bottom pressing machine Outsole mould injection PU outsole making machine

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

Conveyor line whith heating chamber Inseam sewing machine Cooling machine Toe cap system Toe box press Pneumatic glue mixing Wipe the gumsi playout set Thread blower / Thread burner Rubber belt conveyor - Laminating Rubber belt conveyor Plastic shoes injection molding machine Dust collector Eva shaping machine Conveyor tower Tank of vulcanizing Air clear glue machine Thermo plastic rubber box folader Adhesive injection machine Declined conveyor Inclined conveyor Roughing machine for irregular profile Finishing belt conveyor Metrolic Zebra Printer

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1) B.6

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2) RESEARCH AND DEVELOPMENT B.6.1 Testing Equipment

KODE M/P (3)

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

B.6.1.1 B.6.1.2 B.6.1.3 B.6.1.4 B.6.1.5 B.6.1.6 B.6.1.7 B.6.1.8 B.6.1.9 B.6.1.10 B.6.1.11 B.6.1.12 B.6.1.13 B.6.1.14 B.6.1.15 B.6.1.16 B.6.1.17 B.6.1.18 B.6.1.19 B.6.1.20 B.6.1.21 B.6.1.22 B.6.1.23 B.6.1.24 B.6.1.25 B.6.1.26 B.6.1.27 B.6.1.28 B.6.1.29

Light fastness tester Crockmeter Odorfastness to prespiration tester Leather tickness Gauge Digital leather softness tester Light box colour assessment Material hardness testing machine durometer Hand grinding Profile Gauge Shoehorn Shoe stretcher Hydraulic hell seat tester by tack Tensile strength Leather softener test Mesin Test Receiptackle Mesin test stud Spectrophotometer Compression cage Adapter for non satra machine Toe puff compression tester Flexing machine Lateral wear test machine Linear wear test machine Wear test machine Shoe bending tester Super daylight Abrasion Resistance Tester Densicom Polarized zeeman atomicabsorption

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) B.6.1.30 B.6.1.31 B.6.1.32 A microwave melt device Analytical of electrical balance Akron abration tester Air compressors complete set Steam boiler for production.

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

B.7.1

Equipment and products to ensure

B.7.1.1 B.7.1.2

Keterangan : *) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

paket opsi pembelian

C. DAFTAR MESIN/PERALATAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

C. INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT


NO (1) C.1 SOAKING / LIMING C.1.1 Soaking / Liming Equipments C.1.1.1 C.1.1.2 C.1.1.3 C.1.1.4 C.1.1.5 C.1.1.6 C.1.1.7 C.1.1.8 C.1.1.9 C.1.2 Supporting C.1.2.1 C.1.2.2 C.1.2.3 C.1.2.4 C.1.2.5 C.1.2.6 C.2 DELIMING/BATING/PICKLING AND CHROME TANNING C.2.1 Deliming / Bating / Pickling And Chrome Tanning C.2.1.1 C.2.1.2 C.2.1.3 C.2.1.4 C.3 RETANNING / DYEING C.3.1 Retanning And Dyeing C.3.1.1 C.3.1.2 C.3.1.3 Drum ( W ooden, PVC, Stainless Steel) Setting out machine Wet Stretching Drum ( W ooden, PVC, Stainless Steel) Sammying machine Shaving machine Scale Drum ( W ooden, PVC, Stainless Steel) Vassel Paddle Fleshing machine Splitting machine Scudding machine Hair filter press Salt machine Equipment for automation Grinds Crane Conveyor Pump Depilating machine Unhairing KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2) KODE M/P (3) JENIS MESIN/PERALATAN (4)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) C.3.1.4 C.3.1.5 C.3.1.6 C.3.1.7 Hide machine Toggling machine Stacking machine Wet blue stacker Overhead Conveyor Conditioning Aquamix Vacuum Dryer Chemical dosing

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

C.3.2

Supporting

C.3.2.1 C.3.2.2 C.3.2.3 C.3.2.4 C.3.2.5

C.4

FINISHING C.4.1 Finishing C.4.1.1 C.4.1.2 C.4.1.3 C.4.1.4 C.4.1.5 C.4.1.6 C.4.1.7 C.4.1.8 C.4.1.9 C.4.1.10 C.4.1.11 C.4.1.12 C.4.1.13 C.4.1.14 C.4.1.15 C.4.1.16 C.4.1.17 C.4.1.18 C.4.1.19 Sole leather machine Buffing machine Glazing machine Ironing machine Polishing machine Dedusting machine Perforating machine Embossing machine Rotaring machine Hydraulic Press Roller Coating machine Automatic spraying machine Leather Measuring Machine Hydraulic Embossing Press Machine Hydraulic Ironing Press Machine Leather Stacker Chemical Plastic tank Prodomix Machine Chamber Filter Press for Sewage Treatment

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1)

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2)

KODE M/P (3) C.4.1.20 C.4.1.21 C.4.1.22 Curtain Coating Machine Finiflex Ironing Machine Hang-Up Drying Line Spray Booth Cutting coating Mixer machine Refrigerated air dryer Air filter set

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

C.4.2

Supporting

C.4.2.1 C.4.2.2 C.4.2.3 C.4.2.4 C.4.2.5

C.5

RESEARCH AND DEVELOPMENT C.5.1 Laboratory / Testing Equipment C.5.1.1 C.5.1.2 C.5.1.3 C.5.1.4 C.5.1.5 C.5.1.6 Stainless Steel trial drum Wooden trial drum Laboratory testing equipment Tensile Strength Tester Colouring tester Testing equipment

C.6

PACKAGING C.6.1 Packaging Equipments C.6.1.1 C.6.1.2 C.6.1.3 C.6.1.4 Seam Pressing and taping machine Thermoplastic w rap machine Auto separatory machine Inspection machine

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

NO (1) C.7

KELOMPOK MESIN/ PERALATAN (2) EQUIPMENT AND PRODUCTS TO ENSURE PLANT OPERATION C.7.1 Equipment and product to ensure Plant Operation

KODE M/P (3)

JENIS MESIN/PERALATAN (4)

C.7.1.1 C.7.1.2 C.7.1.3

Steam boiler for production Air compressors Equipment for waste water treatment

Keterangan : *) Pembelian accessories dan suku cadang harus bersama-sama dengan pembelian mesin/peralatan induknya sepanjang termasuk dalam satu mesin/peralatan utama dan hanya digunakan untuk keperluan perusahaan yang bersangkutan

paket opsi pembelian

LAMPIRAN 2

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

14

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN 3

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM A.1 KOP SURAT PERUSAHAAN


SURAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK

TIPE NORMAL
Nomor : Kepada Yth. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 JAKARTA SELATAN Dengan hormat, Sehubungan dengan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 2012, dengan ini kami mengajukan permohonan mengikuti program tersebut untuk usaha kami sebagai berikut : Nama Perusahaan NPWP Alamat Kantor Telp/Fax Alamat Pabrik 1 Telp/Fax Alamat Pabrik 2 Telp/Fax Jenis Industri (sesuai Ijin) Ijin Usaha Industri (beberapa Ijin) Nama Direksi yang berwenang Jabatan (sesuai AD/ART) Harga Mesin/Peralatan Sumber Pembiayaan : ................................................................. : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab............ : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... : ................................................................ : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... : ................................................................. : ................................................................. : lihat form B.3 : ................................................................. : ................................................................. : ...........................................(sesuai valuta) Eq. Rp....**) : Dana Sendiri dan/atau Kredit Bank dan/atau Sewa-Beli LKBB dan/atau Kredit Supplier Mesin *) : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................

Nama Bank Pemberi Pembiayaan Nama LKBB Pemberi Pembiayaan Nama Supplier Pemberi Pembiayaan

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan : A. Dokumen yang dipersyaratkan oleh Petunjuk Teknis sebagai berikut: 1) Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti program (Form A.2); 2) Copy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan seluruh Akta-akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus terakhir berikut Ringkasan Akta-akta tersebut (Form B.1); 3) Fotocopy N P W P perusahaan; 4) Fotocopy KTP/Passport Pengurus Perusahaan (Form B.2); 5) Rekapitulasi ijin usaha industri TPT/IAK/IPK *) yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya. 6) Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang terkait dengan pembelian mesin/peralatan sebagaimana angka 1) di atas (Form C); 7) Bukti Ketersediaan Sumber Dana (BKSD) untuk pembelian mesin/peralatan, antara lain berupa: a) Surat Keterangan Bank (SKB), Surat Keterangan LKBB (SKLKBB), dan atau Surat Keterangan Supplier Mesin (SKSM) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima pengajuan permohonan kredit/ pembiayaan dari ITPT/IAK/IPK *) pemohon dan atau telah memberikan kredit/pembiayaan kepada pemohon (sesuai Form D.1, D.2, dan D.3); dan atau b) Surat Pernyataan Ketersediaan Dana Sendiri (SPKDS) untuk pembelian Mesin/Peralatan dari Dana Sendiri (Form E) berikut fotocopy bukti ketersediaan dana (saldo rekening koran bulan terakhir/deposito atas nama Perusahaan dan atau Pemegang Saham dan atau Pengurus Perusahaan yang tercantum dalam Akte terakhir/bukti pembayaran) yang secara keseluruhan nilainya minimal sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari harga pembelian mesin/peralatan dimaksud; 8) Fotocopy dokumen bukti kemajuan proses pembelian mesin/peralatan, antara lain Purchase Order (PO), Order Confirmation (OC), Sales Contract (SC), Letter of Credit dan atau Invoice serta dokumen lainnya (lampirkan sesuai dengan dokumen yang tersedia ). 9) Surat Pernyataan dan Jaminan (Form F.1); dan 10) Kartu Nama Pejabat yang menandatangani Surat Keterangan dimaksud angka 7) huruf a di atas. B. Kami menyatakan bahwa perusahaan kami tidak sedang mengikuti program sejenis di Kementerian Perindustrian untuk Tahun Anggaran 2012. Demikian permohonan ini kami ajukan untuk dapat dipertimbangkan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. ....................... .., 20. Pemohon PT.......,
Materai Rp.6000/ TTd/Stempel Perusahaan

. Jabatan : Direktur Utama/Direktur

*) Coret yang tidak perlu **) Nilai dan valuta harus sesuai dengan pada Form A.2 ***) Dibuat dalam rangkap 2 (dua)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM A.1.1 KOP SURAT PERUSAHAAN


SURAT PERMOHONAN MENGIKUTI PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK

TIPE LANGSUNG
Nomor : Kepada Yth. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 JAKARTA SELATAN Dengan hormat, Sehubungan dengan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 2012, dengan ini kami mengajukan permohonan mengikuti program tersebut untuk usaha kami sebagai berikut : Nama Perusahaan NPWP Alamat Kantor Telp/Fax Alamat Pabrik 1 Telp/Fax Alamat Pabrik 2 Telp/Fax Jenis Industri (sesuai Ijin) Ijin Usaha Industri (beberapa Ijin) Nama Direksi yang berwenang Jabatan (sesuai AD/ART) Harga Mesin/Peralatan Sumber Pembiayaan : ................................................................. : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab............ : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... : ................................................................ : ................................................................. : ................................................................. : ....................................... Kota/Kab........... : ................................................................. : ................................................................. : lihat form B.3 : ................................................................. : ................................................................. : ...........................................(sesuai valuta) Eq. Rp....**) : Dana Sendiri dan/atau Kredit Bank dan/atau Sewa-Beli LKBB dan/atau Kredit Supplier Mesin *) : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................

Nama Bank Pemberi Pembiayaan Nama LKBB Pemberi Pembiayaan Nama Supplier Pemberi Pembiayaan

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan : A. Dokumen yang dipersyaratkan oleh Petunjuk Teknis PRPI sebagai berikut : 1. Daftar Mesin/Peralatan yang diajukan untuk mengikuti program (Form A.2 dan J.2); 2. Seluruh dokumen pembelian mesin/peralatan dan dokumen pembayaran yang telah dilegalisir dengan memenuhi ketentuan syarat pencairan program revitalisasi sesuai Bab II huruf B butir b.1.1 s/d B b.1.4 Petunjuk Teknis ini; 3. Surat Keterangan Legalisir (Form F.3, F.4 dan F.5) dan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani dokumen dimaksud angka 2) di atas. 4. Rekapitulasi pembayaran pembelian mesin/peralatan (Form K); 5. Copy Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan seluruh Akta perubahannya (lengkap) serta Akta Susunan Pengurus yang terakhir berikut Ringkasan Aktaakta tersebut (sesuai Form B.1); 6. Fotocopy N P W P perusahaan; 7. Fotocopy KTP/Passport Pengurus Perusahaan (Form B.2); 8. Rekapitulasi ijin usaha industri TPT/IAK/IPK *) yang dimiliki (Form B.3) dan melampirkan photocopy ijin usaha industri termasuk ijin perluasannya. 9. Studi Kelayakan Usaha (SKU), yang terkait dengan pembelian mesin/ peralatan sebagaimana angka 1) di atas (Form C) 10. Surat Pernyataan dan Jaminan ( Form F.1 ). B. Kami menyatakan bahwa perusahaan kami tidak sedang mengikuti program sejenis di Kementerian Perindustrian untuk Tahun Anggaran 2012. Demikian permohonan ini kami ajukan untuk dapat dipertimbangkan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. ....................... .., 20.... Pemohon PT.......,
Materai Rp.6000/ TTd/Stempel Perusahaan

. Jabatan : Direktur Utama/Direktur


*) Coret yang tidak perlu **) Nilai dan valuta harus sesuai dengan pada Form A.2 ***) Dibuat dalam rangkap 2 (dua)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Form A.2 ( TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) Tabel Mesin/Peralatan Lampiran Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK
DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG AKAN / TELAH DIBELI *) DENGAN SUMBER PEMBIAYAAN DARI KREDIT BANK DAN/ATAU PEMBIAYAAN LKBB DAN/ATAU KREDIT SUPPLIER DAN/ATAU DANA SENDIRI *) PT..
NO Mesin/Peralatan Jumlah Unit (3) Harga Satuan (4) Harga Total (3) x (4) (5) Negara Produsen M/P (6) Cara Pembelian L/C (1) (2) (7) Non L/C (8) Sumber Pembiayaan Pembelian M/P Status Mesin dijaminkan Ya (9) Tidak Waktu Pelunasan Pembelian M/P (10) Dampak/ Manfaat Investasi Waktu Tujuan Kedatangan M/P Pembelian M/P M/P (11) (12) (13) Rencana Lokasi Penempatan M/P (14) Ket.

(15)

Kode M/P Jenis M/P Merk Tahun Pembuatan Spek Teknis/ RPM (Speed) Kap. Mesin Kode M/P Jenis M/P Merk Tahun Pembuatan Spek Teknis/ RPM (Speed) Kap. Mesin Kode M/P Jenis M/P Merk Tahun Pembuatan Spek Teknis/ RPM (Speed) Kap. Mesin VALUTA USD EUR JPY .....

USD

NILAI

KURS VALUTA

NILAI DALAM RUPIAH

................... ................... ................... ...................

. . . ..............

Eq Rp. Eq Rp. Eq Rp. Eq Rp. Jumlah **)

.. .. .. .. .

Dibuat di .., ..//20....

PETUNJUK PENGISIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Materai Rp 6000/TTD/Stempel Perusahan

Pengisian Daftar Mesin harus mengacu kepada Daftar Lampiran Mesin/Peralatan yang ada pada Buku Juknis Kolom 2 : Disesuaikan dengan Lampiran 1 Daftar Mesin/Peralatan pada Petunjuk Teknis Kolom 7 : Pilih yang sesuai Kolom 8 : Pilih yang sesuai : Kredit Bank/Pembiayaan LKBB/Kredit Supplier/Dana Sendiri Kolom 9: Pilih yang sesuai Kolom 10 dan 11 : Isi tanggal, bulan dan tahun Kolom 12 : Pilih yang sesuai : Penggantian/Penambahan/perluasan Kolom 13 : Pilih yang sesuai : peningkatan produktifitas/efisiensi/mutu produk Lampirkan bukti-bukti kemajuan proses pembelian M/P dan kemajuan proses pembiayaan Tabel dibuat rangkap 2 (dua) : 1 (satu) untuk lampiran SKU dan 1 (satu) untuk lampiran Form A1 atau Form A.1.1. Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1 dan 2 Untuk penentuan Nilai Investasi dalam Rupiah, gunakan Kurs Pajak per tanggal 1 Januari 2012 ( PPh 21.com ) *) Coret yang tidak perlu **) Nilai dan valuta harus sama dengan pada Form A.1 atau Form A.1.1.

Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM B.1 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) KOP PERUSAHAAN

DAFTAR AKTA PERUSAHAAN + PERUBAHANNYA PT............................. No. I. Nomor & Tgl. AKTA Akta Pendirian No. ............... Tgl. ............... Notaris................. Akta Perubahan No. ............... Tgl. ............... Notaris................ No. ............... Tgl. ............... Notaris............... No. ............... Tgl. ............... Notaris............... No. ............... Tgl. ............... Notaris............... No. ............... Tgl. ............... Notaris............... Akta Susunan Pengurus Terakhir No................ Tgl............... Notaris.. Tentang Pengesahan Menkeh/Menkumham No Tanggal Berita Negara RI (BNRI) No Tanggal

II. 1. 2. 3. 4. 5. III

Dibuat di , //20....
Materai Rp.6000 /TTD/Stempel Perusahaan

Nama Jabatan

: :Direktur Utama/Direktur

*) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Form B.2 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) KOP PERUSAHAAN

DAFTAR SUSUNAN PENGURUS PERUSAHAAN ( Dibuat berdasarkan data terakhir dan sesuai akta Notaris ). Nama PT Alamat Notaris :................................................................................................................. :................................................................................................................. :.................................................................., Di ........................................

Akta Pengurus Terakhir No. .................................... Tgl. ................................................... Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM No.............. Tanggal .................................

KTP/Passport* No. Nama & Jabatan No Direksi 1 2 3 4 5 Komisaris 1 2 3 4 5 Dibuat di, ................,..../....../20.... Jatuh Tempo Kewarganegaraan

Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama Jabatan

: ..................................... : Direktur Utama/Direktur

Catatan : * Agar dilampiri foto copy KTP/Passport dan NPWP masing-masing *) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM B.3. REKAPITULASI KAPASITAS IJIN, TERPASANG, TERPAKAI DAN JUMLAH PRODUKSI PRPI - ITPT SERTA IAK 2011 ( Dibuat per pabrik ) A. KAPASITAS IJIN - SESUAI IUI/IJIN PERLUASAN PABRIK No. . Jl. .. KAPASITAS IJIN MENURUT JENIS PRODUK *) NO. IJIN YG DIMILIKI JENIS INDUSTRI . 1 IUI : NO. . TGL. . 2 IJIN PERLUASAN NO. . TGL. . 3 IJIN PERLUASAN NO. . TGL. . TOTAL *) Isi sesuai jenis produksi pada IUI/Ijin Perluasan secara lengkap dan benar, termasuk satuannya. **) Bila terdapat ijin lama yang digabungkan ke Ijin yang terbit kemudian, jelaskan pada kolom keterangan B. REKAPITULASI KAPASITAS IJIN, TERPASANG, TERPAKAI DAN JUMLAH PRODUKSI NO. LOKASI PABRIK JENIS PRODUK 1 PABRIK a. Kapasitas Produksi sesuai Ijin b. Kapasitas Produksi Terpasang c. Kapasitas Produksi Terpakai (%) d. Jumlah Produksi PABRIK a. Kapasitas Produksi sesuai Ijin b. Kapasitas Produksi Terpasang c. Kapasitas Produksi Terpakai (%) d. Jumlah Produksi . .

KETERANGAN

KETERANGAN

2.

*) Isi sesuai jenis produksi pada IUI/Ijin Perluasan secara lengkap dan benar, termasuk satuannya. **) Bila terdapat pelampauan kapasitas Ijin sesuai IUI/Ijin Perluasan (IP) agar dijelaskan pada kolom Keterangan , 2012 PT/CV ..

(tanda tangan dan nama jelas)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM C TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

STUDI KELAYAKAN USAHA


PT. .

PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL SERTA INDUSTRI ALAS KAKI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 20..... Dibuat oleh : ..

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

DAFTAR ISI

Halaman BAB I : : : : : : : DATA PEMOHON DATA PABRIK PEMOHON RENCANA INVESTASI PEMBELIAN MESIN/ PERALATAN ITPT/IAK/IPK *) TA 20.... ASPEK PASAR & PEMASARAN ASPEK ANALISA KEUANGAN KESIMPULAN 1-2 3-4 5-6 6 6 7

BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI LAMPIRAN 1. 2.

Daftar Mesin/Peralatan yang Telah Terpasang sampai Desember 2011 Daftar dan Spesifikasi Mesin/Peralatan yang Akan/Telah Dibeli untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK 20..... (Form A.2) Copy Bukti-bukti Progress Pembelian Mesin/Peralatan Copy Bukti-bukti Sumber Pembiayaan yang Telah Tersedia dan/atau Yang Dalam Proses Pengurusan Bagan Alir Proses Produksi Lay out Pabrik dan Mesin/Peralatan yang akan/telah dibeli Visualisasi Kantor dan Pabrik serta Mesin/Peralatan Saat Ini Daftar Ijin Industri yang Dimiliki ( Form B.3. )

3. 4. 5. 6. 7. 8.

*) Pilih yang sesuai.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB I DATA PEMOHON


1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. Nama Perusahaan Alamat Kantor Telp./Fax Kantor Alamat Pabrik 1 Telp./Fax. Pabrik 1 Alamat Pabrik 2 Telp./Fax. Pabrik 2 NPWP Perusahaan : PT/CV ............ : Jl. ......... Kab. ...., Prop. ....... Kode Pos . : .........../. : Jl. ......... Kab. ......, Prop. ..... Kode Pos . : ........../.. : Jl. ............... Kab. ........, Prop. ... Kode Pos . : ........./. : No. ................ Dikeluarkan oleh KPP ........ tgl. ........ : PMDN/PMA/Non PMDN-PMA *) : : No. ................. Tgl. .. Notaris ...... ( kota ............ ) : No. ............ Tgl. ....... : No. ...... Tgl. .......... : Daftar Sesuai Lampiran ( Form B1 dan B2) : ( Isi dengan lengkap & sesuai Form B.3. )

9. Status Perusahaan 10 . Akta-akta Perusahaan Akta Pendirian Pengesahan Menkumham Lembaran Berita Negara Akta-akta Perubahan dan Susunan Pengurus 11. Perijinan Yang Dimiliki a. IUI/IUT*) Tanggal Diterbitkan Masa Berlaku

: No. ...... : Tgl. ... : s/d .. ( atau selama perusahaan beroperasi secara komersial *) Dikeluarkan Oleh : ............... Jenis Bidang Usaha Industri : ............ Jenis Produk : ......... Kapasitas Produksi/Th : ( sesuai ijin tsb ) ................ Ijin Usaha Perluasan IUI/IUT*) Tanggal Diterbitkan Masa Berlaku : : No. ...... : Tgl. ... : s/d .. ( atau selama perusahaan beroperasi secara komersial *) Dikeluarkan Oleh : ............ Jenis Bidang Usaha Industri : ............... Jenis Produk : ............... Kapasitas Produksi/Th : ( sesuai ijin tsb ) ........... : : : : No. .............. tgl. . No. .............. tgl. . No. tgl. Berlaku s/d .. No. tgl. Berlaku s/d ..

b.

c. d. e. f.

Ijin Domisili Pabrik 1 Ijin Domisili Pabrik 2 SIUP TDP

12. Susunan Pengurus Terakhir : Akta Notaris : No. ... Tgl. Notaris ( kota . )
*) Pilih yang sesuai.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

--------------------------------------------------------------------------------------------------------No. Jabatan Nama & No. Identitas Diri & Jatuh Tempo ---------------------------------------------------------------------------------------01 Direksi Direktur Utama : ....... KTP/Passport No. /tgl. Direktur : ....... KTP/Passport No. /tgl. Direktur : ....... KTP/Passport No. /tgl. Komisaris Komisaris Utama : ....... KTP/Passport No. /tgl. Komisaris : ....... KTP/Passport No. /tgl. Komisaris : ....... KTP/Passport No. /tgl. -------------------------------------------------------------------------------------------------------13. Susunan Pemegang Saham : Akta Notaris : No. Tgl. .. Notaris .. ( kota .. ) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------No. Nama NPWP % Kepemilikan -----------------------------------------------------------------------------------------01 XXX 1234 ...... .............................. 02 YYY 5678 ...... .............................. 03 WWW 9101 ...... ............................... ---------------------------------------------------------------------------------------------------------02

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB II DATA PABRIK PEMOHON


1. Pabrik 1
Lokasi Berdiri Ijin Usaha Industri Diterbitkan oleh Jenis Produk Pemasaran Produk Negara Tujuan Ekspor Kapasitas Produksi Terpasang 2011 Kapasitas Produksi Terpakai 2011 Jumlah Produksi 2011 : Jl. .... : Kab. ..., Prop. . : Tahun ... : No. .. Tgl. . : .. : : Ekspor .. % dan Lokal . % .. : ..... : ..... : . % dari kapasitas terpasang : .... (satuan vol sesuai ijin)

2.

Pabrik 2
Lokasi Berdiri Ijin Usaha Industri Diterbitkan oleh Jenis Produk Pemasaran Produk Kapasitas Produksi Terpasang 2011 Kapasitas Produksi Terpakai 2011 Jumlah Produksi 2011 : Jl. .... : Kab. ..., Prop. .. : Tahun ... : No. .. Tgl. . : .. : : : ... : . % dari kapasitas terpasang : .... (satuan vol sesuai ijin)

3.

Kondisi Tenaga Kerja per 31 Des. 2011 Jumlah Tenaga Kerja Produksi org org org Non Produksi org org org Jumlah Shift Kerja . ..

No. 01 02

Lokasi Pabrik Pabrik 1 Pabrik 2

Total
4.

Mesin/Peralatan Yang Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2011 (Diisi bagi ITPT yang telah mengikuti Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan TPT TA 2007, 2008, 2009, 2010 dan atau 2011, serta untuk IAK-IPK yang mengikuti Program Restrukturisasi IAK-IPK TA 2009, 2010 dan atau 2011)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012 No. 1. 2. 3. 4. 5.


*

Keterangan Tujuan Investasi M/P**) Sumber Pembiayaan***) Lokasi Penempatan M/P Nilai Investasi M/P Nilai potongan harga ****) : : : : :

2007*) ....... ....... ....... ....... .......

2008*) ....... ....... ....... ....... .......

2009 ....... ....... ....... ....... .......

2010 ....... ....... ....... ....... .......

2011 ....... ....... ....... ....... .......

Diisi oleh ITPT yang mengikuti program restrukturisasi ITPT TA 2007 dan atau 2008. ) Pilih : Investasi Baru/Pergantian/Penambahan ***) Pilih : Dana Sendiri/Kr. Bank/LKBB/Kr. Supplier ****) Nilai sebelum dipotong PPN dan PPh
**

5.

Realisasi Dampak Investasi Pembelian Mesin/Peralatan Tahun 2007, 2008 dan 2009, 2010, atau 2011
No. 1. 2. 3. 4. Dampak Produktifitas ) Efisiensi Produksi 3) Peningkatan Tenaga Kerja Peningkatan Nilai Ekspor
2

2007 1) : : : : ....... ....... ....... .......

20081) ....... ....... ....... .......

2009 ....... ....... ....... .......

2010 ....... ....... ....... .......

2011 ....... ....... ....... .......

) Diisi oleh ITPT yang mengikuti program restrukturisasi ITPT TA 2007 dan atau 2008. 2) Diukur berdasarkan volume produksi/T. Kerja dan atau volume produksi/satuan waktu 3) Diukur berdasarkan volume produksi/satuan energi yang digunakan

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB III RENCANA INVESTASI PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) TA 20....


1. Tujuan Pembelian M/P : ( lihat Form A.2) . Perluasan/penambahan mesin/peralatan dengan tujuan untuk . dan/atau Penggantian mesin/peralatan dengan tujuan untuk .. Dampak Investasi Yang Diharapkan *) : ( samakan dg Form A.2. ) Peningkatan kapasitas produksi dari ton/bulan menjadi sebesar .........ton/bulan, Peningkatan kualitas produk, sehingga menjadi ........... Peningkatan produktifitas usaha dari . Vol produk/tenaga kerja dan atau volume produk/satuan waktu menjadi .. vol produk/tenaga kerja dan atau vol produk/satuan waktu Peningkatan efisiensi produksi dari .. vol produk/biaya tenaga kerja menjadi vol produk/biaya tenaga kerja dan/atau efisiensi terhadap konsumsi energi (vol produk/satuan energi). 3. Rencana Investasi Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK-IPK *) : Jenis mesin/peralatan yang akan dibeli Asal negara dari teknologi yang dipilih Alasan memilih teknologi tersebut Perkiraan Nilai Investasi Dengan rincian + + + + : : : : Lihat Tabel A 2 Lihat Tabel A 2 .. eq. Rp. ..........

2.

USD . EUR ........ JPY ...... CHF ... Rp. ......

Rencana Sumber Pembiayaan : No. 1. 2. 3. 4. Sumber Pembiayaan Perbankan LKBB Kredit Supllier Dana Sendiri Porsi ... ... ... ... % % % % Pola Pembiayaan *) Pembiayaan lgs/refinancing Pembiayaan lgs/refinancing Pembiayaan lgs Pembiayaan lgs : Terlampir : Terlampir : Terlampir

Daftar Rincian dan Spesifikasi Mesin/Peralatan Fotocopy Bukti Kemajuan Pembelian Mesin/Peralatan Fotocopy Bukti Kemajuan Perolehan Sumber Pembiayaan
*) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

BAB IV ASPEK PASAR & PEMASARAN


1. Informasikan volume penjualan produk yang dihasilkan selama 2 (dua) tahun terakhir dan berikan proyeksi penjualan untuk 3 (tiga) tahun ke depan (buatkan dalam tabel & grafik penjualan). Berikan Daftar pelanggan (konsumen) tetap terhadap produk yang dihasilkan. Informasikan Strategi pemasaran yang digunakan untuk mempertahankan dan memperluas pasar.

2. 3.

BAB V ASPEK KEUANGAN


Agar dibuatkan analisa singkat tentang pengaruh investasi pembelian mesin/peralatan tersebut terhadap kinerja usaha dan proyeksi cash flow perusahaan selama 3 (tiga) tahun ke depan.

BAB VI KESIMPULAN
(Contoh isi Kesimpulan) :
Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan daya saing, baik pada pasar global maupun domestik, maka perusahaan telah mengambil kebijakan untuk melakukan investasi pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK-IPK *) untuk Tahun Anggaran 2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi serta peningkatan kapasitas produksi dan atau kualitas produk *). Dengan jumlah investasi yang direncanakan sebesar USD . + EUR + JPY . + Rp. . atau ekuivalen total sebesar Rp. . milyar diharapkan tujuan di atas dapat dicapai. Adanya dukungan Pemerintah cq Kementerian Perindustrian melalui Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/peralatan ITPT serta IAK-IPK TA 2012 sangat membantu perusahaan kami untuk melaksanakan program investasi tsb dan sekaligus mensukseskan program pemerintah untuk meningkatkan daya saing ITPT serta IAK/IPK nasional dan meningkatkan pula perluasan kesempatan kerja.

*) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Harapan kami, permohonan mengikuti program restrukturisasi ini dapat terealisir dan kami menyatakan bahwa seluruh dokumen yang kami ajukan, baik data dan informasi atas dokumen yang disyaratkan serta kebenaran seluruh bukti pembelian dan dokumen mesin adalah benar dan tidak terdapat manipulasi dan rekayasa. Kami bertanggung jawab penuh terhadap seluruh informasi dan kebenaran dokumen di atas. .., 20... PT.

. Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM D.1 TIPE NORMAL SURAT KETERANGAN BANK


( Dibuat pada kop surat Bank ) No. Lampiran Perihal : : 1 ( satu ) berkas : Surat Keterangan .., 20. .

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. No. tanggal perihal Permohonan Fasilitas Kredit Investasi (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb : 1. PT. bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq Kementerian Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas kredit senilai Rp. (terbilang ; ..) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) sesuai dengan daftar mesin/ peralatan terlampir melalui bank kami. 2. Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan oleh perusahaan tersebut. 3. Kemajuan proses terhadap permohonan fasilitas kredit tersebut sampai saat ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha/penilaian jaminan /proses persetujuan Komite Kredit/telah mendapat persetujuan Komite Kredit /telah dilaksanakan Pengikatan Kredit dan Jaminan *). Terlampir kami
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

sampaikan foto copy Surat Permohonan Kredit / Surat Persetujuan Kredit (Offering Letter) dan/atau Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan *) 4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak kami . .., 20.... PT. Bank
Tanda tangan dan stempel Bank

. Pimpinan

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM D.2 TIPE NORMAL SURAT KETERANGAN LKBB ( Dibuat pada kop surat LKBB )

No. Lampiran Perihal

: : 1 ( satu ) berkas : Surat Keterangan

.., 20....

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. No. tanggal perihal Permohonan Fasilitas Pembiayaan (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb : 1. PT. bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq Kementerian Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan senilai Rp. (terbilang : ) untuk pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) sesuai dengan daftar mesin/peralatan terlampir melalui perusahaan kami. Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan perusahaan tersebut. Kemajuan proses terhadap permohonan pembiayaan tersebut sampai saat ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha/penilaian jaminan/proses persetujuan Komite Pembiayaan/telah mendapat

2.

3.

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

persetujuan Komite Pembiayaan/telah dilaksanakan Pengikatan Pembiayaan dan Jaminan *). Terlampir kami sampaikan foto copy Surat Permohonan Pembiayaan / Surat Persetujuan Pembiayaan (Offering Letter) / Perjanjian Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan *).
4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak kami. .., 20.... PT. .
Tanda tangan dan stempel LKBB

. Pimpinan

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM D.3 TIPE NORMAL SURAT KETERANGAN SUPPLIER MESIN ( Dibuat pada kop surat SUPPLIER MESIN )

No. Lampiran Perihal

: : 1 ( satu ) berkas : Surat Keterangan

.., 20....

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 Dengan hormat, Menunjuk surat dari PT. No. tanggal perihal Permohonan Fasilitas Kredit (fotocopy terlampir) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *), dengan ini kami sampaikan hal-hal sbb : 1. PT. bermaksud untuk mengikuti program Pemerintah cq Kementerian Perindustrian pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK TA 2012 berupa Potongan Harga. Perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan fasilitas kredit senilai Rp. (terbilang : ..) untuk pembiayaan pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK*) sesuai dengan daftar mesin/peralatan terlampir melalui perusahaan kami, Dokumen-dokumen yang diajukan telah/cukup*) lengkap dan permohonan tersebut telah dapat diproses lebih lanjut. Pihak kami telah menerima Studi Kelayakan Usaha yang diajukan perusahaan tersebut, Kemajuan proses terhadap permohonan kredit tersebut sampai saat ini telah memasuki tahap proses evaluasi kelayakan usaha / penilaian jaminan /proses persetujuan perusahaan kami / telah mendapat persetujuan 1

2.

3.

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

perusahaan kami / telah dilaksanakan Pengikatan Kredit dan Jaminan *) Terlampir kami sampaikan foto copy Surat Permohonan Kredit / Surat Persetujuan Kredit (Offering Letter) / Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan *).
4. Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan tidak mengikat pihak kami. .., 20.... PT. .
Tanda tangan dan stempel Supplier Mesin

. Direktur

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM D.4. TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG SURAT KETERANGAN DEBITUR LANCAR SKIM 2 PPT-ITPT TA 2007/2008/2009 *)
No. Lampiran Hal : .., . 2012 : . ( . ) lembar : SURAT KETERANGAN DEBITUR LANCAR SKIM 2 PPT ITPT TA 2007/2008/2009 *)

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. dalam Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. . tanggal . Perihal tersebut di atas, dengan ini PT. PNM Venture Capital/PT. Bank Syariah Mandiri *) selaku Lembaga Pengelola Program (LPP) Skim 2 pada Program Peningkatan Teknologi Industri TPT (PPT-ITPT) TA 2007/2008/2009 *) Kementerian Perindustrian memberikan keterangan sebagai berikut : 1. PT. .. adalah debitur Skim 2 PPT ITPT TA 2007/2008/2009 *) dengan pagu pinjaman sebesar Rp. . ( . ). 2. Perusahaan tersebut sampai posisi per tanggal .................... 2012 tidak memiliki tunggakan angsuran pokok maupun bunga/margin *) dengan posisi sisa pinjaman per tanggal tersebut adalah sebesar Rp. . ( ). Perusahaan tersebut telah memenuhi seluruh kewajiban pelaporan 6 ( enam ) bulanan tentang kemajuan pemasangan dan pemanfaatan mesin/peralatan kepada perusahaan kami selaku LPP sebagaimana ketentuan Petunjuk Teknis program dimaksud.

3.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas.

Tanda tangan Pejabat + Cap Bank

Nama Pejabat Bank

*) pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM E TIPE NORMAL Kop Surat Perusahaan SURAT PERNYATAAN KETERSEDIAAN DANA SENDIRI
Berkenaan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20... yang kami ajukan melalui surat Nomortanggal , kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat Perusahaan : ................................... : ................................ : ................................ : ................................ .............................

Dengan ini memberikan pernyataan dengan sebenarnya : 1. Bahwa PT..akan/telah *) membeli Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) dalam rangka meningkatkan kinerja usaha dengan sumber pembiayaan pembelian Mesin/Peralatan tersebut sepenuhnya berasal dari Dana Sendiri milik Perusahaan kami dengan nilai investasi setara Rp. .......... (terbilang : ................ ) dan tidak didanai dari Pinjaman Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau kredit dari Supplier Mesin/Peralatan tersebut. Bahwa jenis Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) yang dibeli, jadwal pembayaran dan penyerahan masing-masing Mesin/Peralatan sebagaimana Daftar Terlampir. Bersama ini kami sampaikan bukti-bukti untuk pembelian mesin/peralatan dimaksud di atas berupa deposito dan/atau saldo Rekening Koran bulan terakhir pada Bank ........... dan/atau total bukti pembayaran uang muka yang secara keseluruhan nilainya sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari nilai mesin/peralatan yang akan dibeli dari Dana Sendiri perusahaan kami, sebagaimana bukti terlampir.

2. 3.

Demikianlah Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat kami pertanggungjawabkan serta digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20.... Dibuat di..tanggal...././.. Pemberi Pernyataan,
Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : Direktur Utama/Direktur *)


*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.1 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) Kop Surat Perusahaan SURAT PERNYATAAN & JAMINAN Sehubungan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK pada Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Tahun Anggaran 20... yang kami ajukan melalui surat Nomor..tanggal, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat perusahaan : .. : .. : .. : .. .

Dengan ini memberikan pernyataan dan jaminan sebagai berikut : 1. Bahwa benar PT/CV/Koperasi *) .................... berkedudukan di beralamat di .., adalah sebuah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas/CV/Koperasi *), berdasarkan Keputusan Menkeh/Menkumham/Menkop & UKM *) No. 2........................... tanggal ..(selanjutnya disebut Perusahan,CV,Koperasi *) 2. Bahwa benar Perusahaan telah didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No.. tanggal ././, Notaris .., Pengesahan Menkeh/Menkop/PN *) No tanggal . Berita Negara Republik Indonesia No..Tambahan Berita Negara No.., tanggal.Akta mana telah dilakukan perubahan terakhir berdasarkan Akta Notanggal /../Pengesahan Menkeh/Menkop/PN*) No tanggal . Berita Negara Republik Indonesia No. Tambahan Berita Negara No. .... 3. Bahwa benar susunan pengurus perusahaan saat ini, berdasarkan akta Notanggal ... dibuat dihadapan Notaris.adalah sebagai berikut : Direksi a. ....( Direktur Utama ) b...( Direktur ) c...( Direktur ) a...( Komisaris Utama) b( Komisaris ) c( Komisaris )

Komisaris

4. Bahwa benar perusahaan telah memiliki ijin-ijin yang lengkap sesuai dengan yang diperlukan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha perseroan. 5. Bahwa benar isi serta keadaan seluruh dokumen hukum dalam bentuk fotocopy, sebagaimana diserahkan kepada Kementerian Perindustrian c.q. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur untuk keperluan pengajuan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, telah sesuai dengan keadaan aslinya dan diterbitkan oleh instansi atau pihak-pihak yang berwenang, serta tidak ada yang dipalsukan dan atau direkayasa atas dokumendokumen yang diajukan.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

6. Bahwa kami menjamin sumber pembiayaan untuk pembelian mesin/peralatan tersebut telah dan atau akan tersedia dan pembayaran pembelian mesin/peralatan tersebut akan kami laksanakan sesuai dengan mesin/peralatan yang tercantum pada Tabel lampiran Form A.2. (Khusus untuk Tipe Langsung angka 6 ini agar dihapus) 7. Bahwa mesin/peralatan yang kami ajukan untuk mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Tahun Anggaran 20 ., Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah benar bahwa mesin/peralatan dengan spesifikasi dan dokumen pendukungnya serta seluruh fisiknya dalam keadaan baru (bukan bekas) serta bukan merupakan mesin/peralatan yang pernah mendapat potongan harga pada program tahun-tahun sebelumnya, sesuai dengan permohonan kami. 8. Bahwa harga-harga yang akan tercantum dalam dokumen-dokumen mesin/peralatan khususnya Invoive, Bill Of Lading, Packing List, PIB, Bukti Pembayaran, dsb yang berhubungan dengan Mesin/Peralatan tersebut adalah benar dan tidak ada yang dipalsukan/direkayasa atas dokumen tersebut dan telah sesuai dengan transaksi nyata dari pembelian Mesin/Peralatan yang akan/telah kami laksanakan. 9. Bahwa untuk kepentingan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi ini kami menggunakan rekening (Rupiah) atas nama perusahaan kami dengan Nomor Rekening pada Bank ..... Cabang .. 10. Bahwa kami menjamin dan menyanggupi tidak akan memindahtangankan/ mengalihkan kepada pihak lain atas mesin/peralatan yang mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi tanpa persetujuan tertulis dari Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Berbasis Industri Manufaktur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan program revitalisasi serta sanggup untuk mentaati segala ketentuan hukum yang berlaku termasuk Petunjuk Teknis PRPI TPT serta IAK TA 20.. 11. Bahwa kami akan menyampaikan Surat Pernyataan Kemajuan Sumber Pembiayaan dan Proses Pembelian Mesin/Peralatan yang akan kami lakukan kepada Kementerian Perindustrian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak Surat Permohonan kami dinyatakan diterima yang dibuktikan dengan pemberian Nomor Registrasi yang diterbitkan oleh KMM dengan menggunakan Surat Pernyataan (Form F.2). (Khusus untuk Tipe Langsung angka 11. ini tidak diperlukan) 12. Bahwa Pernyataan & Jaminan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Surat Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ini. Demikianlah Pernyataan & Jaminan ini dibuat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab serta mempunyai akibat hukum dan dapat dijadikan bukti di kemudian hari Dibuat di..tanggal...././.. Pemberi Pernyataan,
Materai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : Jabatan : Direktur Utama/Direktur


*) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.2 TIPE NORMAL


Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN KEMAJUAN SUMBER PEMBIAYAAN & PROSES PEMBELIAN MESIN/PERALATAN


Sehubungan dengan pengajuan permohonan mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Tahun Anggaran 20...... yang kami ajukan melalui surat Nomor. tanggal dan telah mendapatkan nomor registrasi penerimaan mengikuti program revitalisasi dari Kementerian Perindustrian Nomor. .......... tanggal. ..............., kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat perusahaan : ............................ : ............................ : ............................ : .......................... .........................

Dengan ini memberikan pernyataan sebagai berikut : 1. Bahwa sampai saat ini dari sumber pembiayaan untuk investasi mesin/peralatan yang kami ajukan di atas, komposisi sumber pendanaannya tetap/berubah *) menjadi : a. b. c. d. Dana Sendiri/Tunai Kredit Bank Pembayaran LKBB Kredit Supplier Mesin : senilai : senilai : senilai : senilai Rp. .......................... Rp. .......................... Rp. .......................... Rp. .......................... (..%) (..%) (..%) (..%)

Total Rencana Investasi : senilai Rp. ........................... ( 100% ) 2. Bukti kemajuan yang kami sampaikan untuk mendukung rencana investasi pada butir 1 di atas adalah sebagai berikut : a. Dana Sendiri/Tunai berupa rekening koran posisi bulan terakhir dan atau deposito dan atau bukti pembayaran uang muka atas mesin dimaksud (foto copy terlampir) b. Kredit Bank sudah sampai pada tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/persetujuan Komite Kredit/Akad Pengikatan Kredi t*) (copy terlampir) c. Pembiayaan LKBB sampai pada tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/persetujuan komite Pembiayaan/Pengikatan Pembiayaan *) (copy terlampir) d. Kredit Supplier Mesin sudah sampai tahap evaluasi kelayakan/penilaian jaminan/proses persetujuan perusahaan/Pengikatan Kredi t*) (copy terlampir)
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3. Bukti kemajuan pembelian mesin yang kami ajukan sesuai daftar mesin pada Form A.2 dalam surat Permohonan kami terdahulu saat ini sudah/belum mengalami kemajuan sebagaimana daftar terlampir dilengkapi dengan buktibukti. 4. Sehubungan dengan angka 1, 2 dan 3 di atas, maka kami menyatakan bersedia merubah/tidak merubah lampiran Form A2 Permohonan Mengikuti Program Restrukturisasi yang kami ajukan sebagaimana terlampir untuk diproses lebih lanjut dalam bentuk Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Demikian, Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan tidak ada unsur rekayasa dan dapat dijadikan bukti yang sah dan mengikat.

Dibuat di ........................... tanggal ............... Pemberi Pernyataan


Materai 6.000 + ttd + cap persh

Nama : ...................................... Jabatan : Direktur utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.3 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH BANK
No. Lampiran Hal : : . ( . ) lembar : SURAT KETERANGAN LEGALISIR .., . 2012

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. . tanggal . berikut copy dokumen yang disampaikan kepada bank kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut : 1. Kami telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh PT. . dan menyatakan bahwa photocopy dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam program dimaksud di atas. Seluruh transaksi yang tertera dalam copy dokumen dimaksud di atas adalah benar telah dilaksanakan pembayarannya melalui bank kami. Rincian copy dokumen transaksi yang telah kami legalisir tersebut sesuai Tabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir yang Tabelnya telah pula kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

2.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas.

Tanda tangan Pejabat Bank + Cap Bank

Nama Pejabat Bank

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN F.3. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH BANK .... UNTUK PT. . LAMPIRAN SURAT BANK ... NO. ... NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN TANGGAL . NOMINAL TRANSAKSI PENERIMA

, .. 2012

Susun sesuai nomor urut Form I


Tandatangan Pejabat Bank + Cap Bank

Nama Jelas

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.4 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH LKBB
No. Lampiran Hal : : . ( . ) lembar : SURAT KETERANGAN LEGALISIR .., . 2012

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. . tanggal . berikut copy dokumen yang disampaikan kepada perusahaan kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut : 1. Kami telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh PT. . dan menyatakan bahwa photocopy dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam program tersebut di atas. Seluruh transaksi yang tertera dalam photocopy dokumen dimaksud di atas adalah benar telah dilaksanakan pembayarannya melalui perusahaan kami. Rincian photocopy dokumen transaksi yang telah kami legalisir tersebut sesuai Tabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir yang Tabelnya telah pula kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

2.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas.

Tanda tangan Pejabat Bank + Cap LKBB

Nama Pejabat Bank

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN F.4. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH LKBB .... UNTUK PT. . LAMPIRAN SURAT LKBB ... NO. ... NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN TANGGAL . NOMINAL TRANSAKSI PENERIMA

, .. 2012

Susun sesuai nomor urut Form I


Tandatangan Pejabat LKBB+ Cap LKBB

Nama Jelas

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM F.5 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH NOTARIS
No. Lampiran Hal : : . ( . ) lembar : SURAT KETERANGAN LEGALISIR .., . 2012

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Dalam rangka keikutsertaan PT. pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 dan sesuai dengan surat PT. . tanggal . berikut dokumen yang disampaikan kepada kami, dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya hal-hal berikut : 1. Telah memeriksa dan melegalisir seluruh dokumen yang disampaikan oleh PT. . dan menyatakan bahwa dokumen dimaksud sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada kami guna memenuhi ketentuan legalisir dokumen dalam Program tersebut di atas. Rincian dokumen yang telah kami legalisir tersebut sesuaiTabel Daftar Dokumen Legalisir terlampir dan telah kami tandatangani sebagai satu kesatuan dengan Surat Keterangan Legalisir ini.

2.

Demikian Surat Keterangan Legalisir ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat digunakan sesuai keperluan tersebut di atas.

Tanda tangan Notaris + Cap Kantor Notaris

Nama Notaris

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

LAMPIRAN F.5. : SURAT KETERANGAN LEGALISIR DOKUMEN OLEH KANTOR NOTARIS .. UNTUK PT. . LAMPIRAN SURAT NOTARIS ... NO. ... NO NAMA DOKUMEN NO. DOKUMEN TGL. DOKUMEN TANGGAL . PENERBIT DOKUMEN

, .. 2012

Susun sesuai nomor urut Form I


Tandatangan Notaris + cap Kantor Notaris

Nama Jelas

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM G TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)


Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN WAITING LIST


No. Hal : : Surat Pernyataan Kesediaan Masuk Waiting List .., . 20....

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Gedung Perindustrian Lantai 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Menunjuk Permohonan Mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian TA 20.. yang kami ajukan melalui surat Nomor. . tanggal berikut kelengkapan dokumennya, dengan ini kami menyatakan hal-hal sbb : 1. Karena pengajuan permohonan mengikuti program revitalisasi dari perusahaan ITPT/IAK dan IPK *) lainnya yang lebih dulu mengajukan kepada Kementerian Perindustrian telah melampaui pagu anggaran yang tersedia, dengan ini kami mohon permohonan kami dapat tetap diterima dan kami menyatakan bersedia dimasukkan dalam Waiting List sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Kami menyatakan akan memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan serta menjamin bahwa seluruh dokumen yang kami sampaikan adalah benar dan tidak ada unsur rekayasa atau manipulasi. 3. Kami menyatakan bahwa sumber pembiayaan untuk pembelian mesin/peralatan dimaksud akan/telah tersedia dari Dana Sendiri perusahaan kami/dalam proses pengajuan kepada Bank/LKBB/Supplier Mesin *) dan proses pembelian mesin/peralatan telah dilaksanakan pada tingkat pemesanan/telah dibeli dan telah dibayarkan Down Payment/dilunasi *). 4. Apabila ternyata penggunaan pagu anggaran telah terpenuhi untuk ITPT/IAK dan IPK*) lainnya dan permohonan mengikuti program revitalisasi dari perusahaan kami karenanya tidak dapat diproses lebih lanjut, maka kami dapat menerima dan memakluminya. Demikian, Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dijadikan bukti dikemudian hari. Pemberi Pernyataan
Materai Rp.6000/ Ttd + cap Persh

. Jabatan : Direktur Utama/Direktur *)


*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM H.1 TIPE NORMAL SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB ) SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) Nomor :.................../........ /SPPB/.../20....
Pada hari ini ..........., di ............ tanggal .............................bulan .............................. Tahun Dua Ribu ............. (....../...../20...), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I.

Nama NIP Jabatan Alamat

: ............................................................................ : ............................................................................. : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor ................................. : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan ---------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. ---------------------

II.

Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat

: : : :

....................... ....................... PT.... ............. .. ............. Telp ..Fax .

Akte Pendirian

Rekening Bank Nama Bank

: Notaris SH No..Tanggal ././., telah diumumkan dalam BNRI No Tambahan BNRI No. ,tgl. .//. : No. atas nama . : Bank ..., Cab.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PT.........................., untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.--------------Bahwa berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor

22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/MIND/PER/2/2012.

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3. Peraturan

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Nomor 03/BIM/PER/2/2012 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki. Jenderal Industri. Basis Industri Manufaktur Program Revitalisasi dan Penumbuhan

4. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/019-03.1.01/00/2012 Direktorat

5. Surat permohonan PT tentang permohonan mengikuti Program


Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Nomor tanggal ././ tanggal ...../...../.......

6. Surat Penetapan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur /KPA Nomor .....
Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan perjanjian dalam rangka mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPTserta IAK sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut : Tujuan Pasal 1 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk meremajakan Mesin/Peralatan dalam rangka peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan/atau produktivitas ITPT /IAK/IPK nasional. Ruang Lingkup Pasal 2 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK diberikan dalam bentuk Potongan Harga untuk pembelian Mesin/Peralatan sesuai daftar terlampir yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Nilai Potongan Harga Pasal 3 (1) PIHAK PERTAMA akan memberikan Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk dana segar sebesarbesarnya Rp.,- (... Rupiah) yang ditetapkan dengan menggunakan nilai Kurs Pajak yang berlaku dengan pembulatan dalam jutaan Rupiah terendah sesuai dengan penetapan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA akan menetapkan besarnya realisasi nilai Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan setelah menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan dokumen bukti bukti pembelian dan bukti-bukti dokumen Mesin/Peralatan

(2)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

sebagaimana terlampir dan memenuhi syarat sesuai ketentuan Petunjuk Teknis. (3) Dalam hal terdapat perbedaan nilai Potongan Harga menurut SPPB dengan Nilai Invoice dan/atau Bukti-bukti Pembayaran maka PIHAK PERTAMA akan menetapkan besarnya nilai Potongan Harga berdasarkan nilai yang terendah. Realisasi pembayaran nilai Potongan Harga dilakukan secara sekaligus melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui rekening atas nama PIHAK KEDUA. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA Pasal 4 (1) PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengawasan dan meminta laporan pelaksanaan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan beroperasi, baik secara langsung maupun melalui penugasan Pihak Ketiga PIHAK PERTAMA berhak membatalkan Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA : a. Melakukan pembelian Mesin/Peralatan kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari nilai investasi yang seluruhnya dibiayai dari dana sendiri tanpa upaya-upaya konkrit (adanya kontrak, pembayaran uang muka, pernyataan kendala-kendala teknis kedatangan mesin/peralatan) yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA; b. Tidak memperoleh persetujuan pembiayaan dari lembaga perbankan dan/atau Lembaga Keuangan Bukan Bank dan/atau supplier Mesin/Peralatan; c. Bukti-bukti pembayaran dan atau dokumen Mesin/Peralatan dan atau Legalisirnya diragukan keabsahannya; atau d. Pengajuan surat permohonan pencairan melebihi batas waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya SPPB atau Addendumnya atau melebihi tanggal 31 Oktober 2012. (3) PIHAK PERTAMA wajib membayar Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA sebagaimana Pasal 3 ayat (2). Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA Pasal 5 (1) PIHAK KEDUA berhak mengajukan permohonan pembiayaan kepada Lembaga Perbankan dan atau Lembaga Keuangan Bukan Bank dan atau Supplier Mesin/Peralatan;. PIHAK KEDUA berhak mendapat Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2). PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tujuan dan ruang lingkup Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud Pasal 1 dan Pasal 2.

(4)

(2)

(2) (3)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

(4)

PIHAK KEDUA wajib memenuhi persyaratan Permohonan Pencairan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) dengan buktibukti dokumen pembayaran Mesin/Peralatan yang benar dan sah serta bebas dari rekayasa/manipulasi dalam batas waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak ditandatangani SPPB atau selambat-lambatnya tanggal 31 Oktober 2012. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan pemanfaatan Mesin/Peralatan kepada PIHAK PERTAMA setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima realisasi potongan harga dari PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA wajib memberikan akses bagi PIHAK PERTAMA atau Pihak Lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan hak-haknya. Sanksi Pasal 6

(5)

(6)

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan atau memindah tangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA dan atau ternyata memberikan keterangan palsu/dokumen palsu. melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana program, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana potongan harga yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada Kas Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Keadaan Kahar (Force Majeure) Pasal 7 (1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar atau force majeure adalah keadaan atau kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan/ kemampuan kedua belah pihak yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, misalnya: peperangan, blokade, epidemi, huru-hara, demonstrasi, dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi; Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak terjadinya keadaan kahar tersebut, disertai dengan bukti berupa keterangan tertulis dari instansi yang berwenang; Dalam hal terjadi keadaan kahar sesuai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat dilakukan perubahan terhadap ketentuan perjanjian ini. Segala perubahan dilakukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan dituangkan ke dalam addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

(2)

(3)

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Pernyataan dan Jaminan Pasal 8 (1) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua dokumen dan informasi tentang Mesin/Peralatan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar sesuai dengan aslinya dan sesuai dengan Mesin/Peralatan yang dibeli dan tidak ada rekayasa atau manipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua Legalisir atas dokumen legal dan dokumen Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pembayaran yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar telah mendapatkan legalisir dari pejabat yang berwenang dan tidak ada yang direkayasa atau dimanipulasi serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan menjadi bukti yang sah. Penutup Pasal 9 (1) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (4) terlampaui, maka PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan pengunduran waktu kepada PIHAK PERTAMA dengan memberikan alasan dan bukti-bukti keterlambatan dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kalender sebelum batas waktu tersebut berakhir. Sepanjang alasan dan bukti-bukti keterlambatan tersebut dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA, maka dimungkinkan untuk dilakukan addendum atas SPPB. Hal-hal lainnya yang belum diatur dalam perjanjian ini apabila dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur dengan addendum. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 7 (tujuh) dan 3 (tiga) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

(2)

(2) (3)

Jakarta, .....................20... PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Materai Rp. 6.000,-

(................................)

(..............................)

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM H.2 TIPE NORMAL ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------LAMPIRAN SPPB Nomor : ././SPPB/ /2012 Tanggal : .. 20 Sumber Pembiayaan : DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG AKAN/TELAH DIBELI OLEHPT. . YANG DAPAT DIBERIKAN POTONGAN HARGA PRPI - TPT/IAK *) TA 20 Harga Satuan Jumlah No Jenis Valuta Hasil Verifikasi Merk Unit/Set . Mesin/Peralatan LPI (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nilai Pembelian M/P Sesuai Verifikasi LPI (7) = (4) X (6) Kurs Valuta **) (8) Nilai Potongan Harga (Rp.) (9) = (7) x (8) x 10% ***)

Sub Jumlah

Sub Jumlah Total Nilai Potongan Harga Nilai Potongan Harga Maks. Dibulatkan dlm jutaan Rupiah terendah Rp. Rp.

*) Coret yang tidak perlu **) Kurs valuta sesuai kurs pajak terendah antara kurs pajak pada 01 Januari 2012 dan kurs pajak periode . PPh21.com - .. dan PPh21.com - .. ***)Khusus untuk mesin/peralatan produksi Dalam Negeri dengan dukungan Tanda Sah Capaian TKDN mendapat potongan harga 25%

Jakarta, ..,.. 20.. Kementerian Perindustrian Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Penerima Potongan Harga Keringanan Pembiayaan PT.
METERAI Rp. 6.000,-

Pejabat Pembuat Komitmen

Nama : Jabatan :

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

DAFTAR H.3 TIPE NORMAL


KETENTUAN TENTANG LEGALISIR BUKTI-BUKTI DOKUMEN MESIN/PERALATAN UNTUK PENCAIRAN PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TAHUN ANGGARAN .... A. Untuk Pembelian Dengan Dana Sendiri/ Tunai : 1. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris, 2. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), 3. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, 4. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya sesuai periode pembelian. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris. 5. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan yang dilegalisir oleh pejabat bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. 6. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut. B. Untuk Pembelian melalui Kredit Bank : 1. Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh Bank pemberi kredit, 2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris, 3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank),

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, 5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris. 6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. 7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut. C. Untuk Pembelian melalui Pembiayaan LKBB : 1. Photocopy Perjanjian Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli, yang dilegalisir oleh LKBB pemberi pembiayaan, 2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract, yang dilegalisir oleh Notaris, 3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), 4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, 5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris, 6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan atau LKBB pemberi pembiayaan. 7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5), LKBB (Form F.4) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan bahwa telah memeriksa dan

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

melegalisir dokumen di atas dengan melampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut. D. Untuk Pembelian Melalui Kredit dari Supplier Mesin : 1. Photocopy Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan Mesin/ Peralatan yang dibeli yang dilegalisir oleh Notaris, 2. Photocopy Purchase Order dan atau Order Confirmation dan atau Sales Contract yang dilegalisir oleh Notaris, 3. Photocopy Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) bila pembelian melalui mekanisme L/C/SKBDN yang dilegalisir oleh Bank Pembuka (Issuing Bank), 4. Photocopy Invoice/Faktur per jenis barang yang dilegalisir oleh Notaris, 5. Untuk pembelian impor dilengkapi dengan Photocopy Bill of Lading (B/L), Packing List (P/L), Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau BC 2.3 serta Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SP2B) dan dokumen impor lainnya. Untuk pembelian dalam negeri dilengkapi dengan Photocopy bukti pengiriman barang dan serah terima barang. Seluruh dokumen tersebut dilegalisir oleh Notaris, 6. Photocopy bukti transfer pembayaran pembelian Mesin/Peralatan, yang dilegalisir oleh Pejabat Bank yang berwenang dimana transaksi pembayaran tersebut dilaksanakan. 7. Surat Keterangan Notaris (Form F.5) dan Bank (Form F.3) yang menerangkan telah memeriksa dan melegalisir dokumen di atas (lampirkan Kartu Nama Pejabat yang menandatangani surat/legalisir tersebut). Catatan: Bagi perusahaan pemohon yang menandatangani SPPB sebelum tanggal 3 Juli 2012, batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB. Sedangkan untuk SPPB yang ditandatangani mulai tanggal 3 Juli 2012, maka batas waktu pengajuan surat permohonan pencairan paling lambat tanggal 31 Oktober 2012.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM H.1.1 TIPE LANGSUNG ( TL ) SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB ) SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN ( SPPB ) PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) Nomor :.................../........ /SPPB/.../20....
Pada hari ini ..........., di ............ tanggal .............................bulan .............................. Tahun Dua Ribu ............. (....../...../20...), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I.

Nama NIP Jabatan Alamat

: ............................................................................ : ............................................................................. : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor ................................. : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan ---------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. ---------------------

II.

Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat

: ....................... : ....................... : PT.... : ............. .. ............. Telp ..Fax . : Notaris SH No..Tanggal ././., telah diumumkan dalam BNRI No Tambahan BNRI No. ,tgl. .//. : No. atas nama . : Bank ..., Cab.

Akte Pendirian

Rekening Bank Nama Bank

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PT.........................., untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.--------------Bahwa berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor

22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-IND/PER/11/2010 tentang


Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/MIND/PER/2/2012.

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3. Peraturan

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Nomor 03/BIM/PER/2/2012 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki. Basis Industri Manufaktur Program Revitalisasi dan Penumbuhan

4. Surat Pengesahan DIPA 2012 Nomor 0221/019-03.1.01/00/2012 Direktorat


Jenderal Industri.

5. Surat permohonan PT tentang permohonan mengikuti Program

Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK Nomor tanggal ././

6. Surat Penetapan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur /KPA Nomor .....
tanggal ...../...../....... Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan perjanjian dalam rangka mengikuti Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut : Tujuan Pasal 1 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK dimaksudkan untuk meremajakan Mesin/Peralatan dalam rangka peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi dan/atau produktivitas ITPT, IAK dan IPK. Ruang Lingkup Pasal 2 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK diberikan dalam bentuk Potongan Harga untuk pembelian Mesin/Peralatan sesuai daftar terlampir yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Nilai Potongan Harga Pasal 3 (1) PIHAK PERTAMA akan memberikan Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk dana segar sebesar Rp.,- (... Rupiah) yang ditetapkan dengan menggunakan nilai Kurs Pajak yang berlaku dengan pembulatan dalam jutaan Rupiah terendah sesuai penetapan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA akan merealisasikan nilai Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan setelah menerima Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program Revitalisasi dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan

(2)

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

dokumen sebagaimana terlampir dan memenuhi syarat sesuai ketentuan Petunjuk Teknis. (3) Realisasi pembayaran nilai Potongan Harga dilakukan secara sekaligus melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) melalui rekening PIHAK KEDUA. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA Pasal 4 (1) PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengawasan dan meminta laporan pelaksanaan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan beroperasi, baik secara langsung maupun melalui penugasan Pihak Ketiga PIHAK PERTAMA berhak membatalkan Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA : a. b. (3) Bukti-bukti pembayaran dan atau dokumen Mesin/Peralatan dan atau Legalisirnya diragukan keabsahannya; atau Pengajuan surat permohonan realisasi pencairan dana program melebihi batas waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB.

(2)

PIHAK PERTAMA wajib membayar Potongan Harga Pembelian Mesin/Peralatan kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2). Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA Pasal 5

(1) (2) (3)

PIHAK KEDUA berhak mendapat Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2). PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tujuan dan ruang lingkup Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud Pasal 1 dan Pasal 2. PIHAK KEDUA wajib memenuhi persyaratan permohonan realisasi pencairan dana Program Revitalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dengan melampirkan Kwitansi dan dokumen lainnya sesuai ketentuan Petunjuk Teknis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB atau selambat-lambatnya tanggal 5 Desember 2012. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan pemanfaatan Mesin/Peralatan kepada PIHAK PERTAMA setiap 6 (enam) bulan sekali selama 5 (lima) tahun terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima realisasi potongan harga dari PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA wajib memberikan akses bagi PIHAK PERTAMA atau Pihak Lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan hak-haknya.

(4)

(5)

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Sanksi Pasal 6 Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemasangan Mesin/Peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagaimana mestinya dan atau memindah tangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA dan atau ternyata memberikan keterangan palsu/dokumen palsu/melakukan penipuan dengan tujuan memperoleh dana program, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana potongan harga yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada Kas Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Keadaan Kahar (Force Majeure) Pasal 7 (1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar atau force majeure adalah keadaan atau kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan/ kemampuan kedua belah pihak yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, misalnya peperangan, blokade, epidemi, huru-hara, demonstrasi dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi; Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak terjadinya keadaan kahar tersebut, disertai dengan bukti berupa keterangan tertulis dari instansi yang berwenang; Dalam hal terjadi keadaan kahar sesuai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat dilakukan perubahan terhadap ketentuan perjanjian ini. Segala perubahan dilakukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak dan dituangkan ke dalam addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pernyataan dan Jaminan Pasal 8 (1) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua dokumen dan informasi tentang Mesin/Peralatan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar sesuai dengan aslinya dan sesuai dengan Mesin/Peralatan yang dibeli dan tidak ada rekayasa atau manipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa semua legalisir atas dokumen-dokumen legal dan dokumen Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pembayaran yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA adalah benar telah mendapatkan legalisir dari pejabat yang berwenang dan tidak ada yang direkayasa atau dimanipulasi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menjadi bukti yang sah.

(2)

(3)

(2)

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Penutup Pasal 9 (1) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (3) terlampaui, maka PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan pengunduran waktu kepada PIHAK PERTAMA dengan memberikan alasan dan bukti-bukti keterlambatan dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kalender sebelum batas waktu tersebut berakhir. Hal-hal lainnya yang belum diatur dalam perjanjian ini apabila dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur dengan addendum. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 7 (tujuh) dan 3 (tiga) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

(2) (3)

Jakarta, .....................20.. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Materai Rp. 6.000,-

(................................)

(..............................)

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM H.2.2 TIPE LANGSUNG


LAMPIRAN SPPB
Nomor Tanggal Sumber Pembiayaan : ././SPPB/ /2012 : .. 20... :

DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG TELAH DIBELI OLEH PT. YANG DAPAT DIBERIKAN POTONGAN HARGA PRPI - ITPT-IAK *) TA 20.. Jumlah Unit/Se Valuta t (4) (5) Harga Satuan Nilai Pembelian Kurs Valuta M/P Sesuai Hasil Verifikasi **) Verifikasi LPI LPI (6) (7) = '(4) X '(6) (8)

No.

Jenis Mesin/Peralatan (2)

Merk

Nilai Potongan Harga (Rp.)


(9) = '(7) x (8) x 10% ***)

(1)

(3)

Sub Jumlah

Sub Jumlah Total Nilai Potongan Harga Nilai Potongan Harga Maks. Dibulatkan dlm jutaan Rupiah terendah *) **) ***) Rp. Rp.

Coret yang tidak perlu Kurs valuta sesuai kurs pajak terendah antara kurs pajak pada 01 Januari 2012 dan kurs pajak periode . PPh21.com - .. dan PPh21.com - .. Khusus untuk mesin/peralatan produksi Dalam Negeri dengan dukungan Tanda Sah Capaian TKDN mendapat potongan harga 25%

Jakarta, ..,.. 20.. Kementerian Perindustrian Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Penerima Potongan Harga Keringanan Pembiayaan PT.
METERAI Rp. 6.000,-

Pejabat Pembuat Komitmen

Nama : Jabatan :

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

DAFTAR H.3.3 TIPE LANGSUNG


KETENTUAN TENTANG KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN REALISASI PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA ........
1. Dokumen yang harus diajukan terdiri atas : a. Surat Permohonan (Form L.1) b. Invoice (Form N.1) c. Kwitansi (Form N.2) d. Copy NPWP Perusahaan (alamat yang sesuai dengan SPPB) e. Faktur Pajak Standar PPN (1 asli dan 3 tembusan carbonized) f. SSP PPN (1 asli dan 4 tembusan carbonized) g. SSP PPh (1 asli dan 4 tembusan carbonized) h. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau pada surat referensi Bank tersebut. i. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3) j. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M.1) 2. Pengajuan seluruh dokumen dimaksud di atas paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPPB. Realisasi Pencairan Dana Program Restrukturisasi

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM I TIPE NORMAL


Kop Surat Perusahaan

SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK
NO.

Kepada Yth, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Lantai 9 Jl.Gatot Subroto Kav.52-53 JAKARTA SELATAN Dengan Hormat, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomortanggal , dengan ini kami mengajukan Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, untuk usaha kami sebagai berikut : : .......................... : .......................... : .......................... Nama Bank Cabang ... Alamat Perusahaan : .......................... Kota/Kab .... Telp/Fax : .......................... : .......................... Alamat Pabrik : .......................... Kota/Kab ..... Telp/Fax : .......................... Jenis Industri : .......................... No. Ijin Usaha Industri : .......................... Nama Direksi yg berwenang : .......................... Jabatan (Sesuai AD/ART) : .......................... Nama Komisaris : .......................... Jabatan (Sesuai AD/ART) : .......................... Nilai Mesin/Peralatan : ( Sesuai Valuta) (sesuaiSPPB ) Eq. Rp.. Nilai Potongan Harga SPPB : .......................... Nilai Mesin/Peralatan : ....................................... ( sesuai Valuta ) ( sesuai Form J.1. ) Nilai Potongan Harga : Rp. ........................................................................ ( sesuai Form J.1.)
*) coret yang tidak perlu

Nama Perusahaan NPWP No Rekening Sesuai SPPB

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Sumber pembiayaan : Dana Sendiri/Kredit Bank/LKBB/Kredit Supplier *) Nama Bank Pemberi Pembiayaan : . Nama LKBB Pemberi Pembiayaan : . Nama Supplier Pemberi Pembiayaan : . Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan : A. Dokumen pendukung yang menjadi persyaratan Petunjuk Teknis sbb : 1. Foto Copy SPPB dan lampirannya 2. Tabel Lampiran Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi (Form J.1) 3. Rekapitulasi Pembayaran (Form K) 4. Dokumen pendukung yang telah dilegalisir sesuai Form J.1. 5. Surat Keterangan Legalisir dan kartu nama pejabat yang melegalisir (Form F.3, F.4 dan F.5). B. Kami menjamin seluruh dokumen yang kami sampaikan adalah benar dan tidak ada yang dimanipulasi serta sesuai dengan transaksi pembelian mesin/peralatan yang terjadi. Demikian permohonan ini kami ajukan, atas pertimbangan dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih. .tanggal ././20... Pemohon PT
Materai Rp6000 & TTD/Stempel Perusahaan

.. Jabatan : Direktur Utama/Direktur

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM J.1 ( TIPE NORMAL ) Lampiran SP2DPR No. . . Tgl. . Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi
DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG DIMINTAKAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI - ITPT SERTA IAK *) PT.. SPPB No.: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . . SUMBER PEMBIAYAAN : DANA SENDIRI/KREDIT BANK/PEMBIAYAAN LKBB/KREDIT SUPPLIER/KOMBINASI PEMBIAYAAN *)
Pemberitahuan Impor Barang / BC-23 Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Nomor (13) Tgl Bukti Pengiriman Barang Bukti Serah Terima Barang Perjanjian Kredit Bank Perjanjian Kredit Supplier Perjanjian Leasing LKBB

NO

Jenis M/P

Merk

Type

Tahun Pembuatan M/P

Negara Jumlah Produsen Unit M/P

Purchase Order

Invoice / Faktur

Packing List

Bill of Lading

L/C ATAU SKBDN

Bukti Transfer Pembayaran

Dana Sendiri

Penempat an M/P

Ket

Nomor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tgl

Nomor

Tgl (9)

Nilai

Nomor (10)

Tgl

Nomor (11)

Tgl

Nomor

Tgl (12)

Nilai

Nomor (14)

Tgl

Nomor (15)

Tgl

Nomor

Tgl (16)

Nilai

Nomor

Tgl (17)

Nilai (18)

Nomor (19)

Tgl

Nomor (20)

Tgl

Nomor (21)

Tgl (22) (23)

Rekapitulasi
Versi SPPB Valuta (1) Kurs SPPB (2) NilaiInvestasi (3) Versi Pencairan (J1) Selisih Sesuai Kolom (17) Nilai Rupiah (2) Nilai Rupiah (2) NilaiInvestasi( Nilai Rupiah NilaiInvestasi (5) x (3)= (4) x (5)=(6) 3)-(5) = (7) (2) x (7)=(8)

USD EUR JPY .. Total Rp. Total Rp. Total Rp.

, . .. 20..

Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : . Jabatan :Direktur Utama/Direktur PETUNJUK PENGISIAN : 1 Dibuat Rangkap 2 ditanda tangani diatas materai Rp 6.000,2 Urutan Mesin/Peralatan harus sesuai dengan Lampiran SPPB - Daftar M/P 3 Nilai Invoice agar dicantumkan sesuai mata uang asal (Original Currency) dan dijumlahkan sesuai kelompok mata uangnya. 4 Nilai Kurs Valuta eqivalen dalam rupiah mengikuti Kurs pada SPPB 5 Kolom (18) s/d (21) diisi sesuai dengan sumber pembiayaan untuk masing-masing M/P 6 Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sumber pembiayaan agar dapat diisi sesuai dengan sumber pembiayaan dari masing-masing mesin/peralatan dimaksud 7 Bila terdapat 1 (satu) pembayaran untuk beberapa mesin/peralatan atau beberapa pembayaran untuk 1 (satu) mesin/peralatan, maka pada kolom (17) tulis form K pada baris yang sesuai 8 Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1, 2 dan 3 *) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM J.2. ( TIPE LANGSUNG ) Lampiran SP2DPR No. . . Tgl. . Tabel Lampiran Surat Permohonan Pencairan Dana Program Revitalisasi
DAFTAR MESIN/PERALATAN YANG DIMINTAKAN PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI - ITPT SERTA IAK *) PT.. SPPB No.: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . . SUMBER PEMBIAYAAN : DANA SENDIRI/KREDIT BANK/PEMBIAYAAN LKBB/KREDIT SUPPLIER/KOMBINASI PEMBIAYAAN *)
Pemberitahuan Impor Barang / BC-23 Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Nomor (13) Tgl Bukti Pengiriman Barang Bukti Serah Terima Barang Perjanjian Kredit Bank Perjanjian Kredit Supplier Perjanjian Leasing LKBB

NO

Jenis M/P

Merk

Type

Tahun Pembuatan M/P

Negara Jumlah Produsen Unit M/P

Purchase Order

Invoice / Faktur

Packing List

Bill of Lading

L/C ATAU SKBDN

Bukti Transfer Pembayaran

Dana Sendiri

Penempat an M/P

Ket

Nomor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tgl

Nomor

Tgl (9)

Nilai

Nomor (10)

Tgl

Nomor (11)

Tgl

Nomor

Tgl (12)

Nilai

Nomor (14)

Tgl

Nomor (15)

Tgl

Nomor

Tgl (16)

Nilai

Nomor

Tgl (17)

Nilai (18)

Nomor (19)

Tgl

Nomor

Tgl

Nomor

Tgl

(20)

(21)

(22)

(23)

Rekapitulasi
Versi Form A.2 Valuta (1) Kurs Valuta (2) NilaiInvestasi (3) Versi Pencairan (J2) Sesuai Kolom (17) Nilai Rupiah (2) Nilai Rupiah (2) NilaiInvestasi (5) x (3)= (4) x (5)=(6) Selisih NilaiInvestasi (3)-(5) = (7) Nilai Rupiah (2) x (7)=(8)

EUR JPY .. Total Rp. Total Rp. Total Rp.

, . .. 20..

Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : . Jabatan :Direktur Utama/Direktur PETUNJUK PENGISIAN : 1 Dibuat Rangkap 2 ditanda tangani diatas materai Rp 6.000,2 Urutan Mesin/Peralatan harus sesuai dengan Lampiran Form A 2 3 Nilai Invoice agar dicantumkan sesuai mata uang asal (Original Currency) dan dijumlahkan sesuai kelompok mata uangnya. 4 Nilai Kurs Valuta eqivalen dalam rupiah mengikuti kurs pada Form A.2 5 Kolom (18) s/d (21) diisi sesuai dengan sumber pembiayaan untuk masing-masing M/P 6 Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sumber pembiayaan agar dapat diisi sesuai dengan sumber pembiayaan dari masing-masing mesin/peralatan dimaksud 7 Bila terdapat 1 (satu) pembayaran untuk beberapa mesin/peralatan atau beberapa pembayaran untuk 1 (satu) mesin/peralatan, maka pada kolom (17) tulis form K pada baris yang sesuai 8 Tabel dapat dibuat dalam beberapa halaman dengan ketentuan setiap halaman harus terdapat kolom 1, 2 dan 3 *) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM K TIPE NORMAL/LANGSUNG *) REKAPITULASI PEMBAYARAN PEMBELIAN MESIN / PERALATAN PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA . PT. ../CV.
No. (1) 1 Jenis Mesin (2) Nilai SPPB (3) No. (4) Invoice Tanggal (5) Nilai (6) Nilai (7) Bukti Pembayaran Tanggal Nama Bank (8) (9) Selisih (6) dan (7) (10) Penyebab Selisih (11) Keterangan (12)

Sub Jumlah 2

Sub Jumlah 3

Sub Jumlah 4

Jumlah

, . .. 20..
Materai 6000/TTD/Stempel Perusahaan

Nama : . Jabatan : .
Catatan: 1. Nomor urut sesuai dengan nomor urut M/P pada SPPB ( untuk Tipe Normal ) dan nomor urut pada Form A.2. untuk Tipe Langsung. 2. Bila bukti bayar dan/atau penerima pembayaran berbeda dari penerbit invoice dan/atau jumlah pembayaran berbeda agar dijelaskan alasannya pada kolom keterangan (kolom 12).

*) Pilih yang sesuai

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM L.1 TIPE LANGSUNG KOP SURAT ITPT/IAK/IPK Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program
No. Lampiran Hal : ............ ., , 20... : 1 (satu) berkas : Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian RI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Menunjuk Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor..tanggal .. antara Kementerian Perindustrian dan CV/PT, untuk realisasi pencairan dana potongan harga dimaksud diatas, dengan ini kami mohon pencairan dana potongan harga tersebut dapat kami terima sesuai dengan Invoice No...tanggal . dan Kwitansi No...tanggal. sebesar Rp,- ( .............................. ) dan dicairkan melalui rekening CV/PT..pada Bank dengan nomor rekening sesuai SPPB. Sebagai kelengkapan administrasi realisasi pencairan dana potongan harga tersebut, terlampir dokumen-dokumen berupa : 1. Invoice (Form N.1) 2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai ) 2. Kwitansi (Form N.2) Penerimaan Pencairan Dana Program Revitalisasi (2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai) 3. Copy NPWP Perusahaan ( alamat sesuai SPPB ) Nomor 4. Faktur Pajak Standar PPN ( 1 asli dan 3 tembusan carbonized) 5. SSP PPN ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 6. SSP PPh ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, yaitu No .. Bank . Cabang . 8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3) tanggal .. 9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M) Demikian, atas bantuan dan realisasi pencairan dana program tersebut, kami sampaikan terima kasih.
Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

( ) Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM L.2 TIPE NORMAL KOP SURAT ITPT/IAK/IPK Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program
No. Lampiran Hal : ............ ., , 20... : 1 (satu) berkas : Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program

Kepada Yth, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian RI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Dengan hormat, Menunjuk Surat Permohonan Pencairan Dana Program RPI Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT/IAK *) (SP2DPR/Form I.1) yang kami ajukan melalui Surat No. .......... tanggal ........... dan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor..tanggal .. antara Kementerian Perindustrian dan CV/PTdan surat dari Kementerian Perindustrian No.............. Tanggal.................. tentang pemberitahuan potongan harga yang dapat direalisasikan, untuk realisasi pencairan dana potongan harga dimaksud diatas, dengan ini kami mohon pencairan dana potongan harga tersebut dapat kami terima sesuai dengan Invoice No...tanggal . dan Kwitansi No...tanggal. sebesar Rp,( .............................. ) dan dicairkan melalui rekening CV/PT..pada Bank dengan nomor rekening sesuai SPPB. Sebagai kelengkapan administrasi realisasi pencairan dana potongan harga tersebut, terlampir dokumen-dokumen berupa : 1. Invoice (Form N.1) 2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai ) 2. Kwitansi (Form N.2) Penerimaan Pencairan Dana Program Revitalisasi (2 Asli bermeterai dan 2 Asli tanpa meterai) 3. Copy NPWP Perusahaan ( alamat sesuai SPPB ) Nomor 4. Faktur Pajak Standar PPN ( 1 asli dan 3 tembusan carbonized) 5. SSP PPN ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 6. SSP PPh ( 1 asli dan 4 tembusan carbonized) 7. Surat Referensi Bank tentang nama dan nomor rekening dengan melampirkan 1 (satu) lembar photocopy Rekening Koran terakhir sesuai nomor rekening yang tercantum pada SPPB dan atau surat referensi tersebut, yaitu No .. Bank . Cabang . 8. Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan (Form N.3) tanggal .. 9. Surat Pernyataan Realisasi Pencairan Dana Program (Form M.1) Demikian, atas bantuan dan realisasi pencairan sampaikan terima kasih.
Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahaan

dana program tersebut, kami

( ) Jabatan : Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM M TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) Kop Surat Perusahaan

SURAT PERNYATAAN REALISASI PENCAIRAN DANA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN
Menunjuk Surat Permohonan Realisasi Pencairan Dana Program No .. tanggal, sebagai realisasi dari Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor tanggal., dan Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan tanggal .. berikut tabel lampiran, untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Tahun Anggaran 20.... dengan nilai potongan harga sebesar Rp( ), kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama yang dalam kedudukannya selaku Direktur Utama/Direktur PT/CV ........................beralamat di ............................................................................................................................ ........... Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa seluruh dokumen Mesin/Peralatan, bukti-bukti pembayaran pembelian Mesin/Peralatan serta bukti-bukti pendukung lainnya yang berkaitan dengan realisasi pembelian Mesin/Peralatan berdasarkan SPPB tersebut di atas adalah benar dan telah sesuai dengan aslinya, tidak dimanipulasi dan/atau direkayasa serta telah dilegalisir oleh pihak berwenang dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Bahwa Mesin/Peralatan yang diberikan keringanan pembiayan berupa potongan harga harga oleh Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah benar dan sepenuhnya milik perusahaan kami serta dapat dipertanggungjawabkan dan didukung oleh dokumen Mesin/Peralatan yang sah secara hukum, antara lain Invoice, Bill of Lading, Packing List, PIB/BC23/SP2B dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan pembelian Mesin/Peralatan dan seluruhnya sesuai Periode Pembelian. 3. Bahwa Mesin/Peralatan tersebut di atas seluruhnya telah lunas dibayarkan kepada pihak Supplier/Penjual. 4. Bahwa seluruh pembayaran yang dilakukan, baik langsung kepada Supplier atau kepada pihak ketiga lainnya (termasuk pembayaran gabungan untuk pembelian beberapa Mesin/Peralatan) adalah benar dan semata-mata untuk pembayaran pembelian Mesin/Peralatan dimaksud. 5. Bahwa dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan dana program revitalisasi ini, kami tidak akan mengalihkan kepemilikan Mesin/Peralatan dimaksud kepada pihak lain. 6. Bahwa kami bertanggung jawab secara penuh, apabila dikemudian hari ternyata Surat Pernyataan ini tidak benar maka kami akan segera mengembalikan seluruh Diparaf Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

dana keringanan pembiayaan dalam bentuk potongan harga yang telah kami terima berikut biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkannya Surat Permintaan Pengembalian Dana Keringanan Pembiayaan tersebut dari Kementerian Perindustrian Cq Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dan bersedia dituntut secara Pidana maupun Perdata. Demikianlah Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dijadikan bukti dikemudian hari. Dibuat di., tanggal././.. Yang Menyatakan PT
Materai Rp.6000 /TTD/Stempel Perusahaan

Direktur Utama/Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM N.1

TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)


Kop Surat Perusahaan

Kepada Yth, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustriaan Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan

INVOICE
No. ( No.Perusahaan Pemohon ) Tanggal . ( Tgl. Pembuatan Invoice Pemohon )

Realisasi pencairan Dana Program berupa pemberian potongan harga pembelian mesin/peralatan ITPT/IAK/IPK *) pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian PerindustrianTahun Anggaran 20... berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) No. . . . . ., tanggal . . ./. . . ./20... dan Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) tanggal. . . . ./. . . . Terbilang : .. Rp

PT
Meterai Rp.6000/TTD/Stempel Perusahan

Account No Atas Nama Bank Cabang NPWP Atas Nama

:.( Sesuai SPPB ) : :...( Sesuai SPPB ) : : :PT/CV ( Sesuai SPPB )

. Jabatan : Direktur Utama/Direktur

*) coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM N.2 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *)

Kop Surat Perusahaan


KWITANSI

No. Kwitansi :

Tanggal ././.

Direktorat Jenderal Basis Industri Sudah terima dari : Manufaktur, Kementerian Perindustrian Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan

Banyaknya uang :

Terbilang :. . .

Untuk pembayaran : Realisasi pencairan dana program berupa pemberian Potongan Harga pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) pada Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT serta IAK, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2012 berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan No/. /SPPB/./20 tanggal . 20. dan Berita Acara Serah Terima Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) tanggal. . . . ./. . . .

Jumlah Rp

..

PT..
(Materai

6000/TTD/ Stempel Perusahaan)

(..) Jabatan : Direktur Utama/Direktur


*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

FORM N.3 TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) BERITA ACARA SERAH TERIMA KERINGANAN PEMBIAYAAN PEMBELIAN MESIN/PERALATAN ITPT/IAK-IPK *) DALAM RANGKA PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN INDUSTRI TPT SERTA IAK
Pada hari ini . tanggal ..bulan tahun Dua Ribu .............. (././20...), bertempat di Jakarta. Yang bertandatangan dibawah ini : 1. ...................................... : Direktur Industri Tekstil dan Aneka yang berkedudukan di Jalan Gatot Subroto Kav. 5253 (Lantai 9) Jakarta Selatan, bertindak untuk dan atas nama Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. Direktur Utama / Direktur PT/CV..................... yang berkedudukan di .................................... Jl..................................................., bertindak Untuk dan atas nama PT/CV........................... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

2. ...................................

Kedua belah pihak sepakat, untuk : 1. PIHAK PERTAMA menyerahkan dana segar dari Pemerintah cq Kementerian Perindustrian senilai Rp ........................,- (.........................................) sebagai potongan harga Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *), sebagaimana yang tertuang dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) Nomor :..... /......../SPPB/.../20... tanggal .......bulan......... 20.., Berita Acara Rapat Tim Teknis tanggal ........... bulan ....... 20.., Kwitansi Nomor..................tanggal...............dan Invoice Nomor........ tanggal.............. 20... 2. PIHAK KEDUA menyatakan menerima penyerahan uang senilai Rp ................................,- ( ................................................................................) dari PIHAK PERTAMA untuk potongan harga Pembelian Mesin/Peralatan ITPT/IAK/IPK *) sebagaimana yang tercantum dalam SPPB, Berita Acara Rapat Tim Teknis, Invoice dan Kwitansi dimaksud. 3. Apabila PIHAK KEDUA memindahtangankan mesin/peralatan yang dibiayai dari dana tersebut kepada pihak lain dalam masa 5 (lima) tahun sejak direalisasikan dana keringanan pembiayaan ini tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana keringanan pembiayaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA ke Kas Negara. Paraf *) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

3. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan operasional Mesin/Peralatan, kegiatan produksi secara berkala setiap semester kepada PIHAK PERTAMA, selama 5 (lima) tahun sejak realisasi pencairan dana keringanan pembiayaan ini. Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(.................................. )

(. )

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Form O.1 Tipe Normal/Tipe Langsung *)


Kop Surat Perusahaan LAPORAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN YANG MENGIKUTI PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN INDUSTRI MELALUI RESTRUKTURISASI MESIN/PERALATAN ITPT SERTA IAK TA ...... No. : . Kepada Yth, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 9 Jakarta Selatan Dengan hormat, Sesuai dengan kewajiban perusahaan kami yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) No. . tanggal , bersama ini kami sampaikan laporan pemanfaatan mesin/peralatan untuk Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT Serta IAK TA 20... untuk periode laporan 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 *) bulan (pilih salah satu dalam angka) sejak realisasi keringanan pembiayaan diterima, sesuai dengan Lampiran Form O.2/O.3*) terlampir. Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. , 20 .... PT. . Tanda tangan + cap Nama Jabatan
Tembusan

: : Direktur Utama /Direktur


: Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Dibuat pada kop surat surat perusahaan FORM O.2 - LAPORAN SEMESTERAN ITPT 1) TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG TABEL LAMPIRAN LAPORAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PRPI - M/P ITPT TA .. PERIODE LAPORAN : 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 ( pilih salah satu ) BULAN PERTAMA A Pembelian Mesin/Peralatan a. Tujuan Pembelian b. Sasaran Investasi c. Realisasi Pembelian 1 Nilai Investasi 2 Kedatangan M/P 3 Nilai Potongan Harga 4 Tanggal Realisasi Pencairan

: : : : : : :

Penggantian/Penambahan/Perluasan Peningkatan kapasitas/produktifitas/efisiensi/mutu

1)

1)

USD .. + EUR . + + Rp. . Equivalent Rp. Bulan . s/d tahun .. Rp. .. Tgl.

2)

Pemasangan Mesin/Peralatan di Pabrik a. Lama Proses Pemasangan : .. hari sejak kedatangan 1) : Sesuai/Kurang Sesuai/Tidak Sesuai dengan Spesifikasi M/P b. Hasil Uji Coba Operasi Mulai operasi komersial : Bulan . Tahun .. c. Pemanfaatan Faktor Produksi & Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Kinerja Perusahaan Pabrik 1 .. Jalan .... Sebelum Program Setelah Program 1 Konsumsi Energi a1 Tenaga Listrik (Kwh) a2 BBM (Kilo Liter) a3 Batubara (Ton) a4 Gas (MSCF) 2 Tenaga Kerja (Orang) 3 Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi Sebelum Program Quantity Satuan Pembuatan Serat - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Pemintalan Benang - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Pertenunan - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Perajutan - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Dyeing/Printing/Finishing - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Pakaian Jadi - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Tekstil Lainnya - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki Ton Ton Ton Bale/Kg Bale/Kg Bale/Kg meter meter meter Kg Kg Kg meter/Kg meter/Kg meter/Kg Lusin Lusin Lusin
1) 1) 1) 1) 1) 1)

Setelah Program Quantity Satuan Ton Ton Ton Bale/Kg Bale/Kg Bale/Kg meter meter meter Kg Kg Kg meter/Kg meter/Kg meter/Kg Lusin Lusin Lusin
1) 1) 1) 1) 1) 1)

Sebelum Program 4 5 6 7 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Nilai Penjualan (Rp) Nilai Ekspor (Rp)

Setelah Program

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Permasalahan yang dihadapi

: a. b. c.

Pabrik 2 .. Jalan .... Sebelum Program Setelah Program 1 Konsumsi Energi a1 Tenaga Listrik (Kwh) a2 BBM (Kilo Liter) a3 Batubara (Ton) a4 Gas (MSCF) 2 Tenaga Kerja (Orang) Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi Sebelum Program Quantity Satuan Pembuatan Serat - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Ton - Realisasi Produksi/semester Ton - Jumlah Ekspor/semester Ton Pemintalan Benang 1) Bale/Kg - Kapasitas Produksi Terpasang/semester 1) Bale/Kg - Realisasi Produksi/semester Bale/Kg 1) - Jumlah Ekspor/semester Pertenunan meter - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester meter - Jumlah Ekspor/semester meter Perajutan - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Kg - Realisasi Produksi/semester Kg - Jumlah Ekspor/semester Kg Dyeing/Printing/Finishing 1) meter/Kg - Kapasitas Produksi Terpasang/semester 1) meter/Kg - Realisasi Produksi/semester 1) meter/Kg - Jumlah Ekspor/semester Pakaian Jadi - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Lusin - Realisasi Produksi/semester Lusin - Jumlah Ekspor/semester Lusin Tekstil Lainnya - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki Sebelum Program 4 5 6 7 8 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Nilai Penjualan (Rp) Nilai Ekspor (Rp) Permasalahan yang dihadapi 3

Setelah Program Quantity Satuan Ton Ton Ton Bale/Kg Bale/Kg Bale/Kg meter meter meter Kg Kg Kg meter/Kg meter/Kg meter/Kg Lusin Lusin Lusin
1) 1) 1) 1) 1) 1)

Setelah Program

: a. b. c.

Keberadaan Mesin/Peralatan yang mendapat bantuan (sesuai dengan daftar mesin realisasi pencairan dana program) Kondisi Mesin/Peralatan Operasi Tdk Operasi Lokasi Penempatan Keterangan (Baik/Rusak/La innya)

No.

Nama Mesin Peralatan

Merk

Jumlah Unit

Catatan : Panjang tabel disesuaikan dengan jumlah mesin .., 20.. PT.
Tanda tangan + Cap Perusahaan

1) Coret yang tidak perlu 2) Gunakan angka pada realisasi pencairan dengan nilai sesuai yang disetujui

Nama : . Jabatan : Direktur Utama/Direktur Tembusan : Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Dibuat pada kop surat surat perusahaan FORM O.3 - LAPORAN SEMESTERAN IAK/IPK TIPE NORMAL/TIPE LANGSUNG *) TABEL LAMPIRAN LAPORAN KEMAJUAN PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN MESIN/PERALATAN PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PRPI - M/P IAK/IPK TA .. PERIODE LAPORAN : 6/12/18/24/30/36/42/48/54/60 ( pilih salah satu ) BULAN PERTAMA A Pembelian Mesin/Peralatan a. Tujuan Pembelian b. Sasaran Investasi c. Realisasi Pembelian 1 Nilai Investasi 2 Kedatangan M/P 3 Nilai Potongan Harga 4 Tanggal Realisasi Pencairan

: : : : : : :

Penggantian/Penambahan/Perluasan 1) Peningkatan kapasitas/produktifitas/efisiensi/mutu

1)

USD .. + EUR . + + Rp. . Equivalent Rp. Bulan . s/d tahun .. Rp. .. Tgl.

2)

Pemasangan Mesin/Peralatan di Pabrik a. Lama Proses Pemasangan b. Hasil Uji Coba Operasi Mulai operasi komersial c.

: .. hari sejak kedatangan : Sesuai/Kurang Sesuai/Tidak Sesuai dengan Spesifikasi M/P 1) : Bulan . Tahun ..

Pemanfaatan Faktor Produksi & Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Kinerja Perusahaan Pabrik 1 .. Jalan .... Sebelum Program Setelah Program 1 Konsumsi Energi a1 Tenaga Listrik (Kwh) a2 BBM (Kilo Liter) a3 Batubara (Ton) a4 Gas (MSCF) 2 Tenaga Kerja (Orang) Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi Sebelum Program Quantity Satuan Penyamakan Kulit - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Pasang - Realisasi Produksi/semester Pasang - Jumlah Ekspor/semester Pasang Alas Kaki - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Sq Feet - Realisasi Produksi/semester Sq Feet - Jumlah Ekspor/semester Sq Feet Komponen dan Aksesoris Alas Kaki - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki Sebelum Program 4 5 6 7 8 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Nilai Penjualan (Rp) Nilai Ekspor (Rp) Permasalahan yang dihadapi 3

Setelah Program Quantity Satuan Pasang Pasang Pasang Sq Feet Sq Feet Sq Feet

Setelah Program

: a. b. c.

Pabrik 2 Jalan . Sebelum Program 1 Konsumsi Energi a1 Tenaga Listrik (Kwh) a2 BBM (Kilo Liter) a3 Batubara (Ton) a4 Gas (MSCF) Tenaga Kerja (Orang) Setelah Program

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor : 03/BIM/PER/2/2012

Dampak Pemanfaatan Mesin/Peralatan Terhadap Produksi Sebelum Program Quantity Satuan Penyamakan Kulit - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Pasang - Realisasi Produksi/semester Pasang - Jumlah Ekspor/semester Pasang Alas Kaki - Kapasitas Produksi Terpasang/semester Sq Feet - Realisasi Produksi/semester Sq Feet - Jumlah Ekspor/semester Sq Feet Komponen dan Aksesoris Alas Kaki - Kapasitas Produksi Terpasang/semester - Realisasi Produksi/semester - Jumlah Ekspor/semester Catatan: di isi sesuai dengan jenis industri yang dimiliki 3 Sebelum Program 4 5 6 7 8 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Nilai Penjualan (Rp) Nilai Ekspor (Rp) Permasalahan yang dihadapi

Setelah Program Quantity Satuan Pasang Pasang Pasang Sq Feet Sq Feet Sq Feet

Setelah Program

: a. b. c.

Keberadaan Mesin/Peralatan yang mendapat bantuan (sesuai dengan daftar mesin realisasi pencairan dana program) Kondisi Mesin/Peralatan Operasi Tdk Operasi Lokasi Penempatan Keterangan (Baik/Rusak/Lainnya )

No.

Nama Mesin Peralatan

Merk

Jumlah Unit

Catatan : Panjang tabel disesuaikan dengan jumlah mesin .., 20.. PT.
Tanda tangan + Cap Perusahaan

1) Coret yang tidak perlu 2) Gunakan angka pada realisasi pencairan dengan nilai sesuai yang disetujui

Nama : . Jabatan : Direktur Utama/Direktur Tembusan : Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian

You might also like