You are on page 1of 35

PENERAPAN METODE DIGNAN DALAM MENGANALISA KONDISI WILAYAH KEC. PORONG KAB.

SIDOARJO Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan evaluasi P2KM pada semester gasal ini

DisusunOleh : Kelompok 6 Kelas A Alih Jenis Kesehatan Masyarakat Umum (Sore)


1. 2. 3. 4. 5.

Andrea T Pradana Bintang Cahyoadi Wicaksono Enny Maratus Sholihah Fitri Saraswati Razvi Yudatama Ritma Sari Wulandari Sischa Yuli Hartanti Siska Ludiah Pramita

101211123083 101211123092 101211123087 101211123091

101211123088
6. 7.

101211123095 101211123084 101211123035

8.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah mengenai metode Dignan dalam menganalisa kondisi wilayah Porong untuk memenuhi tugas perencanaan dan evaluasi P2KM di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Surabaya, 22 Nopember 2012

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, dalam membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan harus tediri dari masyarakat, professional kesehatan dan prometer kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam proses peencanaan promosi kesehatan, sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biya (cost effective) dan berkesinambungan. Perencanaan merupakan bagian dari sirkulasi administrasi yang terdiri dari 3 fase yakni : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi promosi dan pengembangan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan di laksanakan. Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil (outcome) dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi diperlukan untuk pemantauan efficacy dan promosi kesehatan dan sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya. Kesehatan merupakan harapan semua pihak. Maka untuk mewujudkan keadaan tersebut banyak upaya yang dapat dilakukan, salah satunya dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat berupa upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang bersifat terpadudan berkesinambungan untuk seluruh masyrakat. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat diperlukan peran aktif dari pemerintah serta partisipasi diri masyarakat. Kecamatan Porong merupakan salah satu wilayah di sidoarjo yang memilki masalah kesehatan. Berdasarkan data

demografi kecamatan porong memilki luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri dari 19 Kelurahan. Dari obsevasi ke penduduk Porong pola penyakit lebih mengarah pada penyakit seperti PJK, Neuritis, Gastriris, Infeksi Kulit. Masyarakat porong terdiri dari masyarakat pendatang serta karakteristik masyarakat porong merupakan wilayah padat penduduk. Kader sangat berperan penting terhadap beberapa kegiatan masyarakat, misalnya kegiatan posyandu, kegiatan rutinan PKK tiap bulan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari karena penduduk bekerja pada siang hari. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apa saja masalah yang ada di kecamatan porong dan bagaimana cara penanganan menaggulanginya? 1.3 TUJUAN 1.3.1 Tujuan Umum 1) Mempelajari karakteristik masyarakat, mengidentifikasi, dan memprioritaskan masalah kesehatan masyarakat Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan tahapan model Dignan 2) Untuk mempelajaridan mengidentifikasi karakteristik masyarakat Porong 3) Untuk mempelajari dan mengidentifikasi masalah kesehatan di Kecamatan Porong 1.4 MANFAAT 1.4.1 Manfaat Akademis Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khusunya tentang pentingnya kesehatan jantung, kebersamaan antar desa se-kecamatan dan kesehatan tulang 1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Profesi Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam hal menganalisa sebuah masalah kesehatan. 2) Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi pada masyarakat, untuk mengetahui bahwa menganalisa masalah kesehatan. 3) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan masukan untuk mengetahui bagaiman cara menganalisa masalah kesehatan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TEORI PRECEDE PRECEDE- PROCEED model adalah suatu model pendekatan yang digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan. Model ini dikembangkan oleh Lawrence Green dan Marshall Kreuter. Model ini melibatkan kita melalui seluruh proses pengembangan, inervensi, pelaksanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang terdiri dari 8 langkah yang berbeda. PRECEDE (predisposing, reinforcing, and enabling causes in educational diagnosis and evaluation) sendiri merupakan kerangka untuk membantu perencana mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembngan program.

2.2 TUJUAN PRECEDE Precede digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, dan tujuan program, sedangkan proceed sendiri digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi. 2.3 TAHAPAN Digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program.
2.3.1

Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)

Diagnosis masalah sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya. Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator sosial. Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada maupun dengan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Bila pengumpulan datanya dapat dilakukan dengan cara: wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat, Focus Group Discussion (FGD) dan survei. 2.3.2 Diagnosis Epidemiologi Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang atau masyarakat. Untuk itu masalah kesehatan harus digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal dari data lokal, regional, maupun naasional. Pada fase ini harus di identifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku dan lain-lain), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang ditimbulkan) dan bagaimana cara untuk menanggulangi masalah tersebut (imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku). 2.3.3 Diagnosis Perilaku Lingkungan Pada fase ini selain diidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas hidup seseorang atau masyarakat. Disini seorang perencana harus dapat

membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol secara individual maupun yang harus dikontrol melalui institusi. Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis perilaku dan lingkungan adalah: 1) memisahkan faktor perilaku dan non perilaku penyebab timbulnya masalah kesehatan, 2) mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan perawatan/pengobatan, sedangkan untuk faktor lingkungan yang harus dilakukan adalah mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah, seperti faktor genetis dan demografis, 3) urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan, 4) urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah, 5) Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program. Dalam menentukan objective goals selalu harus memenuhi syarat : 1) Who 2) What 3) When 4) How much perilakunya 2.3.4 Diagnosis Pendidikan dan Organisasional : siapa yang kita harap berubah perilakuya : perilaku apa yang kita harapkan tercapai : kapan perilaku itu dapat tercapai : berapa banyak orang yang kita harapkan berubah

Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat dapat dapat dilihat dari faktor antara lain: predisposisi (predisposing factor) seperti: pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini seseorang, 2) faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang dan 3) faktor penguat (reinforcing factor) seperti perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh masyarakat, guru, peugas kesehatan, orang tua, pemegang keputusan yang dapat mendorong orang untuk berperilaku. Pada fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan organisasional, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi. Selain itu, berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi ditetapkan

tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan organisasi dan sumber daya. 2.3.5 Diagnosis Administratif dan Kebijakan Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan. Kebijakan yang dimaksud disini adalah seperangkat peraturan yang digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan peraturan adalah penerapan kebijakan dan penguatan hukum serta perundangundangan dan organisasional adalah kegiatan memimpin atau mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program. Pada diagnosis administratif dilakukan 3 penilaian, yaitu: sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang ada di organisasi dan masyarakat serta hambatan pelaksanaan program. Sedangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. 2.4 METODE DIGNAN Program perencanaan promosi kesehatan yang lain yaitu menurut teori Digna adalah : 2.4.1 Analisis Komunitas Menganalisis bagaimana keadaan komunitas tersebut. Meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, keadaan geografis, yang nantinya akan difokuskan pada satu masalah kesehatan. 2.4.2 Targeted Assement Target yang akna dicapai dalam program ini sebagai bentuk berhasil atau tidaknya program yang dijalankan ini. 2.4.3 Program Plan Development Fase ini yaitu program plan development akan disusun melalui tahap : 1) Mengambil perencanaan anggota group (recruit planning group members) 2) Mengembangkan tujuan program (develop program goals) 3) Mengembangkan objektif untuk tujuan (develop objectives for goals)

4) Menggali sumber dan hambatan (select method and activities) 5) Memilih etode dan kegiatan (select methods and activities) 6) Rencana untuk pelaksanaan (plan for imlemantation) 7) Rencana untuk evaluasi (plan for evaluation) 2.4.4 Implemantion Fase berikutnya adalah implementasi (yang juga merupakan fase keenam dari kerangka procede disusun melalui tahap 1) Gain acceptance for the program 2) Specify task and estimate resource needs 3) Develop specific plans for program activities 4) Establish mechanism for program management 5) Put plans into actions 2.4.5 Evaluation Tahap evaluasi ini menyatakan berhasil atau tidak target terpenuhi

BAB 3 PEMBAHASAN MASALAH KESADARAN KESEHATAN JANTUNG DAN KESEHATAN TULANG DI KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO 3.1 TEMPAT Pengamatan dilaksanakan di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo 3.2 WAKTU Bulan November 2012 3.3 METODE PERENCANAAN Menggunakan metode dignan dan dalam penentuan analisis komunitas menggunakan metode precede 3.4 PEMBAHASAN 3.4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH 1) Profil Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo a) Lokasi Kecamatan Porong dengan luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri dari 19 Kelurahan, yaitu Kebonagung, Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo, Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang, Juwetkenongo, Kedung Solo, Kebakalan, Kesambi, Pamotan, Wunut, Candipari, Lajuk, Kedungboto dan Pesawahan. Dari 19 kelurahan 10 kelurahan termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Porong yaitu Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo, Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang, Juwetkenongo dan Pamotan. b) Batas Wilayah - Sebelah Utara - Sebelah Selatan - Sebelah Barat - Sebelah Timur : Kecamatan Tanggulangin : Kecamatan Gempol : Kecamatan Krembung : Kecamatan Jabon

c) Data Kependudukan
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Porong Dari Tahun 2009-2011 No. Kelurahan/Desa Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Kebonagung Porong Mindi Jatirejo Renokenongo Glagaharum Plumbon Siring Gedang Juwetkenongo Kedung solo Kebakalan Kesambi Pamotan Wunut Candipari Lajuk Kedungboto Pesawahan 5081 5352 4540 3530 4754 3697 1229 4321 5605 4448 3075 1672 3529 2621 3808 2938 3771 1936 2054 5176 5393 4598 4564 4755 4704 1232 1115 5696 4446 3093 1654 3598 3611 3812 2937 3763 1967 2062 5536 6799 5605 5184 6224 5423 1251 1097 4886 4708 3360 1621 4847 4278 3770 3342 4687 1899 2054

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

3.4.2 ANALISIS KOMUNITAS (PRECEDE) a. Fase 1 : Diagnosis Sosial Dari Kecamatan Porong dapat dilihat bahwa kualitas hidup masyarakat masih rendah. hal ini dapat dibuktikan dari data sekunder data profil yang terkait dengan geografis wilayah, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan dan sarana sanitasi yang ada.

1) Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan a) Penggunaan Tanah


Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan No. Uraian Penggunaan Pertanian Sawah a. Sawah Irigasi b. Sawah setengah teknis c. Sawah tadah hujan d. Sawah pasang surut 5140 2150 3420 Luas (Ha)

1 .

2 . 3 .

Ladang / tegalan

2180

Untuk bangunan a. Perkantoran b. Sekolah c. Jalan 20 2 15

Sumber

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

b) Topografi atau Bentang Lahan


Tabel 3.3 Luas Wilayah Menurut Topografi Atau Benteng Alam Kecamatan Porong No 1 2
Sumber

Uraian Dataran Perbukitan/Pegunungan

Luas (Ha) 200 -

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

c) Lahan Kritis dan Terlantar

Tabel 3.4 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Lahan Kritis dan Terlantar No. 1. Kondisi Lahan Lahan Kritis Lahan Terlantar Lahan Gambut Lahan pasang surut Lauas (Ha) 215 100 -

2. 3. 4.
Sumber

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

d) Orbitasi
Tabel 3.5 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Orbitasi No 1. 2. 3. 4.
Sumber

Uraian Jarak Ke Ibu Kota terdekat Lama tempuh ke Ibu Kota terdekat Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten / kota terdekat Lama tempuh ke Ibu kota Kabupaten/ kota terdekat
:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

Keterangan 5 km 15 menit 25 km 30 menit

2) Sumber Daya Alam a) Pertanian


Tabel 3.6 Hasil Tanaman Palawija Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. Jenis Palawija Kedelai Kacang Tanah Koro Bangkok Kacang Panjang Luas (Ha) Hasil Panen Ton/ Ha Rupiah -

5. 6. 7. 8. 9.
Sumber

Sorgum Kacang Hijau Jagung Ubi bakar Talas

50 75 12 2

120 250 100 50

Rp.120.000.000,Rp.275.000.000,Rp.200.000.000,Rp. 50.000.000,-

: Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.7 Hasil Tanaman Padi Kecamatan Porong No. 1. 2.


Sumber

Jenis Padi Padi Sawah Kacang Tanah

Luas (Ha) 1200 -

Hasil Panen Ton 2500 Rupiah Rp.23.540.00 0,-

: Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.8 Hasil Tanaman Buah-buahan Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Jeruk Alpukat Mangga Rambutan Manggis Salak Apel Pepaya Belimbing Durian Sawo Duku Nanas Jenis Palawija 5 15 5 4 7 5 8 Luas (Ha) Hasil Panen Ton/ Ha 15 56 25 10 20 15 12 Rupiah Rp. 25.000.000,Rp.120.000.000,Rp. 50.000.000,Rp. 10.000.000,Rp. 12.000.000 Rp. 8.000.000,Rp.12.000.000,-

14. 15. 16. 17. 18.


Sumber

Melon Pisang Markisa Lengkeng Semangka

15 10

28 20

Rp. 20.000.000,Rp. 15.000.000,-

: Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.9 Status Kepemilikan Pertanian Tanaman Pangan, Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5.
Sumber

Status Pemilik Tanah Sawah Pemilik Tanah Tegalan / Ladang Penyewa / Pengarap Penyekap Buruh Tani
: Data Sekunder Kecamatan Porong

Jumlah 246 115 50 1085

Tabel 3.11 Prasarana Irigasi Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5.


Sumber

Jenis Prasarana DAM / Bendungan Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Sumur Ladang

Keterangan Ada /Tidak Ada Ada Ada Ada Baik / Rusak Rusak Rusak Rusak Baik

: Data Sekunder Kecamatan Porong

b) Peternakan
Tabel 3.12 Potensi Ternak Kecamatan Porong No. Jenis Peternakan Ada /Tidak Keterangan Jumlah (Ekor)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11.
Sumber

Sapi Kerbau Sapi Perah Kuda Kambing Babi Domba Ayam Buras Ayam Ras Itik Ayam Potong

Ada Ada Ada

365 250 12.500

: Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.13 Status Kepemilikan Usaha Peternakan Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Sumber

Status Pemilik Usaha Ternak Sapi Perah Pemilik Usaha Ternak Sapi Potong Pemilik Usaha Ternak Kambing Pemilik Usaha Ternak Kerbau Pemilik Usaha Ternak Kuda Pemilik Usaha Ternak Ayam Buras Pemilik Usaha Ternak Ayam Ras Pemilik Usaha Ternak Itik Pemilik Usaha ternak domba pemilik usaha ternak babi buruh peternakan ayam potong
: Data Sekunder Kecamatan Porong

Jumlah 250 orang 135 orang 600 orang

3) Sumber Daya Manusia

a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong


Tabel 3.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan porong No. 1. 2. 3. Laki-laki Perempuan Kepala Keluarga
Sumber

Uraian 45.061 jiwa 315.10 jiwa

Jumlah

18.700 Kepala Keluarga

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

b) Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia


Tabel 3.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 0 1 tahun 1-10 tahun 11-20 tahun 20-35 tahun 36-50 tahun >50 tahun Jumlah
Sumber

Uraian 206 319 20034 48948 12055 1009 76571

Jumlah

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

c) Pertumbuhan Penduduk
Tabel 3.16 Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1. 2. Keterangan Jumlah Penduduk Tahun ini Jumlah Penduduk Tahun lalu 87585 76571 Jumlah

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

d) Struktur Mata pencaharian Penduduk


Tabel 3.16 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Porong

No. 1. 2. 3. 4. 5. Petani

Keterangan 2875 jiwa sektor Jasa 2460 jiwa 1253 jiwa 359 jiwa 789 jiwa

Jumlah

Pekerja di /Perdagangan

Pekerja di sektor Industri PNS Wiraswasta

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

e) Tingkat Pendidikan Penduduk


Tabel 3.17 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Keterangan Penduduk usia 10 tahun keatas yang buta huruf Penduduk tidak tamat SD / sederajat Penduduk tamat SMP / sederajat Penduduk tamat SMA / sederajat Penduduk tamat SD / sederajat Penduduk tamat D1 Penduduk tamat DII Penduduk tamat DIII Penduduk tamat S1
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

Jumlah 998 jiwa 13024 jiwa 29254 jiwa 18862 jiwa 26915 jiwa 45875 jiwa 23658 jiwa 35678 2798

f) Tingkat Pendidikan formal


Tabel 3.18 Tingkat Pendidikan Formal Kecamatan Porong No. Jenis Prasarana Ada/Tidak 1 2 Taman Kanak-Kanak SD / Sederajat Ada Ada Keterangan Baik/Rusak Baik Baik

3 4 5 6

SLTP / Sederajat SLTA / Sederajat Universitas / Sekolah Tinggi Pondok Pesantren

Ada Ada Ada Ada

Baik Baik Baik Baik

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

g) Kesejahteraan Penduduk
Tabel 3.19 Kesejahteraan Penduduk kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5.
Sumber

Uraian Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III plus

Keterangan 4890 2500 6456 2340 2514

:Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

4) Sarana Sanitasi Masyarakat a) Prasarana Pembuangan Limbah


Tabel 3.20 Prasarana pembuangan limbah kecamatan porong No. Jenis Prasarana Keterangan Ada/Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penampungan Air PAM Sumur Gali Perpipaan Sumur Pompa Mata air Ada Ada Ada Ada Ada Ada Baik/Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

b) Prasarana Kesehatan
Tabel 3.21 Prasarana Kesehatan Kecamatan Porong No. Jenis Prasarana Keterangan Ada/Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rumah sakit umum Rumah sakit bersalin Rumah sakit swasta Puskesmas Puskesmas pembantu Klinik Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Baik/Rusak Baik Baik Rusak Rusak Baik

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

c) Sarana Penunjang Kesehatan


Tabel 3.21 Sarana Penunjang Kesehatan Kecamatan Porong No Jenis sarana Ada/Tidak 1. 2 3 4 5 Lapangan Kecamatan Lapangan Desa Lapangan Futsal Lapangan Tenis Tempat Fitness Ada Ada Ada Ada Ada Keterangan Baik/Rusak Rusak Rusak Baik Baik Baik

Sumber:Data Sekunder Kecamatan Porong

d) Cakupan Pemenuhan Air Bersih


Tabel 3.22 Cakupan Pemenuhan Air Bersih No. 1. 2. 3. 4. Keterangan Rumah tangga menggunakan sumur gali Rumah tangga menggunakan PAM 2240 KK 2500 KK Uraian

Rumah tangga menggunakan sumur 3450 KK pompa Rumah tangga menggunakan perpipaan 2340 KK

air 5. 6. 7.
Sumber

Rumah tangga menggunakan hidran 2514 KK umum Rumah tangga menggunakan air sungai Rumah tangga menggnakan air pah
:Data Sekunder Kecamatan Porong

2650 KK 3006 KK

b. Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi Masalah Kesehatan yang timbul di Kecamatan Porong 1) Data Penyakit
Tabel 3.23 Data Penyakit Kecamatan Porong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sumber

Penyakit PJK Osteoporosis Diare ISPA Hipertensi Penyakit mata Asma bronchial Penyakit kulit alergi DM GGK

Jumlah 1025 jiwa 250 jiwa

1450 jiwa 255 jiwa 145 jiwa 2300 jiwa 1125 jiwa 1189 jiwa 2445 jiwa 2232 jiwa

: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

2) Kematian Penduduk Tabel 3.24 Penyebab Kematian Penduduk No. Keterangan Jumlah

1. 2. 3. 4.
Sumber

PJK Hipertensi DM GGK

34 jiwa 212 jiwa 112 jiwa 213 jiwa

: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

3) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel. 3.24 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong No. 1. 2.
Sumber

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan


: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Jumlah 21 13

4) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur


Tabel 3.25 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur Kecamatan Porong No. 1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sumber

Umur 0-11 bulan 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun
: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Jumlah 8 jiwa 7 jiwa 19 jiwa

5) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 3.26 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong No. 1. 2.
Sumber

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan


: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Jumlah 111 jiwa 139 jiwa

6) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur


Tabel 3.27 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber

Jenis Kelamin 0-11 bulan 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun
: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Jumlah 30 jiwa 20 jwa 120 jiwa

c.

Fase 3 : Diagnosis Perilaku dan Lingkungan 1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 3.28 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Kecamatan Porong No. 1. Keterangan Jumlah rumah memilki WC Jumlah (KK) 12000

2. 3.
Sumber

Jumlah rumah memilki jamban Jumlah rumah yang tak memilki keduanya
: Data Sekunder kecamatan porong

6565 135

2) Perilaku Pola Makan Masyarakat


Tabel 3.29 Perilaku Pola Makan Masyarakat Kecamatan Porong No. 1. Pola makan Makan sehat dan tidak sembarangan Makan tidak sehat dan sembarangan
: Data Sekunder kecamatan porong

Jumlah 43571 jiwa 33000 jiwa

2.
Sumber

d.

Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasi 1) Predisposing Factors a) Kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan tulang, dalam upaya pencegahan PJK dan osteoporosis sejak dini. b) Persepsi masyarakat yang masih rendah. Mereka berfikir penyakit PJK dan osteoporosis merupakan penyakit yang melanda kalangan atas. c) Kebiasaan Masyarakat porong terbiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kolesterol, merokok selain itu masyarakat porong tingkat mobilitasnya tinggi sehingga tidak mempunyai waktu untuk berolahraga. 2) Enabling Factors Penyediaan sarana olahraga seperti lapangan untuk jogging, tempat futsal sudah tersedia dan jarak dan aksesnya dari kecamatan Porong mudah dijangkau tetapi masyarakat tidak memanfaatkannya dengan baik dikarenakan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi. 3) Reinforcing Factors Kegiatan Rutin Pemeriksaan Rekam Jantung

a) Petugas kesehatan Puseksmas bersama petugas dari polindes telah melakukan kegiatan rutin setiap seminggu sekali untuk pemeriksaan rekam jantung secara gratis untuk masyarakat kecamatan Porong. d. Fase 5 : Diagnosis Administrasi dan Kebijakan 1) Diagnosis Administrasi a) Tersedianya fasilitas untuk berolahraga namun masyarakat tidak

memanfaatkannya dikarenakan tingkat mobilitas masyarakatnya yang tinggi. b) Hambatan yang ada dalam antara lain : (1) Masyarakat tidak peduli dengan kesehatan mereka. (2) Kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan serta kesulitan dalam merubah kebiasaan merokok mayarakat kecamatan porong. 2) Diagnosis Kebijakan a) Ada penyuluhan dari koordinasi dari tokoh masyarakat namun tidak terkoordinasi dengan baik. 3.4.3 TARGET ASSESSEMENT Target pencapaian dari program ini adalah perubahan pola fikir dan perubahan perilaku kearah positif tentang bagaimana pencegahan dan penanganan PJK dan Oestoporosis yang ditunjukkan dengan pencegahan PJK dan tulang di Kecamatan Porong pada tahun berikutnya. Berhasilnya program ini di tandai dengan penurunan angka kejadian PJK dan penyakit tulang di wilayah Kecamatan Porong. 3.4.4 PROGRAM PLAN DEVELOPMENT Step 1 : Recruit planning group members Merekrut Ketua RW/RT, Kepala Dusun, Kepala Desa dan Kepala Puskesmas dari masing-masing desa untuk melakukan kegiatan Jalan Sehat Bersama. Step 2 : Develop program goals

Menentukan tujuan program dengan cara memberikan informasi dengan melibatkan praktisi kesehatan, tokoh masyarakat yang meliputi ketua dusun, ketua RW, ketua RT. Program yang didiskusikan berupa alternatif pemecahan masalah seperti :
1) Program pemecahan masalah tentang PJK ( Penyakit Jantung Koroner ) 2) Program pemecahan masalah tentang Oestoporosis 3) Program pemecahan masalah tentang bahaya merokok

Setelah diskusi dilakukan dengan melihat prioritas pada precede maka program yang akan dijalankan adalah program pemecahan masalah tentang PJK dan Oestoporosis dengan melakukan kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong. Step 3 : Develop Objective for Goals Dari hasil diskusi tentang program pemecahan masalah tentang PJK dan Oestoporosis dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa program yang akan dijalankan yaitu : 1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna meminimalisasi PJK dan Oestoporosis. 2. Diskusi tentang pentingnya mengkonsumsi susu tulang sejak dini sebagai upaya untuk pencegahan oestoporosis. 3. Diskusi tentang bahaya merokok bagi kesehatan jantung. Step 4 : Explore Resources And Contraints Mengeksplorasi sumber daya yang ada di masyarakat Kecamatan Porong dengan biaya dan waktu. 1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna meminimalisasi PJK dan oestoporosis. Waktu : Minggu, 18 November 2012 pukul 08.00 10.00 WIB

Alat dan bahan

: Surat ijin pengadaan jalan sehat, microfone, sound system, spanduk, baliho, stiker, pin, kupon, souvenir, kamera, LCD, brosur, sewa panggung dan snack.

Biaya

: Baliho 5 buah Spanduk 100 buah Souvenir Sewa Panggung Sewa Sound Sticker Pin Kupon Jalan Sehat Snack Poster 20 Buah

: Rp. 1000.000 : Rp.500.000-. : Rp. 15.000.000 : Rp.700.000 : Rp.1000.000 : Rp.250.000 : Rp.450.000 : Rp.200.000 : Rp. 1.000.000 :Rp. 500.000

3.4.5.

FASE IMPLEMENTASI Mewujudkan program dalam tindakan Phase 1 : Gain acceptance for the program ( Bagaimana masyarakat bisa menerima program) Mengadakan jalan sehat yang diikutin oleh seluruh warga kecamatan Porong yang bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesehatan tulang sejak dini. Phase 2: Specifying program task and estimating resource needs (mengestimasi program apa saja, media dan sumberdaya) a) Review of program activities Masalah Solusi 1) 2) :Kurangnya kesadaran masyarakat kecamatan Porong terhadappentingnya menjaga kesehatan jantung sejak dini. : Mengadakan jalan sehat bersama BARRESSFI b) Consideration of supply and equipment needs Surat ijin kegiatan pelaksanaan jalan sehat Baliho

3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
11) 12)

Spanduk Sewa panggung Brosur Stiker Poster Pin Laptop


10) Microphone

Sound system Kupon jalan sehat Modification of program plan dalam jalan sehat dapat dilaksanakan dengan

c) Modification of program plan berbagai cara diantaranya : dengan adanya jalan sehat memberikan beberapa manfaat yaitu menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan tulang, dan menumbuhkan rasa kebersamaan antar desa di kecamatan Porong. d) Mass media communications Media yang digunakan melalui Baliho, Spanduk, Brosur, Poster. e) Direct education Dengan mengadakan jalan sehat selain dapat menjaga kesehatan jantung dan tulang tetapi juga mengganti kebiasaan perubahan sikap. f) Budget Tabel 3.30 Alat Dan Bahan Perlengkapan Jalan Sehat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Rincian Baliho Spanduk Souvenir Sewa Panggung Sewa Sound Stiker Pin Kupon Jalan Sehat Snack Poster Susu tulang Jumlah Jumlah Biaya (Rp) 1.000.000 500.000 15.000.000 700.000 1.000.000 250.000 450.000 200.000 1.000.000 500.000 Dari sponsor 20.600.000

Phase 3

: Mengembangkan rencana spesifik untuk aktivitas program

Program

: Pengadaan jalan sehat yang dilakukan oleh mahasiswa yang disponsori oleh produsen susu.

Pada fase ini yaitu mengembangkan rencana spesifik untuk program jalan sehat yaitu dengan cara 4P : 1) Product Yang di maksud produk disini yaitu kegiatan jalan sehat yang akan dilaksanakan pada masyarakat yang bertempat di kecamatan Porong. Kegiatan jalan sehat ini dikemas semenarik mungkin sehingga masyarakat berantusias mengikuti kegiatan jalan sehat. 2) Price Dalam jalan sehat ini tidak dipungut biaya apapun sehingga dari semua kalangan masyarakat dapat berpartisipasi mengikuti jalan sehat. 3) Place Kegiatan jalan sehat dilaksanakan mulai dari lapangan yang berada di kecamatan porong dan kembali ke lapangan lagi. 4) Promotion Tahap promosi pada program ini tidak hanya dilakukan pemasangan Baliho, spanduk, dan poster melainkan dibagikan brosur ke setiap rumah warga. Phase 4 Program : Menetapkan mekanisme manajemen program : Kegiatan jalan sehat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat kecamatan Porong akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan tulang. Pada phase ini menetapkan mekanisme manajemen kegiatan jalan sehat dengan rencana kegiatan sebagai berikut :

RENCANA KEGIATAN
A. PROGRAM KEGIATAN JALAN SEHAT BERSAMA BARRESSFI

Satuan Kegiatan Jalan Sehat Pokok Bahasan Sub Pokok bahasan : Jalan sehat untuk meminimalisasi PJK dan Oestoporosis : 1. Manfaat menjaga kesehatan jantung 2. Manfaat menjaga kesehatan tulang 3. Memelihara keakraban antar warga Kecamatan Porong Sasaran Tempat Waktu Hari Jam Penyuluh : Seluruh warga masyarakat Kecamatan Porong Sidoarjo : Lapangan Porong Sidoarjo : 240 Menit : Minggu, 18 November 2012 : 06.00 WIB 10.00 WIB : dr. M. Atoillah Siska Ludiah Razvi Yudatama 1. Tujuan instruksional umum Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat diharapkan masyarakat porong memahami pentingnya menjaga kesehatan jantung dan tulang sehingga kejadian PJK dan oestoporosis dapat diminimalisir. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat dan diskusi mengenai pentingnya minum susu bagi kesehatan tulangserta diskusi mengenai bahaya merokok diharapkan masyarakat porong mampu: a. Menjelaskan cara pencegahan dini terhadap PJK dan Oestoporosis b. Menjelaskan pentingnya minum susu untuk menjaga kesehatan tulang sejak dini 3. Metode Metode yang digunakan: a) Diskusi b) Pemutaran video tentang manfaat minum susu untuk kesehatan tulang dan bahaya merokok pada kesehatan jantung 4. Media a. LCD

b. Laptop c. Sound system d. Mikrofon 5. Strategi pelaksanaan Persiapan a) Menyiapkan panggung dan sound system b) Sambutan dari Bapak Camat Porong serta memberangkatkan peserta jalan sehat c) Pembagian kupon jalan sehat untuk mendapatkan souvenir d) Menyiapkan video, laptop dan LCD untuk diskusi e) Menyiapkan snack dan susu bagi para peserta jalan sehat Pelaksanaan No 1. Rangkain Kegiatan Pembukaan Materi A. Salam pembuka B. Menjelaskan tujuan kegiatan 2. Kegiatan inti Metode Pelaksanaan Bapak camat mengucapakan salam pembuka dan menjelaskan tujuan dari dari kegiatan jalan sehat dan 15 menit para peserta Estimasi Waktu

Jalan memberangkatkan

Sehat A. Diskusi tentang : dan oestoporosis Pentingnya mengkonsusmsi susu untuk kesehatan tulang Bahaya merokok untuk kesehatan

jalan sehat Melakukan Diskusi Tentang: Pencegahan oestoporosis Pentingnya Bahaya mengkonsusmsi merokok untuk 60 menit susu untuk kesehatan tulang kesehatan jantung PJK dan

Pencegahan PJK -

3.

Penutup

jantung A. Mengadakan evaluasi B. Salam penutup

A. Menanyakan kembali diskusi Mengucapkan salam penutup 15 menit

6. Rincian Biaya kegiatan :

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Rincian Baliho Spanduk Souvenir Sewa Panggung Sewa Sound Stiker Pin Kupon Jalan Sehat Snack Poster Susu tulang Jumlah

Jumlah Biaya (Rp) 1.000.000 500.000 15.000.000 700.000 1.000.000 250.000 450.000 200.000 1.000.000 500.000 Dari sponsor 20.600.000

7. Referensi 8. Evaluasi 1. Kognitif a) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya sendiri tentang rumah sehat b) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya sendiri tentang standar rumah sehat 2. Afektif Audien berespon dan aktif dalam mengikuti penyuluhan 3. Psikomotor Audien yang ditunjuk mampu mengaplikasikan syarat rumah sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Phase 5 : Putting plans into action A. Cek: 1. Kesiapan berubah Setelah diberikan penjelasan cara pencegahan penyakit jantung koroner, dilihat apakah masyrakat dapat menerima penjelasan yang diberikan dan langsung menerapkannya atau malah menolak. 2. Resources

a) Penyediaan tempat penyuluhan yaitu Lapangan Kecamatan Porong

b) Sasaran masyarakat yaitu Tokoh masyarakat c) Pemberi penyuluhan yaitu dokter


d) Pemberian materi tentang pencegahan dini penyakit jantung koroner dan

osteoporosis. e) Konsumsi disediakan oleh mahasiswa Universitas Airlangga 3. Review plan Pemeriksaan Rekam Jantung secara rutin. 4. Review managemen plan Ada persyaratan tertentu dalam pencegahan penyakit jantung koroner, yaitu: a) Pola hidup masyarakat Kecamatan Porong. b) Masyarakat kecamatan porong yang mau (interest) merubah perilakunya. B. Internal implementation
1. Target populasI 2. Design program

: Warga masyarakat Kecamatan Porong : Penjelasan tentang cara pencegahan dini penyakit jantung : tokoh masyarakat : Minggu, 18 November 2012 / 06.00 sampai 10.00 WIB

koroner dan osteoporosis oleh mahasiswa Universitas Airlangga


3. Objective 4. Time schedule

3.4.6.EVALUASI Pelaksanaan penyuluhan dihadiri oleh 80% warga. Penyampaian materi disisipkan saat pembagian door price mengena sasaran dengan antusiasme warga yang dubuktikan saat pemberi materi melakukan tanya jawab kepada warga, dan warga antusias mengajukan pertanyaan Pemeriksaan rekam jantung berhasil dilaksanakan. Warga juga diberi penjelasan cara pencegahan PJK. Jumlah pasien PJK dan osteoporosis menurun dari bulan sebelumnya

Daftar Pustaka Green,LW dan Kreuter,MW.1991.Health promotion planning: an educational and environmental approach. second edition. Toronto: Mayfield ublishing company Notoadmodjo, S.2007. promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: rineka cipta

You might also like