You are on page 1of 8

BAB 1 PENJELASAN JUDUL 1.

Lembaga peradilan nasional

Dalam kamus besar bahasa Indonesia lembaga adalah badan atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu usaha atau penyidikan keilmuan. Peradilan adalah segala sesuatu mengenai perkara pengadilan atau lembaga hukum yang bertugas memperbaiki. Nasional adalah kebangsaan. Lembaga peradilan nasional adalah tata cara atau system peradilan yang dilaksanakan di Indonesia. Peranan lembaga peradilan nasional

BAB II SUSUNAN LEMBAGA PERADILAN NASIONAL A. Pengadilan umum (UU no 2 tahun 1986) Adalah badan peradilan yang mengadili rakyat Indonesia pada umunya. Lingkungan peradilan umum meliputi Pengabdilan negeri Adalah pengadilan yang memeriksa dan memutuskan suatu perkara. Pengadilan tinggi (pengadilan banding) Adalah pengadilan yang memeriksa kembali perkara yang telah di putuskan oleh pengadilan negeri. Mahkamah agung Adalah pengadilan Negara berkedudukan tertinggi di Indonesia yang bertugas melakukan pengawasan, mengawasi tingkah laku dan mengawasi semua perbuatan hakim untuk kepentingan Negara dan keadilan MA member peringatan, teguran dan petunjuk baik dengan surat tersendiri maupun dengan surat edaran.

B. Pengadilan khusus Adalah a. Pengadilan yang memeriksa dan memutuskan sengketa antara orang-orang yang beragama islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang di putus berdasarkan syariat islam. b. Pengadilan adat

c. Pengadilan TUN Adalah badan yang berwenang memeriksa dan memutukan semua sengketa tata usaha Negara dalam tingkat pertama. Sengketa dalam TUN adalah yang timbul dalam bidang TUN akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara.

C. Pengadilan militer (UU no 5 tahun 1950) Adalah peradilan yang mengadili anggota-anggota TNI yang meliputi angkatan darat, laut dan udara. Lingkungan peradilan militer Pengadilan tingkat pertama Adalah peradilan yang mengadili kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh TNI yang berpangkat kapten ke bawah. Peradilan tinggi militer Ketentuannya sebagai berikut : a. Peradilan tingkat pertama yang mengadili kejahatan yang berpangkat mayor keatas

b. Peradilan untuk memeriksa dan memutuskan pada tingkat banding perkara pidana yang telah diputuskan oleh peradilan militer dalam daerah hukumannya yang dimintakan banding. Disamping peradilan tentara terdapat juga kejaksaan tentara yang mempunyai daerah kekuasaan sama dengan daerah kekuasaan militer yang bersangkutan. D. Mahkamah konstitusi Adalah lembaga Negara yang melakukan kekuasaan kehakiman merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. M.K berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusan nya bersipat pinal untuk : 1. menguji UU terhadap UUD NKRI 1945 2. memutuskan sengketa kewenangan Negara 3. memutus pembubaran partai politik 4. memutuskan perselisihan hasil pemilu 5. memutus pendapat DPR tentang dugaan pelanggaran oleh presiden atau wapres dan memutus pendapat DPR bahwa presiden atau wapres tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wapres.

E. Komisi yudisial Adalah lembaga pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang bersipat mandiri yang mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta prilaku hakim.

Tingkatan lembaga peradilan di Indonesia a. Banding adalah hak terdakwa atau penasehat hukum untuk meminta pengadilan tinggi untuk memeriksa kembali putusan. b. Kasasi adalah hak terdakwa atau penasihat hukum untuk meminta pembatalan atau penetapan pengadilan. c. Grasi adalah pengampunan presiden kepada terpidana.

BAB III SANKSI HUKUM Menurut Black's Law Dictionary Seventh Edition, sanksi (sanction) adalah: A penalty or coercive measure that results from failure to comply with a law, rule, or order (a sanction for discovery abuse) Di Indonesia, secara umum, dikenal sekurang-kurangnya tiga jenis sanksi hukum yaitu:

1. sanksi hukum pidana 2. sanksi hukum perdata 3. sanksi administrasi/administratif Dalam hukum pidana, sanksi hukum disebut hukuman. Menurut R. Soesilo, hukuman adalah: Suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada orang yang telah melanggar undang-undang hukum pidana Hukuman sendiri diatur dalam pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu: 1. Hukuman pokok, yang terbagi menjadi: a) b) c) d) hukuman mati hukuman penjara hukuman kurungan hukuman denda

2. Hukuman-hukuman tambahan, yang terbagi menjadi: a) b) c) pencabutan beberapa hak yang tertentu perampasan barang yang tertentu pengumuman keputusan hakim

Dalam hukum perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa: 1. putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh: salah satu pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk membayar biaya perkara 2. putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata. Contoh: putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa

3.

putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan menciptakan keadaan hukum baru. Contoh: putusan yang memutuskan suatu ikatan perkawinan.

Jadi, dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa: 1. kewajiban untuk memenuhi prestasi (kewajiban) 2. hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru Sedangkan untuk sanksi administrasi/administratif, adalah sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat administratif. Pada umumnya sanksi administrasi/administratif berupa; denda (misalnya yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 2008), pembekuan hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin (misalnya dalam Permenhub No. KM 26 Tahun 2009), penghentian 2008), tindakan administratif (misalnya yang diatur dalam Keputusan KPPU No. 252/KPPU/KEP/VII/2008 Tahun 2008) Demikian uraian singkat kami. Semoga bermanfaat. sementara pelayanan administrasi hinggapengurangan jatah produksi (misalnya yang diatur dalamPermenhut No. P.39/MENHUT-II/2008 Tahun yang diatur

Dasar hukum: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda 3. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.39/MENHUT-II/2008 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan 4. Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 252/KPPU/KEP/VII/2008 Tahun

2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 5. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 26 Tahun 2009 tentang Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Keselamatan Penerbangan

You might also like