You are on page 1of 2

MAKALAH KOLOKIUM DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul Nama/NRP Pembimbing Hari, tanggal : : : : Pengaruh Auksin dan Sitokinin Pada Multiplikasi Stek Daun Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) cv. Smooth Cayenne Uswatun Khasanah/A24080022 Dr. Ir. Sobir, MSi Senin, 12 Desember 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang


Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan salah satu buah tropis yang populer dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Buah ini selain banyak dikonsumsi dalam bentuk buah segar juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman, seperti buah kaleng, selai, sirup dan produk olahan lainnya. Buah nanas mengandung enzim bromelain penghidrolisis protein yang biasa digunakan sebagai pelunak daging dan untuk tujuan medis (Menegristek, 2008). Selain itu buah nanas memiliki rasa manis dan agak masam segar sehingga disukai masyarakat luas. Produksi nanas Indonesia menurun dari tahun 2009 sebesar 1.5 juta ton menjadi 1.4 juta ton pada tahun 2010 (BPS, 2009). Indonesia mempunyai potensi agroklimat dan luasan lahan yang sangat memadai untuk pengembangan komoditas nanas tetapi masih berada pada urutan ke-19 dilihat dari perananya di pasar dunia . Hal ini terjadi karena belum terdapatnya teknologi pembibitan yang cepat dan menjamin keseragaman serta kestabilan hasil (RUSNAS, 2003). Salah satu jenis nanas yang banyak beredar di pasaran adalah varietas Smooth Cayenne. Jenis ini paling banyak ditanam di dataran tinggi dan ditujukan untuk pengalengan (Ashari, 2006). Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk tiap hektar pertanaman nenas varietas Smooth Cayenne adalah sekitar 40 000-50 000 bibit untuk buah kalengan dan 60 000-70 000 bibit untuk ekspor segar (Samson, 1986). Jumlah ini cukup besar sehingga untuk memenuhi permintaan pasar akan bibit tersebut dibutuhkan suatu teknologi yang mampu menyediakan bibit dalam jumlah besar dan cepat. Saat ini sudah banyak dilakukan perbanyakan bibit nanas dengan teknik kultur jaringan (in vitro) yang dapat menyediakan bibit secara cepat dan massal, seragam, sehat serta mudah dalam pengangkutannya. Akan tetapi teknik kultur jaringan mempunyai beberapa kelemahan,yaitu terdapat kemungkinan terjadi variasi somaklonal, membutuhkan biaya mahal dan keahlian khusus, sehingga sulit untuk diaplikasikan kepada kalangan petani biasa. Salah satu pilihan teknologi perbanyakan bibit nanas yang dapat mengatasi kelemahan teknik kultur jaringan tersebut adalah dengan menggunakan teknik stek daun nanas. Pertumbuhan tunas dan akar dari bahan stek dapat dirangsang dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT), diantaranya adalah auksin dan sitokinin. Zat pengatur tumbuh dari kelompok auksin dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan perpanjangan tunas. Salah satu jenis auksin sintetik yang sering digunakan adalah NAA yang memiliki sifat lebih tahan, tidak terdegradasi dan murah. NAA memiliki sifat kimia lebih stabil dibanding auksin alami (IAA) dan tidak mudah teroksidasi oleh enzim (Zaer dan Mapes,1985). Sitokinin didefinisikan sebagai senyawa organik yang dengan kombinasi dengan auksin: (1)mendorong pembelahan sel tanaman dan (2)menentukan arah diferensiasi sel akar (Wattimena, 1990). Sitokinin termasuk ZPT yang banyak digunakan untuk memacu inisiasi tunas. Aktivitas yang terutama adalah mendorong pembelahan sel, menginduksi tunas adventif dan dalam konsentrasi tinggi menghambat inisiasi akar (Pierik, 1987). Pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi yang berbeda dapat memberikan efek yang berlawanan. Zat pengatur tumbuh hanya efektif jika diberikan pada konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, zat pengatur tumbuh dapat merusak bagian yang terluka, sedangkan jika konsentrasinya di bawah optimum tidak efektif (Wudianto, 1996). Penelitian ini difokuskan untuk mencari konsentrasi auksin dan sitokinin yang paling efektif untuk menunjang keberhasilan perbanyakan bibit nanas yang berasal dari stek daun tanaman nanas.

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh kombinasi dari konsentrasi auksin dan sitokinin yang optimum untuk perbanyakan tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr) cv. Smooth Cayenne yang berasal dari stek daun.

Hipotesis 1. Perbedaan konsentrasi auksin berpengaruh pada multiplikasi stek daun nanas. 2. Perbedaan konsentrasi sitokinin berpengaruh pada multiplikasi stek daun nanas. 3. Terdapat pengaruh interaksi dari kombinasi konsentrasi auksin dan sitokinin terhadap multiplikasi stek daun nanas. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di dalam rumah kaca yang bertempat di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Pasir Kuda, Bogor. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai Maret 2012.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun nanas varietas Smooth Cayenne, pasir, kompos, fungisida (Benlate), bakterisida (Agrept), insektisida (Decis), zat pengatur tumbuh auksin (NAA) dan sitokinin (BA), Alat-alat yang digunakan yaitu paranet 75%, bak tanam plastik, bak rendam, pisau, kamera digital, kertas koran, alat sterilisasi media, alat penyiraman, alat tanam, alat ukur dan alat tulis.

Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor, yaitu konsentrasi auksin dan konsentrasi sitoknin. Konsentrasi auksin (NAA) terdiri dari tiga taraf, yaitu 0 ppm, 25 ppm dan 50 ppm. Konsentrasi sitokinin (BA) terdiri dari empat taraf, yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm dan 100 ppm. Terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 15 bahan stek sehingga total bahan stek yang akan digunakan berjumlah 540 bahan stek. Model linier dari rancangan penelitian yang akan digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: ijk = + i + j + k + ()ij + ijk Analisis ragam akan dilakukan dengan menggunakan uji F untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Apabila data yang diperoleh menunjukan pengaruh yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncans Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dimulai dengan persiapan media tanam. Media tanam yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1. Media pasir dan kompos dipasteurisasi dan dibiarkan sampai suhu media sama dengan suhu lingkungan. Selanjutnya media tersebut dimasukkan ke dalam bak-bak plastik dan ditempatkan pada rumah kaca. Bahan tanaman yang akan digunakan adalah daun nanas varietas Smooth Cayyenne yang diperoleh dari Kebun Percobaan PKBT, Pasir Kuda, Bogor. Daun tersebut dipotong dengan panjang sekitar 10 cm. Semua potongan daun tersebut direndam dalam larutan fungisida (Benlate) 2 g/l, bakterisida (Agrept) 2 g/l, insektisida (Decis) 2 cc/l selama 5 menit, kemudian diangin-anginkan selama 15 menit. Bahan stek kemudian diberikan perlakuan perendaman dalam larutan auksin dan sitokinin sesuai dosis perlakuan yang ditentukan selama 1 jam. Bahan stek selanjutnya ditanam pada bak tanam plastik yang sudah dilubangi bagian bawahnya dan diisi media tanam steril. Satu bak plastik akan berisi satu perlakuan yang terdiri 15 bahan stek daun dengan jarak tanam antarstek daun 5 cm. Penyemaian bahan stek daun akan berlangsung selama 8 minggu dalam rumah kaca. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman media dan bahan stek dengan interval 2 hari sekali, penyiangan gulma yang tumbuh pada media tanam secara manual serta pengendalian hama dan penyakit jika sudah muncul gejala-gejala serangannya.

Pengamatan
Pengamatan akan dilakukan terhadap seluruh bahan stek daun yang ditanam selama 8 minggu di persemaian dalam rumah kaca. Peubah yang akan diamati adalah sebagai berikut: 1. Persentase stek hidup, diamati bila stek masih segar dari 15 bahan stek yang ditanam setiap satuan percobaannya. 2. Persentase stek bertunas, dihitung apabila stek masih hidup dan telah tumbuh tunas. 3. Jumlah tunas, dihitung berdasarkan jumlah tunas yang muncul dari setiap bahan stek yang ditanam. 4. Tinggi tunas, diukur dari pangkal tunas sampai titik tumbuh tunas 5. Jumlah daun, merupakan banyaknya daun yang tumbuh pada tunas yang dihitung mulai dari daun terbawah hingga daun terakhir yang telah terbuka. 6. Persentase stek berakar, dihitung apabila stek masih hidup dan telah berakar. 7. Jumlah akar, dihitung dari banyaknya akar primer yang tumbuh pada setiap stek daun nanas yang ditanam. 8. Panjang akar, diukur dari pangkal akar sampai titik ujung akar dari akar terpanjang.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 2006. Hortikultura. Universitas Indonesia Press. Jakarta Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. www.bps.go.id [20 November 2011]. Department of Health and Ageing Office of The Gene Technology Regulator. 2008. The Biology of Ananas comosus var.comusus (Pineapple). Australian Government. 43 hal. Pierik, R.M.L. 1987. In Vitro Culture of Higher Plant. Marthinus Mijhoff Pub. Nederland. 344 p. RUSNAS. 2003. Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional. Pusat Kajian Buah Tropika. Samson, JA. 1986. Tropical Fruit 2nd Edition. Longman Group UK Limited. New York. Wattimena, GA. 1990. Biosintesis dan Metabolisme Dari Stokinin I. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 25 hal. Wudianto, R. 1996. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal. Zaer, J.S. and M.O. Mapes. 1985. Action of growth regulators, p.231-255. In J.M. Bonga and P.J. Duczan. Tissue Culture In Forestry. Martinus Nijhoff. London.

You might also like