You are on page 1of 7

NURSINGPUSTAKA.BLOGSPOT.

COM

LAPORAN PENDAHULUAN
MITRAL STENOSIS
Zahid Fikri, S.Kep.Ns 22/01/2013

The mitral valve separates the upper and lower chambers on the left side of the heart. Stenosis is a condition in which the valve does not open fully, restricting blood flow. Mitral stenosis is a disorder in which the mitral valve does not open fully.

LAPORAN PENDAHULUAN MITRAL STENOSIS

A. Definisi Mitral Stenosis dapat diartikan sebagai blok aliran darah pada tingkat katup mitral, akibat adanya perubahan struktur Mitral Leafest yang menyebabkan tidak terbukanya katup Mitral secara sempurna pada saat Diastolik.

B. Etiologi Mitral Stenosis merupakan kelainan katup yang paling sering diakibatkan oleh penyakit jantung reumatik. Sekitar 90% dari kasus Mitral Stenosis yang diawali dengan demam reumatik. Sisanya non-reumatik seperti Congenital Mitral Stenosis, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Bacterial Endocarditis, dll

C. Patofisiologi Mitral Stenosis terjadi karena adanya Fibrosis dan Komisura katup Mitral pada waktu fase penyembuhan demam reumatik. Pada kasus demam reumatik Akut, terjadi infeksi oleh Streptokokus B Hemolitic Group A sehingga timbul Pharingitis satu minggu setelah Nasofaringitis, bakteri akan menghasilkan antigen yang memicu reaksi antigen antibodi, dimana antigen ini mirip dengan sel yang berada pada katup jantung, sehingga antibody yang akan memakan antigen juga ikut memakan sel di katu jantung. Dan menyebabkan kematian sel di katup jantung, sehingga pada katup jantung terjadi Fibrosis dan penyempitan. Mitral Stenosis merupakan penyempitan atau Obstruksi Parsial aliran pada katup Mitralis selama Diastole, sehingga menyebabkan aliran Turbulan darah pada atrium kiri yang akan menimbulkan bunyi Mid Diastolic Murmur. Selain itu, akibat penyempitan katup Mitral juga menyebabkan Cardiac Output ke seluruh tubuh menurun karena darah tertimbun di atrium kiri. Kompensasi dari keadaan ini adalah Dilatasi dan Hipertrofi atrium kiri, keadaan ini juga dipengaruhi oleh tekanan atrium kiri yang meningkat, menyebabkan gangguan system konduksi berupa Fibrilasi Atrium sehingga timbul Palpitasi. Selain itu, akibat tekanan atrium kiri yang Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com Page 1

meningkat akan terjadi statis darah yang akan menimbulkan Emboli sistemik yang akan menimbulkan gejala-gejala Neurologis. Akibat lain dari peningkatan tekanan atrium kiri adalah timbulnya opening snaps. Dilatasi dan Hipertrofi atrium kiri menyebabkan peningkatan tekanan Vena Pulmonalis. (Untuk menyeimbangkan tekanan atrium kiri yang meningkat); karena tekanan Vena Pulmonaris meningkat, maka tekanan Kapiler Pulmo juga meningkat. Hal ini menimbulkan 2 keadaan, yaitu : Edema Pulmo akibat Transudasi cairan ke jaringan Interstisial, hal ini menimbulkan penyempitan bronchus, yang mengakibatkan timbulnya reflex pernapasan cepat dan lemah, seperti Dyspnea, Ortopnea, dan Haemoptysis. Keadaan lain yang timbul akibat peningkatan akibat peningkatan tekanan kapiler pulma adalah peningkatan tekanan Arteri Pulmoralis yang akan menimbulkan Hipertensi Pulmoral (merupakan kompensasi agar Edema Pulmo tidak berlanjut, dimana terjadi perubahan Vaskula dengan penebalan dinding Alvealus dan Kapiler serta Vasokonstriksi) akibatnya tekanan jantung kanan meningkat; darah di ventrikel kanan mengalami resistensi yang lebih besar untuk mengalir ke A. Pulma, sehingga darah mengumpul di ventrikel kanan, maka terjadi dilatasi dan Hipertrofi Ventrikel kanan sehingga terjadi Gagal Jantung Kanan.

D. WOC

E. Tanda dan Gejala Gejala Klinis yang mungkin timbul pada Mitral Stenosis antara lain: Dyspnea yang terjadi akibat kongesti paru Taki Kardi akibat penurunan Cardiac Output dan peningkatan kongesti paru Paroxismal Nactural Dispnea (PND) Hymoptysis yang terjadi karena penyebaran tekanan Vena paru meningkat ke kapiler bronchus sehingga menyebabkan Ruptura Kapiler atau Vena Bronkhus sehingga timbul Hemoptisis Palpitasi Nyeri dada akibat kompresi pada Nervus Recurrens kiri oleh arteri Pulmonal yang membesar Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com Page 2

F. Klasifikasi

G. Pemeriksaan Diagnostik Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan mitral stenosis yaitu adanya double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya garis-garis septa yang terlokalisasi Pada keadaan yang moderat dan berat tampak perubahan perubahan sebagai berikut; Perubahan pada jantung: 1. Proyeksi Postero-Anterior (PA) Terlihat batas kanan jantung menonjol (Panah) dan batas kiri jantung mencembung karena pembesaran atrium kiri (Panah ganda). Bronkus utama kiri terangkat (Panah bulat). 2. Proyeksi Lateral. Pada proyeksi ini dengan menggunakan kontras tampak pembesaran atrium kiri yang mendorong esofagus 1/3 tengah ke belakang. Batas ventrikel kiri di bagian bawah belakang, tidak melewati vena cava inferior. 3. Proyeksi Oblik Kanan Depan(RAO) Deviasi yang minimal dari esophagus disebabkan oleh pembesaran atrium kiri. Posisi ini tidak begitu membantu untuk diagnosis mitral stenosis. 4. Proyeksi Oblik Kiri Depan(LAO) Daerah terang yang normal antara antrium kiri dengan bronkus utama kiri menghilang disertai dengan elevasi bronkus utama kiri. Ventrikel kiri normal. Teradapat sedikit penonjlan dari atrium kanan. Tetapi secara umum jantung kanan dalam keadaan normal.

Pada auskultasi terdengar bunyi jantung 1 keras karena katup mitral tetap terbuka (kaku) hingga tekanan dari ventrikel kiri menutupnya. Terdengar S2 yang tunggal karena adanya perbedaan tekanan yang cukup besar antara ventrikel kiri dan kanan sehingga mendesak katup semilunaris menutup. Opening snap yaitu katup mitral yang bunyi saat terbuka. Diastolic rumble seperti bunyi menggenderang. Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com Page 3

Pada EKG : terlihat kelainan atrium kiri dan atrial fibrilasi sering terjadi pada kira-kira 50 % pasien. Foto polos : Pembesaran atrium kiri dan hipertensi vena pulmonal. Hipertensi pulmonal menyebabkan pembesaran arteri pulmonal dan ventrikel kanan. Kalsium dapat terlihat pada daerah katup mitral.

H. Penatalaksanaan Tidak ada pengobatan yang dibutuhkan jika gejala-gejala tidak ditemukan atau hanya ringan saja. Rujukan ke rumah sakit hanya dibutuhkan untuk diagnosis atau penanganan gejala yang berat. Tak ada obat yang dapat mengoreksi suatu defek katup mitral. Hanya saja obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengurangi gejala dengan mempermudah kerja pemompaan jantung dan mengatur irama jantung, misalnya diuretik untuk mengurangi akumulasi cairan di paru. Antikoagulan dapat membantu mencegah terbentuknya bekuan darah pada jantung dengan kerusakan katup. Antibiotik diberikan bila pasien akan menjalani tindakan bedah, tindakan dentologi, atau tindakan medis tertentu lainnya. Tindakan bedah dapat dilakukan untuk mengoreksi kelainan ini. Kadang-kadang katup dapat dibuka teregang dengan suatu prosedur yang disebut dengan balloon valvuloplasty. Pada balloon valvuloplasty, sebuah balon berujung kateter disusupkan melewati vena dan akhirnya sampai ke jantung. Ketika berada di dalam katup balon dikembangkan lalu memisahkan daun katup. Pilihan lainnya adalah bedah jantung untuk memisahkan fusi kommisura. Jika katup rusak berat dapat dilakukan mitral valve repair atau mitral valve replacement. Beberapa penatalaksanaan yang didasarkan pada ada tidaknya tanda yang muncul, antara lain : Simptomatik 1. Atrial fibrilasi : Digoxin, cordorone, dan sulfer kinidin. 2. Menurunkan preload. 3. Antikoagulan. Asimptomatik : :

Pada echokardiografi : skor > 10 perlu dilakukan bedah (Mitral Valve Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com

Page 4

replacement), skor 0-10 jika : ada trombus, bedah (MVR) tidak ada trombus, Ballon Mitral Valve.

I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas Mitral Stenosis menyerang wanita lebih banyak daripada pria dengan perbandingan kira-kira 4 : 1. onsetnya kebanyakan pada umur 30 40 tahun. Gejala dapat pula nampak sejak lahir, tetapi jarang sebagai defek tunggal b. Riwayat penyakit dan kesehatan 1) Keluhan Utama Klien melaporkan sesak nafas, biasanya disertai nyeri dada 2) Riwayat penyakit saat ini Pada klien ditemukan dyspnea yang terjadi akibat kongesti paru, takikardi akibat penurunan Cardiac Output dan peningkatan kongesti paru, Paroxismal Nactural Dispnea (PND). Kadang terjadi hymoptysis karena penyebaran tekanan Vena paru meningkat ke kapiler bronchus sehingga menyebabkan Ruptura Kapiler atau Vena Bronkhus, Palpitasi disertai nyeri dada akibat kompresi pada Nervus Recurrens kiri oleh arteri Pulmonal yang membesar 3) Riwayat penyakit dahulu a) Riwayat demam reumatik akut, meskipun banyak pasien yang tidak lagi mengingatnya b) Riwayat murmur c) Effort-induced dyspnea, merupakan keluhan yang paling banyak, sering dicetuskan oleh latihan berat, demam, anemia, timbulnya atrial fibrilasi, atau kehamilan. d) Lemah setelah beraktivitas e) Hemoptisis karena ruptur vena bronkial yang tipis dan berdilatasi f) Nyeri dada karena iskemia ventrikel kanan, menyerupai aterosklerosis koroner atau emboli koroner g) Tromboemboli Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com Page 5

h) Palpitasi i) Batuk rekuren c. Review of system B1 : sesak nafas, Paroxismal Nactural Dispnea (PND), batuk rekuren, suara nafas wheezing B2 : Nyeri dada, palpitasi, Hymoptysis, murmur B3 : B4 : tidak ada masalah B5 : tidak ada masalah B6 : Lemah setelah beraktivitas d. Psikososial e. Pemeriksaaan penunjang 2. diagnosa Keperawatan 3. Perencanaan

Zahid Fikri, S.Kep.Ns nursingpustaka.blogspot.com

Page 6

You might also like