You are on page 1of 2

Ketika dibuka pada tanggal 23 Agustus 1949, Amerika Serikat sangat berharap bahwa Konfrensi Meja Bundar (KMB)

Den Haag akan menghasilkan penyelesaian yang tuntas atas konflik Indonesia Belanda. Menteri Luar Negeri A.S. Dean Acheson benar-benar ingin mendukung perjuangan Indonesia, sekaligus sangat berharap bahwa sebuah negara Indonesia yang sungguh-sungguh merdeka akan lahir dari konfrensi Den Haag. Dia juga mengharapkan bahwa struktur dan jalannya pemerintahan Indonesia nantinya akan ditentukan oleh rakyat Indonesia sendiri, dan bukan oleh pihak lain mana pun. Pernyataan Asisten Menteri Luar Negeri Dean Rusk menjelang KMB mengisyaratkan suatu perubahan sikap pemerintahan Truman terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan Truman bertekad untuk turut menyelesaikan perseteruan antara Belanda dan Indonesia dengan cara mengakui kemerdekaan Indonesia dan membiarkan Indonesia manata masa depannya sendiri sebagai negara baru. Dalam kaitannya dengan soal kehadiran A.S. dalam KMB, Menteri Acheson mengatur bahwa perhatian utama Amerika adalah membantu memastikan bahwa tidak ada sesuatu pun yang menghalangi terlaksananya negoisasi yang cepat. Yang tujuannya adalah pengalihan kekuasaan dai Belanda ke Indonesia. Namun ternyata selama konfrensi berlangsung, perwakilan Amerika Merle Cochran melangkah lebih jauh dari pedoman tersebut dengan maksud melindungi posisi Belanda. Mengenai soal hutang kolonial. Belanda menuntut bahwa agar Indonesia yang baru secara resmi disebut Republik Indonesia Seikat (RIS) berkewajiban menanggung seluruh hutang Hindia Belanda yang jumlahnya mencapai 6,1 miliar gulden (atau sekitar dengan 1,73 miliar dolar AS). Dan akhirnya mereka sepakat untuk menanggung hutang Hindia Belanda sebesar 4,3 miliar gulden atau 1.3 miliar dolar AS. Setelah tiga hambatan utama tersebut diatasi, pada tanggal 2 November 1949 delegasi Belanda, Republik Indonesia dan negara-negara boneka buatan Belanda (BFO) menandatangani perjanjian Den Haag yang menerapkan bahwa Belanda akan menyerahkan kedaulatan atas bekas koloni (kecuali Irian Barat). Pada tanggal 27 Desember 1949, dalam sebuah upacara yang secara bersamaan dilaksanakan di Den Haag dan di Jakarta, dilakukan peralihan kekuasaan secara resmi dari Belanda kepada Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia segera menyadari bahwa bentuk pemerintahan serikat adalah semata-mata buatan Belanda dan karenanya merupakan kelanjutan dari masa kolonial. Pada tanggal 19 Mei 1950 para pemimpin RIS sepakat untuk membentuk sebuah negara kesatuan. Ketika bangsa

Indonesia merayakan ulang tahun kelima Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1950, pembentukan Indonesia sebagai negara kesatuan secara resmi dinyatakan. Perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Indonesia itu semula pemerintahan Truman memilih untuk bersikap netral. Namun demikian, karena kurang bisa menangkap semangat nasionalisme Indonesia, ditambah dengan pandangan yang terpatok kuat bahwa dunia merupakan suatu medan pertempuran Perang Dingin antara Blok Soviet dan Blok Barat. Para pejabat pemerintahan Truman perlahan-lahan mulai menilai ulang kebijakan netral mereka terhadap Indonesia. Tidak seperti keengganannya ketika mendukung Indonesia memperjuangkan kemerdekaan, pemerintahan Truman kini sangat antusias untuk membantu. Antusias itu dimaksudkan untuk mempengaruhi Indonesia supaya bergabung dengan Blok Barat dalam permusuhannya melawan Blok Soviet. Namun demikian para pemimpin RI bertekad untuk tetap bersikap netral di dalam konflik Perang Dingin dan akan berhati-hati terhadap setiap tawaran bantuan asing. Namun pemerintahan Truman tidak mau menyerah. Menyusul pelantikan kabinet antikomunis yang pro-Barat yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sukiman Wiryosanjoyo pada bulan April 1951, pemerintahan Truman berusaha membangun hubungan-hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Indonesia di bawah Ketetapan Keamanan Bersama (Mutual Security Act) tahun 1951namun upaya ini gagal. Usaha lebih besar akan dilakukan oleh Amerika Serikat setelah masa pemerintahan Truman berakhir dan di ganti oleh Presiden yang baru, yakni Presiden Dwight D. Eisenhower.

You might also like