You are on page 1of 50

SCENARIO 1 BLOK X

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dwi Yuliani Rully Surya Darma Wike Nidya Septika Lena Elida Reza Akmal Rani Apriani

7. Siti Hodizah 8. Deniz Mawarni 9. Nurmega Kurnia Saputri 10. Dian Ariani 11. Desfri Anggraini 12. Magdalena

FACULTY OF MEDICINE SRIWIJAYA UNIVERSITY


Tutor : dr

Mr.Kadam, 40 years old, body weight 75 kg, height 150 cm, came to clinic with the chief complaint of severe headche. Actually, 1 month ago, he got mild headche and sometimes with vertigo and nausea. He ever visited a doctor to ask help for his complaint. He got the medicine for 2 weeks but his suffered was not disappeared. After several days free from medicine, his headche became severe and he immediatelly went to hospital. He also lost his appetite since last week. He smoke cigarette 1 pack (12 pcs) per day. His father suddenly died at the age of 52 and 2 paternal uncle died before the age of 50.
3

Physical evxamination: the BP 170/100 mmHg, arcus senillis (+), conjunctivae pale, normal heart sound but HR 108 bpm. Others normal findings. In Laboratory findings: Hb 10 g%, Total Cholestrol 339mg%, Trigliseride 267 mg%, Ureum Plasma 50 mg%, Creatinin Plasma 2,5 mg%, Na 136 mmol/L, K 3,8 mmol/L, Fasting plasma glucose 135 mg%. Urine: Protein (+), glucose trace. Chest X-ray showed cardiomegaly, and normal lung. ECG only told there were sinus tachycardia Funduscopy: Retinopathy
4

Headche: Sakit kepala Vertigo: Suatu ilusi gerakan, perasaan ilusi bahwa sepertinya lingkungan atau tubuhnya sendiri berputar, dapat diakibatkan oleh penyakit pada telinga dalam atau oleh gangguan pusatpusat vestibular atau jaras-jarasnya di dalam sistem saraf pusat . Nausea:Suatu sensasi yang tidak menyenangkan yang secara samar dialihkan ke epigastrium dan abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah Appetite: Keingianan alami dan berulang untuk makan Cigarette: Rokok.
5

Cont..
Blood Pressure: Daya dorong darah ke semua darah pada seluruh permukaan yang tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Arcus Senilis: a. corneae; Sebuah cincin opak kelabu atau putih di tepi kornea, terdapat pada saat lahir, atau muncul pada kehidupan kemudian, dan menjadi cukup sering pada mereka yang berusia diatas 50 tahun, disebabkan oleh deposit kolestrol di dalam atau hyalinosis stroma kornea dan dapat dikaitkan dengan defek-defek mata atau hiperlipidemia familial. Conjunctive Pale: Penampakan pucat membran halus yang melapisi kelopak mata dan melapisi permukaan sklera Heart Sound: Suara yang terdengar di sekitar daerah jantung pada daerah di sekitar jantung pada auskultasi, yang dihasilkan melalui proses fungsi jantung

Anamesis :
Mr Kadam, 40 tahun, 75 kg, 150 cm mengeluh sakit kepala berat 1 bulan yang lalu, menderita sakit kepala ringan dan terkadang disertai vertigo dan mual Pernah datang ke dokter dan diberi obat, namun setelah 2 minggu pengobatan, keluhan belum juga hilang Setelah beberapa hari berhenti minum obat, sakit kepala bertambah berat Sejak 1 minggu yang lalu kehilangan nafsu makan Menghisap rokok 1 pak (12 batang) per hari Riwayat keluarga:
Ayahnya meninggal secara mendadak pada usia 52 tahun 2 paternal uncle meninggal sebelum usia 50 tahun
7

Cont..
Pemeriksaan fisisk
BP : 170/100 mmHg Arcus senilis (+) Conjunctive pale HR 108 bpm

Pemeriksaan laboratorium
Hb = 10 g% Kolesterol total = 339 mg% Trigliserida = 267 mg% Ureum plasma = 50 mg% Creatinin plasma = 2,5 mg% Na = 136 mmol/L K = 3,8 mmol/L Fasting plasma glucose = 135 mg% Urin : protein (+), glucose trace

Pemeriksaan penunjang
Chest X-ray : cardiomegaly ECG : Sinus tachycardia Funduscopy : retinopathy

1. BMI
Bagaimana status BMI Mr Kadam? Ditinjau dari BMI, usia, jenis kelamin, apa saja resiko penyakit yang dapat dideritanya?

2. Sakit kepala, vertigo, dan mual


Penyebab Mekanisme

3. Obat sakit kepala


Mengapa keluhan Mr Kadam tidak kunjung hilang setelah 2 minggu pengobatan, bahkan semakin parah setelah lepas dari pengobatan?

Cont..
4. Mengapa Mr Kadam kehilangan nafsu makan? 5. Rokok
Klasifikasi perokok Dampak negative merokok

6. Riwayat keluarga
Bagaimana hubungan riwayat kematian di usia 50 tahun dengan kemungkinan penyakit yang dideritanya?

7. Bagaimana penegakan diagnosisnya?


Anamesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan tambahan
10

Cont..
8. Apa diagnosis kerja kasus ini?
Etiologi dan faktor resiko Patogenesis Manifestasi klinis diagnosis Tatalaksana
Medikamentosa Non medikamentosa Pencegahan

Prognosis Komplikasi

11

IV. HIPOTESIS
Mr Kadam, 40 tahun, mengalami hipertensi dengan komplikasi pada berbagai organ seperti mata, ginjal, dan jantung yang disebabkan oleh faktor genetic dan gaya hidup.

12

V. PEMBAHASAN
1. BMI n BBN BMI =
Berdasarkan tabel di samping, BMI Mr Kadam tergolong pada obese II BMI
18,5-22,9

keterangan
Normal

>23,0
23,0-24,9 25,0-29,9 >30

Overweight
Resiko Obese I Obese II
13

Cont..
BBN BBN= TB 100 = 150 100 BBN = 50 kg Berdasarkan perhitungan di atas, maka berat badan normal Mr Kadam adalah 50 kg. BBI = BBN 10% BBN = 50 10% 45 = 50 4,5 BBI = 45,5 kg Berat Badan Idea Mr. Kadam adalah 45,5 kg
14

Cont..
Ditinjau dari BMI, Usia, dan jenis kelamin, maka penyakit-penyakit yang beresiko dideritanya adalah:
o o o o o o o o o o o Penyakit jantung dan stroke Tekanan darah tinggi Gagal jantung Sindroma metabolik (sindroma X) Gangguan lemak darah (Dislipidemia) Resistensi insulin dan DM tipe2 Gangguan sistem hormonal Batu kandung empedu dan batu kandung kemih Gout dan Atritis Osteoarthritis Sindrom Pickwikian

15

Sakit Kepala
1.

Defenisis sakit kepala


Sakit kepala merupakan rasa nyeri atau tidak enak di kepala secara setempat atau menyeluruh yang dapat menjalar ke wajah, mata, rahang bawah, gigi dan leher.

2.

Jenis sakit kepala Berdasarkan penyebabnya:


Vascular headaches: sakit kepala jenis ini lebih disebabkan oleh nyeri pada PD di kepala. Sehingga tidak normalnya aliran darah otak, ditandai dengan rasa nyeri yang intensif atau hebat seperti menusuk-nusuk pada salah satu atau kedua sisi kepala. Terbagi: Migrain dan cluster. Muscle contraction (tension) headaches: idsebabkan oleh ketegangan otot terus menerus pada otot wajah dan leher, seringkali akibat stress atau terlalu lama di depan komputer. Traction headaches: karena serabut saraf tertarik, teregangkan atau terpindahkan, cirinya adanya sensasi tekanan yang kuat pada kepala. Sakit kepala akibat pembengkakan atau inflamasi: adanya iritasi atau infeksi PD arteri atau sarafdi sinus-sinus, tulang belakang, leher, telinga atau gigi.

Jadi kalau dilihat untuk kasus ini yang paling mungkin terjadi adalah vaskular headaches

16

Vertigo
a. Defenisi Vertigo Penyakit dengan gangguan keseimbangan yang ditandai dengan: perasaan berputar, dunia serasa gergoyang, benda sekeliling berputar (vertigo obyektif), dirinya sendiri merasa puyeng (vertigo subyektif), rasa mau jatuh disertai dengan mual, muntah, telinga berdenging, keringat dingin, dan badan terasa lemas. Jenis Vertigo
Vertigo Vertigo vestibular pusat perifer Vertigo non vestibular

b.

17

Cont..

18

Cont..
c. Penyebab gangguan keseimbangan (yang mengakibatkan vertigo) sangat beragam. Dikelompokan menjadi 6 kelompok, yakni:
Gangguan telinga: Sekitar 50% kasus vertigo berkaitan dengan penyakit-penyakit atau gangguan telinga bagian dalam. Kecemasan: Disebutkan bahwa sekitar 15 % vertigo disebabkan faktor kecemasan, panik dan berbagai macam phobia, termasuk beban pekerjaan. Gangguan otak: Sekitar 5 % diperkirakan berhubungan dengan kelainan di otak, misalnya: stroke, migrain, penyempitan pembuluh darah otak (multiple sclerosis), penyakit Parkinson dan tumor. Kondisi tubuh: Diperkirakan 5 % vertigo berhubungan dengan kondisi tubuh, misalnya: tekanan darah rendah (hipotensi), hipertensi, penyakit infeksi, kekurangan gula darah (hipoglikemia), gangguan jantung. Obat-obat tertentu yang memiliki efek samping terhadap keseimbangan (ototoksik), dapat juga mengakibatkan vertigo. Faktor lain: Vertigo dapat disebabkan berbagai faktor selain faktor-faktor di atas, misalnya: pengaruh alkohol, marijuana dan sejenisnya. Berada dalam ruangan tertutup yang terlalu panas, bisa juga menyebabkan vertigo. Tidak diketahui: Disamping faktor-faktor di atas, vertigo tidak diketahui sebabnya, artinya tidak ditemukan kelainan apapun.
19

Nausea
a. Defenisi Nausea:
Merupakan suatu sensasi yang tidak menyenangkan yang secara samar alihkan ke epigastrium dan abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah.

b. Penyebab Nausea:
Kidney failure Vestibular balance disorder Vertigo Diabetes Migraine Tobacco smoking & second hand smoke Heart attack Dll.
20

Obat sakit kepala


Keluhan yang dialami tidak kunjung hilang dapat disebabkan oleh pengobatan yang diberikan hanya mengobati simptomatik bukan kausatif, serta ketidakdisiplinan Tuan Kadam dalam mengkonsumsi obat yang telah diberikan.

21

Obat Sakit Kepala


Obat Analgesik Paracetamol COX-2 inhibitors NSAIDs seperti aspirin, ibuprofen, asam mefenamat Opiates dan morphinomimetics Sakit kepala yang dialami Tuan Kadam semakin parah setelah berhenti minum obat karena tidak ada lagi yang menghambat sintesis dari prostaglandin. Mekanisme obat analgesik
analgesic Arachidonat acid

Inhibits

Enzim cyclooxigenase

Sintesis prostaglandin

Respon fisiologis nyeri hilang


22

Nafsu makan
Tuan Kadam mengalami penurunan nafsu makan mungkin disebabkan Efek merokok: molekul nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki bentuk yang serupa dengan asetilkolin yang merupakan neurotansmisi yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh, pernapasan, denyut jantung, juga memberikan efek pada perasaan hati dan selera makan. Dan nikotin ini bersama aliran darah menuju otak berikatan dengan reseptor asetilkolin, mempengaruhi selera makan. Efek perasaan mual juga menyebabkan nafsu makannya juga berkurang.
23

Rokok
a. Klasifikasi perokok
Klasifikasi perokok
Sangat berat Berat

Konsumsi rokok (batang/hari)


> 31 21-30

Selang waktu merokok


5 menit setelah bangun pagi Sejak bangun pagi berkisar

antara 6-30 menit


Sedang Ringan 11-21 Sekitar 10 31-60 menit setelah bangun pagi 60 menit dari bangun pagi

24

Cont..
b. Pengaruh negatif rokok terhadap tubuh: Rokok mengandung sekitar 4000 jenis bahan kimia dan 40 jenis di antarnya bersifat karsinogenik, diantaranya:
Kandungan rokok CO Pengaruh bagi tubuh Menimbulkan desaturasi Hb Mengganggu pelepasan O2 ke jaringan sehingga mengurangi persediaan O2 jaringan (termasuk pada miokardium) Mempercepat terjadinya aterosklerosis Menyebabkan ketagihan merokok Merangsang pelepasan adrenalin Mengganggu sistem saraf simpatis akibat meningkatnya kebutuhan O2 Meningkatkan frekuensi denyut jantung Mneingkatkan tekanan darah Meningkatkan kebutuhan O2 jantung Meningkatkan irama jantung Menyebabkan gangguan jalan nafas, seperti batuk dan sesak nafas Menempel pada lidah, bibir, dan jalan napas Ketika diisap, cenderung tertahan di ginjal sehingga memperparah level hipertensi 25

Nikotin

Tar Cadmium

Riwayat Keluarga
Dilihat dari riwayat ayah mr.Kadam yang meninggal secara tiba-tiba, dan kedua pamannya yang meninggal sebelum usia 50 tahun kemungkinan hal ini disebabkan oleh penyakit jantung(PJK,infark myocard, penyakit jantung lain) dan hal ini kemungkinan besar didasari oleh faktor genetik untuk DM dan hipertensi yang pada akhirnya mengarah kepada penyakit karrdiovakular.
26

Penegakan diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaa Penunjang

27

Anamnesis 1. lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah 2. Indikasi adanya hipertensi sekunder a. Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik) b. adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakaian obat-obatan c. episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma) d. episoda lemah otot dan tetani (aldosteronisme) 3. faktor-faktor risiko a. riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien b. riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya c. riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarganya d. kebiasaan merokok, pola makan , kegemukan, intensitas olah raga 4. Gejala kerusakan organ a. otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic attacks, defisit sensoris atau motoris b. Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki c. Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuri d. Arteri perifer: ekstremitas dingin, klsudikasio intermitten 5. pengobatan antihipertensi sebelumnya 6. faktor-faktor pribadi, keluarga dan lingkungan
28

Cont..

Cont..
Pemeriksaan fisis Selain memeriksa tekanan darah, TB, BB (pengukran IMT), engukuran lingkar pinggang, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder. Pemeriksaan Penunjang Lab Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa Highly sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) Kadar asam urat dan tes faal hati Radiografi Rontgen CT-scan/MRI USG abdomen
29

Interpretasi
Pemeriksaan fisik
BP 170/100 mmHg Arcus senilis (+) Konjungtiva pucat HR 108 bpm

Interpretasi
Hipertensi derajat 2 (berdasarkan JNC 7) Tana penuaan atau indikasi peningkatan kolesterol Anemia Takikardia (>100 bpm)

Pemeriksaan Radiografi dan funduskopi: Cardiomegaly Hipertensi kronis, MI, gagal jantung kiri, dll. Sinus Takikardia ?? Retinopati DM tak terkontrol, sustained hypertension, dll.

30

Cont..
Pemeriksaan Laboratorium Hb Kolesterol Total Trigliserida Ureum plasma Creatinin plasma Natrium Kalium
Fasting Plasma Glucose Urine Protein Glucose trace + + Microalbuminuria Diabetes melitus
31

Nilai Normal 10 g% 339 mg% 267 mg% 50 mg% 2,5 mg% 136 mmol/L 3,8 mmol/L
135 mg%

Hasil 14 18 g% <200 mg% <200 mg% 20 40 mg% 0,5 1,4 mg% 135 155 mmol/L 3,6 5,5 mmol/L
70 115 mg%

Interpretasi anemia hiperkolesterolemia hiperlemik uremia fungsi ginjal menurun normal normal
hiperglikemia

Diagnosis Kerja

Tolong bikin klmt dg kt2:


hipertensi primer
tingginya tekanan darah, komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah. sindrom X atau Reavan, yaitu hipertensi plus gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus DM), dislipidemia, dan obesitas.
32

Hipertensi
Defenisi Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Klasifikasi Tekanan Darah
Kalsifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik (mmHg) Tekanan darah diastolik (mmHg)

Normal Prehipertensi Hipertensi tahap I Hipertensi tahap II

< 120 120 139 140 159 > 160

dan < 80 atau 80 89 atau 90 99 > 100


33

Sumber : seventh report of Joint National in Prevention, Detection, Evaluations and treatment in High Blood Pressure, 2003

Faktor Penyebab Hipertensi Penyakit Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya .Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Gejala-gejala hipertensi Klien mungkin merasakan gejala yang tidak berarti. Onset hipertensi yang bertahap sering disebut silent killer. Hipertensi dapat muncul setelah aetahun atau dtemukan saat sudah terjadi komplikasi Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal
34

Cont..

Cont..
Faktor Resiko Hipertensi Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas, kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam berlebih, minum alKohol, diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan sebagainya. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol yaitu Umur, jenis kelamin, dan genetic.

35

Patofisiologi Pengendali tekanan darah dalam tubuh yaitu


baroreseptor, pengaruh volume cairan tubuh, sistem renin-angiotensin, dan autoregulasi pembuluh darah.

Cont..

Ada beberapa hipotesis tentang patofisiologi peningkatan darah berkaitan dengan konsep bahwa hipertensi sebagai sesuatu yang bersifat kondisi multifaktorial, diantaranya:
Peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatik berhubungan dengan kerusakan dari sistem syaraf otonom, Peningkatan reabsorbsi sodium, klorid, dan air oleh ginjal, berhubungan dengan variasi genetika bagaimana ginjal mengatur sodium, Peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron yang menyebabkan ekspansi cairan ekstravaskuler dan meningkatkan resistensi sistemik, Penurunan vasodilatasi dari arteiola berkaitan dengan kerusakan endotel pembuluh darah, Resistensi terhadap aksi insulin mungkin merupakan faktor yang berkait dengan hipertensi pada diabetes tipe 2, hipertrigliseridemia, obesitas dan intoleransi 36 glukosa.

inaktif

Gaya hidup
Perokok

PD tdk Terpacu

Elastisitas meningkat

Usia

Gizi

Genetik

lingkungan

Aliran Drh Kurang Lancar Rokok

Serat Kolagen pd PD (+) Kolesterol TGL

Obes

Resistensi insulin

Nikotin

CO

Mirip Asetilkolin

Produksi Dopamin

Kepekatan Asam Lemak Darah

Merusak Dinding Arteri

Ikat Hb Lbh Kuat drpd O2

Dinding Keras; Lumen Sempit

Beban Tubuh

DM Tipe 2

Hiperlipidemia

ICF Hipoglikemia

ECF Hiperglikemia

Mengikat Reseptor Asetilkolin

HR; Konstriksi Pemb Drh

Penimbunan di Dinding Pemb Drh Atheroskelosis Pd Pemb Drh Kornea

Glukoneo genesis

Viskositas Drh

Viskositas Darah

Hipoksia Jaringan

Lipolisis (Abnormal)

Resistensi Perifer

Nafsu Makan Perubahan struktur PD

Kerja Jantung Genetik

Arcus Senilis Tekanan darah

Dislipidemia

Hipertensi

Vasokontriksi konis

Hipertrofi otot pD

Arteri sempit, tidak teratur, tebal, keras

Jantung Cardiomegali Kontraktilitas HR

Ginjal

Aliran darah ke otak dan telinga terganggu Papiledema, Perdarahan, Timbul Eksudat

Mata

Filtrasi Glomerulus; Fibrosis Progresif; Hilang Nefron

Arteri mudah bocor Hb Anemia

Headache

Sistem keseimbangan terganggu

Sinus tachycardia

Disfungsi ginjal

Nausea

Vertigo

Retinopati

Conjungtiva pale
37

Penatalaksanaan
Terapi Nonfarmakologis: Menghentikan merokok Menurunkan BB berlebih Menurunkan konsumsi alcohol berlebih Latihan fisik Menurunkan asupan garam Meningkatkna konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Terapi farmakologis
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah: target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu yang beresiko tinggi (diabetes,gagal ginjal, proteinuria)<130/80 mmHg Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular Menghambat laju penyakit proteinuria. Jenis-jenis obat antihipertensi: Diuretika Obat-obat pada kategori ini menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan Na tubuh dan mengurangi volume darah serta barangkali juga dengan mekanisme-mekanisme lainnya. Tiazid Indikasi : hipertensi, gagal jantung kongestif, nefrolitiasis yang disebabkan hiperkalsiuria idiopati, dan diabetes insipidus nefrogenik Kontra indikasi: sirosis hepatis, gagal ginjal borderline, dan gagal jantung kongestif Toksisitas: Alkalosis metabolic hipokalemia dan hiperurisemi Toleransi gangguan karbohidrat: pada penderita diabetic atau penderita dengan uji toleransi glukosa tidak normal, dapat menyebabkan hiperglikemi Hiperlipidemia: kenaikan kolesterol serum 5-15 % dan LDL, namun mungkin akan menurun setelah penggunaan yang lama. Hiponatremia Reaksi alergi Toksisitas lain : lemah, rasa kecapekan, dan parastesia

Obat simpatoplegik Bekerja sentral

Metildopa
untuk hipertensi ringan sampai sedang menurunkan tekanan darah terutama dengan mengurangi tahanan perifer dengan mengurangi tahanan pembuluh darah tepi, dengan suatu frekuensi pengurangan denyut jantung dan curah jantung yang bervariasi

Indikasi :

keuntungan : menurunkan resistensi vaskular ginjal dosis : 1-2 gr/hari peroral dalam dosis terbagi toxisitas:
sedasi hebat pada awal pengobatan pengobatan jangka panjang: kelemahan mental dan kerusakan konsentrasi mental mimpi buruk, depresi mental, vertigo, dan tanda-tanda ekstrapiramidal laktasi tes coombs (+), anemia hemolitik, hepatitis, dan demam obat

Cont
Klonidin

Indikasi: Menurunkan tekanan darah dihasilkan oleh pengurangan curah jantung yang disebabkan oleh penurunan frekuansi jantung dan relaksasi vena-vena kapasitan Dosis terapeutik: 0,2-1,2 mg/hari Toksisitas:
Mulut kering dan sedasi Jangan diberi pada penderita yang memiliki resiko depresi mental Penghentian tiba-tiba akan menimbulkan gugup, takikardia, sakit kepala, dan berkeringat

Penghambat ganglion
Trimetafan (intravena) Indikasi: Mengatasi krisis hipertensi ESO:
Simpatoplegia (hipotensi ortostatik hebat dan gangguan fungsi seksual) Parasimpatoplegia (konstipasi, retensi urin, pencetusan glaucoma, pandangan kabur, dan mulut kering)

Antagonis adrenoseptor Propanolol Indikasi :Mencegah terjadinya reflex takikardia yang sering timbul pada pengobatan dengan vasodilator Dosis antihipertensi yang efektif 80-480 mg.hari Toksisitas: Cadangan miokard berkurang, asma, insufisiensi vaskularisasi perifer, dan diabetes Diare, kontipasi, mual dan muntah Mimpi buruk, kelesuan, depresi mental dan insomnia Penghambat saraf adrenergic Menurunkan tekanan darah dengan mencegah fisiologi normal pelepasan norepinefrin dari saraf simpatis. Guanetidin Dimulai dengan dosis rendah, 10 mg/hari, tidak boleh ditingkatkan dalam interval kurang dari 2 minggu Toksisitas: Hipotensi postural simptomatik dan hipotensi setelah latihan fisik Syok berat karena penurunan aliran darah ke jantung dan otak Simpatoplegia Diare karena peningkatan motilitas gastrointestinal Menyebabkan krisis hipertensi dengan melepaskan katekolamin pada penderita feokromositoma

Vasodilator langsung Mengurangi tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vascular, sehingga mendilatasi pembuluh resisten dan sampai derajat yang berbeda-beda meningkatkan juga kapasitan
Hidralazin
Dosis : 40-200 mg/hari Derivate hidrazin yang melebarkan arterioli tetapi bukan vena Bias digunakan secara lebih efektif, terutama pada hipertensi berat Toksisitas
Sakit kepala, mual, anoreksia, berkeringat, kemerahan pada wajah Sakit sendi (arthralgia), mialgia, ruam kulit, dan demam yang mirip dengan lupus eritematosus

Obat-obat yang menghambat produksi dan kerja angiotensin Penghambat ACE Kaptopril, enalopril, lisinopril, benazepril, dan lain-lain Toksisitas Hipotensi berat pada penderita yang hipovolemik karena diuretika pembatasan garam atau kehilangan cairan gastrointestinal Gagal ginjal akut, hiperkalemia, angiodema, dan batuk kering, kadang disertai oleh mengi Kaptopril, terutama bila diberikan dalam dosis tinggi pada penderita insufisiensi ginjal, dapat menyebabkan netropenia atau proteinuria Efek toksisk ringan : perubahan rasa pengecapan, ruam kulit, alergi, dan demam obat

Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7

Pilihan obat antihipertensi untuk kondisi tertentu:

Jadi kalau dilihat dari tekanan darah mr.Kadam 170/100mmHg ia termasuk hipertensi derajat II penatalaksanaan yang paling baik adalah untuk hipertensi derajat II dengan indikasi yang memaksa yakni DM dan penyakit ginjal

Prognosis
penyakit dapat membaik ataupun memburuk, tergantung dari kepatuhan pasien menalani terapi. Semakin banyak faktor resiko, semakin tinggi resiko timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskuler.

Komplikasi
Akibat lanjut hipertensi pada sistim kardiovaskuler terutama terjadi akibat dari hal-hal sebagai berikut : Hipertrofi ventrikel kiri. Terjadinya hipertrofi ventrikel kiri disebabkan oleh bertambahnyabeban kerja ventrikel kiri akibat bertambahnya tekanan yang harus diatasi pada waktu sistole. Tercapainya tekanan yang cukup untuk mengatasi tekanan aorta ditentukan oleh tekanan intravaskuler dan diameter ventrikel. Meningkatnya tekanan aorta menyebabkan ventrikel harus beradaptasi secara fisiologis dengan kontraksi yang lebih kuat. dan secara biokimia dengan meningkatkan sitesa protein miokard. Peningkatan tekanan aorta yang menetap menyebabkan adaptasi ventrikel juga menetap sehingga menyebabkan terjadinya hipertrofi.Selain meningkatnya tekanan darah, faktor-faktor lain juga mungkin ikut mempengaruhi terjadinya hipertrofi.Hipertrofi yang terjadi secara kompensatoir ini di lain fihak akan menyebabkan compliance ventrikel yang menurun dan menimbulkan gejala-gejala dekompensasi kordis.

Percepatan (aselerasi) proses aterosklerosis. Mekanisme terjadinya percepatan proses aterosklerosis pada penderita hipertensi belum jelas. Percepatan aterosklerosis hanya terjadi pada penderita hipertensi yang juga mempunyai kadar kolesterol darah di atas normal. Pada penderita ini ditemukan lebih banyak lesi intima berupa plaque aterosklerotik dibandingkan pada penderita hiperkolesterolemi tanpa hipertensi. Perlemahan tundra media arteri/ aorta. Mengurangnya serabut-serabut aorta berhubungan dengan usia, dan ini memperlemah dinding aorta. Tekanan yang meningkat dengan sendirinya akan makin memperlemah dinding ini dan menyebabkan pelebaran (aneurisma) atau diseksi dari dinding aorta.Di samping aorta, arteri lain yang sering mengalami pelebaran adalah pembuluh-pembuluh arteri otak. Penyakit jantung koroner: Kematian mendadak Angina pektoris Infark miokard Otak menyebabkan stroke Ginjal menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal Mata menyebabkan retinopati hipertensi dan kebutaan.

You might also like