Professional Documents
Culture Documents
kelompok 1 & 7
Anggota Kelompok
kelompok 1 & 7
Skenario
Mr.Kadam, 40 years old, body weight 75 kg, height 150 cm, came to clinic with the chief complaint of severe headache. Actually, 1 month ago, he got mild headache and sometimes with vertigo and nausea. He ever visited a doctor to ask help for his complaint. He got the medicine for 2 weeks but his suffered was not disappeared. After several days free from medicine, his headache became severe and his immediately went to hospital. He also lost his appetite since last week. He smokes cigarette 1 pack (12 pcs) per day. His father suddenly died at the age of 52 and 2 paternal uncle died before the age of 50.
kelompok 1 & 7
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 170/100 mmHg Arcus senilis (+) Konjungtiva pucat Normal heart sound HR : 108 bpm Other normal
kelompok 1 & 7
Pemeriksaan Lab.
Hb : 10 g% Kolesterol Total : 339mg% TG : 267 mg % Ureum plasma : 50 mg% Kreatinin plasma : 2,5 mg% Na : 136 mmol/L K : 3,8 mmol/L FPG : 135 mg % Urin protein (+), glucose trace
kelompok 1 & 7
Pemeriksaan penunjang
X Ray : Cardiomegaly, paru-paru normal EKG : sinus takikardi Funduskopi : retinopati
kelompok 1 & 7
kelompok 1 & 7
Klarifikasi Istilah
: sakit kepala hebat : lingkaran putih pudar di sekeliling selaput bening mata karena penumpukan lemak dengan kemunduran kornea pada usia tua.
: rasa berputar-putar / pusing : mual. : meninggal secara tiba-tiba. : saudara laki-laki ayah
kelompok 1 & 7
Identifikasi Masalah
1. Mr. Kadam ( , 40 Tahun, BB = 75 Kg, TB = 150
cm ) mengeluh sakit kepala hebat. 2. Satu bulan yang lalu, ia merasa sakit kepala ringan, kadang-kadang vertigo dan nausea. Keluhan tidak menghilang, walaupun sudah mendapatkan pengobatan selama dua minggu. 3. Setelah beberapa hari tidak minum obat, sakit kepala timbul lebih berat dan juga kehilangan nafsu makan sejak seminggu yang lalu. 4. Dia merokok 1 bungkus (12 batang ) per hari.
kelompok 1 & 7
Ident...
5. Ayahnya meninggal mendadak pada usia 52 tahun dan dua paman( saudara ayah nya) meninggal sebelum usia 50 tahun. 6. Dari pemerikasaan fisik didapatkan :
kelompok 1 & 7
Ident
7. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan :
kelompok 1 & 7
Analisis Masalah
1. Bagaimana status BMI Mr.Kadam? 2. Bagaimana hubungan BMI dengan keluhan yang dialaminya? 3. Bagaimana mekanisme : Sakit kepala ? Vertigo ? Nausea ? kehilangan nafsu makan? 4. Mengapa setelah dua minggu berobat keluhannya tidak menghilang? 5. Mengapa sakit kepalanya menjadi lebih parah setelah berhenti minum obat?
kelompok 1 & 7
Analis.
6. Rokok : Kandungan dan pengaruhnya terhadap tubuh Klasifikasi perokok 7. Bagaimana hubungan riwayat kematian keluarga dengan keluhan yang dialami Mr.Kadam? 8. Bagaimana hubungan semua faktor resiko dengan kondisi jantung Mr.Kadam? 9. Apa diagnosis banding untuk penyakit Mr. Kadam? 10.Bagaimana penegakan diagnosis? Anamnesis? Pemeriksaan fisik dan interpretasinya? Pemeriksaan penunjang dan interpretasinya?
kelompok 1 & 7
Analis
11.Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik, lab, dan radiografinya? 12.Apa diagnosis kerja untuk penyakit Mr.Kadam? Etiologi Patogenesis Faktor resiko Manifestasi klinis Penatalaksanaan Prognosis Komplikasi
kelompok 1 & 7
Hipotesis
kelompok 1 & 7
kelompok 1 & 7
kelompok 1 & 7
Status BMI
Sakit kepala
Obese Tk. 2
Who clacification
vertigo
kelompok 1 & 7
Nafsu makan
obesitas
Kolesterol meningkat
aterosklerosis
Hipertensi
Hipoksia di otak
Hipoksia pd N. VIII
Sakit kepala
mual
kelompok 1 & 7
Sakit Kepala
tidak menghilang dan semakin parah
See details
kelompok 1 & 7
Kebiasaan merokok
Kandungan berbahaya
Cadmium CKD
CO
TAR
Nikotin
atherosklerosis
nafsu makan
TD
kelompok 1 & 7
Kebiasaan Merokok
Mr. kadam Perokok Sedang
Klasifikasi perokok Konsumsi rokok
(batang/hari) Sangat berat Berat > 31 21-30 5 menit setelah bangun pagi Sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit Sedang 11-21 31-60 menit setelah bangun pagi Ringan Sekitar 10 60 menit dari bangun pagi
See details
kelompok 1 & 7
Faktor Genetik
Riwayat penyakit keluarga :
- hipertensi - obesitas - DM Sudden death??!!! - MCI - Pecah pembuluh darah otak - Gagal jantung - ???
kelompok 1 & 7
Obesitas
Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga DM Hipertensi Dislipidemia
See details
kelompok 1 & 7
Diagnosis
kelompok 1 & 7
Penegakan Diagnosis
Apa keluhannya?
kelompok 1 & 7
Penegakan Diag
Pengukuran TB, BB, dan tekanan darah Pengukuran IMT Pengukuran lingkar pinggang Somatic Stigma
Lab Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa Highly sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) Kadar asam urat dan tes faal hati
Radiografi
see details
kelompok 1 & 7
Hipertensi
Tekanan Darah > 140/90 mmHg
Mr. Kadam
Mr. Kadam
kelompok 1 & 7
berarti pada organ target (otak, ginjal, jantung,dll) Anamnesis Mr. Kadam severe headache Nyeri kepala merupakan tanda bahaya (segera lakukan pemeriksaan fisik, lab, penunjang)
kelompok 1 & 7
Hipertensi
Dislipidemia
retinopati
Penyempitan PD
resistensi perifer
ginjal
Otak
jantung
Sakit kepala
Hipertropi ventrikel
Anemia,proteinuria , glukosuria
kelompok 1 & 7
Heart Failure
Hipertensi exam
Pengukuran tekanan darah Pengukuran denyut jantung
Tes darah rutin Glukosa darah saat puasa Kolesterol total serum Kolesterol LDL dan HDL serum TG serum (puasa) Asam urat serum Krestinin serum Kalium serum Hb dan Ht Urinalisis (uji carik celup sediment urin) kelompok 1 & 7 EKG
see details
Sindroma Metabolik
Sindrom X kumpulan faktor2 risiko
morbiditas peny. Kardiovaskuler pada obesitas dan DM tipe 2 Faktor risiko independen yang memerlukan perubahan gaya hidup yang ketat (NCEP-ATP III)
kelompok 1 & 7
Sindroma Met
Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi : - Resistensi insulin - Obesitas abdominal/sentral - Hipertensi - Dislipidemia : o Peningkatan kadar trigliserida o Penurunan kadar HDL kolesterol
See details
kelompok 1 & 7
Body Weight
Increased WC (population specific) plus any 2 of the following TG 150 mg/dl or nonTG Rx, HDL-C <40 mg/dl in men or <50 mg/dl in women or non HDL-C Rx 130 mmHg systolic or 85 mmHg diastolic or Nonhypertension Rx 100 mg/dl (include diabetes)
Lipid
Blood Pressure
glucose
kelompok 1 & 7
obesitas
Resistensi insulin
Dislipidemia
hiperinsulinemia
Hipertensi
kelompok 1 & 7
Penatalaksanaan
Farmakologik
o o o o o
Diuretika, terutama Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist (Aldo Ant) Beta Blocker (BB) Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor Antagonist/ Blocker (ARB)
kelompok 1 & 7
Penatalaksanaan
Mr. Kadam hipertensi derajat 2
Klasifikasi TD TDS mmHg TDD mmHg Perbaikan Pola hidup
Tanpa indikasi dengan indikasi Memaksa memaksa
Hipertensi derajat 2
160
atau 100
Ya
JNC7
kelompok 1 & 7
Penatalaksanaan
Indikasi Yang memaksa Gagal jantung Pasca MI Resiko Penyakit Pembuluh Darah Koroner DM Penyakit Ginjal Kronis Pencegahan Stroke Berulang Pilihan terapi awal Thiaz, BB, ACEI, ARB, Aldo Ant BB, ACEI, Aldo Ant Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB ACEI, ARB Thiaz, ACEI
Pilihan terapi Hipertensi untuk Mr. Kadam adalah Pilihan terapi hipertensi derajat 2 dengan indikasi yang memaksa
Turunkan kadar TG : Sasaran pada pasien dgn TG 200 mg/dl ( 5.20 mmol/L) dan 499 mg/dl ( 12.90 mmol/L)
kelompok 1 & 7
Penatalaksanaan holistik
Orlistat Sibutramin
See details
kelompok 1 & 7
Skt kepala
Obat tidak mengobati kausa Darah penuh toxin sisa metabolisme krn CKD
Life style,rokok
Gangguan di mata
<<nafsu makan >>kolesterol, >>trigliserida Retinopati Sklerosis vaskular Perdarahan arcus senilis << CO,<<perfusi O2 Conjungtiva pucat HbO2 turun Penurunan Hb/ anemia
Merokok
Nikotin
Gas CO terikat Hb
Atherosklerosis A.renalis Hiperplasia fibromuskular Nefrosklerosis arteri kecil, Arteriole dan glomeruli
Vasokontriksi
Edema generalisata Pnurunan jumlah nefron fungsional Pnumpukan produk Metabol di nefron Retensi air, elektrolit (Na,K).Juga efek dr Cd Peningkatan ECS Peningkatan volume darah
Hipertensi memburuk
<<motilitas GI tract
Penumpukan asam
>>Tekanan A.renalis asidosis pH<6,8kematian
>>asam lambung
mual
Kompensasi CKD
Memburuknya vaskularisasi Di ginjal, jantung,otak,mata
Penumpukan sulfat, Fosfat, fenol, basa guanida,kalium uremia <<dialisa darah <<aliran darah ke ginjal
atherosklerosis
Keluhan2 semakin berat dan menganggu hiperglikemia gkukoneogenesis Faktor resiko: DM Dislipidemia obesitas
genetik
Obesitas
Resistensi insulin
DM Tipe 2
Dislipidemia
Penyempitan PD merokok Penyakit Ginjal Kronis Hipertensi Usia, genetik, jenis kelamin
retina
retinopati
<< Eritropoietin
anemia Proteinuria, glukosuria (jg dr DM) otak N. VIII Traktus GI Hipertrofi ventrikel kiri
vertigo
mual
kelompok 1 & 7
Referensi
Dasar Patologi Penyakit Robbins Cotran Kumar Kamus kedokteran Dorland Fisiologi Guyton & Hall lmu Penyakit Dalam FK UI http:\\www.nejm.org
kelompok 1 & 7
Click
kelompok 1 & 7
menderita obesitas tingkat II. Obesitas memicu terjadinya berbagai kondisi patologis lain pada Tuan Kadam, seperti dislipidemia, DM tipe 2, hipertensi, dan gejala-gejala lain yang menyertai penyakitenyakit tersebut.
kelompok 1 & 7
Mekanisme terjadinya vertigo, nausea, sakit kepala, dan berkurangnya nafsu makan
dalam darah meningkat sehingga memicu aterosklerosis. Keadaan ini menyebabkan penyempitan pada dinding pembuluh darah sehingga timbul hipertensi. Selain faktor aterosklerosis, hipertensi juga timbul akibat adanya predisposisi genetik. Gejala-gejala seperti nafsu makan yang berkurang, sakit kepala, vertigo, mual, dan berkurangnya nafsu makan timbul akibat keadaan hipoksia pada jaringan yang bersangkutan (otak, N. VIII, dan Traktus GI). Hipoksia muncul baik dari dampak langsung aterosklerosis maupun hipertensi.
kelompok 1 & 7
Keluhan-keluhan Tn. Kadam tidak sembuh walau telah diberi pengobatan selama dua minggu
Akibatnya, pengobatan hanya meringankan gejalagejala yang dialami Tn. Kadam, bukan mengobatinya. Ketidakpatuhan pasien Tn. Kadam tidak mengonsumsi obat secara teratur sehingga gejala-gejalanya tetap timbul walau telah diberi pengobatan.
back
kelompok 1 & 7
analgesik) yang menghambat sintesis Prostaglandin dari precursor asam arakidonat. Akibatnya, sakit kepala bertambah parah. Prostaglandin berperan dalam sensitisasi nosiseptor.
back
kelompok 1 & 7
Rokok - komposisi
Rokok mengandung sekitar 4000 jenis bahan kimia dan 40 jenis di antarnya bersifat karsinogenik. Berikut beberapa zat kimia yang terkandung dalam rokok serta efeknya bagi tubuh: CO Menimbulkan desaturasi Hb Mengganggu pelepasan O2 ke jaringan sehingga mengurangi persediaan O2 jaringan (termasuk pada miokardium) Mempercepat terjadinya aterosklerosis
kelompok 1 & 7
Komposisi
Menyebabkan ketagihan merokok Merangsang pelepasan adrenalin Mengganggu sistem saraf simpatis akibat meningkatnya kebutuhan
O2 Meningkatkan frekuensi denyut jantung Mneingkatkan tekanan darah Meningkatkan kebutuhan O2 jantung Meningkatkan irama jantung
Menyebabkan gangguan jalan nafas, seperti batuk dan sesak nafas Menempel pada lidah, bibir, dan jalan napas Ketika diisap, cenderung tertahan di ginjal sehingga memperparah
kelompok 1 & 7
Hubungan riwayat kematian keluarga dengan penyakit yang diderita Tn. Kadam Kematian mendadak yang dialami oleh ayah dan kedua pamannya mungkin disebabkan oleh: Stroke (khususnya pecahnya pembuluh darah di batang otak) Gagal Jantung Infark Miokard, dll Keadaan-keadaan di atas mengindikasikan adanya predisposisi genetik terhadap penyakit yang diderita Tn. Kadam. Dapat disimpulkan bahwa Tn. Kadam memiliki predisposisi terhadap cardiovascular disease. Namun penyakit yang secara langsung diturunkan oleh ayahnya tidak dapat diketahui sebab kurangnya informasi riwayat penyakit keluarga.
kelompok 1 & 7
Hubungan semua faktor resiko Tn. Kadam dengan gangguan jantung yang dideritanya
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko Tn. Kadam terhadap gangguan jantung yang dideritanya: Jenis kelamin laki-laki Umur Obesitas Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga DM tipe 2 Hipertensi Dislipidemia Gaya hidup yang sedentary Semua faktor resiko ini akan saling berhubungan satu sama lain sehingga menyebabkan gangguan jantung yang dialami Tn. Kadam. Kardiomegali yang diderita Tn. Kadam kemungkinan besar adalah hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ini merupakan mekanisme dekompensasi dari semua penyakit yang dideritanya, khususnya hipertensi. Semua berakar dari berkurangnya perfusi O2 kejaringan sehingga jantung melakukan kompensasi untuk meningkatkan Cardiac Output. Bila mekanisme kompensasi telah lama tejadi, maka akan timbul mekanisme dekompensasi berupa hipertrofi ventrikel kiri. back kelompok 1 & 7
Interpretasi pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik: BP 170/100 mmHg (berdasarkan JNC 7)
Arcus senilis (+)
Hipertensi derajat 2
Tanda penuaan atau indikasi peningkatan kolesterol Anemia Takikardia (>100 bpm)
kelompok 1 & 7
Interpretasi
Pemeriksaan Radiografi dan funduskopi:
Cardiomegaly (khususnya hipertrofi ventrikel kiri)
Hipertensi kronis, MI, gagal jantung kiri, dll. Sinus Takikardia ?? Retinopati DM tak terkontrol, sustained hypertension, dll.
back
kelompok 1 & 7
Sindroma Metabolik
Definisi Sindrom Metabolik yang juga disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X merupakan suatu kumpulan faktor2 risiko yang bertanggung jawab terhadap peningkatan morbiditas penyakit kardiovaskular pada obesitas dan DM tipe 2. The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan faktor risiko independen terhadap penyakit kardiovaskular, sehingga memerlukan intervensi modifikasi gaya hidup yang ketat (intensif). Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi : - Resistensi insulin - Obesitas abdominal/sentral - Hipertensi - Dislipidemia : o Peningkatan kadar trigliserida o Penurunan kadar HDL kolesterolkelompok 1 & 7
SM
Etiologi
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stres kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi akibat stres akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan infark miokard. kelompok 1 & 7
SM
Faktor Resiko
Genetik Ras (Hispanic dan Asia) Usia Obesitas Merokok Small gestational age Aktivitas fisik sedentary Kadar TG yang meningkat Kadar HDL yang menurun Riwayat DM dalam keluarga atau GDM Riwayat penyakit lain Riwayat penyakit CV, PCO, hipertensi kelompok 1 & 7
SM
Manifestasi klinis Seringkali asimtomatik, namun beberapa penderita menunjukkan: Polidipsi, poliuria, kelelahan, pandangan kabur, obesitas, Acanthosis Nigricans, kadang ketoacidosis, meningkatnya tek. Darah yang disertai sakit kepala, bicara ngacau, hidung berdarah, dll. Penatalaksanaan *Secara keseluruhan, tata laksana Sindroma Metabolik meliputi:
Diet
Untuk menurunkan hipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL kolesterol pada pasien dengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi dan diganti dengan makanan yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acid = MUFA) atau asupan karbohidrat yang mempunyai indeks glikemik rendah. Efek jangka panjang dari diet rendah karbohidrat belum diteliti secara adekuat, namun dalam jangka pendek, terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kadar HDL-cholesterol dan menurunkan berat badan. Pilihan untuk menurunkan asupan karbohidrat adalah dengan mengganti makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi dengan indeks glikemik rendah yang banyak mengandung serat. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar glukosa post prandial dan insulin. back.
kelompok 1 & 7
Hipertensi
Definisi Secara umum, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah > 140/90 mmHg. Klasifikasi Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC 7:
Klasifikasi Normal Prahipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 TD Sistolik mmHg < 120 120-139 140-159 160 Keterangan dan atau atau atau TD Diastolik mmHg < 80 80-89 90-99 100
Hipertensi sekunder
kelompok 1 & 7
Faktor resiko: kenaikan tekanan darah: Faktor resiko seperti diet, asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetic Sistem saraf simpatis Tonus simpatis Variasi diurnal Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: Endotel pembuluh darah berperan utama, tapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga memberi kontribusi akhir. Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada sistem RAA Timbulnya penyakit kardiovaskuler pada penyakit hipertensi: Merokok Obesitas Kurangnya aktivitas fisik Dislipidemia DM Mikroalbuminaria atau perhitungan GFR < 60 ml/menit Umur (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun) Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur (laki-laki < 55 tahun, (laki-laki < 55 tahun,empuan < 65 tahun)
kelompok 1 & 7
Manifestasi klinis Hipertensi biasanya asimtomatik, sampai terjadi kerusakan organ-organ target. Sebagian besar nyeri kepala pada hipertensi tidak berhubungan dengan TD Fase hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya penglihatan (papilledema). Evaluasi Hipertensi: Anamnesis, meliputi: Lama menderita hipeetensi dan tekanan darah Indikasi adanya hipertensi sekunder: Keluarga dengan penyakit ginjal (ginjal polikistik) Adanya penyakit gunjal, UTI, hemturia, pemakaian obat analgesic/ obt bahan lain Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma) Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme) Faktor-faktor resiko
Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarganya Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya Riwayat DM pada pasien atau keluarganya Kebiasaan merokok Pola makan Kegemukan, intensitas olahraga Kepribadian
kelompok 1 & 7
Gejala kerusakan organ: Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, TIA, deficit sensoris atau motoris Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki Ginjal: haus, poliuria, nokturis, hematuria Arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten Pengobatan antihipertensi sebelumnya Faktor-faktor probadi, keluarga, dan lingkungan Pemeriksaan Fisis: Pengukuran tekanan darah Pengukuran denyut jantung Pemeriksaan Penunjang: Tes darah rutin Glukosa darah saat puasa Kolesterol total serum Kolesterol LDL dan HDL serum TG serum (puasa) Asam urat serum Krestinin serum Kalium serum Hb dan Ht Urinalisis (uji carik celup sediment urin) EKG
back
kelompok 1 & 7
Penatalaksanaan Tujuan pengobatan pasien hipertensi: Target tekanan darah < 140/90 mmHg, [untuk individu berisiko tinggi (DM, Gagal Ginjal, Proteinuria) <130/80 mmHg] Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular Menghambat laju penyakit proteinuria Th/ Nonfarmakologis: Menghentikan merokok Menurunkan BB berlebih Menurunkan konsumsi alcohol berlebih Latihan fisik Menurunkan asupan garam Meningkatkna konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak Th/ Farmakologis: Diuretika, terutama Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist (Aldo Ant) Beta Blocker (BB) Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) kelompok 1 Antagonist/ Blocker (ARB) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor & 7
yang memaksa Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99 Ya Diuretika Thiazide sebagian kasus) jenis Obat-obatan (untuk untuk indikasi
Dapat
dipertimbangkan: ACEI, CCB kombinasi Hipertensi derajat 2 160 atau 100 Ya Kombinasi 2 obat Obat untuk besar (umumnya
kelompok 1 & 7
ARB,
BB, atau
Gagal jantung
Pasca MI
DM
ACEI, ARB
Thiaz, ACEI
kelompok 1 & 7
*Jika dalam 6 bulan target pengobatan dan target tekanan darah tidak tercapai, harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau subspesialis. *Penatalaksanaan hipertensi yang cocok untuk Tn. Kadam adalah untuk hipertensi derajat 2. Indikasi yang memaksa pada Tn. Kadam adalah DM dan Penyakit Ginjal Kronik. Rujukan Bila selain hipertensi ada kondisi lain, seperti DM atau penyakit ginjal, Organisasi ADA, ISN dan NKF menganjurkan: Rujukan kepada dokter ahli jika GFR < 60 ml/min/1,73m2 atau ada kesulitan dalam mengatasi hipertensi atau hiperkalemia Rujukan kepada konsultan lebih awal jika GFR < 30 ml/min/1,73 m2 atau lebih awal jika pasien beresiko mengalami penurunan fungsi ginjal yang cepat atau diagnosis dan prognosis pasien diragukan. Prognosis Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Oleh karena itu, prognosis sangat tergantung kepada kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
kelompok 1 & 7
Komplikasi Jika hipertensi tidak diobati dengan baik, akna timbul kompliksai berupa kerusakan organ target seperti Jantung gagal jantung, MI Pembuluh Darah PJK Otak Stroke Mata Retinopati, papilledema Fungsi Ginjal Penyakit Ginjal Kronis
Evaluasi Komplikasi
Untuk mengetahui apakah telah terjadi kerusakan organ target pada pasien hipertensi, dpat dilakukan evaluasi sbb: Jantung
Pemeriksaan fisis Foto polos dada (untuk melihat pembesaran jantung, kondisi arteri intratoraks dan sirkulasi pulmoner) Elektrokardiografi (untuk deeksi iskemia, gangguan konduksi, aritmia, serta hipertrofi ventrikel) Ekokardiografi
Pembuluh darah Pemeriksaan fisis, termasuk perhitungan pulse pressure USG karotis Fungsi endotel (masih dalam penelitian) Otak Pemeriksaan neurologist Diagnosis strok ditegakkan dengan menggunakan CT Scan atau MRI (untuk pasien dengan keluhan gangguan neural, kehilangan memori atau gangguan kognitif)
kelompok 1 & 7
SM - tata
Latihan fisik
Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam tubuh, dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka.
Edukasi
Dokter keluarga juga diharapkan dapat mengetahui pengetahuan pasien tentang hubungan gaya hidup dengan kesehatan, yang kemudian memberikan pesan2 tentang peranan diet dan latihan fisik yang teratur dalam menurunkan risiko penyulit dari Sindrom Metabolik. Dokter keluarga hendaklah mencoba membantu pasien mengidentifikasi sasaran jangka pendek dan jangka panjang dari diet dan latihan fisik yang diterapkan.
Intervensi farmakologik
Penggunaan aspirin dan statin dapat menurunkan kadar C-reactive protein dan memperbaiki profil lipid sehingga diharapkan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Berikut medika mentosa yang dapat diberikan untuk masing-masing penyakit: Obesitas
Orlistat Sibutramin
Dislipidemia
Untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan TG dapat digunakan: Statin Fibrates
As. Nikotinat
kelompok 1 & 7
Hipertensi
Jenis-jenis obat anti hipertensi Diuretik. Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik adalah Hidroklorotiazid. Penghambat Simpatetik. Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin. Betabloker. Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan betabloker adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Vasodilator. Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin. Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Captopril. Antagonis kalsium. Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Penghambat Reseptor Angiotensin II. Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok 1 & 7 ini adalah Valsartan (Diovan). golongan
SM - sasaran
Target
Turunkan LDL kolesterol , risiko PJK dan ekivalennya (10-year risk for CHD > 20%) Sedikitnya 2 faktor risiko dan 10-year risk < 20%
Sasaran
< 100 mg/dl (< 2,60 mmol/L) < 120 mg/dl (< 2,25 mmol/L)
Pengendalian berat badan Aktifitas fisik Obati hipertensi Turunkan kadar TG : Sasaran pada pasien dgn TG 200 mg/dl ( 5.20 mmol/L) dan 499 mg/dl ( 12.90 mmol/L)
= 10% dari BB awal 20 40 menit per hari, 3 5 hari per minggu < 120/85 mmHg Risiko PJK tinggi : < 130 mg/dl Risiko PJK sedang : < 160 mg/dl Risiko PJK ringan : < 190 mg/dl
kelompok 1 & 7
Mata Funduskopi Fungsi ginjal Pemeriksaan fungsi ginjal Penentuan adanya proteinuria/ mikromakroalbuminuria serta rasio lbumin kreatinin urin Perkiraan GFR dengan modifikasi rumus CockroftGault.
Back
kelompok 1 & 7
CKD
Kriteria CDK
Kriteria CDK 1. Kerusakan ginjal yg terjadi > 3 bln, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan GFR, dg manifestasi:
Kelainan patologis Trdpt tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan
2. GFR <60 mL/menit/1,73 m2 selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
KLASIFIKASI CKD
Berd. Derajat Penyakit
Derajat
1 2 3 4
Penjelasan
Kerusakan ginjal + GFR Normal / Meningkat Kerusakan ginjal + GFR menurun ringan Kerusakan ginjal + GFR menurun sedang Kerusakan ginjal + GFR menurun berat
GFR (ml/min/1,73m2)
90 60-89 30-59 15-29
Gagal ginjal
MankLin
1.
2.
Sesuai dengan penyakit yg mendasari (ex:DM, Hipertensi, UTI, dll) Sindrom Uremia
lemah, letargi, anoreksia, mual-muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma
3.
Gejala komplikasi
Hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, ggn keseimbangan elektrolit (Na, K, Cl) dll.
Temuan Lab
1. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya 2. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar
ureum dan kreatinin serum, dan penurunan GFR 3. Kelainan biokimiawi darah
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5.
Penurunan Hb Peningkatan kadar as.urat Hiper/hipoKalemia hipoNatremia, dll.. Proteinuria Hematuria Leukosuria Cast isostenuria
4. Kelainan urinalisis
Radiologi
Foto polos abdomen Bisa tampak batu radio-opak 2. Pielografi i.v. (jarang digunakan krn efek toksiknya) 3. Pielografi antegrad atau retrograd (sesuai indikasi) 4. USG ginjal 5. Cek ukuran ginjal, kista, massa, kalsifikasi 6. Renografi (bila ada indikasi)
1.
Biopsi + HistoPA
Utk pasien yg ukuran ginjal masih mendekati normal
CI:
Ukuran ginjal yg mengecil
Ginjal polikistik Hipertensi yg tak terkendali Obesitas Infeksi perinefrik Gangguan pembekuan darah Gagal napas
Rencana Tata laksana Berd. derajatnya Derajat 1 GFR (ml/min/1,73m2) 90 Rencana tata laksana Th/ penyakit dasar Kondisi komorbid Evaluasi pemburukan fungsi ginjal Memperkecil resiko CV Menghambat pemburukan fungsi ginjal Evaluasi Th/ komplikasi Persiapan utk Penggantian ginjal Th/ Penggantian ginjal
2 3 4 5
2.
Th/ spesifik thd penyakit dasarnya Waktu yg tepat: sebelum tjd penurunan GFR Pencegahan dan Th/ kondisi komorbid Faktor2 komorbidnya al: Peningkatan aktivitas penyakit dasarnya Ggn. Keseimbangan cairan HTN tak terkontrol UTI Obstruksi TU Obat2 nefrotoksik Bahan radiokontras
3.
Menghambat Pemburukan Fungsi ginjal Faktor utama Pemburukan: Hiperfiltrasi gomerulus Hambat dg 2 cara: a. Pembatasan asupan Protein Juga berkaitan dg pembatasan fosfat b. Terapi Farmakologis Utk <I HTN intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus Juga berkaitan dg derajat proteinuria Ex Anti-HTN adalah ACE-inhibitor (antiHTN +antiproteinuria)
>60
25-60
Tidak dianjurkan
0,6-0,8/kgBB/hari, termasuk 0,35 g/kg/hari protein nilai biologi tinggi 0,6-0,8/kgBB/hari, termasuk 0,35 g/kg/hari protein nilai biologi tinggi atau tambahan o,3 gr aa esensial atau asam keton 0,8 gr/kg/hari (+1 gr protein/g proteinuria atau 0,3 g/kg tambahan aa esensial atau asam keton)(?)
Tidak dibatasi
10
5-25
10
Retinopati Hipertensif
Definisi
back
Patofisiologi
Penumpukan kolesterol di tunika media pada arteri besar dan sedang Penyempitan lumen Penutupan fokal mikrovaskularisasi pada retina
Penatalaksanaan
= Retinopati
organ lebih lanjut dengan cara menurunkan tekanan darah. kelompok 1 & 7
Kardiomegali
Definisi
Pembesaran jantung.
Kategori Kardiomegali akibat dilatasi Kardiomegali akibat hipertrofi ventrikel
Hipertrofi ventrikel kiri kemungkinan besar Tn. Kadam menderita hal ini
akibat hipertensi yang dideritanya Hipertrofi ventrikel kanan Pembesaran atrium kiri
Etiologi
hypertrophic cardiomyopathy hemochromatosis anemia obesity Congestive heart failure, primary or caused by the other conditions listed here aortic coarctation Sickle-cell disease hypertensive heart disease kelompok 1 & 7 uraemia, dll
Hipertensi kronis
Peningkatan EDV
Iskemia miokardium
Terima Kasih
kelompok 1 & 7