You are on page 1of 66

20Kuliah I Ked Kel 08

BAB I BATASAN DAN RUANG LINGKUP

Semua pihak ingin SEHAT Menurut U U No 23 tahun 1992: Keadaan sejahtera badan,jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Disini tersirat bahwa hidup dapat mandiri secara ekonomis dalam lingkungannya baik terhadap keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Untuk mewujudkan keadaan sehat menurut Blum,1976 pelayanan haruslah: Tersedia (available) Tercapai (accessible) Terjangkau (affordable) Berkesinambungan (continue) Menyeluruh (comprehensive) Terpadu (integrated) Bermutu (quality)

Menurut Levey dan loomba 1973 Pelayanan kesehatan diartikan sebagai setiap upaya, baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama dalam organisasi untuk : Meningkatkan kesehatan Mencegah penyakit Menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat

Menurut Leavel dan Clarck 1953 Personal health services atau disebut juga medical services sasarannya adalah perorangan atau keluarga Environmental health services atau Public health services sasarannya adalah kelompok atau masyarakat

Dokter keluarga Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor ,family physician ). 1. Batasan dari IDI 1982 : D.K adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, dengan demikian seorang pasien adalah sebagai individu dan sebagai bagian dari unit keluarga, dan D.K tak hanya pasif, tapi perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

2. Batasan The American Board of family Practice, 1969 D.K adalah yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan satu keluarga, dan bila menghadapi masalah yang khusus yang tak mampu ditanggulang, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai.

Ilmu Kedokteran Keluarga PB IDI ;1983 Ilmu Ked Kel adalah yang mencakup seluruh ilmu kedokteran yang orientasinya memberikan pelayanan tk pertama yang berkesinambungan ,dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya

Ilmu Ked.kel (family medicine) harus dibedakan ilmu kesehatan keluarga (family health), walaupun sasaran keduanya sama adalah keluarga tapi bedanya yang pertama mengacu pada ilmu kedokteran (medical sciences), seang yang kedua mengacu pada aplikasi ilmu kes. Masyarakat (public health services) Ruang lingkup fam. Medicine hubungan dengan masalah kedokteran yakni masalah sehat, sakit yang dihadapi oleh perseorangan sebagai bagian dari anggota keluarga sedangkan fam health masalah kes. Masy., misalnya kesejahteraan ibu, anak, KB, pencegahan penyakit, kecelakaan, tumbuh kembang, gizi ibu hamil, bayi dan anak yang terdapat dalam suatu komunitas dan atau masyarakat.

KARAKTERISTIK PELAYANAN DOKTER KELUARGA Menurut IDI (1982) Melalui muktamar ke 18 yang dilaksanakan di Surakarta 1982: a. yang melayani penderita tidak sebagai individu, melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya misalnya bagaimana juga kesehatan anggota keluarga yang lain dan kesehatan masyarakat sekitarnya. b. yang melayani secara menyeluruh dan memperhatikan kepada penderita secara lengkap dan sempurna yang melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan misalnya keluhan sosial ekonomi keluarga. c. yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan yang istimewa adalah mengobati penyakit sedini mungkin (early diagnosis and prompt treatment) d. yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. e. yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

SPESIALIS ATAU DOKTER UMUM pendapat di Indonesia : Dokter keluarga adalah semua dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga Disini siapapun dokter tersebut, dokter umum atau spesialis asal menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip-prinsip dokter keluarga. Dokter keluarga adalah pada dasarnya adalah perkembangan lebih lanjut dari dokter umum, yakni setelah sebelumnya para dokter umum memperoleh tambahan pendidikan lebih lanjut. Beberapa pihak kurang setuju bahwa pelayanan dokter keluarga dapat dilaksanakan oleh dokter spesialis, karena pelayanan dokter spesialis bersifat tunggal.

TUJUAN PELAYANAN 1. Tujuan Umum Sama dengan tujuan pelayanan kesehatan pada umumnya: Keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga 2.Tujuan khusus Pelayanan lebih efektif a. Ini terjadi karena dalam menangani satu masalah kesehatan tidak hanya pada keluhan yang disampaikan, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya dengan lingkungannya masingmasing, dengan demikian pengelolaan suatu masalah secara sempurna dan lebih memuaskan bagi pasien. b. Pelayanan lebih efisien. c. Ini karena pelayanan mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit dan diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang berarti menghindarkan tindakan atau pemeriksaan yang berulang-ulang. Dengan demikian angka jatuh sakit akan menurun, pada gilirannya menurunkan biaya kesehatan

MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGA Dalam Cambridge Research Institute, 1976 yaitu: 1. Akan dapat menyelenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya keluhan yang disampaikan, tapi juga lingkungannya, masyarakat sekitarnya. 2. Akan dapat menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan. 3. Bila diperlukan pelayanan spesialis, pengaturannya lebih terarah. 4. Akan dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu, sehingga pelayanan satu masalah kesehatan tidak menimbulkan masalah lain. 5. Jika seluruh anggota keluarga (azas kekeluargaan) ikut serta dalam penyelesaian maka akan lebih baik. 6. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk factor sosial dan psikologis 7. Akan terlaksana biaya kesehatan lebih ringan 8. Akan dapat menghindari penggunaan pelbagai peralatan canggih yang mahal.

SEJARAH PERKEMBANGAN Pusat perhatian pada keluarga sebenarnya bukan hal baru, sejak ditemukan oleh Versalius

anatominya, Harvey fisiologinya, Malpighi patologinya, Virchow patologi selnya, Pasteur dan Koch bakteriologinya, Claude Bernard endokrinologinya, Wohler biokimianya,chusing bedah otaknya, disertai banyak penelitian ,muncullah pelbagai spesialis dan sub spesialis, sampai saat ini tidak kurang dari 57 macam tahun 1970.

Sejak perkembangan ini terjadilah situasi makin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum. Ini oleh komisi Millis (1966) ditemukan penyebabnya sbb: 1. Karena makin berkurangnya harga diri seorang dokter umum dibanding dokter spesialis, diantaranya soal materi. 2. Karena makin berkurangnya kesempatan memperdalam pengetahuan dibanding seorang spesialis 3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibanding spesialis.

Adanya keadaan seperti ini, merugikan masyarakat, karena masyarakat akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan menyeluruh. Jalan keluar ditemukan oleh Somers and Somer, 1970 diantaranya: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dokter umum 2. Mengantikan dokter umum dengan dokter keluarga yang terdidik secara khusus.

Di Amerika tahun 1969 menyelenggarakan pendidikan khusus yang formal, dokter keluarga sebagai satu dokter spesialis, dengan demikian di F.K ada bagian Dokter Keluarga dalam pemyelenggaraan ini. Sejarah di Negara lain: 1. Inggris .Tahun 1952 dapat pengakuan dokter keluarga dalam Royal College of General Practise. 2. Australia 1958 3. Filipina 1975 4. Singapura 1972 5. Indonesia sejak 1981 ada kelompok studi Dokter Keluarga

1990 terbentuk Kolese Dokter Keluarga Indonesia menjadi anggota IDI, sekarang telah bergabung dalam WONCA (World Organization of Natural college, Academic and Academic Association of General Practitioners/Family Phisici

BAB II

KELUARGA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK PELAYANAN DOKTER KELUARGA

PENDAHULUAN Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah keluarga sebagai satu kesatuan. Dengan demikian perlu memahami apa yang dimaksudkan dengan keluarga,dan akan tercapai dengan memuaskan pelayanan dan mencapai tujuan pelayanan.

BATASAN Menurut UU No 10 tahun 1992: Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya,atu ibu dengan anaknya. Falsafah hidup bangsa Indonesia sangat menghormati lembaga perkawinan. Dalam agama Islam tidak mengakui keabsahan lembaga adopsi.

BENTUK Menurut Sussman (1970) dibedakan dua bentuk: 1. Keluarga tradisional Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami, istri, ada 8 macam, Yakni: a. Keluarga inti (nuclear family) Adalah keluarga terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup bersama dalam satu

Rumah tangga b. Keluarga inti diad (Nuclear dyad ) Tediri dari suami dan istri tanpa anaknya atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama mereka. c. Keluarga orang tua tunggal (Single parent family) Adalah keluarga inti yang suami atau istri telah meninggal dunia.

d. Keluarga orang dewasa bujangan (Single adult living alone) Hanya terdiri dari satu orang dewasa, laki atau wanita yang hidup membujang sendiri secara

e. Keluarga tiga generasi (three generation family) Adalah keluarga inti ditambah anak yang dilahirkan anak-anak mereka. f. Keluarga pasangan umur pertengahan atau jompo (Middle age or elderly couple ) Adalah keluarga inti yang suami dan istri telah memasuki usia pertengahan atau jompo g. Keluarga dari jaringan keluarga (kin network) Adalah keluarga inti ditambah saudara-saudara vertical dan horizontal keduanya h. Keluarga karier kedua (second carrier family ) Adalah keluarga inti diad yang karena anak-anak telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi bekerja.

2. Keluarga non tradisional-tidak berlaku di Indonesia

FUNGSI KELUARGA Menurut Peraturan Pemerintah No 21 tahun 1994: 1. Fungsi keagamaan Sebagai tempat persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai budi luhur budaya bangsa. 2. Fungsi budaya Sebagai tempat mengembangkan tata cara masing-masing daerah 3. Fungsi cinta kasih Sebagai tempat bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin antar suami, istri, anak, dan generasi

4. Fungsi melindungi Sebagai tempat yang merasa aman dan kehangatan bagi setiap anggota keluarga. 5. Fungsi reproduksi. Sebagai tempat melanjutkan keturunannya yang direncanakan 6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan Sebagai keluarga yang mengembangkan pendidikan keturunannya agar bisa menyesuaikan dengan alam kehidupan dimasa depan 7. Fungsi ekonomi Sebagai keluarga yang mendukung unsur kemandirian dan ketahanan keluarga 8. Fungsi pembinaan lingkungan Sebagai tempat pembinaan fungsi menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang sesuai daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis. Apabila fungsi keluarga ini dapat terlaksana dengan baik, akan terwujud keluarga yang sejahtera. Menurut U U No 10 th 1992 keluarga sejahtera (Welfare family) yi: Dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan selaras serasi dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Tingkat kesejahteraan menurut BKKBN 1995: 1. Keluarga prasejahtera Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal yakni: sandang, pangan papan, agama, kesehatan dan KB 2. Keluarga sejahtera tahap 1 Keluarga bila KDM telah terpenuhi tapi belum memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti: Pendidikan, interaksi dalam keluarga dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

3. Keluarga sejahtera tahap 2 Keluarga telah memenuhi KDM kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi

kebutuhan pengembangannya seperti menabung dan informasi umumnya. 4. Keluarga sejahtera tahap 3 Keluarga telah memenuhi kebutuhan semua diatas tapi belum dapat memberikan sumbangan secara teratur kepada masyarakat sekitarnya, ataupun aktif pengurus lembaga kemasyarakatan yang ada. 5. Keluarga sejahtera tahap 3 plus Keluarga telah memenuhi kebutuhannya serta memiliki kepedulian kesertaan yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sekitarnya.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA Disebut juga family life circle, ini penting karena dapat mempertajam masalah yang dihadapi dan penyelesaian masalah kesehatannya. Menurut Duvall (1967) ada 8 macam berikut tingkat kesiapan bantuan pelayanan kesehatan oleh dokter keluarga:

1. Tahap awal, perkawinan (newly married) Tahap belum punya anak. Di AS ini berlangsung rata-rata 2 tahun Disini tahap penyesuaian diri baik dalam kepribadian, emosional atau komunikasi antar suami istri atau anggota keluarga. Kesiapan kita: nasihat keluarga berencana, nasihat dan pelayanan antenatal care, nasihat persalinan.

2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child ) Tahap telah punya bayi satu atau dua orang. Di AS ini berlangsung 2,5 tahun. Tahap menjadi orang tua yang baik, sesuaikan penghasilan dan pengeluaran merawat bayi. Kesiapan kita: masalah pertolongan persalinan, post natal care, pelayanan bayi dan vaksinasi dan nasihat KB

3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children). Di AS anak prasekolah usia 2, 5 th6 th, berarti berlangsung 3, 5 th. Tahap orang tua penyesuaian penghasilan, untuk seorang anak balita. Kesiapan kita: pelayanan kesehatan balita, penanganan kecelakaan dan luka, nasihat pendidikan prasekolah dan nasihat KB

4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah. Di AS, usia anak antara 613 th, berarti berlangsung selama 7 th. Tahap penyesuaian orang tua yang baik, dan penyasuaian penghasilan, sesuai usia anak sekolah, dan pengaturan serta pengembangan fisik, sosial, emosional serta kecerdasan usia anak sekolah. Kesiapan kita : mencakup pelayanan anak usia sekolah, penanganan kecelakaan dan luka, nasihat masalah perilaku serta nasihat dan pelayanan KB

5. Tahap keluarga dengan dengan anak usia remaja (family with teenagers) Di AS usia remaja antara 1320 th, berarti berlangsung selama 7th Tahap pengembangan keluarga mencakup menjadi orang tua yang baik,penyesuaian penghasilan, memelihara keharmonisan keluarga untuk pengembangan mental, emosional, kecerdasan anak usia sekolah Seta mempersiapkan diri untuk berbeda pendapat dengan anak. Kesiapan kita: pelayanan kesehatan anak usia remaja, penanganan kecelakaan dan luka, dan nasehat kenakalan remaja.

6. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as launching centre). Di AS tahap ini biasanya rata-rata 8 th Tahap mempersiapkan diri untuk ditinggalkan anak-anaknya, mempersiapkan berkomunikasi dengan dengan anak sebagai orang dewasa, lebih meningkatkan hubungan suami istri, mempersiapkan diri menjadi mertua, kakek, nenek yang baik. Kesiapan kita: Nasehat hubungan antar anggota keluarga, dan nasehat untuk hidup mandiri

7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years) Tahap ini hanya tinggal suami dan istri usia menengah. Di AS masa ini sampai pensiun, ini di AS selama 15 th. Tahap ini mempersiapkan diri untuk memasuki masa pension, mempersiapkan diri untuk menghaai pelbafai penyakit da atau kelainan degeneratif. Kesiapan kita: Nasehat bagaimana menghadapi pension, nasehat untuk hidup mandiri tanpa anak, menghadapi penyakit-penyakit degeneratif, keadaan menopause.

8. Tahap keluarga usia jompo (aging family members) Tahap suami istri berusia lanjut sampai meninggal. Di AS ini berlangsung 1015th. Tahap bagaimana mengisi masa pension dengan pelbagai kegiatan yang bermanfaat, mengatur pengeluaran sesuai dengan uang pensiun, mempersiapkan diri untuk kehilangan pasangan, untuk menghadapi pelbagai penyakit degeneratif. Kesiapan kita: Nasehat mengisi pensiun dengan kegiatan bermanfaat seperti nasehat kesegaran jasmani, nasehat kehilangan pasangan, penyakit-penyakit serta bantuan psikologis

PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN Menurut Freeman 1970 maksud pengaruh tersebut adalah : 1. Keluarga adalah unit terkecil masyrakat, apabila masalah kesehatan setiap keluarga dapat diatasi, berarti masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan dapat teratasi. 2. Keluarga punya peranan penting dalam membangun. mencegah, mengadaptasi, dan memperbaiki masalah kesehatan dalam keluarga Peranan ini juga untuk keseluruhan masyarakat. 3. Bila anggota keluarga banyak terkena sakit, berarti mempengaruhi fungsi-fungsi dalam masyarakat. 4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang

terpenting, juga untuk masyarakat. 5. Keluarga adalah saluran paling efektif untuk melakukan upaya ataupun pesan-pesan kesehatan Menurut Marby (1964) Keluarga sangat penting dalam diagnose (alo anamnesa), pencegahan penyakit (imunisasi bayi-bayi), pengobatan, perawatan (beban moril maupun materiel), karena itu kesembuhan penyakit akan dapat dipercepat

PENGARUH KESEHATAN TERHADAP KELUARGA

1.Bentuk keluarga. Apabila suami atau istri menderita kemandulan (infertility), terbentuk keluarga tanpa anak. Apabila seseorang menderita penyakit jiwa, tentunya akan terbentuk anggota keluarga membujang.

2.Fungsi keluarga. Apabila kesehatan kepala keluarga terganggu maka fungsi ekonomi terganggu. Apabila ibu rumah tangga yang terganggu maka fungsi afektif atau sosialisasi akan terganggu. 3.Siklus kehidupan keluarga Misalnya pada keluarga tanpa anak, tentunya tahapan-tahapan keluarga tidak pernah dilalui, bila salah satu diantara mereka meninggal, maka keluarga tersebut akan cepat masuk dalam tahap lenyapnya keluarga.

BAB III

PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH

Disebut juga dengan comprehensive medical services. Dalam satu keluarga terdiri dari ibu, anak, bapak, kakek, nenek, cucu, remaja, tuntutan setiap anggota berbeda, padahal inilah sasaran pelayanan dokter keluarga. Tidak ada upaya lain pelayanan kedokteran harus menyelengarakan pelayanan mencakup pelbagai jenis pelayanan kedokteran, populer dengan sebutan pelayanan kedokteran menyeluruh.

Batasan: Ditinjau dari sudut penyelengara pelayanan, menerapkan semua tatacara pelayanan: promotive, preventive, curative, rehabilitative. Memobilisasi semua sumberdaya yang diperlukan untuk pelayanan, termasuk manusia dan peralatan yang diperlukan. Pelayanan ditujukan untuk memastikan kelainan organik, serta pengobatannya, juga menyelesaikan masalah emosional pasien, masalah keluarga, lingkungan, sosio ekonomis pasien Ditinjau dari sudut keluarga yang dilayani: Dilayaninya keluarga yang sedang sakit maupun yang sehat. Dilayaninya semua kebutuhan kesehatan keluarga semua golongan umur dalam keluarga.

Karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh: 1.Jenis pelayanan yang diselenggarakan Ketiga macam pelayanan dilaksanakan meliputi: pelayanan tingkat satu, tingkat dua dan tingkat tiga. Menyelenggarakan lima macam pelayanan, menurut LEAVEL DAN CLARK, 1953: Health promotion = peningkatan derajat kesehatan Specific protection = pencegahan khusus Early diagnosis and prompt treatment = pengobatan dini & tepat. Disability limitation = pembatasan cacat Rehabilitation = pemulihan kesehatan

2.Tata cara pelayanan. Pelayanan dilaksanakan tidak terkotak-kotak (fragmented) tapi terpadu (integrated), Dan dilakukan berkesinambungan (continuous) yaitu:

a.Kebutuhan pelayanan dalam keadaan sehat, sakit, yang telah sembuh dari penyakit. b.Pelayanan harus tersedia SETIAP SAAT

3.Pusat perhatian kepada pasien sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Ini penting bukan saja untuk mempertajam diagnosis penyakit, tapi juga waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakitnya.

4.Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan Perumusan masalah dan penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi pasien mencakup bidang yang amat luas sekali, yang terpenting sisi fisik, mental dan sosial, yang secara keseluruhan disebut pendekatan holistic (holistic approaches)

MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH 1. Terpenuhinya pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan lebih luas 2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan. 3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali. 4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat Di satu pihak pasien akan merasa lebih puas (patient satisfaction), dan dipihak lain pertolongan kedokteran yang akan lebih efektif.

FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH

1. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran Hal ini yang masih berlangsung dengan spesialis dan subspesialis tetap menghambat sistem ini

2. Mahalnya biaya pelayanan kesehatan Ini karena macam-macam factor, diantaranya inflasi, alat-alat canggih, meningkatnya permintaan pasien terhadap pelayanan bermutu

3.Peraturan perundang-undangan yang berlaku Peraturan ini misalnya dilarang menyediakan obat dan atau melakukan tubektomi ditempat praktek dokter swasta perorangan akan berdaampak negatife.

4.Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan Enggan melakukan tindakan kedokteran apapun, lebih suka merujuk kepada pelbagai sarana pelayanan kesehatan lain. Ada beberapa dokter lain yang tidak memiliki kemampuan ini.

5.Sikap dan perilaku pasien Sikap pasien memilih langsung ke praktek dokter spesialis untuk setiap anggota keluarganya.

MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH

Bagaimana menyelenggarakannya, ini ada dua macam 1.Menerapkan pendekatan institusi Ini melalui institusi yang ada puskesmas, termasuk para dokter yang menyelenggarakan praktek swasta, dimotivasi untuk melaksanakan pelayanan kedokteran menyeluruh. Cara ini tidak efisien, sebab: a.memerlukan biaya sangat mahal b.keterbatasan kemampuan. Karena kemampuan setiap sarana terbatas

2.Menerapkan pendekatan system a. Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan Untuk Indonesia ada tiga: tingkat pertama, kedua, dan ketiga

b.Menetapkan tanggung jawab dan wewenang tiap strata Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tiap strata berbeda T.J Strata pertama adalah pelayanan tingkat pertama (primary health care services), misalnya puskesmas, dokter praktek umum, poliklinik umum Strata kedua adalah pelayanan kesehatan tingkat dua (secondary health care services), misalnya praktek dokter spesialis. Strata ketiga adalah pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health care services), misalnya Rumah sakit.

c.Menetapkan mekanisme kerja sama antar strata Sekarang yang diterapkan adalah konsultasi (consultation) dan rujukan (referral).

Pengertian pelayanan kedokteran menyeluruh terletak pada tanggung jawab (responsibility) dokter keluarga, bukan berarti dokter keluarga dapat menyelenggarakan semua jenis pelayanan tersebut. Pengertian pelayanan terpadupun sama DK hanya tanggung jawabnya. Pengertian pelayanan berkesinambungan bukan berarti DK 24 jam berada disitu tapi kerja sama dalam satu kelompok dengan DK lain.

Untuk dapat menjamin tetap terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh ada tiga syarat: a. Membina hubungan dokter pasien yang baik (doctor patient relationship ). Dengan hubungan baik pelbagai kebutuhan dan tuntutan dapat diketahui, dan latar belakang sosial,budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta pelbagai faktor lainnya. Hubungan tersebut bukan perorangan tapi dokter dengan keluarga keseluruhan.. 2. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang ada dimasyarakat (health resources) Mekanismenya tentunya dengan konsultasi dan rujukan 3.Minat terhadap perkembangan IT kedokteran Dengan demikian diharapkan meningkatnya kemampuan secara berkesinambungan dan pelbagai pelayanan pun dapat telayani.

B A B IV

HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Sebenarnya bukan hal yang baru tapi tercantum dalam kode etik kedokteran. Alasan salah satu adalah upaya penanggulangan masalah kesehatan sebenarnya bersifat tidak pasti (uncertainty), penyembuhan, keberhasilan tergantung kepada ALLAH (Tuhan). Disamping itu diperlukan kepercayaan kerja sama antara dokter dan pasien.

BATASAN Hubungan yang terjadi antar dokter dan pasien berdasar tanggung jawab dan kewajiban dokter terhadap pasien. Hubungan ini tidak saja waktu sakit tapi juga waktu pasien sehat, karena itu dianjurkan untuk dapat berkunjung kerumah pasien, mengenal kehidupan pasien selengkapnya, sosial ekonomi, sosial budaya, lingkungan perumahan, pergaulan dan sebagainya Dan menurut Koh et al, 1988;Mc Whinney, 1981, karakteristik hubungan tersebut juga mencakup bidang yang amat luas, hubungan tersebut majemuk, peran dokter adalah sebagai konselor, sebagai guru, sebagai teman disamping sebagai ahli kesehatan Hubungan ini berlangsung jangka waktu lama, dan dokter memiliki pengetahuan lengkap tentang pasiennya. Dan ini membantu dokter dalam mempertajam diagnosis atau menanggulangi masalah kesehatan keluarga. Hubungan ini tidak mengenal batas waktu atau ruang lingkup masalah. Sekali lagi pengertian hubungan seperti ini adalah dari sudut tanggung jawabnya. sehingga group practice sangat dianjurkan. Imbalance relationship karena dokter dianggap status social lebih tinggi dan hubungan paternalistic (ayah dan anak) dan otoriter (tak boleh dibantah) tidak boleh dipakai dipakai sebagai pedoman. Hubungan dokter-pasien dianjurkan bersifat professional dalam arti saling menghormati hak serta kewajiban dokter dan hak kewajiban pasien. Ahli hukum mengemukakan aspek legal hubungan tersebut. Waktu menyelenggarakan pelayanan, telah terjadi kesepakatan antar dokter dengan pasien suatu hubungan legal, popular dengan sebutan kontrak terapeutik. Apabila salah satu pihak melanggar, maka pihak tersebut dapat diminta pertanggung jawaban hukumnya (liability).

MANFAAT HUBUNGAN DOKTER-PASIEN

1. Dapat mengenal pasien selengkapnya, pelayanan kedokteran akan dapat memusatkan perhatiannya kepada pasien sebagai manusia seutuhnya (patient centered medical care, Koh,1988) 2. Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan terus menerus. 3. Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah kesehatan yang dihadapi pasien 4. Dapat diatur pemakaian pelbagai sumber kesehatan yang dimiliki lebih efektif dan efisien 5. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya tuntutan hukum (liability)

Dengan baiknya hubungan dokter-pasien akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (quality assurance), dan juga untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan (cost containment).

FAKTOR-FAKTOR YANG PENGARUHI HUB. DR-PASIEN

Menurut Somers dan somers,1970, yang penting adalah: 1. Perkembangan spesialis dan subspesialis. 2. Penggunaan pelbagai alat kedokteran canggih Disatu pihak hubungan dokter-pasien jadi tidak langsung tapi terpisah oleh pemakaian alat canggih. Dipihak lain hubungan pasien dokter tidak lagi bersifat manusiawi tapi telah bersifat mekanik. 3. Campur tangan pihak ketiga Contoh: obat generic. Dimana dokter tidak bebas memberikan obat sesuai permintaan pasien. Demikian pula dengan peraturan asuransi, dokter tidak bebas lagi karena ada pembatas yang diterapkan, misal harus dengan obat tertentu, ke Rumah sakit tertentu, jenis kelasnya dll. 4. Sikap dan perilaku dokter. Dokter sebaiknya berperilaku positif, ada 4 hal pokok (Koh,1988) a. b. c. d. Mau dan bersedia memahami dan mengenali diri sendiri Mau dan bersedia memahami kepribadian pasien Mau dan bersedia memahami maksud kedatangan pasien Mau dan bersedia memahami kebutuhan kesehatan pasien

5. Sikap dan perilaku pasien. Waktu datang, pasien sebaiknya berperilaku positif, ingin bersama dokter untuk menyelaikan masalah kesehatannya. 6. Ketrampilan dan reputasi dokter.

PEMAHAMAN PASIEN

Mencakup 4 hal pokok: 1. Kepribadian pasien: suka menuntut, tertutup, emosional, mirip sakit berat, sinis, merasa orang penting, semua dapat dengan uang, mengerutu, merasa lebih pintar, menjauhkan diri, labil, bingung. 2. Maksud kedatangan pasien : Ingin ditolong karena merasa sakitnya parah

Ingin ditolong karena merasa khawatir Ingin ditolong karena gangguan kesehatan disebabkan masalah dalam kehidupannya Karena keperluan administrasi, surat keterangan sehat, sakit, disini dokter harus tetap dalam sumpah dokter Karena ingin pelayanan pencegahan penyakit. 3. Kebutuhan pasien: untuk dimengerti, menyalurkan perasaan, mengubah situasi karena jenuh dirumah, merasa sudah sehat ingin kembali bekerja, atau sekedar ingin menghilangkan gejalanya, mungkin benar-benar sakit perlu pertolongan khusus 4. Sikap dan perilaku pasien diruang praktek: harapan yg berlebihan, memanfaatkan dokter karena tidak masuk kerja, datang bukan untuk pertolongan kesehatan tapi ingin ngobrol saja, tampak beringas temperamen- dokter menyesuaikan dirinya, ketergantungan berlebihan pada dokter- dokter ingat kewajiban dan hak dokter juga hak dan kewajiban pasien misal menanda tangani izin operasi dll.

BAB V

KONSULTASI DAN RUJUKAN

PENDAHULUAN Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, karena kemampuan dokter keluarga terbatas, maka perlu memanfaatkan pelbagai sumber kedokteran (resources medicine). Perlu dijalin komunikasi baik diantara sumber-sumber, dan yang dianggap penting yakni konsultasi (consultation) dan rujukan (referral).

BATASAN Konsultasi, memintakan bantuan professional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Rujukan, upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan suatu kasus penyakit kepada dokter lainnya yang yang sesuai. Berbeda pengaturannya, konsultasi lebih bersifat kesejawatan sesuai ketentuan yang berlaku dalam kode etik profesi, sedang rujukan dituangkan dalam undang-undang, untuk Indonesia

ada pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan R I No 032/Birhup/72 tahun 1972.. Rujukan dalam pelayanan DK adalah Rujukan medis. Dibedakan tiga macam: a. rujukan pasien (transfer of patient ), rujukan ini dari strata pelayanan kurang mampu kepada strata yang lebih sempurna, atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge ) Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang lebih ahli ke strata yang kurang mampu untuk melaksanakan bimbingan dan diskusi atau sebaliknya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens ) Adalah sama halnya diatas dari yang kurang kepada yang lebih mampu atau sebaliknya untuk tindak lanjut yang diperlukan.

Hanya saja rujukan pada pelayanan DK mempunyai karakteristik: 1. Pelimpahan tidak secara total tapi hanya untuk masalah penyakit yang sedang ditanggulangi saja sedang masalah lainnya atau kesehatan secara keseluruhan tetap berada ditangan DK 2. Dalam melakukan rujukan tidak hanya atas dasar penyakit saja tapi Juga keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan 3. Rujukan juga meliputi bidang peningkata derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.

Konsultasi dan rujukan ternyata semakin diperlukan karena 1. pesatnya kemajuan IT kedokteran 2. makin bervariasinya kebutuhan pasien / keluarga 3. terbatasnya kemampuan DK untuk selalu ditempat, sehingga diperlukan praktek berkelompok

MANFAAT KONSULTSI DAN RUJUKAN

1. Pengetahuan dan ketrampilan DK akan lebih meningkat 2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga lebih terpenuhi

MASALAH KONSULTASI DAN RUJUKAN

1. Apabila ini atas inisiatif dokter, ini dapat menimbulkan kurang percaya dari pasien, tapi ini perlu penjelasan sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasannya 2. Apabila ini atas permintaan pasien, akan menimbulkan rasa kurang senang dari DK. Tapi bila setelah diberi penjelasan perlu tidaknya, pasien tetap ingin konsultasi/rujukan, baiknya diturutkan 3. Apabila dokter tempat konsultasi tidak menjawab bahkan mengambil alih, ini menghalangi pelayanan menyeluruh. 4. Apabila DK yang melakukan konsultasi atau rujukan tidak sependapat dengan saran dan tindakan dokter konsultan (second opinion). Ini sebaiknya lakukan diskusi dengan dokter itu. Bila perlu ini atas persetujuan pasien, lakukan kon/rujukan kedokter lain 5. Apabila ada pembatas dalam melakukan kon/rujukan Bsa dari dokter yang kurang menunjang, atau dari pasien yang tidak bersedia karena biaya atau sulitnya transportasi. Atau dari pihak ketiga, misal asuransi atau perusahaan, perlu dibicarakan 6. Apabila karena sosial budaya yang berlaku, karena faktor social ekonomi, kon/ref tidak dapat dilakukan, misalnya karena pihak keluarga tidak mengizinkan, tidak ada keluarga yang menunggu, berakibat penghasilan untuk keluarga terpengaruh dll

PENGARUH PADA KONSULTASI DAN RUJUKAN

1. Dipengaruhi oleh berlakunya kode etik, sistem pembiayaan kesehatan, bila kode etik dipatuhi, pembayaran tunai, kon/ruj berjalan lancer. 2. Kode etik tidak dipatuhi, sistem pembayaran tunai, kon/ruj tidak akan tertib 3. Masih mematuhi kode etik, pembayaran pra-upaya, adanya pembatas dan peraturan, kon/ruj tidak bebas lagi 4. Kode etik tidak dipatuhi, sistem pembayaran pra-upaya, kon/ruj tidak akan tertib dan tidak bebas lagi Dengan demikian agar kon/ruj tetap berjalan baik, perlu pemantauan etika yang efektif, peraturan dan pembatas yang wajar dapat diterima.

TATA CARA KONSULTASI DAN RUJUKAN

1. Konsultasi. Dapat secara formal atau informal. Sebaiknya dokter keluarga lebih mengutamakan yang informal. Cara formal (Mc whinney,1981) langkah-langkah sebagai berikut:

a. alas an harus dijelaskan lebih dulu kepada pasien b. dokter yang berkonsultasi harus berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat konsultasi, biasanya dengan tertulis. Bila keadaan darurat misalnya acute abdomen konsultasi dapat dengan telepon, yang ideal bersama-sama memeriksa pasiennya. c. Keterangan yang disampaikan harus lengkap d. Seyogjanya dokter tempat konsultasi memberi bantuan professional yang sesuai. Jika dokter ini merasa diluar jangkauannya, menasihatkan untuk kedokter lain.

2. Rujukan Dokter keluarga dianjurkan dapat selalu mendampingi pasien pada waktu merujuk pasien, atau selalu berkomunikasi dengan dokter itu. Ada empat macam pembagian wewenang dan tanggung jawab: a. Interval referral, dimana dalam waktu tertentu DK menyerahkan pasien, misalnya waktu cuti, atau ada pertemuan diluar kota b. Collateral referral, DK merujuk untuk masalah kedokteran khusus, misal chronic glaucoma, menometrorrhagi, epistaxis berlanjut dll. c. Cross referral, DK menyerahkan pasien untuk selamanya, ini tidak dianjuran, kecuali karena pasien pindah kedaerah lainnya. Ini dapat terjadi misalnya bila DK merasa tidak senang dengan keluarga itu. d. Split referral, DK menyerahkan pasien kepada beberapa dokter konsultan, sementara DK tidak ikut campur. Ini tidak dianjurkan karena tidak ada yang bertanggung jawab kepada kesehatan pasien sebagai manusia seutuhnya. Tata cara rujukan sama dengan cara konsultasi.

BAB VI

KUNJUNGAN DAN PERAWATAN PASIEN DIRUMAH

PENDAHULUAN Kunci pokok keberhasilan pelayanan DK adalah mengetahui latar belakang pasiennya. Latar belakang ini diketahui dengan kunjungan kerumah pasien (home visit) dan melakukan perawatan dirumah (home care). Dengan cara ini DK dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh.

BATASAN Kunjungan dan perawatan pasien dirumah secara sederhana adalah kedatangan petugas kesehatan kerumah adalah untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran. Pertolongan kedokteran dua macam: 1. bersifat rawat jalan saja (ambulatory services) 2. bersifat rawat inap dirumah (hospitalization)

ALASAN KUNJUNGAN 1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien Pelayanan kedokteran menyeluruh dan pelayanan kedokteran berkesinambungan antara lain tersedianya data lengkap keadaan pasien, latar belakang kehidupan pasien. Dengan kunjungan kerumah inilah seorang DK dapat memenuhi ini, inilah yang disebut DK bersifat aktif tidak hanya menanti kunjungan. 2. Untuk melakuan pertolongan kedokteran baik rawat jalan dengan alasan pasien tidak memungkinkan datang ke tempat praktek a.l: a. Menderita penyakit akut atau menular yang membahayakan kepada orang lain. b. Menderita penyakit khronis, terutama orang tua, atau lumpuh karena sesuatu penyakit c. Menderita penyakit terminal Maupun tindak lanjut pelayanan rawat inap di RS, ini akan bertambah penting karena mahalnya perawatan di RS, sehingga pasien walaupunbelum berapa sembuh telah minta pulang.

MANFAAT KUNJUNGAN DAN PERAWATAN PASIEN DIRUMAH 1. Dapat meningkatkan pemahaman tentang pasien, diantaranya data sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, keadaan menu sehari-hari. 2. Dapat meningkatkan hubungan dokter-pasien Prinsip saling menghormati, saling mengunjungi, dan pasien merasa ada kebanggaan tersendiri dokter (misalkan dengan mobil sedan baru ataupun motor ) telah mendatangi rumahnya.

3. Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien. 4. Dapat meningkatkan kepuasan pasien (patient satisfaction) Ini telah disepakati sebagai salah satu tolok ukur penting dari pelayanan kesehatan bermutu.

MASALAH MASALAH DALAM HAL INI 1. Terbatasnya pertolongan yang dapat dilakukan Tidak mungkin membawa peralatan lengkap, ataupun tidak ada listrik disitu. Apalagi dengan penyakit yang serius yang sebelumnya tidak diketahui. 2. Panggilan yang sebetulnya tidak perlu, ini membuat dokter merasa buang-buang waktu 3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan. Ini karena kurang mandirinya pasien atau keluarga, berakibat memberatkan dokter. Apabila akan menghindari pertolongan yang tak perlu sekali, dapat dengan bijaksana menolaknya, perlu juga mengumpulkan data selengkapnya sebelum datang.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM HAL INI Menurut Mc-Whinney,1981; Pritchard,1978, ada empat faktor: 1. Makin mudahnya sistem komunikasi Akan semakin berkurang, karena system komunikasi, mobil, kendaraan lain, pesawat telepon. Tapi padatnya lalu lintas , membuat penurunan kunjungan. 2. Makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran, terutama dalam pencegahan penyakit . Ini terutama untuk bayi dan anak. 3. Penggunaan alat kedokteran yang canggih. Alat sulit dibawa, ataupun listrik kurang baik, akibatnya lebih memilih untuk datang langsung. 4. Sikap dan perilaku dokter, yang menolak untuk kunjungan.

Ada situasi yang menyebabkan mendorong makin perlu dilakukan kunjungan 1. Makin meningkatnya usia hidup rata-rata.

Jumlah penduduk usia lanjut semakin banyak 2. Makin meningkatnya biaya pelayanan rawat inap di RS 3. Karen desakan program asuransi kesehatan

TATA CARA KUNJUNGANDAN PERAWATAN PASIEN DI RUMAH PASIEN Ditinjau dari tenaga pelaksana: ada dua macam : dokter atau tenaga kesehatan khusus yang dilatih. Dari sudut yang mengambil inisiatif: inisiatif pasien atau dokternya. 1. Untuk mengumpulkan data pasien a.Siapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi, dahulukan yang beresiko tinggi misalnya, yang hamil, penyakit menular, dengan anak balita. b. Mengatur jadwal kunjungan Pengaturan jadwal ini diberitahukan sebelumnya. Sehingga jangan sia-sia. c.Macam data yang akan dikumpulkan. Data minimal: keadaan rumah dan lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, interaksi anggota keluarga, fungsi keluarga. Data ini sering disebut data dasar (data base) atau sebagai profil keluarga. d.Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan Misalnya: kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, dll,

2.Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif dokter keluarga, perlu tata cara pokok: a. Mempersiapkan jadwal kunjungan, ada baiknya dibuat tiap minggu b. c. d. e. f. Menyampaikan jadwal kepada pasien, misalnya melalui surat, telepon Mempersiapkan keperluan kunjungan sesuai keperluan, jangan lupa rekam medis keluarga. Melakukan pertolongan kedokteran dan pemberian nasehat, penyuluhan kesehatan. Mengisi rekam medik keluarga Menyusun RTL, jika perlu pelayanan rawat inap di RS bicarakan sebaik-baiknya.

Untuk memberikan perrtolongan kedokteran atas inisiatif pasien atau pihak ketiga. Karena penyakit akut, tata cara yang ditempuh sbb: a.Menanyakan selengkapnya keadaan pasien.

Jika melalui anggota keluarga, tanyakan kepada mereka. Bila melalui telepon, usahakan bicara langsung dengan pasien. b.Mempersiapkan keperluan kunjungan. Bawa semua alat seperlunya, obat, rekam medik keluarga. c. Melakukan pertolongan kedokteran. Lakukan pertolongan dan juga nasehat atau penyuluhan kesehatan d. Menyusun RTL, ataupun perlu rawat inap di RS.

BAB VII

PELAYANAN KONSELING PADA PRAKTEK DK

Untuk dapat memandirikan pasien dan keluarganya mengambil keputusan, perlu pemahaman pasien terhadap dirinya serta masalah kesehatannya dikenal dengan nama pelayanan konseling (counseling services)

BATASAN 1. Konseling adalah suatu komunikasi tatap muka untuk membantu penderita menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yang lengkap tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedang dihadapi secara mandiri (AVSC, 1995)

2. Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk membantu orang lain memperoleh pengertian lebih baik mengenai dirinya dalam usaha nya untuk memahami dang mengatasi yang sedang dihadapinya (Sadli, 1988)

KARAKTERISTIK 1. Konseling adalah tatap muka langsung, beda dengan komunikasi biasa, dimana tatap muka tidak bersifat mutlak. 2. Konseling membantu penderita memahami diri sendiri dan penyakitnya, beda dengan wawancara biasa hanya sekedar mengetahui keadaan penderita. 3. Pengambilan keputusan dilakukan oleh penderita. Beda dengan motivasi dimana keputusan oleh dokter.

MANFAAT 1. Meningkatkan pemahaman terhadap diri dan kesehatannya sehungga pasien dapat mempercepat penyembuhannya 2. Meningkatkan kepercayaan diri pasien, sehingga juga mempercepat penyembuhannya. 3. Meningkatkan kemandirian pasien, yang mendorong munculnya tanggung jawab menghadapi penyakitnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSELING 1. Prasarana/Sarana Dilaksanakan dalam ruangan nyaman, sepi, terjaga privacynya, sehingga tidak menghambat keterbukaan pasien. 2. Suasana konseling. Dilakukan dalam suasana tidak tertekan, tidak marah-marah, sunguh-sungguh 3. Syarat bagi pelaksana a. mempunyai minat yang besar untuk menolong orang lain. b. Bersikap terbuka, bersedia jadi pendengar yang baik, tidak memotong pembicaraan orang lain. c. Mampu menunjukkan empati (merasakan perasaan orang lain)dan menumbuhkan kepercayaan dan peka terhadap kebutuhan pasien. d. Mempunyai pengamatan sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi pasien.

TATA CARA PELAYANAN KONSELING 1. Menyampaikan salam (greet) Sambut dengan ramah tamah, senyum, agar timbul kepercayaan pasien, sambil mengamati sikap dan perilaku pasien, baik waktu memasuki ruangan maupun waktu menjawab dll. 2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assest) Misalnya menanya secara tidak langsung : apa yang bisa saya bantu,

Berikan waktu secukupnya agar memberian penjelasan selengkap-lengkaonya. Jangan memotong pembicaraan, sinis, menganggap rendah yang dikemukakan pasien. 3. Menyampaikan uraian sesiuai kebutuhan pasien (tell) Uraian seputar masalah kesehatannya sehingga pasien memiliki pemahaman cukup baik keuntungan dan kerugian masing-masing jalan keluar tersebut, dan berilah dorongan agar pasien mengajukan pertanyaan. 4. Membantu pasien mengambil keputusan (help) Pengambil keputusan tetap dilakukan sendiri oleh pasien 5. Memberi penjelasan sekitar keputusan yang diambil (explain) Sampaikan penjelasan sesuai tingkat pendidikan, keadaan sosial, keadaan budaya pasien, Kalau perlu dengan alat Bantu. Penjelasan sekurang-kurangnya menyangkut: a. b. c. d. tujuan tindakan medik (purpose of medical procedure ) prosedur tindakan mediknya (contemplated medical procedure) resiko tindakan medik (risk inherent in such medical procedure) prognosis dilakukan ataupun tidak dilakukan

6. Merujuk pasien menjelaskan kunjungan ulang (refer and return ) Keenam langkah ini popular dengan singkatan GATHER.

BAB VIII

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Pendahuluan Dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan medik haruslah mendapat persetujuan dahulu dari yang bersangkutan. Ini dikenal dengan persetujuan tindakan medik (informed consent) Pentingnya pemahaman ini didorong oleh makin baiknya kesadaran hukum masyarakat, menyebabkan gugatan hukum (liability) makin sering ditemukan.

BATASAN PTM atau informed consent (PERMENKES No. 585 th 1989). Informed berarti telah mendapatkan penjelasan, serta consent berarti persetujuan. Dengan adanya PTM dapat dihindari perbuatan yang dipaksakan, yang bertentangan dengan kode etik dan undang-undang, bila opeasi tidak disetujui pasien dapat dikenakan pasal 531 KUHP, dianggap penganiayaan. Tuntutan menghormati hak-hak azazi manusia, di kedokteran sebagai patient rights berhasil mewarnai praktek kedokteran. Butir 6 kode etik kedokteran internasional yang disahkan th 1949, menyebutkan a physician shall respect the right of the patient. Sedang hak-hak pasien

disahkan th 1981, butir 3 tercantum menolak atau menerima setelah mendapat keterangan yang cukup. TUJUAN Adalah untuk menimbulkan pengertian dan pemahaman pada diri pasien tentang tindakan medik yang akan dialaminya, kemudian akanmmenetapkan keputusan yang menurut pertimbangannya adalah terbaik (educated decision)

UNSUR-UNSUR PERSETUJUAN TM 1.Sumber a. Dalam hal tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif lainnya, informasi disampaikan oleh dokter yang akan melakukan operasi tersebut. b. Dalam keadaan tidak ada dokter operator, informasi disampaikan oleh dokter lainnya dengan tanpa diketahui oleh dokter operator. c..Dalam hal tindakan bukan ovensif lainnya informasi boleh oleh dokter lain atau perawat dengan sepengatahuan dokter operator 2.Informasi Dapat dibedakan lima macam, yakni: a.Informasi tentang tujuan TM Mungkin tujuannya untuk diagnosticharus diberitahukan Mungkin untuk penelitian harus sepengatahuan dan izin ybs. b. Informasi tentang prosedur (cara) TM Pada bagian ini harus menjelakan tentang cara tindakan. Jika tindakan invasif penjelasan harus terperinci c.Informasi tentang risiko TM Risiko yang lazim saja, bukan yang muncul karena kelalaian (malpractice), bila kelalaian tetap berlaku tuntutan pengadilan Risiko yang disampaikan: jenis, derajat, probabilitas, waktu terjadinya. Misalnya: terjadi gg motorik anggota gerak (jenis), menimbulkan kelumpuhan (derajat), sering dialami (probabilitas), serta bersifat segera (waktu) ini akan lebih berarti bagi olahragawan daripada pekerja kantor. d.Informasi tentang alternative tindakan medik dan risikonya

Penjelasan tentang tindakan medik ini dan TM lainnya serta masing-masing risikonya. Perlu pula disampaikan bila tidak dilakukan TM. e.Informasi tentang prognosis (ramalan tentang jalannya penyakit) bila TM dilakukan atau tidak dilakukan

Informasi yang disampaikan, haruslah cukup (doses). Tentang pengertian dan pemahaman terhadap masalah kesehatan akan berbeda-beda tergantung tingkat pendidikan yang dimiliki.

3.Media. Menurut peraturan Men Kes No 585 th 1989 menetapkan media adalah lisan dan akan lebih mudah diterima bila menggunakan alat Bantu.

4.Sasaran. Menurut peraturan diatas adalah pasien dewasa, sadar, sehat mental Jika belum dewasa (21th atau belum kawin), tidak sadar atau terganggu jiwanya iformasi tersebut dapat disampaikan kepada wali atau curator, atau kalau dia berhalangan dapat disampaikan kepada keluarga terdekat atau induk semang. Bila pasien pingsan dan tidak didampingi keluarga terdekat padahal menurut medik berada dalam keadaan darurat segera, tidak perlu persetujuan TM.

5.Hasil Diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman Pasien, dapat menetapkan persetujuannya.

Bentuk persetujuan ada lisan dan tulisan Bila tindakan berrisiko tinggi haruslah persetujuan tertulis dengan tt Bila risiko tidak tinggi cukup lisan. Untuk tertulis sebaiknya tersedia formulir secara khusus untuk setiap jenis tindakan medis Untuk persetujuan lisan agar pembuktian diakui harus disertai oleh

seorang saksi yang bukan dari keluarga pasien.

MASALAH 1. Yang berkaitan dengan informasi Bila informasi tersebut menimbulkan ketakutan pada diri pasien, dikalangan doketr dikenal dengan apa yang disebut therapeutic privilege (hak pengobatan), yakni demi kepentingan pasien dokter dapat saja menahan informasi itu, ini ada dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia pasal 5. 2. Yang berkaitan dengan kemampuan Bila diketahui pasien tidak mampu membiayainya, tidak etis bila dokter menyampaikannya. Bila dokter harus merujuk ketempat lain dan pasien mampu membiayainya, tidak etis bila dokter menahan informasinya. 3. Yang berkaitan dengan keputusan Bila keputusan harus oleh bapak dan ibu, dan tidak sepakat keduanya, bila pasien sudah mendekati usia dewasa (20) tapi telah diperguruan tinggi maka tanya pada anaknya, bila setuju lakukan. Tapi bila berhadapan dengan kepentingan umum, persetujuan pasien tidak perlu dihormati misalnya wabah penyakit menular Pada PTM yang dinilai aspek kognitif (pengetahuan), tapi bila aspek afektif (sikap pasien, perasaan) berbeda, maka pilihan pada yang menguntungkan pasien.

TATACARA PTM Karena mempunyai tujuan sama dengan konseling, maka tata caranya sama dengan 6 macam yakni: GATHER

BAB IX

REKAM MEDIS PELAYANAN DK

PENDAHULUAN Rekam medis adalah semua berkas, catatan yang berisikan data tentang keadaan kesehatan pasien

BATASAN Tercantum dalam PERMENKES RI No 749 a th 1989, adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien yang dipergunakan serta tersedia pada suatu sarana pelayanan kesehatan

Dari batasan ini dapat dipahami bahwa rekam medis: kartu pasien, catatan dan semua dokumen termasuk kartu indeks, buku register, formulir hasil pemeriksaan penunjang, foto roentgen, formulir PTM, formulir jaminan asuransi kesehatan, salinan sertifikat kelahiran, salinan sertifikat kematian dan data non fisik seperti psikhis dll. Dierluas lagi dengan mulai saat diterimanya, catatan medis selama pelayanan, penyimpanannya.

MANFAAT

1. Menjamin kelengkapan administrasi pasien 2. Memudahkan perencanaan dan penilaian pelayanan medis Dengan catatan ini dapat dinilai pelayanan medis yang telah dilakukan dan perencanaan berikutnya, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. 3. Melindungi kepentingan hokum pelbagai pihak. Dapat membuktikan kebenaran dilakukan atau tidak suatu tindakan medis, atau telah mendapat persetujuan dari pasien. Isi rekam medis tersebut bila pihak pasien merasa dirugikan dapat dipakai sebagai titik tolak untuk mengajukan tuntutan hokum. 4. Membantu memperlancar administrasi keuangan pasien. Dapat dihitung biaya pengobatan pasien. 5. Sumber data penelitian. Apat dipakai sebagai sumber data penelitian, yang berperan dalam meningkatkan ilmu dan teknologi kedokteran 6. Bahan rujukan pendidikan dan latihan 7. Kelengkapan dokumentasi, harus disimpan baik-baik 8. Memperlancar komunikasi antar petugas kesehatan dalam unit tersebut atau keluar unit

HAK DAN KEWAJIBAN PADA REKAM MEDIS 1. Hak dan kewajiban pasien Haknya adalah penuh terhadap isi rekam medis. Petugas kesehatan, tanpa persetujuan pasien sama sekali tidak berhak menyebarkan keterangan tersebut. Sedangkan kewajiban pasien adalah memberikan keterangan yang benar dan lengkap. 2. Hak dan kewajiban petugas kesehatan. Haknya memperoleh keterangan yang benar, kewajiban petugas kesehatan pada umumnya menjaga kerahasiaan isi RM. Petugas tidak boleh memberikan isi rekam medis termasuk ke badan asuransi kesehatan. Tetapi kewajiban ini tidak berlaku bila datang dari lembaga pengadilan. Awas kebenaran petugas ini harus jelas. 3. Hak dan kewajiban sarana pelayanan. Seperti Rumah Sakit : RM adalah milik RS sebagai inventaris, tapi tidak mengenai isinya. RS bertanggung jawab menyediaan tempat, tenaga yang baik dan tetap rahasia isinya.

ISI REKAM MEDIA KELUARGA 1. Keterangan tentang data dasar keluarga (data base) = profile keluarga Ada 6 macam:

a. Keterangan tentang data demgrafi setiap anggota keluarga. Misal: nama,umur, kelamin, status perkawinan, anaknya, pekerjaan, hubungan kekeluargaan, sratus social, golongan etnik. b. Riwayat kesehatan. Penyakit-penyakit utam pernah dialami, peristiwa kehidupan penting dan keadaan kesehatan setiap anggota pada saat ini. c. d. e. f. Data biologis setiap anggota keluarga misalnya berat badan, tekanan darah, tinggi badan dll. Tindakan pencegahan penyakit, misal imunisasi. Faktor Risiko setiap anggota seoerti allergis apa Keadaan kesehatan lingkungan rumah, lingkungan pemukiman, struktur keluarga (kepala kel, ibu, anak, cucu dll), fungsi keluarga dan pelaksananya seperti sbg pencari nafkah utama, tambahan, pengatur makanan harian, memasak, tugas pembersihan rumah, pekarangan dll.

2. Data klinik keluarga (clinical record) Misal: tanggal kedatangan ke RS, masalah kesehatan yang dikemukakan, hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, masalah kesehatan yang ditemukan, rencana pengobatan,tindakan medik, kemajuan dari pengobatan. Data-data ini harus ditulis jelas .

MACAM-MACAM REKAM MEDIS KELUARGA Ada dua macam: 1. Merupakan kumpulan rekam madis dari masing-masing anggota. Kemudian dikumpulkan dalam satu berkas (family folder ), yang disimpan menurut nomor urut atau huruf pertama nama kepala keluarga 2. Merupakan satu rekam media yang dipakai oleh semua anggota keluarga. Masing-masing bentuk punya kelebihan dan kekurangan tersendiri, Yang pertama kelebihannya tersedia ruang yang cukup. Kekurangannya tidak terlihat gambaran yang lengkap tentang keadaan keluarga. Yang kedua, kelebihannya gambaran lengkap keluarga terlihat baik, tapi ruang untuk mencatat tidak cukup, apalagi anggota sering berobat.

BUKU KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA Adalah buku catatan yang dianjurkan dibawa oleh setiap anggota keluarga. Dituliskan identitas, keadaan kesehatan, berat badan, tekanan darah, obat yang pernah diberikan, nasehat gizi, allergis, jadual imunisasi, jadual antenatal care, jadual KB, jadual kunjungan ulang, jadual pemeriksaan berkala,golongan darah. Nama dan alamat dokter yang bertanggung jawab. Kelaianan yang sangat pribadi atau keterangan yang dapat merugikan pasien seyogianya tidak dicantumkan.

Dengan adanya buku ini penting bila menghaddapi keadaan gawat darurat.

BAB X

PRAKTEK DOKTER KELUARGA

KEDUDUKAN DAN PERANAN DOKTER KELUARGA Secara umum dibedakan 4 macam (Geyman, 1971): 1. Praktek DK sama dengan praktek dokter umum: pelayanan tk pertama berkelanjutan untuk keluarga, merawat dirumah, menyelenggarakan konsultasi, memberikan pendidikan kesehatan, pencegahan, pengobatan, meningkatkan derajat kesehatan

2. Sama dengan praktek spesialistis, ini di AS 3. Praktek DK (Willard,1970) menunjuk kepada tatacara pelayanan yang diselenggarakan. Ini dianut Negara-negara berkembang juga Indonesia 4. Praktek DK banyak kesamaan dengan praktek dokter umum Hanya punya pendapat praktek dokter umum sekarang telah tidak memadai lagi, perlu dikembangkan cara baru yakni DK

BENTUK PRAKTEK DK 1. Pelayanan DK sebagai bagian dari pelayanan RS (hospital based) Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus, yang disebut bagian DK (departemen of family medicine), semua pasien baru berkunjung ke RS diwajibkan melalui bagian ini, bila perlu pelayanan spesialis baru kemudian dirujuk ke bagian lain 2. Pelayanan DK oleh klinik DK (family clinic) Klinik ini didirikan diluar RS tetapi ada hubungan kerjasama erat dengan RS, Dapat paktek solo atau group 2 sampai 3 orang (lebih dianjurkan). Diterapkan satu manajemen , yang berarti secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Diperoleh beberapa keuntungan (Clark, 1971): a. Pelayanan DK akan lebih bermutu. Ini karena antar DK saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan, ketrampilan. b. Pelayanan DK lebih terjangkau Ini karena pembelian alat secara bersama (cost sharing), pendapatanpun dikelola bersama, pelayanan akan lebih terjangkau.

3. Pelayanan DK dilaksanakan melalui praktek DK (family practice) Terpisah dengan RS

PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA 1. Peralatan a. Peralatan medis Karena melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana, dan pertolongan gawat darurat, menurut Djati ratiknyo (1983), peralatan DK cukup lengkap mencakup: lab linis, Rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer, dan ophthalmoskop b. Peralatan non medis Menurut The American Academy of general Practice (1960) harus memiliki: ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang lab, ruang Ro, (fakultatif), ruang administrasi, gudang, kamar mandi yang luas lantai antara 150-200 meter persegi, serta komunikasi baik karena pelayanan dengan perjanjian (appointment

system) 2. Tenaga pelaksana Ada tiga macam: a. Tenaga medis Aalah tenaga DK, tergantung beban kerja jumlahnya. b. Tenaga para medis Tenaga ini yang telah mendapat pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan DK. Secara umum disebutkan satu DK diperlukan 2 sampai 3 tenaga para medis. c. Tenaga non medis. Tenaga administrasi untuk menangani masalah administrasi. Tenaga pekerja social yang diperlukan untuk menangani program penyuluhan dan kunjungan kerumah. Misalnya minimal seorang tenaga adm, seorang pekerja social

PELAYANAN PADA PRAKTEK DK

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja 2. Menyelenggarakan rawat jalan, kunjungan, dan perawatan dirumah. Ini dilaksanakan biasanya pelay, DK tidak punya akses dengan RS. 3. Menyelenggarakan semua termasuk rawat inap di RS

PERBEDAAN PELAYANAN DK (Lebih baik) 1. Lebih aktif dan lebih bertanggung jawab Karena pelayanan termasuk pelay. kunjungan, perawatan dirumah, konsultasi, rujukan, bahkan turut menangani pasien rawat inap RS. 2. Lebih lengkap dan bervariasi Sebagai contoh, di AS praktek DK dapat menyelesaikan 95 % masalah kesehatan yang berobat. 3. Menangani penyakit lebih awal Misalnya perlu rawat inap, yang dilayani hanya pada stadium awal saja, bila lebih spesialistik tetap dikonsultasikan.

BAB XI

PEMBIAYAAN PELAYANAN DK

PENDAHULUAN Pembiayaan yang dipilih adalah pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali datang berobat tidak perlu bayar tunai, karena pembayaran tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga yaitu badan asuransi. Untuk memperkecil risiko biaya, progr. Asuransi menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing), sehingga bagi penyelenggara pelayanan kesehatan harus memelihara, meningkatkan kesehatan, dan mencegah tidak sampai sakit.

BATASAN Dua batasan: 1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinankemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Beider and Breadles, 1972). 2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana sipenangung dengan menerima suatu premi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada sitertanggung yang mungkin terjadinya peristiwa yang mengandung ketidak kepastian dan yang akan mengakibatkan kehilangan, kerugian, atau hilangnya untung (Kitab UU Hukum dagang, 1987) Pengertian disini hanya kepada sitertanggung saja, tetapi asuransi jenis lain diperluas kepada seluruh anggota masyarakat, ini dikenal dengan asuransi social (s0cial insurance), yang termasuk didalamnya asuransi kesehatan. Disebutkan asuransi kesehatan adalah suatu program jaminan pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat yang biasanya dipikul bersama oleh masyarakat melalui system kontribusi yang dilaksanakan secara praupaya.

BENTUK-BENTUK PEMBAYARAN DARI BADAN ASURANSI KEPADA PENYELENGGARA PELAYANAN.

1 Tagihan dari dokter kepada asuransi (reimbursement) Mudah dipahami, penyelenggara menginginkan tagihan yang besar sering melakukan pelayanan secara berlebihan, akibatnya biaya kesehatan terus meningkat.

2.Membagi risiko (risk sharing) Diperkenalkan bentuk pembayaran pra upaya (pre-payment), atau pembayaran prospektif (prospective payment), pihak asuransi membayar kepada penyelenggara pelayanan. Ini dihitung dimuka (inadvance), tanpa memperdulikan berapa besarnya biaya ril (real cost) yang dikeluarkan penyelenggara pelayanan. Dengan ini mencegah peningkatan premi kesehatan

BENTUK-BENTUK PEMBAYARAN PRA-UPAYA 1. sistem kapitasi (capitation system) Pembayaran dari badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yng dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu

2. system paket (packet system) Pembayaran dari badan asuransi kepada penyelenggara berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kes. tertentu. Misal : Paket Pemeliharaan Kesehatan Dasar (PPKD) Paket Pemeliharaan Kesehatan Tambahan (PPKT) PPKD meliputi: a. Rawat jalan misal: Pelayanan preventif: Imunisasi dasar sesuai ketentuan yang ada Penyuluhan kesehatan, Pemeriksaan kesehatan, pengobatan, tindakan medis termasuk KBBKIA dan persalinan sampai anak kedua. Pelayanan pemulihan kesehatan b. Rawat inap : sesuai kebutuhan medis meliputi 5 hari

c. Pelayanan kesehatan penunjang berupa: Rontgen, ultra sonografi, laboratorium klinik Pelayanan yang diberian harus sesuai kebutuhan medis, dilarang menghentikan perawatan karena alas an administratif

d. Pelayanan Gawat Darurat

PPKT meliputi: Jenis-jenis pelayanan kesehatan diluar yang paket dasar, tetapi pelayanan tambahan ini setelah mengikuti paket dasar.

3. system anggaran (budget system) Besarnya anggaran ditentukan sesuai kesepakatan harga, tanpa melihat macam pelayanannya. Dapat per tahun anggaran.

PENGENDALIAN BIAYA KESEHATAN Disebut juga cost containment, prinsip pokok adalah: 1. Mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit Diantaranya: penyuluhan kesehatan, pemeriksaan berkala, imunisasi, pelayanan KB, latihan Olah raga. 2. Mencegah pelayanan pemeriksaan penunjang yang berlebihan Prinsip yang sama juga berlaku untuk tindakan atau pemberian obat. Dengan demikian pelayanan harus sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan. 3. Membatasi konsultasi dan rujukan

Bila ketiga prinsip telah dijalankan, sesungguhnya pada program asuransi yang menerapkan system pembayaran pra upaya sering diterapkan system insentif dalam bentuk bonus bagi para dokter yang berhasil menghemat pengeluaran.

MANFAAT PEMBIAYAAN SISTEM ASURANSI 1. Manfaat penerapan program asuransi kesehatan a. dapat membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai. Bila ingin keklinik tidak perlu bawa uang. b. Biaya kesehatan dapat dikendalikan. Dengan cara ditetapkannya pembatas tentang jenis pelayanan c. Mutu pelayanan dapat dijaga. Dengan adanya penilaian berkala pelayanan kesehatan. d. Data kesehatan lebih tersedia.

Data ini dapat untuk merencanakan atau menilai kegiatan yang dilakukan.

2. Manfaat penerapan system pembiayaan pra upaya a. dapat dicegah kenaikan biaya kesehatan. Ini karena dapat dicegahnya pelayanan kesehatan berlebihan b. mendorong pelayanan pencegahan penyakit. c. Menjamin penghasilan penyelenggara pelayanan Karena besarnya dana yang diterima tidak ditentukan oleh jumlah kumjungan, sehingga dokter,para medis dll penghasilan terjamin.

MANAJEMEN PESERTA

Peserta disini adalah mereka yang mendaftarkan diri kepada DK: 1. Sebagai perseorangan. Ini dapat terjadi, walau tidak dianjurkan, karena prinsip pelayanan DK tak dapat diterapkan.

2. Sebagai satu keluarga, yang dimaksud keluarga mungkin : a. hanya keluarga inti ayah, ibu, anak-anak b. keluarga inti dan anggota keluarga lain seperti mertua, kemenakan, pembantu. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan DK, cara ini yang dianjurkan

3. Sebagai satu kelompok. Misalnya satu kelompok karyawan swasta, satu organisasi, kelompok masyarakat tertentu. a. hanya untk pegawainya saja b. pegawai dengan anggota keluarganya.

MANAJEMEN KEUANGAN

Adalah upaya yang dilakukan agar uang yang dibayar cara kapitasi tidak sampai merugikan DK. Ada dua hal, yakni:

1. Analisis actuarial (actuarial analysis) Menilai besanya kapitasi yang ditawarkan oleh badan asuransi dengan cara: a. mempelajari jenis pelayanan yang harus dipertanggung jawabkan b. mencari informasi misalnya dari praktek-praktek dokter, apotik, puskes setempat, klinik bersalin tentang angka pemanfaatan (utilization rate) b.1 Angka kunjungan Disini hati-hati misalnya begitu biaya kesehatan ditanggung, mereka yang biasanya tak pernah berobat akan datang juga. b.2 Angka penyakit Disini hati-hati angka penyakit tidak menggambarkan yang sebenarnya karena ada yang sakit tidak berobat tapi beli obat sendiri. c. menghitung unit biaya (unit cost) untuk satu kali pemanfaatan d. menghitung biaya kapitasi untuk semua jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung sesuai jangka waktu. Kemudian menjumlahkan semua hasil perkalian antara angka pemanfaatan dengan unit biaya. e. Bandingkan besarnya biaya kapitasi dengan yang ditawarkan As.

Keputusan, bila biaya kapitasi yang ditawarkan As lebih kecil, sepantasnya ditolak. Perlu pertimbangan kembali bila mendekati.

ANALISIS AKTUARIAL PER-ORANG No. Jenis pelayanan Angka pemanfaatan Perbulan (%) 1. Konsultasi 20 Biaya (Rp) 5.000 Kapitasi (Rp) 1.000

2. Tindakan 3. Lab 4. Rontgen 5. Obat 6. Rawat 7. Operasi 8. Bersalin Jumlah

5 1 1 20 2 0,5 2

20.000 20.000 20.000 15.000 1.000.000 3.000.000 2.000.000

1 000 200 200 3.000 20.000 15.000 40.000 80.400

Pada contoh perhitungan biaya kapitasi setiap peserta 80.400 Jenis pelayanan tergantung kontraknya.

2.Underwriting (penilaian risiko) Jika risiko tersebut tinggi , besarnya kapitasi lebih tinggi pula Diperlukan data-data cukup dari peserta, a. Golongan umur Jika umur peserta terlalu tua, risiko timbulnya penyakit akan lebih tinggi b. Jenis kelamin Jika kelamin lebih banyak wanita, angka persalinan lebih tinggi c. Pekerjaan Jika pelkerjaan /lingkungan pekerjaan cenderung berbahaya, maka risiko sakit lebih tinggi d. Pola dan kebiasaan hidup Apa sering olah raga, rekreasi------ini positif Bila perokok kuat, peminum--------ini menambah risiko sakit e. Riwayat kesehatan Bila sebelum bekerja sudah sakit, risiko lebih tinggi Postur tubuh terlalu gemuk, terlalu kurus, risiko tinggi F, Riwayat kesehatan keluarga (turunan) Setiap penyimpangan dengan skala, dan tetapkan nilai rupiah. Tambahkan pada biaya kapitasi yang ditawakan badan asuransi.

BAB XII

PEMASARAN SOSIAL PRAKTEK DOKTER KELUARGA

PENDAHULUAN Mengingat konsep pelayanan DK masih baru, perlu dimasyarakatkan baik kepada masyarakat maupun kepada kalangan profesi dokter. Dalam manajemen kesehatan dikenal dengan nama pemasaran social (social marketing). Untuk menghindari keadaan yang bertentangan dengan kode etik kedokteran, kegiatan pemasaran yang dilakukan sedemikian rupa sehingga juga mendatangkan manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat Dan pemasaran ini termasuk pemasaran social.

BATASAN Pemasaran social adalah upaya yang dengan menggunakan prinsip-prinsip serta teknologi pemasaran , bermaksud mencanangkan program, gagasan, dan atau perilaku social (Kotler dan Zaltman, 1971)

KARAKTERISTIK 1. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik komunikasi. Tapi perbedaan bahwa PS tidak hanya meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan perilaku masyarakat, yang merupakan tujuan utama komunikasi, tapi juga untuk mempersiapkan produk/jasa yang akan dipasarkan baik, murah, efektif, sedemikian rupa sehingga mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyrakat. 2. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik perubahan social (social change), tapi berbeda pada PS tidak hanya untuk keuntungan masyarakat sebagai tujuan utama social change tapi juga untuk keuntungan para penyelenggara pemasaran social 3. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik pemasaran (marketing). Tidak saja untuk keuntungan para penyelenggara pemasaran tapi PS juga untuk keuntungan masyarakat yang memanfaatkan produk/jasa yang dipasarkan. Dalam bidang kesehatan prinsip serta teknik pemasaran social tersebut telah dimanfaatkan pada program imunisasi, pembrantasan diare dan KB.

UNSUR-UNSUR PEMASARAN SOSIAL Empat P 1. Produk (product) Adalah barang atau jasa yang akan dipasarkan. Dalam hal ini: imunisasi, KB,

pembrantasan diare, jasa pelayanan dokter, jasa para medis, profesionalisme semua tenaga, keramah tamahan. 2. Tempat (place) Dalam hal ini adalah tempat klinik DK. Mudah dikunjungi, tersedia angkutan umum, tersedia tempat parkir, ruang tunggu nyaman, menarik, aman. 3, Harga (price) Dalam hal ini pelayanan DK , keluarga membayar pada asuransi 3. Promosi Dengan promosi masyarakat dapat mengenal dan sekaligus memanfaatkan jasa yang dipasarkan.

MENETAPKAN HARGA PRODUK 1. Menghitung biaya investasi (investment cost) Adalah biaya pembangunan, sewa gedung, pembelian pelbagai alat medis, nonmedis serta biaya pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana. Tergantung besarnya biaya investasi, rencana titik impas (break even point) serta perhitungan masa kedaluarsa (depreciation period), maka harga produk dapat dihitung. 2, Menghitung biaya kegiatan rutin (operational cost) Dibedakan 2 macam: a. Biaya langsung (drect cost). Misalnya biaya rontgen, biaya lab, biaya tindakan, biaya obatobatan b. Biaya tidak langsung (indirect cost). Misal gaji karyawan, dokter, pemeliharaan bangunan dan peralatan, biaya listrik, air, telefon, aqua dll 3..Menghitung biaya rencana pengembangan (development plan). Termasuk rencana perluasan bangunan klinik, biaya penambahan peralatan medis non medis seperti komputer, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan. 4. Menetapkan besarnya target keuntungan (profit margin) Apakah 10%, 20% terserah

MERANCANG SERTA MELAKSANAKAN PROMOSI Untuk dapat merancang kegiatan promosi, kegiatan yang harus dilakukan, yakni: 1. merumuskan tujuan promosi. Misalnya:meningkatkan jumlah keluarga yang akan memanfaatkan klinik DK, baik dari segi target pencapaian maupun jangka pelaksanaan, misalnya 60% jumlah anggota

keluarga harus dicapai sampai akhir th 2008. 2. Menetapkan kelompok sasaran promosi. Misalnya: kelompok karyawan pabrik, kelompok karyawan peruahaan perkebunan, kelompok masyarakat bertempat tinggal disekitar klinik. Kemudian pelajari pelbagai karakteristiknya: tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, kebutuhan dan tuntutan kesehatannya. 3. Mengembangkan pesan-pesan atau gagasan social. Misalnya: Berobatlah tanpa bawa dompet Satu klinik untuk semua keperluan Nikmatilah cara modern berobat 4. Menetapan media promosi;Pilih yang paling efektif, tidak mahal, menarik perhatian 5. Merumuskan metoda dan tolok ukur penilaian Misalnya mengetahui apakah kegiatan promosi telah berhasil apa belum, dengan mendata pngunjung baru. BAB XIII

PROGRAM MENJAGA MUTU PELAYANAN DK

( Quality assurance program )

BATASAN Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos and Keller,1989) Batasan ini dilengkapi oleh batasan lain bahwa PMM dilakukan terpadu, melaksanakan cara penyelesaian sesuai kemampuan yang dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

KARAKTERISTIK 1. Berkesinambungan, berarti dilaksanakan terus menerus (Continous Quality Improvement Program) 2. Sistematis, berarti harus mengikuti alur kegiatan yang baku yaitu menetapkan masalah (dengan data-data), penyebab masalah mutu, menetapkan upaya penyelesaian masalah, melaksanakan upaya penyelesaian masalah, dilakukan penilaian, serta menyusun tindak lanjut. Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur pelayanan yakni lingkungan, masukan, proses serta keluaran pelayanan. 3. Objektif, berarti tidak boleh dipengaruhi oleh pelbagai pertimbangan lain misal pengarahan

pimpinan, ancaman program yang akan datang, politik, tekanan internasional, kecuali atas dasar data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas, dipergunakan pelbagai standard an indicator. 4. Terpadu, berarti terpadu dengan pelayanan yang dilakukan yaitu melayani pasien. Sambil bekerja sambil menjalankan perbaikan /pengontrolan mutu. Sering disebut pula sebagai Managemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) MANFAAT PMM 1. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan yang diselengarakan. Ini erat dengan dapat diatasinya masalah kesehatan secara tepat, sesuai standar yang telah ditetapkan. 2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan yang diselenggarakan. Ini erat dengan dapat dicegahnya pelayanan dibawah standard an ataupun berlebihan 3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat akan pelayanan. Ini erat dengan pasien merasa puas dan tidak pindah ke-pelayanan lain. 4. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan dari gugatan hukum. 5. Dapat menjamin kelanggengan eksistensi klinik.

UNSUR-UNSUR PMM

1. Mutu pelayanan Tingkat mutu pelayanan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang satu pihak menimbulkan kepuasan pasien, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi. 2. Sasaran PMM Sasarannya adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan., disini terdapat 4 unsur: a. unsur masukan (input) Yang dimaksud adalah semua hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan : tenaga pelaksana (man), sarana (material), serta dana (money) b. unsur lingkungan (environment) Adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan, misalnya kebijakan (policy), struktur organisasi (organization) serta system manajemen (management) yang diterapkan. c. Unsur proses (process) Adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan: Tindakan medis (medical procedure) mulai dari anamnesis sampai pengobatan. Tindakan non medis (non medical procedure), seperti tatacara rekam medis, persetujuan tindakan medis, penerimaan dan perawatan pasien

d. Unsur keluaran (Output) Adalah penampilan pelayanan : penampilan medis (medical performance) misalnya kesembuhan, kecacatan, atau kematian. Aspek non medis (non medical performance) misal keouasan dan keluhan pasien.

3. Standar PMM Standar adalah tingkat ideal tercaoai yang diinginkan. Tingkat ideal tercapai tidak kaku tetapi masih ada dalam batas batas toleransi. a.. Standar persyaratan minimal (minimum requirement standard) Dibedakan dua macam yakni: a.1 Standar masukan Terdiri dari Jenis,jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana (standard of personels) Jenis dan jumlah,spesifikasi arena medis dan non medis (standard of facilities) Jumlah dana (capital) Standar-standar masukan ini harus ditetapkan a.2 Standar lingkungan Terdiri dari garis-garis basar kebijakan,struktur organisasi, system manajemen. Standarstandar ini harus ditetapkan. a.3 Standar proses Standar tersebut terdiri dari tindakan medis (standard of medical procedures). Standar ini juga harus ditetapkan.

b.Standar penampilan minimal (minimum performance standard) Adalah menunjuk pada unsur keluaran atau standar penampilan, Yang perlu ditetapkan standar keluaran tersebut.

Jika ditemukan penyimpangan standar persyaratan minimal, maka yang akan ditemukan adalah penyebab timbulnya masalah mutu. Tapi jika ditemukan penyimpangan standar penampilan minimal, maka yang ditemukan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

TATA LAKSANA PROGRAM MENJAGA MUTU Kegiatan yang harus dilakukan: 1. Kegiatan persiapan Secara umum apat dibedakan atas lima macam: a. b. c. d. e. membentuk organisasi yg bertanggung jawab melaksanakan PMM menetapkan batas-bats wewenang dan tanggung jawabnya menjabarkan ruang lingkup kegiatan menetapkan aspek pelayanan kesehatan yang dipandang penting menetapkan tolok ukur dan ambang batas untuk pelayanan kesehatan yang dipandang penting tersebut

2. Kegiatan pelaksana Ada 5 macam: a. Menetapkan masalah dan prioritas masalah mutu Masalah disini adalah kesenjangan antara penampilan (what is) dengan standar yang ditetapkan (what should be). Karena untuk menetapkan prioritas perlu dilakukan pengumpulan data. Misalnya melakukan survai kepuasan pasien (patient satisfaction) atau kajian rekam medis (record review). b. Menentukan penyebab dan prioritas penyebab. Untuk menentukan penyebab, perhatian hendaknya pada unsur masukan,(input), process dan ataupun lingkyngan. Setiap kesenjangan adalah penyebab masalah mutu. Gunakan alat bantu fish bone (tulang ikan) dalam menetapkan prioritas penyebab.K c. Menetapkan cara dan prioritas penyelesaian masalah mutu (PLAN) d. Melaksanakan prioritas cara penyelesaian masalah mutu (DO) e. Melakukan penilaian dan apabila ternyata berhasil mencapai tujuan, diteruskan dengan menyusun saran tindak lanjut (CHECK dan ACTION) Jika diperhatikan kelima kegiatan ini identik dengan kegiatan lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle). BAB XIV

PENELITIAN DALAM PRAKTEK DK

PENDAHULUAN Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan dalam rangka membantu pengembanngan ilmu kedokteran keluarga dianjurkan menyelenggarakan penelitian pelayanan DK. Ada dua alas an yakni: 1. Kebanyakan peneliyian saat ini menampilkan kasus-kasus yang sangat spesifik dari rumah sakit. Sedangkan ruang lingkup perhatian DK adalah kasus-kasus yang bersifat umum yang ditemukan dilingkungan keluarga, misalnya: mengapa sulit mengobati penyakit tbc paru di

Indonesia, mengapa sulit membrantas penyakit tbc paru di Indonesia, begitu pula penyakitpenyakit menular lainnya, apakah penyakit-penyakit itu memang harus endemik di Indonesia. 2. Pelayanan DK mempunyai karakteristik khusus. Kecuali melayani kepentingan kesehatan semua anggota keluarga itu juga berhubungan dengan semua anggota keluarga untuk jangka waktu yang lama.

JENIS PENELITIAN Secara umum ada dua jenis, yakni: 1. Penelitian discriptif (descriptive research) Adalah ingin melihat gambaran dengan mempelajari tentang jumlah serta penyebaran penyakit yang dilayani DK. Penelitian dengan menghitung dua angka pokok, yakni: a. angka insiden (insudence rate) Adalah jumlah semua kasus baru suatu penyakit dalam satu kurun waktu (biasanya satu th), dibagi jumlah penduduk yang beresiko (population at risk) pada pertengahan kurun waktu yang bersangkutan dikali 100% atau 1000 permil. b. angka prevalen (prevalence rate)=umumnya terjadi Adalah jumlah semua kasus lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat misal: hari, minggu, bulan, tahun, dibagi dengan jumlah penduduk yang beresiko pada saat itu dikali 100% atau 1000 permil. Penelitian diskriptif mengenai penyebaran penyakit, dibedakan tiga macam yakni: a. Penyebaran menurut karakteristik pasien. Misalnya: umur, jenis kelamin, suku bangsa, agam, tingkat pendidikan dan atau pekerjaan. b. Penyebaran menurut tempat. Misalnya: menurut RT, RW, Kelurahan. Kecamatan,dan Kabubaten. c. Penyebaran menurut waktu. Catatlah waktu mulai munculnya penyakit tersebut, kemudian uraikan (analisa) penyebaran menurut jangka waktu tertentu tertentu, misalnya satu minggu, satu bulan, satu tahun.

Penelitian deskriptif ini dibedakan atas dua macam. Pertama, survai sederhana (simple) Kedua penelitian kros-seksional (cross sectional) Lakukan penelitian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sumber data adalah:

1).dengan wawancara, pemeriksaan, observasi, partisipasi 2).rekam medis keluarga

2. Penelitian analitik (analytic research) Adalah penelitian yang mempelajari factor yang membengaruhi jumlah serta penyebaran penyakit yang dilayani. Ada dua macam: a. Penelitian non-intervensi. Hanya mengamati dan mencatat pelbagai fenomena yang telah ditetapkan sebagai objek penelitian, dibedakan dua macam,yakni: a.1 penelitian kohort. Yang diketahui adalah factor penyebab, sedang yang ingin diketahui adalah akibat yang ditimbulkan. a.2 penelitia kasus kelola Yang diketahui adalah akibat yang ditimbulkan, sedang yang ingin diketahui adalah factor penyebabnya.

Penelitian kohort meskipun lebih sulit, dinilai sangat sesuai dengan praktek DK, karena pelayanan pasien umumnya dalam jangka lama b. Penelitian intervensi. Disini dengan sengaja diintervensi tertentu, kemudian dicari hubungan sebab akibatnya. Apabila penelitian intervensi memenuhi criteria uji klinik, maka penelitian tersebut dikenal dengan nama uji klinik (clinical trial).

Geyman (1971) telah menyusun daftar judul-judul penelitian sbb: 1. Penelitian epidemiologi dan klinik. Ada dua macam: a. tentang penyakit mencakup, morbidity, riwayat alamiah penyakit, pencegahan penyakit, diagnosis dini penyakit, piata laksanaan penyakit. b. Tentang pelayanan tentang pengobatan, variasi pengobatan, angka konsultasi, perubahan pelayanan.

2. Penelitian pelayanan kesehatan. Ad tiga macam.

a. pemakai jasa pelayanan b. pemyelenggara pelayanan c. hubungan dokter-pasien, mutu pelayanan, biaya insentif, fasilitas, pemanfaatan, metoda pelayanan status kesehatan

3. Penelitian tentang perilaku. Dampak perubahan social pada pelayanan kedokteran

4. Penelitian tentang pekembangan manusia. Sejak lahir sampai meninggal

5. Penelitian tentang pendidikan dokter keluarga Tindak lanjut pendidikan kedokteran berkesinambungan, yang dapat ditinjau dari penampilan dokter, atau perubahan perilaku setelah pendidikan.

FAKTOR-FAKTOR PENOPANG PENELITIAN PRAKTEK DK

1. Makin baik dan lengkapnya rekam medis, apalagi rekam medis yang dipergunakan tersebut adalh berarientasi masalah (problem oriented medical record) 2. Makin banyaknya dipergunakan computer sebagai pengganti rekam medis 3. Munculnya minat penelitian baru 4. Kemudahan kepustakaan yang ada hubungan dengan DK

MANFAAT PENELITIAN PADA PRAKTEK DK 1. Untuk DK, makin meningkatnya pemahaman dan pengetahuan DK 2. Pasien merasakan makin efektif dan efisien pelayanannya 3. Untuk profesi DK Makin meningkatnya khasanah ilmu dan teknologi DK

LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN PENELITIAN

1. Mempersiapkan usulan, protokol dan perangkat penelitian. Protokol ini berbeda antara penelitian diskriptif dan analitik, atau antar penelitian diskriptif atau antar analitik. Protokol harus menjelaskan delapan hal: a. latar belakang, b. masalah, c.tujuan, d.manfaat, e. metodologi yang antara lain protocol dan perangkat penelitian, f. waktu dan pentahapan, g pelaksana penelitian, h.biaya penelitian.

2. Pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang baik perlu diperjelas lima hal: a. sumber data, b.kriteria data, c. jumlah data, d. cara pengambilan sample atau responden yang telah ditetapkan, yang dapat wawancara,pemeriksaan, pengamatan, atau peranserta

3. Pengolahan data. Dapat dengan (a) manual, (b) mekanikal, (c)elektrikal, yang telah tersedia perangkat lunak computer.

4.Penulisan laporan penelitian. Hasil pengolahan data dalam bentuk laporan penelitian, (a) dalam bentuk artikel ilmiah, (b) atau buku laporan penelitian Format kedua bentuk ini berbeda, tapi pada umumnya ada 6 hal: * Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang, masalah, tujuan serta manfaat penelitian Bahan dan cara kerja penelitian Hasil penelitian Pembahasan hasil penelitian Kesimpulan dan saran Daftar kepustakaan

5.Publikasi laporan penelitian Mempublikasikan hasil penelitian, ini diupayakan.

BAB XV

DOKTER KELUARGA DALAM JPKM

Tuntutan masyarakat yang dinamis menuntut 1. Pelayanan professional 2. Mutakhir 3. Manusiawi Inilah yang dapat membantu bertahan dalam era persaingan bebas nanti. Salah satu upaya meningkatkan mutu dokter praktek melibatkan: 1. Departemen Kesehatan 2. Ikatan profesi: IDI, KDKI 3. Perguruan tinggi mencakup: a. Integrasi materi pelayanan kedokteran keluarga bagi mah. FK b. Pelatihan DK bagi para dokter praktek c. Orientasi pelayanan kedokteran keluarga bagi para dokter.

Kedudukan JPKM terpilh dalam pembangunan kesehatan di Indonesia dinyatakan dalam: UU No. 23/1992 tentang kesehatan Pasal 1 no 15: jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah satu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra upaya. Pasal 66: pemerintah mengembangkan,membina dan mendorong JPKM.

Paripurna mencakup; preventive, promotive, curative,rehabilitative Terpilih karena: 1. Menangkap masyarakat sakit masa didni di pelayanan tk 1 jauh lebih cost effective (hemat) disbanding bila mereka membiayai ke tk seterusnya. 2. Pembayaran iuran / premi dengan semangat gotong royong memperingan beban perorangan. 3. Pembayaran kapitasi kepada DK akan mendorong pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan menjaga agar tidak jatuh dalam sakit kronis yang mahal. 4. JPKM membuat pelayan kesehatan DK memperoleh balas jasa lebih terhormat karena membuat masyarakat makin sehat.

Pengertian dan Ruang lingkup Kedokteran Keluarga DK adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan: 1. Paripurna: Promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif 2. Pendekatan menyeluruh (holistic) untuk pemecahan masalah kes. 3. Kelompok masyarakat memilihnya sebagai mitra utama.

DK memiliki kekhususan, yaitu: 1. Komprehensif dalam ilmu kedokteran, tidak membatasi disiplin kedokteran. 2. Komprehensif dalam pelayanan kesehatan mulai bayi sampai tua. 3. Sasarnnya adalah individu yang bermasalah atau yang sehat dengan menganalisa fungsi organ secara menyeluruh dan memperhatikan fungsi keluarga. 4. Materi KK disusun dengan mempertimbangkan efek komunal, menurut kebutuhan komunal. 5. Mengandung sifat universalisme terhadap manusia dan lingkungan

Ciri DK dengan demikian meliputi: 1. Memiliki ilmu dan ketrampilan dalam bidang: ilmu bedah, ilmu kebidanan dan penyakit kandungan, ilmu kesehatan anak, ilmu penyakit dalam.. 2. Bertindak sebagai mitra keluarga dalam upaya pemeliharaan kesehatan keluarga. 3. Menyediakan diri sebagai pelaksana pelayan kesehatan dasar professional, paripurna, dan bertugas sebagai pelayan (provider). 4. Berhak sebagai penasihat dan pendamping keluarga dalam membina kesehatan, termasuk dalam pendayagunaan sumberdaya kesehatan dalam keluarga.

Pengertian pendekatan keluarga adalah: Serangkaian kegiatan pelayanan yang terrencana, terarah: Menggali Meningkatkan Mengarahkan peran serta kaluarga agar dapat memanfaatkan potensi / sumber yang ada guna penyembuhan anggota keluarga dan pendekatan keluarga, ini adalah upaya untuk memberdayakan apa yang dimiliki keluarga untuk menyelesaikan masalah eluarga, hal ini dapat dilakukan bila memahami profil atau genogram dan fungsi keluarga.

PELAYANAN DOKTER KELUARGA Pengertian: Pelayanan yang didukung pengetahuan kedokteran mutakhir secara paripurna (komprehensif), menyeluruh (holistik), terpadu (integrated), berkesinambungan (continuous) terhadap semua keluhan dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, dan sesuai kemampuan sosial yang ada. Materi KK ini merupakan kepedulian dunia kedokteran akan masalah: ekonomi, social, selain organobiologik. Holistik meliputi: organ, mental psikologikal, sosial keluarga

Pemanfaatan ini ecara operasional dilaksanakan secara mandiri ataupun bersama-sama dalam bentuk organisasi.

Praupaya pelayanan DK termasuk: 1. 2. 3. 4. Gawat darurat Bedah minor Rawat jalan Rawat dirumah dan pendamping / pasca rawat inap

Ciri-ciri Pelayanan DK Indonesia 1) Komprehensif sesuai kebutuhan kesehatan keluarga. 2) Melayani penderita bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. 3) Mempunyai tanggung jawab komunitas pada kelompok keluarga yang merupakan bagian dari kesehatan masyarakat.

Peran DK Dalam penyelenggaraan JPKM 1.Upaya DK sesuai prinsip efisiensi dala JPKM, karena pelayanannya penekanan pada: preventif dan promtif

2. DK disamping sebagai pelaksana pelayan kesehatan (PKK) dalam penyelenggaraan JPKM sebaiiknya sebagai penghubung antar BAPEL JPKM dengan badan pembina JPKM. 3. DK bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan sejumlah peserta sesuai kontrak kerja yang disepakati dengan BAPEL JPKM yang mengacu pada peraturan yang berlaku 4. DK bertindak sebagai pemandu dan penyatu pelayanan kesehatan serta menjamin kelancaran terselenggaranya rujukan medis dan informasi secara terrencana dan tertib, sebagai tenaga yang kompeten dan selalu terjangkau 24 jam

Hakikat Kedokteran keluarga 1.Hakikat Biologik. Manusia dalam kehidupan sebagai mahluk biologi dengan factor intrinsic dalam kehidupan, keseimbangan factor intrinsic tubuh ini merupakan keadaan sehat badaniah. Dinamika kehidupan keluarga sebagai mahluk biologi yaitu: masuk dan keluarnya seorang anggota keluarga dalam organisasi keluarga yaitu: a. Mulai pra-konsepsi / pre- nikah sampai lahir anak b. Usia tua sampai kemudian meninggal ataupun pindah. Prinsip kebugaran biologic merupakan komponen jasmani yang esensial yaitu: a. Ketahanan b. Kelenturan (fleksibilitas) c. Keseimbangan organ d. Keseimbangan metabolik e..Keselamatan f. Rasa bahagia dan nyaman

2.Hakikat psikologik Sebagai mahluk social manusia mempunyai aktifitas dan tingkah laku yang merupakan gambaran siap manusia yang menentukan perilaku dan kebiasaannya. Keluarga yang merupakan orgnisasi social, punya keterkaitan keakraban antar anggota keluarga Hubungannya dengan dokter keluarga didasarkan atas transaksi jasa pelayanan kedokteran yang masing-masing punya hak dan tanggung jawab dan penggunaan jasa punya garansi akan keberhasilan pelayanan. Setiap manusia punya keinginan untuk hidup lebih baik, manusia mempunyai kemampuan da keterbatasan, kemampuannya sebagai potensi untuk berbudaya sehat. 3. Hakikat Sosiologik Dalam kehidupan manusia berhubungan sesamanya baik dalam: 1.Keluarga 2.Pekerjaan 3 Budaya 4 Geografis

Keempat factor inilah menimbulkan berbagai proses dan gejolak Kebijaksanaan yang digunakan DK yang berorientasikan penyakit, yaitu:

1. Proses dinamika dalam keluarga yang erat dan tanggung jawab yang timbal balik dalam menjalankan fungsi keluarga. 2. Pendidikan dan lingkungan yang mempengaruhi kemampuan produksi dan ketrampilan yang membantu uoaya penyelesaian masalah. 3. Kualitas hidup dipengaruhi oleh budaya positif yang punya nilai Produksi untuk pemenuhan kebutuhan pokok keluarga: Makan, minum, pakaian, rumah, kesehatan. 4.Hakikat Ekologik Manusia punya interaksi dengan sesamanya, spesies lainnya juga hubungannya dengan lingkungan fisik dalam rumah tangganya. Timbul dan berkembangnya penyakit tidak saja disebabkan oleh factor intrinsic tubuh manusia, anggota keluarga lainnya serta berbagai komponen biologi dalam rumah tangga serta factor kimia dan fisik yang ada. Persyaratan rumah sehat, penampilan prilaku dan kebiasaan hidup yang baik sekaligus dapat membuat kenyamanan lingkungan dan penghuninya terhindar dari pencemaran manusia, udara, air, zat kimia, dan kecelakaan dalam rumah tangga.

5.Hakikat Medik Ilmu KK dipengaruhi oleh temuan bidang teknologi kedokteran. Demikian pula pergerakan pola perilaku, pergerakan pola penyakit dan perkembangan HAM. Profesi kedokteran bertanggung jawab dalam mengembalikan fungsi tubuh manusia pengguna jasa untuk optimal agar dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Karena itu KK sebagai ilmu akan berkembang yang mempengaruhi: Kesehatan Kesejahteraan, dan Kebahagiaan keluarga

PENYELENGGARAAN PELAYANAN KK

Tidak ada diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, pelayanan terkendali dan ini terlaksana karena adanya manejemen praktek system pelayanan dengan kendali mutu serta kebijakan pembayaran yang masing-masing menguntungkan bagi pemberi jasa, penggunaan jasa, dan lembaga yang mengatur alur pembayaran sehingga penghargaan hak dan martabat masingmasing pihak.

AZAS PERTAMA Pelayanan medis berdasarkan etika, moral dan spiritual sebagai pengamalan profesi kedokteran sesuai sumpah dokter. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, kadang kala ditemukan keraguan diagnostic dan tindakan namun dokter tetap bertekad malakukan pelayanan yang bermanfaat, disinilah doa akan

menimbulkan keajaiban dalam kesembuhan pasien. Pendekatan spiritual harus dilatih disamping kemampuan medis.

AZAS KE-DUA Pelayanan medis dan tindakan dilakukan bermanfaat secara optimal bagi kesembuhan pasien dan penyelesaian kesehatan individu sebagai komponen keluarga. Hal-hal yang tidak ada relevansinya tidak usah dilakukan.

AZAS KE-TIGA Pelayanan medis dengan dasar partisipasi keluarga dan manfaat serta pemanfaatan sumbersumber yang ada. Pemberitahuan perihal tindakan yang akan diberikan pada pengguna jasa dapat banyak membantu penyelesaian masalah dan penyembuhan. Pihak pengguna jasa akan melaksanakan, mematuhi segala bantuk intervensi yang disepakati.

AZAS KE-EMPAT Penyelenggaraan pelayanan didasari pengetahuan kedokteran mutahir, seksama dan bertanggung jawab.

AZAS KE-LIMA Pelayanan kesehatan menyeluruh, paripurna, terpadu, berkesinambungan dan sesuai dengan kondisi kehidupan social, ekonomi, dan budaya keluarga.

SISTEM PELAYANAN DK (SPDK)

Komponennya: 1. Dokter praktek umum / keluarga (DPU/DK) yang menyelenggarakan pelayanan primer di klinik dokter keluarga (KDK) 2. Dokter spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di klinik dokter spesialis (KDsp) 3. Rumah Sakit 4. JPKM. Pengobatan rasional Pada prinsipnya meminimalkan efek samping pengobatan terutama mengurangi penyuntikan dan penggunaan antibiotic yang benar pada kasus-kasus infeksi serta menghindarkan polifarmasi. Sebagai langkah awal diutamakan menghindari / menguangi: 1. 2. 3. 4. Penggunaan antibiotic pada penyakit diare. Penyuntikan kecuali pada kasusu-kasus yang perlu dan gawat darurat. Polifarmasi. Evidence base medicine. Sebagai contoh: bila anak panas sekarang dikompres dengan air hangat kuku, tidak lagi dengan air es dll.

Mekanisme Kerja Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Sistem komunikasi: Laporan yang dibuat untuk memungkinkan BAPEL membuat profil PPK dalam menjaga mutu dan kendali biaya diatur sbb: 1. Untuk rawat jalan TK I (dokter umum) a. Persentase angka kunjungan (contact rate) b. Persentase angka rujukan (referral rate) c, Unit cost per kunjungan d. Unit cost obat per kunjungan e. Angka keluhan (gripence rate) 2. Untuk rawat jalan TK II lanjutan spesialis

a. b. c. d.

Persentase angka kunjungan (contact rate) Unit cost per kunjungan Unit cost obat per kujungan Persentase rujukan rawat inap.

3. Untuk rawat inap RS. a. b. c. d. Rata-rat lamanya rawat inap (length of stay) Unit cost rawat inap Angka kematian Resume medis kasus.

Permasalahan PPK 1. Pembayaran pra upaya terlalu rendah. Dokter harus mengurangi kebutuhan berlebihan dari peserta dan pengeluaran kesehatan. 2. Kebutuhan peserta diluar ketentuan harus disadarkan akan paket pelayanan. 3. Terkumpulnya peserta beresiko dalam jumlah besar. Bila banyak penyakit berat perlu biaya ekstra, apa ini dibayar/dibatasi? 4. Ketidak pastian dalam diagnosa. Demi profesionalnya pelayanan menghadapi diagnosa ragu-ragu, perlu test tambahan ini bagaimana? 5. Beban administrasi. Administrasi tetap harus ada, tapi dokter jangan terperangkap habis energi dalam mengurusinya. 6. Penundaan pembayaran. Jagan sampai ada pelayanan tertentu yang dibayar atau tidak.

Pendidikan KK di FK Rekomendasi WHO dan WONCA di Ontario 1994: Kedokteran keluarga harus diajarkan di FK, sebagai ilmu kedokteran keluarga punya 3 komponen penyangga batang tubuh pengetahuan (body of knowledge): 1. Wawasan 2. Penjelasan ilmu pengetahuan 3. Pemanfaatan,penggunaan, pengalaman : ontology : epistemology. : aksiology

The best time to make progress is when other people are wasting their time. Good luck, May God bless you

You might also like