You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu, bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan. Istilah premature rupture of the membrane (PROM) yang dipergunakan pada beberapa literatur sedikit membingungkan. Istilah ini cukup tepat jika digunakan pada pasien yang usia kehamilannya diatas 37 minggu atau aterm, datang dengan ketuban yang pecah spontan, dan tanpa tanda-tanda persalinan. Sedangkan preterm premature rupture of membranes (PPROM) adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Dari seluruh kehamilan prevalensi KPD berkisar antara 3-18%. Saat aterm, 8-10 % wanita hamil datang dengan KPD dan 30-40% dari kasus KPD merupakan kehamilan preterm atau hanya sekitar 1,7% dari seluruh kehamilan. Pecahnya ketuban terlalu dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten (lag period = LP). Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat ketuban pecah dini seperti misalnya ascending infeksi, prolaps tali pusat, gawat janin intrapartum dan solusio plasenta. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi atau komplikasi pada ibu dan janin serta adanya tanda-tanda persalinan. Saat aterm, 8-10 % wanita hamil datang dengan ketuban pecah dini yang akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi intrauterin jika jarak waktu antara pecahnya ketuban dan persalinan memanjang. Dengan pemberian antibiotika pada ketuban pecah dini signifikan memperbaiki morbiditas neonatal maupun morbiditas maternal, dimana kehamilan dapat dipertahankan lebih lama, risiko infeksi dapat diturunkan dan penggunaan terapi oksigen dapat diturunkan.

BAB 2 LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Nama Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama Pendidikan Status perkawinan Pekerjaan Alamat 2.2 Anamnesis 1. Keluhan Utama : Keluar air per vaginam : NWY : 26 tahun : Perempuan : Bali : Indonesia : Hindu : Tamat Akademi : Sudah menikah : Pegawai Swasta : Jl. Sidakarya Gang Gagagk No.1 Denpasar

2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSUP Sanglah pada tanggal 28 Agustus 2012 pukul 07.00 WITA dengan keluhan utama keluar air per vaginam pada pukul 04.00 WITA (27 Agustus 2012) atau 3 jam SMRS. Cairan yang keluar dari kemaluan dikatakan berwarna putih, agak kental. Cairan tidak berwarna kehijauan dan tidak ada darah. Pasien juga mengatakan tidak ada riwayat sakit perut hilang timbul dan tidak ada demam sebelum maupun tiga jam setelah keluarnya cairan per vaginam tersebut. Gerak janin dirasakan baik oleh pasien. 3. Riwayat Menstruasi

Menarche umur 15 tahun, siklus teratur 28-30 hari , lamanya 3-5 hari tiap kali mentruasi. Hari pertama haid terakhir : 28 November 2011 Taksiran persalinan : 5 September 2012

4. Riwayat Perkawinan Pasien menikah pada usia 25 tahun dan sampai sekarang telah menikah satu kali. Pasien menikah selama 4 bulan dengan suaminya yang sekarang. 5. Riwayat Kehamilan 1. ini No Tahun Umur kehamilan 1 ini 6. Riwayat Kehamilan Ini Pasien melakukan kontrol (antenatal care) secara rutin sebanyak 5 kali di bidan. Pasien mengatakan pernah melakukan USG 1 kali. Pasien juga mengatakan telah melakukan imunisasi TT sebanyak 1 kali. Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti mual, muntah, pusing, sakit kepala, maupun perdarahan selama kehamilan ini. 7. Riwayat Pemakaian KB Penderita tidak memakai KB sebelumnya. 8. Riwayat Penyakit Terdahulu Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma, varises, keganasan, penyakit jiwa,dan lain-lain. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat, makanan, dan lain-lain. Pasien mengatakan tidak pernah menjalani operasi sebelumnya. BBL Sex Cara Penolong Tempat Abortus Komplikasi/ L P Persalinan Persalinan Persalinan Keterangan

9. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, TB, epilepsi, kelainan bawaan, dan lain-lain. 10. Riwayat Sosial Pasien merupakan pegawai swasta. Suami pasien bekerja sebagai pegawai swasta. Suami pasien memiliki penghasilan yang cukup sehingga pasien memiliki status ekonomi dan gizi yang cukup. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, obatan tertentu. 2.3 Pemeriksaan Fisik STATUS PRESENT Keadaan umum GCS Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu aksila Berat badan Tinggi badan STATUS GENERAL Mata THT Thorax: Cor Pulmo Mamae : S1 S2 tunggal regular, murmur (-) : suara nafas vestibuler +/+, rhonki-/-, wheezing-/: bentuk simetris, puting susu menonjol, pengeluaran (-), kebersihan cukup : anemia -/-, ikterus -/- , odem palpebra -/: kesan tenang : Baik : E4V5M6 : 120/80 mmHg : 84 x/mnt : 18 x/mnt : 36,5 C : 58 kg : 150 cm minum minuman keras, dan mengonsumsi obat-

Abdomen Ekstremitas

: massa (-), nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, distensi (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba : akral hangat ++/++, edema --/--

STATUS OBSTETRI Pemeriksaan luar Inspeksi Tampak hiperpigmentasi pada areola mamae Tampak perut membesar dengan striae gravidarum (livide dan striae albikantus) Palpasi Pemeriksaan Leopold I. Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus Xiphoideus (29 cm) Teraba bagian bulat dan lunak (kesan bokong) II. Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung) dan bagian kecil di kanan III. Teraba bagian bulat, keras (kesan kepala) IV. Bagian bawah sudah masuk 4/5 bagian dari pintu atas panggul His tidak ada DJJ (+), punctum maksimum pada abdomen bawah bagian kiri 148 x/menit Pemeriksaan dalam VT: Cairan keluar dari ostium uteri eksterna, lakmus (+), pembukaan 1 jari, penipisan 25%, konsistensi sedang, arah portio medial, ketuban (-), teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan Hodge I, tidak teraba bagian kecil maupun tali pusat. Auskultasi Tidak tampak bekas luka SC

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hematologi Rutin WBC : 18,22 x 103/L RBC : 4,05 x 106/ HGB : 12,80 g/dL HCT : 36,20 % PLT : 287,30 x 103/L BT/CT : 100 / 830 2.5 Diagnosa G1P0000, 39-40mg, Tunggal/Hidup + KPD, PBB = 2635 gram, PS = 4 2.6 Penatalaksanaan Tx Mx : Expectative pervaginam Ampicillin 4 x 500 mg : Keluhan, Vital Sign, DJJ, temperatur rektal setiap 3 jam. Bila terjadi peningkatan temperatur rektal di atas 37,6oC, segera terminasi. Jika tidak terjadi peningkatan temperatur rektal, ditunggu selama 12 jam, bila belum ada tanda inpartu segera terminasi. Batasi pemeriksaan dalam. Terminasi jika skor pelvis < 5 : rippening misoprostol , jika skor pelvis > 5 : lakukan induksi persalinan. KIE : Pasien dan keluarga dijelaskan tentang keadaan janin dan rencana tindakan. 2.7 Perjalanan Pengobatan Tgl 28 Agustus 2012, Pukul 11.40 WITA S : Ibu Lega bayi lahir selamat O : Lahir bayi laki-laki, 2250 gr, anus (+), kelainan kongenital (-) pada pukul 17.50 WITA, BS Bayi: 58 mg/dl, BS Ibu: 95 mg/dl Dilakukan managemen aktif kala III: - Injeksi oksitosin 10 IU 6

- Peregangan tali pusat terkendali - Massase fundus uteri Lahir plasenta spontan, kesan komplit, kalsifikasi (-), hematoma (-) pada pukul 12.00 Evaluasi: - Kontraksi uterus (+) baik - Robekan jalan lahir (+), episiotomi hecting - Pendarahan aktif (-) A : P1001 Partus Spontan Belakang Kepala Post Partum Hari 0 Terapi : - Ampicilin 4x500 mg - Asam mefenamat 3x500mg - Methyl ergometrin 3x0,125mg - Sulfas Ferosus 2x200mg Mx : observasi 2 jam post partum KIE : ASI Eksklusif, mobilisasi dini, KB post partum Tgl 29 Agustus 2012, Pukul 06.00 WITA S : Keluhan subjektif (-), BAK (+), BAB (-), mobilisasi (+), makan-minum (+), ASI (+) O : Status Present Tekanan darah Nadi : 110/80 Respirasi : 20 x/menit mmHg : 80 x/menit Temp. Aksila : 36,50 C

Status General: Mata Thorax : an-/-; ikt -/: Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-) Pulmo : vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-) Status Obstetri: Abdomen : tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+) baik Vagina : lochea (+), perdarahan aktif (-)

A : P1001 Partus Spontan Belakang Kepala Post Partum hari I

Terapi:

- Ampicilin 4x500 mg - Asam mefenamat 3x500mg - Methyl ergometrin 3x0,125mg - Sulfas Ferosus 2x200mg

Mx : keluhan, vital sign KIE : KB post partum, ASI Eksklusif, mobilisasi dini Tgl 30 Agustus 2012, Pukul 06.00 WITA S : Keluhan subjektif (-), BAK (+), BAB (+), mobilisasi (+), ASI (+), makanminum (+) O : Status Present Tekanan darah Nadi Status General: Mata Thorax : an-/-; ikt -/: Cor Pulmo Status Obstetri: Abdomen Vagina Terapi : : tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+) baik : lochia (+), perdarahan aktif (-) : S1S2 tunggal, regular, murmur (-) : vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-) : 120/70 : 80 x/menit Respirasi : 18 x/menit mmHg Temp. Aksila : 36,50 C

A : P1001 Partus Spontan Belakang Kepala Post Partum hari II - Ampicilin 4x500 mg - Asam mefenamat 3x500mg - Methyl ergometrin 3x0,125mg - Sulfas Ferosus 2x200mg Mx : pemeriksaan kembali ke poli kebidanan dan kandungan seminggu lagi KIE : KB post partum, ASI Eksklusif, mobilisasi dini

BAB 3 PEMBAHASAN 1.1 Daftar Permasalahan Keluar air per vaginam Saat ini pasien tidak mengalami suatu keluhan fisik yang berarti. Pasien sedang mengalami masa nifas, dimana pasien harus lebih memperhatikan kesehatannya maupun kesehatan anaknya. Ini merupakan pertama kalinya pasien memiliki anak sehingga pasien masih kurang mengerti bagaimana mengusahakan kesehatan yang baik bagi anaknya. Pasien agak cemas terhadap kondisi keuangan rumah tangga mereka kedepannya.

1.2 Analisis Kebutuhan Pasien 1. Kebutuhan Fisik-Biomedis Kecukupan Gizi Keadaan gizi pasien tergolong cukup. Pasien mengaku penghasilan yang diperoleh suaminya sebagai pegawai swasta cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka berdua. Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien biasa makan 3 kali sehari dengan uraian menu berupa nasi, tempe, tahu, ayam, sayur-sayuran. Tetapi pasien jarang mengkonsumsi buah. Akses pelayanan kesehatan Akses pelayanan kesehatan pasien terbilang cukup mudah. Pasien tinggal dengan suaminya di Jl. Sidakarya Gang Gagagk No.1 Denpasar, yang tidak jauh dari sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan praktek dokter. Jarak rumah pasien ke Puskesmas Denpasar Selatan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit.

10

Lingkungan Rumah Pasien tinggal dengan suaminya di rumah suaminya yang beralamat di Jl. Sidakarya Gang Gagagk No.1 Denpasar. Rumah pasien tersebut merupakan rumah bali dan pasien tinggal di bale dauh yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi dalam. Keadaan rumah pasien tertata rapi dan ventilasi rumah cukup. Sumber air minum dan MCK untuk keluarga pasien adalah dari air PDAM. Penerangan di dalam kamar cukup baik. Di sekitar rumah pasien terdapat halaman dan terdapat bale-bale yang di tempati oleh saudara suami pasien dan juga orang tua suami pasien. Ortu/keluarga Orang tua pasien tinggal di Batubulan-Gianyar dan sekali-sekali ke Denpasar untuk mengejuk pasien dan menantunya. Sedangkan orang tua suami pasien tinggal satu rumah dengan pasien. Kebutuhan emosi/kasih sayang Hubungan pasien dengan suaminya yang terbina sudah 4 bulan dikatakan baik-baik saja dan harmonis. Saat kehamilan yang pertama, pasien mengaku mendapat perhatian yang cukup dari suaminya serta orang tua dan mertuanya. 2. Analisa Bio-Psikososial Lingkungan biologis Pemenuhan gizi pasien tergolong cukup. Penghasilan yang diperoleh suaminya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan makan 3x sehari. Pasien jarang mengkonsumsi buah. Akses pelayanan kesehatan terjangkau. Rumah pasien dengan Puskesmas Denpasar Selatan tergolong dekat, namun pasien jarang memeriksakan kesehatannya kesana.

11

Faktor psikososial Hubungan pasien dan suaminya dikatakan baik dan harmonis. Hubungan pasien dengan mertua juga cukup baik. Pasien mengatakan bahwa cukup cemas karena masih belum mengetahui cara merawat bayi yang baik dan benar. Pasien juga khawatir mengenai kondisi keuangan rumah tangga ke depannya ketika bayi sudah lahir. Suami pasien dan mertua mengatakan mengidamkan anak laki-laki menjadi salah satu beban pikiran dari pasien. Saat ini pasien sangat mengharapkan kehamilan yang sekarang adalah anak laki-laki. Hal ini menambah stressor pada pasien pada kehamilannya yang sekarang.

1.3 Saran 1. Edukasi yang tepat kepada pasien dan suaminya tentang pentingnya memperhatikan kesehatan dan asupan gizi yang cukup dan seimbang, serta mempersering konsumsi sayur dan buah-buahan. Asupan nutrisi pasien harus dipertahankan terutama pada masa kehamilan dan pasca melahirkan agar tidak terjadi gangguan baik kondisi ibu dan bayi. Gangguan nutrisi dapat mengakibatkan gangguan dari perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan. 2. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 3. Pasien harus menjaga kebersihan dilingkungan serta kebersihan pada daerah kewanitaan, tidak disarankan untuk membilas vagina dengan air hangat karena akan membuat jahitan lepas sehingga daerah kewanitaan dibersihkan dengan air dingin biasa. 4. Pihak suami sebaiknya lebih memberikan perhatian kepada istri agar pasien lebih tenang dan beban pikirannya berkurang. 5. Memberikan konseling kepada keluarga dimana anak laki laki maupun perempuan sama saja sehingga tidak perlu dikejar adanya anak laki laki.

12

6. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan penggunaan KB kepada ibu. 7. Jika kedepannya pasien hamil lagi maka sebaiknya kontrol kehamilan dilakukan secara lebih teratur untuk mengetahui karena jika adanya hipertensi pada kehamilan ataupoun gangguan lainnya dapat dicegah dengan penanganan antenatal yang baik. Pada kehamilan selanjutnya, disarankan pasien untuk melakukan antenatal care dan USG secara rutin serta menghindari faktor risiko yang membahayakan kehamilan. 8. Hubungan dengan keluarga terdekat agar lebih dipererat agar dapat diperoleh dukungan dan saran dari keluarga yang mungkin lebih berpengalaman, terutama dalam mempertimbangkan untuk hamil kembali.

13

LAMPIRAN DENAH RUMAH PASIEN -

S N
TW U
S E B

Dapur Kamar I Kamar II

Kamar mandi

J a l a n

Bale Dangin

Bale Dauh

Merajan

Bale Daja

14

You might also like