You are on page 1of 11

Tugas Akhir Agama 1 di Panti Asuhan Alberta Nilasari D.

Nastiti
I Ringkasan
Sebagai remaja katolik, kita harus dapat mengimplementasikan apa yang kita pelajari dalam kehidupan kita sehari hari. Seperti tertulis dalam Yakobus 2: 18, Tunjukanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukan kepadamu imanku dari perbuatan perbuatanku. Santo Yakobus ingin menekankan pada kita semua bahwa iman menjadi tidak berarti sama sekali bila tidak dilakukan secara nyata. Maka untuk mewujudkan hal tersebut kami berusaha melaksanakan tugas yang diberikan, dengan memberikan pelayanan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menyelesaikan tugas tersebut, saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar anak anak di Panti Asuhan Putra Immanuel. Panti asuhan tersebut bertempat di jalan Gatotan, Surabaya. Kami melakukan pertemuan sebanyak lima kali, yaitu pada tanggal 28, 29, dan 30 November, serta tanggal 5 dan 10 Desember. Kami memulai kegiatan kami pada pukul 19.00 sampai pukul 20.30 malam. Waktu ini diambil dengan pertimbangan, pada jam itu kami semua sudah tidak mengikuti kuliah lagi dan waktu tersebut bertepatan dengan jam belajar di panti asuhan. Walaupun kegiatan tersebut terbilang singkat, saya sempat merasa jenuh dan bosan. Salah satu sebabnya karena mungkin belum terbiasa dengan keadaan tersebut. Selain itu saya juga baru menyadari ternyata sangat susah untuk memberikan pengajaran pada orang lain, terutama anak anak yang masih duduk di bangku SD. Dari sekian banyak anak di panti tersebut, saya mendapat bagian untuk mengajar anak anak SD, sedangkan yang lainnya ada yang mengajari anak SMP dan SMA. Banyak suka duka yang saya rasakan dalam pertemuan pertemuan singkat tersebut. mulai dari anak anak yang pemalas, yang tidak mau mendengarkan, anak anak yang sedikit nakal, sampai anak anak yang sopan dan penurut. Satu hal yang membuat saya menjadi kewalahan, karena anak anak yang saya ajari itu sangat suka berbohong. Mereka lebih banyak menjawab pertanyaan dengan tidak serius, itu juga menjadi salah satu kendala yang saya hadapi. Selain mengajari mereka kami juga mengikuti doa malam, yang dilakukan setelah kegiatan belajar dan menandai berakhirnya
Agama Page 1

kegiatan pada hari tersebut. Setelah doa malam anak anak akan memberikan salam, dan segera pergi ke kamar masing masing. Setelah beberapa kali bertatap muka dengan anak anak panti disana, kami menjadi lebih akrab. Saya merasa seperti mendapatkan saudara saudara baru. Walaupun mereka nakal, tetapi mereka adalah anak anak yang baik. Saya merasa cukup beruntung mengenal mereka. Dapat membagikan sedikit ilmu yang saya miliki terhadap anak anak di panti. Anak anak itu selain menghabiskan waktu di sekolah dan panti, mereka juga aktif mengikuti kegiatan kegiatan di gereja. Pengalaman yang saya dapatkan mengajarkan saya agar dapat mensyukuri apa yang saya miliki. Jangan terus menerus mengeluh dengan segala hal yang kita rasa kurang, karena masih banyak yang hidupnya lebih menderita dari kita. Saya merasa malu pada anak anak itu, mereka masih dapat tertawa dengan gembira dan menikmati hidup mereka walaupun tanpa hadirnya orang tua dan kekurangan yang mereka hadapi. Sementara kita yang mempunyai kehidupan normal dan hidup dengan lebih baik masih saja sering mengatakan Tuhan itu tidak adil, dan selalu saja mengharapkan sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.

Agama

Page 2

II Pendahuluan
A. Situasi Lingkungan Bisa dikatakan Panti Asuhan Immanuel merupakan panti yang cukup bagus. Bangunan besar yang terdiri dari dua tingkat. Di panti tersebut terdapat satu ruang kantor, ruang santai, ruang serbaguna yang juga dilengkapi dengan tv, piano, dan drum, kamar tidur untuk anak anak panti, kamar tidur untuk pengawas, dapur, ruang makan yang juga merupakan tempat belajar, kamar mandi, dan juga satu lapangan d tengah tengah bangunan tempat anak anak bermain dan berdoa malam. Keadaan panti akan menjadi lebih tenang saat anak anak sedang belajar. Para pengawas di panti asuhan tersebut sepertinya memperhatikan tempat tinggal anak anak asuhnya dengan baik, karena panti tersebut terlihat bersih dan rapi. Bisa dikatakan sejuk juga, dengan berbagai tanaman yang tumbuh di halaman depan. Hanya saja saat malam pencahayaan yang ada kurang memadai, sehingga taman depan terlihat gelap.

B. Kebutuhan yang Paling Mendesak Dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan, saya rasa kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh anak anak panti tersebut adalah peralatan belajar (buku, pensil, bolpoin). Saat mengajar anak anak saya melihat buku buku yang mereka gunakan sangat minim, baik itu buku cetak maupun buku tulis. Malahan ada anak yang menggabungkan semua pelajaran dalam satu buku. Selain itu mereka juga saling berebutan pensil. Mungkin pihak panti sudah menyiapkan buku buku dan peralatan lain yang sesuai, hanya anak anak seringkali menyalahgunakan untuk hal hal yang tidak perlu. Ada beberapa anak juga yang tidak memiliki buku pegangan untuk dipelajari, sehingga menghambat mereka untuk belajar dan melaksanakan tugas. Jika mereka kesulitan mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka akan menjadi

Agama

Page 3

malas mengerjakan tugas tugas yang ada. Jadi, menurut saya kebutuhan paling mendesak yang diperlukan adalah buku.

C. Tujuan Kegiatan Kegiatan mengajar yang kami lakukan ini bukan hanya untuk memenuhi tugas saja. Kami juga berusaha sebisa kami untuk memberikan pelayanan terhadap orang orang yang berada di sekitar kami. Kami berlatih untuk dapat membagikan apa yang kami miliki kepada orang lain. Kegiatan ini dilakukan agar kita dapat mengimpelemtasikan ajaran ajaran yang diberikan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita sehari hari. Dimulai dari hal hal sederhana, dan kita akan mulai terbiasa peduli dan membantu orang lain.

Agama

Page 4

III Kronologis Kegiatan

1. Pertemuan Pertama a. Waktu : Rabu, 28 November 2012 b. Jam : 19.00 20.30

c. Ini merupakan pertemuan pertama kami dengan anak anak panti. Saat kami datang mereka sudah berada di ruang belajar yang merangkap sebagai ruang makan. Kami diantar oleh ibu Leni menemui anak anak, lalu kami memperkenalkan diri kami masing masing. Dalam ruangan itu mereka sudah dipisahkan berdasarkan sekolah dan tingkatan masing masing (SD, SMP, SMA). Karena anak anak panti itu cukup banyak, kami mulai membagi tugas agar dapat mengajari semuanya, dan saya mendapat tugas untuk mengajar anak anak SD. Anak anak yang saya ajari adalah anak anak yg derada di kelas 4, 5, dan 6. Awalnya mereka bersikap cukup manis, tetapi lama kelamaan mereka mulai beruulah. Mereka tidak mau belajar, tidak mau mengerjakan tugas, hanya bermain main saja. Saya sebenarnya merasa sangat emosi, karena saya juga merasa capek setelah beraktivitas seharian di kampus. Tetapi akhirnya saya dapat meredam emosi saya, dan berusaha membujuk anak anak tersebut. d. Dari pertemuan tersebut, saya berhasil membantu seorang anak mengerjakan tugas bahasa inggrisnya dan mengajarkan mereka matematika. Saya juga belajar untuk dapat mengendalikan emosi saya.

2. Pertemuan Kedua a. Waktu : Kamis, 29 November 2012


Agama Page 5

b. Jam

: 19.00 20.30

c. Pada pertemuan kedua ini kami mempunyai strategi baru. Kami membawa permen untuk anak anak. Jadi jika mereka menuruti apa yang kami katakan kami akan membagikan permen permen tersebut. Pada pertemuan kedua ini saya merasa mereka menjadi lebih nakal, mungkin karena sudah lebih mengenal kami. Saya mengajari anak anak yang sama dengan tambahan satu orang anak dari kelas 4. Satu satunya pelajaran yang mereka gemari adalah matematika. Mereka terus meminta saya memberikan soal matematika sehingga mereka dapat mengerjakannya secara bersama sama. Tetapi anehnya mereka tidak suka saat saya memberikan soal pembagian. Tenyata mereka tidak bisa membagi, hanya bisa menjumlahkan dan mengalikan. Akhirnya saya mengajarkan mereka untuk mengerjakan soal soal pembagian yang saya berikan. Setelah merasa cukup, saya menanyakan pada mereka apakah ada tugas yang harus diselesaikan. Ternyata ada anak yang memiliki tugas seni budaya dan ada yang akan mengikuti ulangan IPA pada hari berikutnya. Saya membantu menjelaskan kepada mereka berdua agar tugas yang ada dapt cepat diselesaikan. d. Hasilnya saya berhasil membantu anak tersebut mengerjakan tugas seni budayanya hingga selesai, walaupun dengan usaha yang cukup keras. Dan memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang diberikan, terutama pada anak yang akan mengikuti test IPA.

3. Pertemuan Ketiga a. Waktu : Jumad, 30 November 2012 b. Jam : 19.30 20.30

c. Pada pertemuan yang ketiga ini kami datang agak terlambat, karena masih menunggu seorang dari kami yang sedang kuliah. Sebenarnya kami semua juga merasa malas untuk pergi, kalo bisa saat itu kami tidak ingin pergi ke panti asuhan itu. Tetapi karena sudah memiliki janji dengan pihak panti, akhirnya kami berangkat juga. Sesampainya di panti ternyata ruang belajar kosong. Kami pergi ke kantor untuk menemui Ibu Leni. Saat melihat kami beliau cukup terkejut. Dia meminta maaf karena lupa memberitahu kami, bahwa hari itu kami tidak bisa mengajar anak anak. Pada hari sabtu banyak anak anak yg libur, mereka juga akan melakukan kegiatan pada minggu itu. Jadi, hari itu merupakan waktu bebas bagi anak anak. Sejujurnya kami semua merasa lega, karena kami juga sedang
Agama Page 6

tidak bersemangat untuk belajar. Melihat keadaan panti yang cukup sepi, kami bertanya pada bu Leni dimana anak anak berada. Beliau mengatakan bahwa sebagian anak anak sedang mengikuti kegiatan di gereja. Di panti itu cuma ada beberapa anak yang masih SD, dan mereka sedang menonton televisi. Kami meminta ijin pada bu Leni, dan menemui anak anak di dalam. Mereka semua kelihatan sangat serius menonton. Kami duduk dan menonton bersama mereka. Beberapa anak yg agak besar mencoba untuk mengobrol bersama kami. Tidak lama kemudian bu Leni datang dan membawakan data anak anak panti tersebut kepada kami. Setelah merasa berada di situ cukup lama, akhirnya kami berpamitan kepada bu Leni dan anak anak di situ untuk pulang. d. Kami mendapatkan data rinci mengenai anak anak yang berada di panti tersebut.

4. Pertemuan Keempat a. Waktu : Rabu, 5 Desember 2012 b. Jam : 19.00 20.30

c. Saat kami datang, anak anak yang lebih besar kelihatan serius belajar. Ternyata mereka sedang berada dalam minggu minggu ujian. Hampir sebagian besar dari mereka sedang mengikuti ujian saat itu. Saya kembali menemani anak anak didik saya untuk belajar. Saat belajar salah satu dari mereka tertidur di atas meja. Saya segera membangunkannya. Saya bertanya ujian apa yang akan dijalani besok, dan dia mengatakan akan ujian bahasa inggris. Dia tidak ingin belajar karena dia tidak mengerti dan dia tahu bahwa dia tidak akan bisa mengerjakan soal soal ujian tersebut. Saya segera menyuruhnya mengambil buku dan mengatakan bahwa saya akan mengajarinya. Awalnya dia tetap tidak mau, tetapi karena terus dipaksa akhirnya dia menurut juga. Tetapi itu hanya bertahan sekitar lima belas menir, karena setelah itu dia sudah tidak ingin belajar lagi. Saya akhirnya pasrah. Saat itu saya melihat seorang anak sedang berada diluar ruangan, ternyata nathaniel. Saya sudah memperhatikannya sejak pertama kali datang ke panti itu. Dia lebih sering bermain sendiri, dan anak anak di sana seperti menjauhinya. Saya berinisiatif untuk mendekatinya. Saya segera keluar dan berusaha mengajaknya masuk. Awalnya saya tidak mengerti apa yang dia katakan, karena dia belum bisa berbicara secara baik. Umurnya sekitar 10 tahun, tetapi dia masih duduk di bangku TK. Sepertinya dia memiliki keterbelakangan. Saya mencoba untuk berbicara lagi dengannya, dan mengajaknya kedalam. Akhirnya
Agama Page 7

dia mau mengikuti saya kedalam. Saya mencoba memahami apa yang ingin dia katakan. Saat saya mengatakan akan belajar. Dia langsung mengeluarkan buku dan pensilnya, ternyata anak itu cukup pintar untuk mengerti apa yang kita katakan. Saya lalu mulai melatihnya menulis walaupun dia tidak bisa mengikutinya dengan baik. Lalu kami menggambar bersama. Dia anak yang bersahabat dan cepat menjadi akrab dengan saya. Menurut saya dia merupakan anak yang pintar, tetapi mungkin karena kurangnya perhatian yang diberikan pihak panti makanya dia belum bisa belajar dengan baik mengingat kekurangan yang dimiliki. d. Hasilnya saya dapat berbicara dan mengobrol dengan nathan, walaupun dengan kata kata yang sederhana. Saya merasa dapat lebih mengerti dirinya. Selain itu saya juga memberikan tambahan penjelasan pada anak anak yang sedang belajar.

5. Pertemuan Kelima a. Waktu : Senin, 10 Desember 2012 b. Jam : 19.30 21.00

c. Pada pertemuan yang terakhir ini kami datang kembali datang terlambat. Selain karena bertabrakan dengan jadwal kuliah. Kami juga membeli barang yang akan disumbangkan untuk panti. Saat itu hujan turun dengan deras. Saat kami sampai di panti ruang belajar sudah kosong, anak anak terlihat berkeliaran di lantai dua yang merupakan kamar mereka. Kami mencari bu Leny tetapi ternyata beliau tidak ada di tempat. Salah seorang pengurus panti asuhan mengatakan bahwa dia tidak tahu dengan pasti pukul berapa bu Leny akan pulang, terlebih karena di luar sedang hujan. Saya dan teman teman sepakat untuk menunggu di situ setelah sebelumnya menyerahkan beberapa kebutuhan yang telah kami beli dengan uang yang telah kami kumpulkan. Saat kami menunggu di ruang tunggu, beberapa anak datang menemui kami. Untung saja pengurus yang sedang di tempat tidak melihatnya. Mereka mengobrol sebentar dengan kami, lalu kembali ke kamar mereka. Sekitar pukul sepuluh malam bu Leny datang. Ternyata mereka baru saja menghadiri acara di suatu tempat. Bu Leny terlihat bersama beberapa anak panti. Tiba tiba ada seorang pemuda yang datang dan menyalami kami, ternyata dia juga salah satu mahasiswa di Universitas Airlangga. Setelah sedikit perkenalan akhirnya dia berpamitan pada kami semua. Setelah itu kami segera masuk ke
Agama Page 8

kantor dan menemui bu Leni. Kami lalu menyerahkan beberapa lembar surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh beliau. Setelah mendapatkan tanda tangan dari beliau kami pamit pulang. d. Hasilnya kami berhasil menyerahkan sumbangan yang telah kami siapkan. Kami juga mendapatkan tanda tangan bu Leni, yang menjadi bukti pelayanan kami pada panti tersebut.

IV Refleksi Kegiatan
1. Peserta kegiatan Kegiatan yang paling berpengaruh bagi mereka adalah pengajaran yang kami berikan. Mereka dapat menambah wawasan mereka, mendapatkan informasi baru, dan juga dapat berkenalan dengan orang orang baru. Mereka terlihat lebih bebas saat bersama kami, karena mereka tidak merasa segan. Berbeda saat mereka berhadapan dengan para pengurus panti lainnya. Mereka memiliki rasa segan dan takut, mungkin karena pengurus panti tersebut adalah orang orang yang telah merawat dan hidup bersama mereka.

2. Pengurus Panti Mungkin dengan kedatangan kami mereka bisa mendapatkan waktu istirahat lebih banyak, setelah seharian penuh mengurusi anak anak panti tersebut. Bukan berarti mereka menyesal dengan apa yang telah mereka jalani. Tetapi mereka pasti dapat lebih bersyukur karena mempunyai waktu yang lebih untuk memanjakan diri dengan beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.

3. Bagi diri sendiri Kegiatan yang paling berpengaruh bagi saya adalah, kesempatan yang saya miliki untuk mengajarkan anak anak panti asuhan. Saya merasa tersentuh melihat kehidupan mereka yang begitu sederhana. Kebahagiaan yang mereka miliki, canda tawa mereka walaupun dengan segala kekurangan yang ada. Terlebih saat bisa ngobrol dengan salah satu anak yang memiliki keterbelakangan. Saya seakan

Agama

Page 9

disadarkan bahwa saya harus bersyukur dengan hidup yang telah saya miliki. Karena masih banyak di luar sana orang orang yang lebih menderita daripada saya.

V Penutup

1. Simpulan Tugas akhir ini memiliki arti tersendiri bagi saya. Disini kita tidak diajarkan untuk sekedar memperoleh nilai, tetapi juga menciptakan kepedulian kita terhadap sesama. Kita harus dapat mengimplementasikan ajaran ajaran agama kita dalam kehidupan sehari hari. Seperti yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa Iman tanpa perbuatan adalah palsu. Kita tidak perlu berbicara panjang lebar mengenai Tuhan dan segala ajaran dan kepercayaan kita kepadanya. Yang perlu kita lakukan adalah melakukan hal hal yang dikehendaki dan mempraktekannya dalam hidup sehari hari dalam kehidupan bermasyarakat. Pengalaman tersebut mengajarkan saya untuk lebih menghargai hidup yang saya jalani.

2. Saran a. Bagi Peserta Anak anak harus lebih semangat lagi menjalani kehidupannya. Lebih rajin belajar, dan hindari pertengkaran dengan saudara saudara yang lain. b. Bagi Pengurus Sebaiknya anak anak yang memiliki keterbelakangan mental dapat diberikan perhatian ekstra atau disekolahkan disekolah khusus. c. Pengajar lainnya Semoga kegiatan tersebut menjadi pengalaman yang berarti bagi kita semua. Kalau bisa kegiatan seperti ini harus terus dilakukan, jangan hanya untuk memenuhi tugas saja. Kita dapat memulainya dengan hal hal sederhana.

Agama

Page 10

VI Lampiran
Rancangan Kegiatan :

Tanggal : Rabu, 28 November 2012 (pertemuan I) Waktu : 19.00 20.30 Materi : Bahasa inggris dan matematika

Tanggal : Kamis, 29 November 2012 (Pertemuan II) Waktu : 19.00 20.30 Materi : Seni Budaya, IPA

Tanggal : Jumad, 30 November 2012 (Pertemuan III) Waktu : 19.00 20.30 Materi : Matematika dan Bahasa Indonesia

Tanggal : Rabu, 5 Desember 2012 (Pertemuan IV) Waktu : 19.00 20.30 Materi : Bahasa Inggris dan IPA

Tanggal : Senin, 10 Desember 2012 (Pertemuan V) Waktu : 19.00 20.30 Materi : KWN dan Matematika

Agama

Page 11

You might also like