You are on page 1of 14

CASE REPORT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER

STATUS PENDERITA

No. Rekam Medis Masuk RSUD Pukul I. IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Orang tua/wali Ayah o o o o o Nama Umur

: oooooo : 05 Oktober 2012 : 10.00 wib

: An. R : 13 tahun : Laki-laki : Perum Mantang blok Q/3 :

: Tn. R : 41 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : Penghasilan :

Ibu o Nama o Umur : Ny. D : 38 tahun

o Pekerjaan : Ibu rumah tangga o Pendidikan : o Penghasilan : -

II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 05 Oktober 2010. Keluhan Utama : demam tinggi sejak 5 hari yang lalu

Riwayat penyakit sekarang Os masuk ke bangsal anak RSUD Embung Fatimah dari poliklinik anak, dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Demam timbul mendadak dan terus menerus. Demam turun setelah diberi obat penurun panas, tapi tidak lama kemudian panas timbul kembali. Demam tidak disertai dengan menggigil dan berkeringat. Ibu Os juga berkata demamnya sempat turun saat hari ke 4, setelah itu demamnya kembali naik. Os juga mengeluh mual dan sempat muntah sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS. Muntah sebanyak 3x dan berisi makanan, muntah tidak menyembur. Os mengeluh bahwa sejak demam badannya terasa lemas dan pegal-pegal. Nafsu makannya juga menurun karena mual. Os juga mengeluh kepalanya terasa berat dan pusing. Ibu Os menyangkal adanya batuk dan pilek pada Os. BAB seperti biasa 2x sehari, konsistensi baik. BAK normal tidak ada keluhan. Ibu Os berkata ini pertama kalinya Os menderita penyakit seperti ini. Dikeluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama. Namun teman main Os di sekolah juga menderita penyakit yang sama.

Riwayat Penyakit Dahulu : Os belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Kelahiran/Kehamilan: Selama kehamilan, ibu Os tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan. Usia kehamilan 37 minggu. Proses kelahiran ditolong oleh bidan, spontan, langsung menangis dan tidak ada kelainan bawaan. Berat lahir 3200 gram dan panjang lahir 48 cm.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan: Pertumbuhan gigi I Psikomotor : 7 bulan :

Tengkurap : 4 bulan Duduk Berdiri Berjalan Bicara : 6 bulan : 9 bulan : 13 bulan : 14 bulan

Kesan : riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik sampai pasien berusia 13 tahun saat ini.

Riwayat Imunisasi Jenis Imunisasi BCG DPT Polio Campak Hepatitis B Kesan : Riwayat imunisasi anak lengkap Umur Pemberian (bulan) 2 2, 4, 6 0, 2, 4, 6 9 0, 1, 5

Riwayat Pemberian makan Usia 0-4 bulan Usia 4-6 bulan Usia 6-8 bulan Usia 8-10 bulan Usia 10-12 bulan : ASI. : ASI, bubur susu, biskuit dan buah. : ASI, susu formula, bubur susu/biskuit, buah, nasi tim. : ASI, susu formula, biskuit, buah, nasi tim. : ASI, susu formula, biskuit, buah, nasi tim.

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan baik.

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Kesadaran Frekuensi nadi Tekanan darah Suhu tubuh Pernafasan Berat badan Status gizi : : : : : : : sakit sedang compos mentis 80 x/menit Tidak dievaluasi 36,3 0C 23 x/menit 37,5 kg cukup

Kepala o Bentuk o Rambut o Kulit o Mata o Telinga o Hidung o Mulut hiperemis Leher o Bentuk o Trachea o KGB Thoraks Paru o Inspeksi : bentuk simetris dalam keadaan statis dan dinamis 5 : simetris, normal : lurus di tengah : tidak membesar : Bulat, simetris : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut : Tidak ada kelainan : palpebra tidak cekung, konjungtiva anemis, sklera tidak

ikterik, refleks cahaya (+/+). : Bentuk normal, simetris, serumen (-/-) : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-/-), epistaksis (-) : Bibir kering (+), sianosis (-), lidah tidak kotor, faring tidak

o Palpasi o Perkusi o Auskultasi Jantung o Inspeksi o Palpasi o Perkusi o Auskultasi

: vokal fremitus sama kanan dan kiri : sonor : suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

: ictus cordis tidak terlihat : teraba di ICS V midclavikularis sinistra : Jantung dalam batas normal : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen o Inspeksi o Palpasi : datar, asimetris : Supel, turgor cukup, Hepar teraba membesar 1 cm, kenyal, permukaan rata, tepi tajam, Nyeri tekan (+), lien tidak teraba o Perkusi : Timpani

o Auskultasi : Bising usus (+) normal . Genitalia Externa Laki-laki, tidak ada kelainan

Ektremitas o Superior o Inferior : Oedem (-/-), pucat (-), akral dingin (-) : Oedem (-/-), pucat (-), akral dingin (-)

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil laboratorium tanggal 05 Oktober 2012 HEMATOLOGI & HEMOSTASIS Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit IMUNOSEROLOGI Widal O Widal H 1/320 1/160 Negatif (1/80) Negatif (1/80) Hasil 15 2100 46 5,5 162 Normal 11-17 4000-10000 37-48 4.5 5.5 150-450 Satuan g/dL UL % Jt/UL Ribu/UL

Hasil Laboratorium tanggal 06 Oktober 2012 HEMATOLOGI & HEMOSTASIS Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit Hasil 14,6 3000 42 5,1 90 Normal 11-17 4000-10000 37-48 4.5 5.5 150-450 Satuan g/dL UL % Jt/UL Ribu/UL

Hasil Laboratorium tanggal 07 Oktober 2012 HEMATOLOGI & HEMOSTASIS Hemoglobin Leukosit Hematokrit Hasil 15 4200 48 Normal 11-17 4000-10000 37-48 Satuan g/dL UL %

Eritrosit Trombosit IMUNOSEROLOGI Anti Dengue Ig G Anti Dengue Ig M

5,9 80

4.5 5.5 150-450

Jt/UL Ribu/UL

_ +

Negatif Negatif

Hasil Laboratorium tanggal 08 Oktober 2012 HEMATOLOGI & HEMOSTASIS Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit

Hasil

Normal

Satuan

15,1 3900 46 5,6 104

11-17 4000-10000 37-48 4.5 5.5 150-450

g/dL UL % Jt/UL Ribu/UL

Dilakukan pemeriksaan Rumple Leed test (tanggal 06 Oktober 2012) RL (+) pada lengan kanan pasien didapatkan adanya bintik-bintik merah kebiruan, tidak gatal, tidak hilang jika diregangkan, ukuran kurang lebih 0,5-1 mm. Ditemukan 15 bintik dalam lingkaran diameter 5 cm.

V.

DIAGNOSIS BANDING Dengue Hemorraghic Fever Grade I Dengue Fever Demam Thypoid

VI. DIAGNOSA KERJA Dengue Hemoraghic Fever grade I

VII. USULAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan Foto Thorax

VIII. TERAPI IVFD D5 NS 20 tetes (makro) Farmadol 3 x 375mg (jika demam) Cefixime 2 x 750mg Diet makanan cair + ekstra minum

IX. PROGNOSIS Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Senationam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam

X. FOLLOW UP PASIEN Waktu 05 Oktober 2012 Keluhan Demam sudah 5 hari. Batuk dan pilek (-). Mual (+), muntah (+). BAB (+), BAK (+), Pusing (+) P/F KU : tampak sakit sedang Kes : Compos Mentis Nadi : 80x/menit RR : 23 x/menit Suhu : 36,3 C Nyeri tekan epigastrium (+) Terapi IVFD D5 NS 20 tetes Farmadol 3x375 (jika demam) Cefixime 2x750

06 Oktober 2012

Demam (-), mual (-) KU : tampak sakit muntah (-), BAK sedang (+), BAB (+) Kesadaran : Compos mentis Nadi : 88 x/menit RR : 22 x/menit Suhu : 36 C Nyeri tekan epigastrium (+) Ptechie (+) Demam (-), mual (-) muntah (-), BAK 9 Nadi : 88 x/menit RR : 22 x/menit

Terapi lanjut

07 Oktober 2012

Terapi lanjut

Pukul 10.00

(+), BAB (-) Konsul dr. Sp. A, advice; - Motivasi makan dan minum - Cek dpl ulang besok Demam (-), mual (-) muntah (-), BAK (+), BAB (+)

Suhu : 35,4 C

08 Oktober 2012

Nadi : 80 x/menit RR : 23 x/menit Suhu : 36 C

Cek DR jam 16.00 Pasien boleh pulang

XI. RESUME Seorang anak laki-laki, berusia 13 tahun, masuk RS pada tangal 5 Oktober 2012 pukul 10.00. Os datang dengan keluhan utama demam tinggi sejak 5 hari SMRS. Demam timbul mendadak dan terus menerus, demam turun setelah anak diberi obat penurun panas, tapi tidak lama kemudian panas timbul kembali. Os mengeluh mual dan muntah sebanyak 3x dua hari SMRS. Nafsu makan Os menurun. Os mengaku pusing dan badannya terasa pegal-pegal. Os tidak ada batuk ataupun pilek. BAB dan BAK Os normal. Menurut Ibu Os, Os belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Dikeluarga Os juga tidak ada yang sakit seperti ini. Namun teman main Os di sekolah juga menderita penyakit yang sama. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah tidak dievaluasi, nadi 80x/ menit, respirasi 23x/ menit, suhu 36,3oC. Status gizi baik. Status generalis tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan rumple leed test (+) pada lengan tangan kanan. Pemeriksaan penunjang didapatkan hemoglobin 15gr%, Hematokrit 48%, dan trombosit 80.000/ul. Imunoserologi anti dengue IgG (-), anti dengue IgM (+). Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tersebut didapatkan diagnosa Dengue Hemorrhagic fever grade I. Terapi yang diberikan adalah: Infus D5 NS 20 tetes (makro) Farmadol 3x 375 mg (jika demam) 10

Cefixime 2x750 mg Diet makanan cair + ekstra minum Pada follow up hari ke 3 perawatan dirumah sakit pasien merasa keadaannya lebih balik. Diberikan penurunan jumlah tetesan infus menjadi 10 tetes/menit. Pasien mengalami perbaikan dari segi klinis dan laboratoris. Sore harinya hasil cek DR hari ke 3 itu dilaporkan ke dokter Sp. A. Nilai Hb 15,1 gr/dl, Ht 46%, trombosit 104.000/ul. Karena hasil laboratorium menunjukkan perbaikan serta keadaan umum Os baik, maka Os diperbolehkan pulang.

XII. PEMBAHASAN Dalam menegakkan diagnosis DBD, beberapa indikator yang penting perlu mendapat perhatian, antara lain: Tanda dini infeksi dengue1: Demam tinggi Facial flushing Tidak ada tanda-tanda ISPA Tidak tampak fokal infeksi Uji tourniquet positif Trombositopenia Hematokrit naik WHO (1997) memberikan pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis DBD secara dini, disamping menentukan derajat beratnya penyakit1,2: Klinis: Demam mendadak tinggi Perdarahan (termasuk uji bendung +) seperti petekie, epistaksis, hematemesis dan lain-lain Hepatomegali Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi 20 mmHg, atau hipotensi disertai gelisah dan akral dingin 11

Berat Penyakit: Derajat I : demam dengan uji bendung + Derajat II : derajat I ditambah perdarahan spontan Derajat III : nadi cepat dan lemah, tekanan nadi 20 mmHg hipotensi, akral dingin Derajat IV : syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur Laboratoris : Trombositopenia ( 100.000/ ul) Hemokosentrasi (kadar Ht 20%) Dua dari gejala klinis pertama ditambah 2 gejala laboratoris dianggap cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD1,2. Jadi pada kasus ini, diagnosa DHF grade I adalah benar. Karena pada pasien ini ditemukan demam tinggi mendadak 5 hari SMRS, tidak ada tanda-tanda ISPA, uji bendung +, serta ada trombositopenia dan hemokonsentrasi. Pada dasarnya pengobatan DHF bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitis kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DF dapat berobat jalan sedangkan pasien DHF dapat dirawat diruang perawatan biasa. Tetapi pada kasus DHF dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Untuk dapat merawat pasien DHF dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, cairan kristaloid dan koloid, serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian.3 Untuk terapi simptomatik dan suportif pada fase demam berikan parasetamol 1015mg/kgBB/dosis. Kompres hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas. Terapi suportif yang dapat diberikan antara lain larutan jus buah atau susu. Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi atau muntah, berikan cairan sesuai kebutuhan rumatan.3 Berat Badan (kg) 10 10 20 >20 12 Jumlah cairan (ml/kgBB) 100 per kg BB 1000 + 50 x kgBB (diatas 10 kg) 1500 + 20 x kgBB (diatas 20 kg)

Jenis cairan yang direkomendasikan WHO adalah: 4 Kristaloid Larutan Ringer Laktat (RL) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL) Larutan Ringer Asetat (RA) atau dekstrose 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA) Larutan NaCl 0,9% (garam faali = GF) atau dekstrosa 5% dalam larutan garam faali (D5/ GF) Koloid Dekstran 40 Plasma Pemberian antibiotik pada DHF diberikan atas indikasi apabila terdapat komplikasi bakterial. Namun antibiotika dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder bakterial, karena penderita pada umunya mengalami tindakan invasif yang berulang, misalnya pemasangan infus, pengambilan darah untuk pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit serial. Jadi pada pasien ini penatalaksanaannya sudah tepat. Sebab Os diberikan terapi IVFD D5 20 tetes makro, kemudian disertai obat penurun panas dan antibiotik sebagai profilaksis.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Dengue Haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment prevention and control. 2nd. WHO, Geneva, 1997. 2. Monograph on Dengue/ dengue haemorrhagic fever. WHO Regional Publications, South East Asia Senters, 1993. 3. Ditjen PPM & PLP, Dep. Kes RI. Pengelolaan pasien demam berdarah dengue. Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1996. 4. A.G. Andjaparidze. Guidelines for treatment of dengue fever/ dengue haemorrhagic fever in small hospital. WHO Regional Office for South-East Asia, September 1998.

14

You might also like