You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. Perkembangan jaman tampaknya sudah menempatkan kegiatan fitness sebagai kebutuhan utama masyarakat ketimbang olahraga biasa. Apalagi ditambah dengan semakin menjamurnya tempat-tempat fitness baru di Palembang. Berkembangnya fitness center di daerah perkotaan tidak luput dari perubahan pola pikir masyarakat mengenai pentingnya kesehatan. Dari sebuah penelitian di Amerika Serikat, didapatkan bahwa lebih dari 50% seluruh pengunjung fitness pria ternyata bukan tertuju pada masalah peningkatan kebugaran tetapi lebih pada tujuan membentuk tubuh yang diinginkan. Oleh karena itu jenis-jenis suplemen baru sudah banyak beredar di pasaran dengan tujuan memenuhi kebutuhan pelaku fitness sesuai yang dibutuhkan. Kebutuhan pemakaian suplemen berkembang dengan semakin disadari bahwa banyak keluhan kesehatan terjadi karena terganggunya keseimbangan fungsi tubuh. Penggunaan suplemen pada para penggiat kebugaran sudah menjadi kebiasaan. Suplemen makanan saat ini telah banyak dikonsumsi oleh para penggiat kebugaran sebagai penunjang nutrisi selain pola makan yang disiplin, istirahat yang cukup, serta pola latihan yang efektif dengan tujuan kesehatan maupun pembentukan tubuh. Berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan suplemen makanan didefinisikan sebagai produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau kombinasi bahan, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan angka kecukupan gizi (AKG), konsentrat, metabolit, konstituen, dan ekstrak. Suplemen makanan bisa berbentuk tablet, tablet isap, tablet effervescence, serbuk, kapsul serta produk cair berupa sirup atau larutan.. Produk-

produk ini umumnya tersedia di atas meja tanpa resep. Penelitian terhadap suplemen makanan telah dilakukan berdasarkan penandaan pada etiket, brosur, leaflet, dan informasi penggunaan suplemen makanan dengan metode wawancara pada konsumen yang berkunjung ke apotek dan di toko obat Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dari hasil penelitian diperoleh komponen yang terdapat di suplemen makanan adalah vitamin/mineral selain bahan hasil tumbuhan. Karakter konsumen suplemen makanan terbanyak perempuan (78,1%), usia 36-55 tahun (43,8%), pekerjaan swasta (39,1%), pendidikan tingkat sarjana (60,9%). Pengalaman pemakaian kebanyakan konsumen mengonsumsi satu produk yaitu 71,9%, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan/meningkatkan stamina 69,4%, lama pemakaian 1-3 tahun 40,6%. Efek samping hanya dialami oleh beberapa orang 10,9% . Sebuah survei terhadap perekrutan U.S. Marine Corps (USMC), menunjukkan 5 jenis suplemen yang paling banyak digunakan anggotanya antara lain (16%). Selain suplemen ada juga beberapa obat yang sering digunakan oleh para penggiat kebugaran. Penggunaan obat-obatan ini sering dianggap sebagai doping dalam olahraga. Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi. Contoh obat yang sering dipakai adalah erythropoietin, anabolic steroid, human growth hormone, (HGH) obat golongan diuretika, serta golongan albuterol. Penelitian sebelumnya mengenai prevalensi penggunaan steroid anabolic di pusat kebugaran Star fitness Palembang tahun 2006 menunjukkan hasil bahwa terdapat 1 dari 46 protein powder (43%), postrecovery workout drinks (36%), suplemen multivitamin (26%), cratine (16%), dan nitric oxide

responden yang menggunakan steroid anabolic dengan tujuan meningkatkan massa otot. Selain itu penelitian lain menunjukkan bahwa obat golongan albuterol (salbutamol) terbukti dapat meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan endurance penggunanya yang bukan merupakan penderita asma. Sedangkan penggunaan diuretic umumnya digunakan oleh atlet binaraga yang ditujukan untuk menghilangkan efek retensi air setelah penggunaan steroid anabolik sebelumnya. Penggunaan suplemen bukannya tidak memilki efek samping sama sekali meskipun khasiatnya tidak perlu dibuktikan melalui uji klinis. Suplemen olahraga bisa memiliki efek samping apabila penggunaannya menyalahi anjuran pemakaian. Ada beberapa suplemen yang memiliki efek samping pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Sebut saja misalnya suplemen penambah tenaga (powerbooster). Suplemen jenis ini biasanya mengandung zat seperti taurine serta kafein Konsumsi taurine yang berlebihan dapat menyebabkan adanya gangguan fungsi hati. (Enny Shopia, 2009). Sedangkan efek dari kafein adalah relaksasi otot polos, merangsang diuresis, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke otot serta menganggu fungsi hati. Penggunaan obat-obatan dalam olahraga seperti steroid anabolik, HGH (human growth hormone), diuretika, serta albuterol sebenarnya masih kontroversial . FDA (Food and Drug Administration ) sebelumnya hanya melarang penggunaan steroid anabolik saja. Banyak efek samping yang dapat terjadi apabila obat-obat tersebut disalahgunakan. Penggunaan steroid anabolik dalam jangka panjang dapat menyebabkan atrofi testis (kemandulan), meningkatnya kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), gynecomastia, bahkan kematian. Kemudian penggunaan obat diuretika dapat menyebabkan hipotensi dan dehidrasi. Lalu penggunaan obat golongan albuterol dapat menyebabkan sakit kepala,, hipertensi, serta gagal jantung. Banyak organisasi olahraga yang telah mengembangkan kebijakannya pada olahraga. National Football League (NFL), the National Collegiate Athletic Association (NCAA), serta the International Olympic Committee (IOC) telah melarang atlet-atlet

mereka dalam penggunaan steroid, ephedra, dan androstenedion, kemudian denda akan dikenakan kepada mereka yang tidak memenuhi syarat. Data mengenai jenis suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh kalangan pelaku fitness di Indonesia maupun kota Palembang sendiri belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian telah dilakukan, akan tetapi hanya menentukan prevalensi penggunaan steroid anabolik saja dari beberapa pusat kebugaran di Palembang. Semakin banyaknya pusat kebugaran / fitness center di kota Palembang yang berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah suplemen dan obat yang digunakan oleh pelaku fitness sesuai kebutuhan, mendorong perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui data jenis suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh pelaku fitness di beberapa pusat kebugaran di kota Palembang.

1.2

Rumusan Masalah. Suplemen olahraga serta obat bisa memiliki efek samping apabila

penggunaannya menyalahi anjuran pemakaian. Kebutuhan pemakaian suplemen berkembang dengan semakin disadari bahwa banyak keluhan kesehatan terjadi karena terganggunya keseimbangan fungsi tubuh. Data mengenai jenis suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh kalangan pelaku fitness di Indonesia maupun kota Palembang sendiri belum diketahui secara pasti. Semakin banyaknya pusat kebugaran / fitness center di kota Palembang yang berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah suplemen dan obat yang digunakan oleh pelaku fitness sesuai kebutuhan mendorong perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui data jenis suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh pelaku fitness di beberapa pusat kebugaran di kota Palembang.

1.3

Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jenis suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh pelaku fitness di beberapa pusat kebugaran di kota Palembang. 2. Mengetahui dosis serta lama pemakaian suplemen dan obat yang digunakan oleh pelaku fitness.
3. Mengetahui alasan pelaku fitness menggunakan jenis suplemen dan atau

obat tertentu dalam kebugaran.


4. Mengetahui manfaat yang telah dirasakan oleh pelaku fitness setelah

menggunakan jenis suplemen dan atau obat tertentu dalam kebugaran.


5. Mengetahui efek samping yang telah dirasakan oleh pelaku fitness

setelah menggunakan jenis suplemen dan atau obat tertentu. 6. Mengetahui pola distribusi atau akses mendapatkan suplemen dan obat yang digunakan oleh pelaku fitness. 7. Mengetahui factor-faktor yang mendorong pelaku fitness dalam memilih jenis suplemen dan atau obat tertentu dalam kebugaran.

1.4

Manfaat Penelitian.
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi tentang jenis

suplemen dan obat yang banyak digunakan oleh pelaku fitness di kota Palembang. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pelaku fitness dalam memilih jenis suplemen apa yang cocok untuknya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk memberikan masukan kepada instansi terkait untuk menentukan kebijakan mengenai manfaat, efek samping, serta cara penggunaan yang benar dari jenis suplemen dan obat tertentu yang akan digunakan oleh masyarakat khususnya kepada pelaku fitness.

You might also like