You are on page 1of 6

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun

keatas. ( Patofisiologi : konsep klinis proses proses penyakit, buku 2 hal 1003 ). Juga merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel sel otak dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun ( Perawtan Medikal Bedah : jilid 1, hal 173 ) Etiologi Sampai sekarang belum satupun penyebab penyakit ini diketahui, tetapi ada tiga teori utama mengenai penyebabnya : Virus lambat dengan masa inkubasi 2 30 tahun Proses otoimun ( dengan 2 tipe Amigdaloid ) Keracunan Aluminium ( yang paling Populer ) Salah satu penyebab yang mempersulit penegakan diagnosa Alzheimer adalah bukti yang hanya didapat dari hasil outopsi. Pasien dengan penyakit Alzheimer mempunyai tiga tingkatan kondisi yang berbeda. Diagnosa Alzheimer ditegakkan setelah ditelusuri terjadi kehilangan daya ingatan diluar kondisi kondisi berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Anemia pernisiosa Reaksi obat obatan Ketidakseimbangan Hormonal Depresi Penyalahgunaan obat dan alcohol Tumr otak Meningitis kronis Trauma kepala Penyakit Pick

10. Penyakit Parkinsonm dengan dimensia Tanda dan gejala penyakit Alzheimer timbulnya progresif, kecepatan timbul bervariasi dari orang yang satu dengan orang yang lain. Pada beberapa kasus menurunnya kondisi sangat cepat, pada umumnya kekacauan berlangsung sedikit demi sedikit. Penyebab kematian biasanya pneumoni dan infeksi yang lain. C. Manifestasi Klinis

Gejala gejalanya sangat bervariasi : 1. 2. 3. Pada awal penyakit, kelupaan dan terjadi kehilangan ingatan atau memori yang rinci. Keterampilan keterampilan social dan polapola prilaku tetap utuh (pada awalnya ) Kelupaan termanifestasi banyak dalam tindakan keseharian sejalan dengan perkembangan penyakit, misalnya kehilangan arah dalam lingkungan yang sudah amat dikenal atau mengulang cerita yang sama 4. 5. 6. Kemampuan untuk merumuskan konsep konsep dan berpikir secara abstrak menghilang Dapat menunjukkan prilaku inpulsif yang tidak sesuai Perubahan kepribadian negatif, misalnya : menjadi depresi, mudah curiga, paranoid, bermusuhan dan bahkan mengamuk 7. Keterampilan berbicara menyimpang pada suku suku kata yang tidak berarti, agitasi dan peningkatan aktivitas fisik 8. Akhirnya akan membutuhkan bantuan untuk semua aspek kehidupan

D.

Patofisiologi Pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami banyak kehilangan neuron neuron

hipokampus dan korteks tanpa disertai kehilangan parenkim otak. Selain itu juga terjadi kekusutan neurofibliar yang difus pada plak senilis ( makin banyak plak senilis makin berat gejala gejalanya ). Kedua perubahan patologis terakhir ini bukan merupakan cirri khas penyakit Alzheimer, karena juga ditemukan pada penderita ensefalopati timah dan sindrom down. Hasil penemuan terakhir menunjukan adanya kaitan dengan kelainan neurotransmitter dan enzim enzim yang berkaitan dengan metabolisme neurotransmitter tersebut. Tampak adanya penurunan dari kolin asetiltransferase.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. 5. Sindrom stress relokasi b/d perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Perubahan proses pikir b/d degenerasi/neuron ireversibel Perubahan sensori-persepsi b/d perubahan resepsi, transmisi dan/atau integritas sensori Perubahan pola tidur b/d perubahan pada sensori Kurang perawatan diri b/d penurunan kognitif/keterbatasan fisik.

6.

Perubahan pola eliminasi b/d ketidak mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali kebutuhan

7. III. 1.

Koping keluarga tak efektif b/d tingkah laku pasien yang tidak menentu. INTERVENSI KEPERAWATAN Sindrom stress relokasi b/d perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Tempatkan pada ruangan pribadi jika mungkin dan bergabung dengan orang terdekat dalam aktivitas perawatan, waktu makan dst. R : perawatan dirumah sakit mengubah aktivitas rutin pasien dapat menimbulkan peningkatan masalah tingkah laku bahkan pda orang dengan gangguan kognitif sekali pun.

Tentukan jadwal aktivitas pasien yang wajar dan masukkan dalam kegiatan rutin rumah sakit sebisa mungkin. R : konsistensi memberikan jaminan dan mungkin mengurangi kebingungan dan meningkatkan rasa kebersamaan.

Berikan penjelasan, informasi yang menyenangkan mengenai kegiatan/peristiwa. R : menurunkan rasa terkejut Pertahankan dalam keadaan tenang. R : Menenangkan situasi dan memberi pasien waktu untuk memperoleh kendali terhadap perilaku dan emosinya.

2.

Beri dorongan dengan penggunaan sentuhan jika pasien tidak mengalami paranoid atau sedang mengalami agitasi sesaat. R : Memberikamn keyakinan, menurunkan stress, meningkatkan kualitas hidup. Perubahan proses pikir b/d degenerasi/neuron ireversibel

Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang. R : Pendekatan yang terburu-buru dapat mengancam pasien bingung yang mengalami kesalahan persepsi atau perasaan terancam oleh imajinasi orang dan/atau situasi tertentu. Tatap wajah ketika bercakap-cakap dengan pasien R : Menimbulkan perhatian, terutama pada orang-orang dengan gangguabn perceptual. Panggil pasien dengan namanya. R : Nama merupakan bentuk identitas diri dan menimbulkan pengenalan terhadap realita dan individu Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara dengan perlahan pada pasien.

R : Meningkatkan kemungkinan pemahaman. Ucapan yang tingi dan suara yang keras menimbulkan stress/marah yang kemungkinan dapat mencetuskan memori konfrontasi sebelumnya dan menjadi provokasi respons marah. 3. Perubahan sensori-persepsi b/d perubahan resepsi, transmisi dan/atau integritas sensori. Anjurkan untuk menggunakan kacamata, alat bantu pendengaran sesuai keperluan. R : Dapat meningkatkan masukan sensori, membatasi/menurunkan kesalahan interpretasi stimulasi. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau jika diperlukan seperti musik yang lembut, gambar/dinding cat sederhana. R : Membantu untuk menghindari masukan sensori penglihatan/pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas yang tenang, konsisten. Tingkatkan keseimbangan fungsi fisiologis dengan menggunakan bola lantai, tangan menari dengan disertai musik R : Menjaga mobilitas (yang dapat menurunkan risiko terjadinya atrofi atau osteoporosis pada tulang)dan memberikan kesempatan yang berguna untuk interksi dengan orang lain. Berikan sentuhan dalam cara perhatian R : Dapat meningkatkan persepsi terhadap diri sendiri. 4. Perubahan pola tidur b/d perubahan pada sensori Hindari penggunaan pengikatan secara terus menerus R : Resiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat. Evaluasi tingkat stress/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari. R : Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas. Berikan makanan kecil sore harui, susu hangat, mandi dan masase punggung. R : Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk. Berikan kesempatan untuk beristirahat/tidur sejenak,anjurkan latihan saat siang hari, turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari. R : Karena aktivitas fisik dan mentalyang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat meningkatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanps stimulasi berl;ebihan yang meningkatkan waktu tidur. 5. Kurang perawatan diri b/d penurunan kognitif/keterbatasan fisik.

Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/perawatan diri, seperti keterbatasan gerak fisik, apatis/depresi; penurunan kognitif atau temperatur ruangan. R : Memahami penyebab yang mempengaruhi pilihan intervensi/strategi

Perhatikan adanya tanda-tanda non-verbal yang fisiologis. R : Kehilangan sensori dan penurunan fungsi bahasa mungkin menyebabkan pasien mengungkapkan kebutuhan perawatan diri dengan cara nonverbal, seperti terengah-engah. Beri banyak waktu untuk melakukan tugas. R : Pekerjaan yang tadinya mudah (mis. Berpakaian, mandi) sekarang menjadi terhambat karena adanya penurunan keterampilan motorik dan perubahan kognitif dan perubahan fisik. Bantu untuk mengenakan pakaian yang rapi/berikan pakaian yang rapi dan indah. R : Meningkatkan kepercayaan, dapat menurunkan perasaan kehilangan dan meningkatkan kepercayaan untuk hidup Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan perawatan rambut/kuku/kulit bersihkan kacamata dan gosok gigi. R : Sesuai dengan perkembangan penyakit, kebutuhan akan kebersihan dasar mungkin dilupakan. 6. Perubahan pola eliminasi b/d ketidak mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali kebutuhan Kaji pola sebelumnya dan bandingkan dengan pola yang sekarang. R : Memberikan informasi mengenai perubahan yang mungkin memerlukan

pengkajian/intervensi Letakkan tempat tidur dekat dengan kamar mandi jika memungkinkan. Buat tanda tertentu/pintu berkode khusus. Berikan cahaya yang cukup terutama malam hari. R : Meningkatkan orientasi/penemuan kamar mandi. Inkontinensia mungkin disertai ketidakmampuan untuk menemukan tempat berkemih/defekasi. Buat program latiha defekasi/kandung kemih. Tingkatkan parttisipasi pasien sesuai tingkat kemampuannya. R : Menstimulasi kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh dan membantu menghindari kecelakaan. Hindari perasaan yang diburu-buru . R : Hal yang terburu-buru tersebut dapat diterima sebagai suatu instruksi keadaan marah dan tidak kooperatif dengan aktifitas. yang menimbulkan

7.

Koping keluarga tak efektif b/d tingkah laku pasien yang tidak menentu.

Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan pasien di rumah. R : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

rioritas. R : Membantu untuk membuat satu pesan tertentu dan memfasilitasi pemecahan masalah yang ada. Diskusikan kemungkinan adanya isolasi. Berikan penguatan kebutuhan terhadap system dukungan. R : Kepercayaan bahwa individu dapat menemukan semua kebutuhan pasien meningkatkan risiko penyakit fisik/mental. Berikan impan balik yang posistif terhadap setiap usaha yang dilakukannya. R : Memberikan keyakinan pada individu bahwa mereka sedang melakukannya dengan cara yang terbaik.

You might also like