You are on page 1of 55

BUKU PEDOMAN TEKNIS

SEPEDA MOTOR

SUZUKI SHOGUN 125 HYPER INJECTION

PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNATIONAL

ADVANCE

DIBUAT OLEH PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNASIONAL SERVICE TRAINING R2 EDISI 2008

KATA PENGANTAR Buku ini dipersiapakan bagi mekanik SUZUKI di seluruh jaringan service dalam mengikuti training-training yang diselenggarakan Service Training R2, dan merupakan bagian dari Service R2 Sesuai tujuan penggunaanya, cangkupan buku ini tidaklah terlalu luas, terbatas pada hal-hal yang dipandang perlu dan bersifat praktis. Selain itu, diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai acuan mekanik dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang telah mengikuti Training Advance di PT. Indomobil Niaga Internasional. Tentunya di dalam buku ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran akan menjadikan masukan yang berguna untuk perbaikan buku ini. Demikian terimakasih.

Jakarta, Mei 2008 PT. INDOMOBIL NIAGA INTENASIONAL SERVICE TRAINING R2

FL 125 RCF Fuel Injection Type

FL 125 RCF Fuel Injection Type

CAMPURAN BAHAN BAKAR Campuran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin harus dalam kondisi mudah terbakar, agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimal. Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam bentuk volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar keseluruhannya untuk dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan meminimalkan tingkat emisi gas buang dari mesin. Secara teori perbandingan udara dan bahan bakar adalah 15 : 1 . yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin. Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin dalam perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur, kecepatan putaran mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini diperlihatkan perbandingan campuran udara dan bensin secara teoritis yang dibutuhkan mesin sesuai kondisi. Saat mesin di start (dingin) 2-3 : 1 (choke dipergunakan) Hangat 7-8 : 1 Pada putaran stationer (idling) 8-12 : 1 Berjalan normal dengan beban ringan 15-17 : 1 Beban berat 11-13 : 1 Saat pecepatan (tarikan) : berfariasi tergantung dari cara percepaan

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga. Ketika udara di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersamasama dengan udara terkarburasi keluar berupa gas, campuran udara dan bensin masuk kedalam ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) yang dihasilkan oleh langkah piston (langkah hisap).

Antara karburator dengan sistem fuel injection ( FI ) sebenarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memberikan campuran udara dan besin dalam jumlah yang tepat sesuai dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya metode pencampurannya saja yang berbeda, sedangkan pada sistem fuel injection penginjeksian dilakukan secara elektronik, bensin disemprotkan bukan berdasarkan kevakuman pada intake melainkan karena adanya respon terhadap suatu sinyal listrik dari ECM (engine

control modul) ke injector.

DCP

injector 8

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Keuntungan fuel injection type Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan menyempurnakan campuran) Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai dengan jumlah yang sesuai ke silinder) Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah) Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih tepat, atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar) Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas buang) Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya sensor yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih baik) Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang kebih besar)

FL 125 RCF Fuel Injection Type

DASAR DASAR INJEKSI


Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar dewasa ini berkembang dengan pesat terutama pada mesin bensin, walaupun harus kita ingat bahwa penguraian bahan bakar hasil pembakaran berupa gas buang yang bersih, membatasi pemakaian bahan bakar untuk memenuhi tuntutan tersebut, sepeda motor dengan kemampuan tinggi mempergunaan electronic control fuel injection yang diatur oleh sensor- sensor yang menerima sinyal untuk mengatur campuran bahan bakar secara sempurna dan menghasilkan emisi yang ramah lingkungan. Gambar di bawah ini termasuk tipe konvensional sistem injeksi dimana injector dan pompa bahan bakar terpisah, sehingga memaksa bensin dengan tekanan yang besar masuk ke injector membuat kerja pompa menjadi berat, berbeda dengan tipe yang digunakan di FL 125 injeksi yang menggunakan teknologi DCP (discharge

pump).

Konvensional FI

10

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Banyaknya bensin yang diseprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam silinder, maka bensin harus semakin banyak di semprotkan. Semakin sedikit udara yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.

11

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Berdasarkan jumlah injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Single point injection Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection
(TBI) sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin disemprotkan ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar ke silinder

2. Multi point injection Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran
untuk menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi

point (lebih dari satu lokasi/titik) fuel injection digunakan.

12

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Berdasarkan penempatan injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Indirect injection Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake seperti yang
digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin, bensin disemprotkan tidak langsung kedalam ruang bakar

2. Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya digunakan di sistem penginjeksian mesin diesel

13

FL 125 RCF Fuel Injection Type

47

FL 125 RCF Fuel Injection Type

48

FL 125 RCF Fuel Injection Type

49

FL 125 RCF Fuel Injection Type

50

FL 125 RCF Fuel Injection Type

51

FL 125 RCF Fuel Injection Type

52

FL 125 RCF Fuel Injection Type

53

FL 125 RCF Fuel Injection Type

54

FL 125 RCF Fuel Injection Type

30

FL 125 RCF Fuel Injection Type

KODE SISTEM DIAGNOSA Sistem kode diagnosa yang di tampilkan di FL 125 FI berada pada panel speedometer dengan tampilan lampu merah bertuliskan FI, lampu ini akan menyala apabila terjadi gangguan pada mesin dari masukan sinyal yang berasal dari sensorsensor yang bermasalah, untuk mengetahui masalah sensor mana yang mengalami gangguan kita harus melakukan prosedur self diagnosis sebagai berikut : Hubungkan mode select switch dengan konektor yang disediakan di dekat ECM Arahkan mode select switch pada posisi on Posisikan konci kontak pada posisi on bersamaan dengan memutar penuh throttle grip ( lepas kembali), biarkan hingga timbul kedipan pada lampu FI (pada speedometer) Akan muncul kode masalah di lampu FI dengan berkedip berdasarkan masalah yang timbul, contoh sebagai berikut :

31

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Setelah masalah yang timbul telah terselesaikan maka kita wajib untuk me-reset ulang kode yang timbul sebelumnya, hal ini harus dilakukan mengingat kedipan yang disebabkan karena masalah yang timbul tidak akan hilang walaupun masalah tersebut telah terselesaikan. Adapun prosedur untuk menghilangkan kedipan adalah sebagai berikut : Hubungkan mode select switch dengan konektor yang disediakan di dekat ECM Arahkan mode select switch pada posisi on Posisikan konci kontak pada posisi on bersamaan dengan memutar penuh throttle grip (lepas kembali), biarkan hingga timbul kedipan pada lampu FI (pada speedometer) Arahkan mode select switch pada posisi off dengan jeda waktu kurang lebih 1 detik, setelah itu sesegera mungkin arahkan kembali mode select switch pada posisi on dengan jeda waktu kurang lebih 4 detik. Ulangi point di atas selama 4 kali

32

FL 125 RCF Fuel Injection Type

33

ADVANCE

ADVANCE

PRINSIP KERJA MESIN

FL 125 RCF Fuel Injection Type

43

FL 125 RCF Fuel Injection Type

JADWAL PERAWATAN BERKALA Tabel di bawah ini memuat interval waktu yang disarankan pada pekerjaan service berkala yang diperlukan untuk menjaga agar motor dapat beroperasi secara maksimal dan ekonomis. Pelaksanaannya diatur berdasarkan jarak tempuh an waktu, dipilih mana yang lebih dulu dicapai demi kenyamanan konsumen : CATATAN Sepeda motor harus lebih sering di service bila digunakan pada kondisi jalan yang berat. TABEL PERAWATAN BERKALA

CATATAN I = Periksa dan setel, lumasi atau ganti bila perlu

R = Ganti

T = Kencangkan

44

FL 125 RCF Fuel Injection Type

FUEL HOSE ROUTING

45

FL 125 RCF Fuel Injection Type

THROTTLE BODY AND FUEL INJECTOR INSTALLATION

46

FL 125 RCF Fuel Injection Type

14

FL 125 RCF Fuel Injection Type

KONSTRUKSI DASAR INJECTION FL 125 FI


Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan motor injeksi bekerja secara baik di atur oleh ECM (engine control modul) berdasarkan input dari intake air pressure sensor (IAP), Crankshaft Position sensor (CKP), Throttle Position sensor (TP) dan sensor yang lainnya untuk mengirim sinyal penginjeksian. Banyaknya bensin yang disemprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk kedalam silinder, maka bensin harus semakin banyak disemprotkan. Semakin sedikit udara yang masuk, maka volume bensin yang di semprotkan juga semakin sedikit.

15

FL 125 RCF Fuel Injection Type

LOKASI PART FI SYSTEM

A. Engine Control Modul (ECM) B. Tip-over sensor (TOS)

C. Fuel injection D. Idle Speed Control Valve (ISC) E. Intake air pressure sensor/throttle position sensor/intake air temperature sensor (IAPS/TPS/IATS) F. Engine temperature sensor (ETS) G. Heated oxygen sensor (HO2S)

16

FL 125 RCF Fuel Injection Type

LOKASI PART FI SYSTEM

A. ECM H. Speedometer I. Ignation Coil (IG Coil) J. Crankshaft position sensor (CKPS)

17

FL 125 RCF Fuel Injection Type

FI SYSTEM WIRING DIAGRAM

18

FL 125 RCF Fuel Injection Type

ECM TERMINAL

19

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Dalam bab ini akan di jelaskan lebih detail lagi mengenai : Engine Control Modul (ECM) Engine temperature sensor (ET) Tip Over Sensor (TO) Intake Air Pressure sensor (IAP) Throttle Position sensor (TP) Intake Air Temperature Sensor (IAT) Crank Position sensor (CKP) Heated Oxygen sensor (HO2) Idle Speed Control Valve (ISC) Fuel injector DCP system

20

FL 125 RCF Fuel Injection Type

ENGINE CONTROL MODUL (ECM) Engine control modul (ECM) terdiri dari micro computer memory (ROM/RAM) dan IN/OUT unit. Secara keseluruhan kelengkapan ECM ini di bawah kontrol sistem electronic yang berfungsi tidak hanya mengontrol fuel injector, Engine temperatur
sensor (ET), Tip over sensor (TO), crank position sensor (CKP) dan sensor-sensor yang lainnya. Karena ECM ini terdiri dari micro computer maka jangan sampai menjatuhkan ECM baik sengaja maupun tidak sengaja yang dapat mengakibatkan rusaknya ECM.

ENGINE TEMPERATURE SENSOR (ET)


ET adalah sensor temperatur selinder yang dipasang di bagian kanan silinder di pakai untuk mendeteksi temperatur silinder. Sensor ini merupakan tipe thermistor (hambatan yang berubah menurut suhu) dan memasukan sinyal ke ECM sebagai nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar, waktu pengapian dll. Sensor ini juga dipakai untuk mendeteksi panas mesin yang berlebihan, mengingat ECM mampu mendeteksi suhu dan gradient perubahan suhu. (voltase output sensor ET (oranye/hitam coklat/hitam) haruslah

berkisar 0,1 V voltase sensor < 4,7 V), dan kunci kontak pada posisi ON.
21

FL 125 RCF Fuel Injection Type

TIP OVER SENSOR (TO)


TO adalah sensor mendeteksi kemiringan dari kendaraan di mana sensor ini dipasang agar kendaraan yang kemiringannya 65 pada saat bermanuver ataupun terjatuh akan memberikan sinyal ke ECM tidak lebih dari 2 detik setelah ECM menerima sinyal akan mematikan fungsi fuel injector dan pengapian sehingga motor dalam keadaan mati untuk keselamatan pengendara. Untuk menghidupkan kembali sepeda motor posisikan kunci kontak ke off kemudian on sepeda motor dalam keadaan normal kembali. (voltase output sensor TO (biru/putih coklat/hitam)

setelah 2 detik atau lebih mesin dihidupkan haruslah berkisar 0,2 V voltase sensor < 4,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.

22

FL 125 RCF Fuel Injection Type

INTAKE AIR PRESSURE (IAP)


IAP sensor berfungsi untuk mensensor tekanan intake sebagai dasar perhitungan jumlah udara yang masuk yang terdapat di dalam sensor ini akan menghasilkan sinyal tegangan yang segera dikirim ke ECM. Oleh ECM sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection time. Semakin tinggi tekanan di intake semakin besar sinyal voltage yang diberikan. IAP sensor (intake air pressure), untuk letak dari IAP sensor, IAP sensor terletak di sebelah kanan throttle body dan menjadi satu dengan TP sensor (Throttle position) dan IAT sensor (intake air temperature) yang berada. (voltase output sensor IAP (hijau/hitam coklat/hitam)

haruslah berkisar 0,2 V voltase sensor < 4,5 V), dan kunci kontak pada posisi ON. THROTTLE POSITION (TP)
TP sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve jika throttle valve bergerak maka TP sensor akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve yang akan menghasilkan sinyal tegangan yang segera dikirim ke ECM. Oleh ECM sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection time. Semakin besar buakan throttle semakin besar sinyal voltage yang diberikan. (voltase output

sensor TP (merah jambu coklat/hitam) haruslah berkisar 0,3 V voltase sensor < 4,7 V), dan kunci kontak pada posisi ON. INTAKE AIR TEMPERATUR (IAT)
IAT berfungsi untuk mendeteksi temperatur udara masuk sensor ini sama fungsinya dengan ET sensor yang memberikan sinyal ke ECM, sinyal ini digunakan untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin kecil. Karena nilai tahanan pada sensor bervariasi akibat perubahan temperatur maka tegangan yang mengalir dari ECM juga akan bervariasi. Variasi tegangan inilah yang menjadikan dasar ECM untuk menentukan temperatur udara masuk yang tepat sebagai input 23

FL 125 RCF Fuel Injection Type

ECM untuk menentukan jumlah bensin yang disemprotkan oleh injector. (voltase

output sensor IAT (hijau gelap coklat/hitam) haruslah berkisar 0,1 V voltase sensor < 4,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.

CRANK POSITION SENSOR (CKP)


CKP sensor di gunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin,

output sinyal dari CKP sensor dikirim ke ECM untuk menentukan besarnya basic injection volume. Selain digunakan untuk mediteksi putaran mesin, CKP sensor
digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output sinyal dari CKP sensor digunakan ECM untuk menentukan

ignition timing. (tahanan sensor CKP

(biru/kuning hijau/putih) = 180 280 ohm)

24

FL 125 RCF Fuel Injection Type

HEATED OXYGEN (HO2)


HO2 sensor dipasang di saluran pembuangan/knalpot yang berfungsi untuk mendeteksi kosentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasinya ke ECM. Sensor ini mengandung elemen zirconia (dilapisi platinum) yang mengubah nilai tegangan menurut perbedaan kadar oksigen antara permukaan luar dan dalam. Perubahan tegangan menunjukan kadar oksigen dalam gas buang , karena itu besar tegangan yang terdeteksi ini menunjukan kadar oxsigen. Tegangan terminal menurun jika kadar oksigen tinggi dan tegangan meningkat jika kadar oksigen rendah. (voltase

output sensor HO2 (putih/hijaucoklat/hitam) selama mesin hidup haruslah < 0,6 V), dan kunci kontak pada posisi ON.

IDLE SPEED CONTROL (ISC)


ECM mengontrol posisi dari katup ISC untuk tujuan menambah dan mengurangi jumlah udara yang masuk ke intake saat throttle valve tertutup dan temperatur masih dingin. Dengan bertambahnya jumlah udara yang masuk maka maka ECM akan mendeteksi dan akan menambah bensin yang disemprotkan ke injector sehingga putaran mesin menjadi lebih tinggi dari putaran idle. Sistem ini digunakan 25

FL 125 RCF Fuel Injection Type

dengan tujuan mempertahankan idling pada putaran yang ditetapkan dan memperbaiki kinerja starter dan pemanasan mesin. (tahanan sensor ISC valve

mendekati 35 ohm)

FUEL INJECTOR Injector bahan bakar merupakan katup elektromagnetik yang dioperasikan melalui
sinyal ECM. Ketika sinyal injeksi disalurkan ke injector bahan bakar, injector yang dimiliki FL 125 FI di gabungkan menjadi satu dengan fuel pump yang di sebut juga DCP (Discarge pump)

Injection Nozzle

(Pressure Control Valve)

Injection

26

FL 125 RCF Fuel Injection Type

SISTEM DISCHARGE PUMP (DCP)

Covensional fuel injection system

Injector

In-tank-fuel pump module Highpressure fuel line

Discharge pump (DCP) fuel injection system

Low-pressure fuel line

Vapor separate filter

Duty Solenoid

DCP = Injector + fuel pump + press. regulator

27

FL 125 RCF Fuel Injection Type

Prinsip kerja sistem discharge pump (DCP) fuel injection dengan sistem

konvensional fuel ijection hanya pada pengiriman bahan bakar dari tangki bensin ke injector yang berbeda, konvensional FI memisahkan antara injector, fuel pump dan regulator sedangkan Dischage pump (DCP) fuel injection mengabungkan injector, fuel pump dan regulator menjadi satu membuat aliran bensin dari fuel tank tidak
memerlukan tekanan yang terlalu besar untuk masuk ke fuel pump, regulator dan diteruskan ke injector dan meringankan kerja fuel pump.

DCP(Discharge Pump) Fuel PumpRegulatorInjector

DCP

Konvensional

28

FL 125 RCF Fuel Injection Type

SIRKULASI BENSIN Sirkulasi bensin yang di terapkan di FL 125 FI berbeda dengan sirkulasi bensin yang diterapkan oleh konvensional injection . Bensin yang keluar dari tangki bensin masuk ke dalam filter bensin untuk menyaring bensin agar benar-benar aman untuk disuplai ke DCP, setelah DCP menerima bensin untuk diteruskan ke injector untuk disemprotkan, tidak seluruh bensin yang disemprotkan akan keluar melalui injector bahan bakar yang tidak keluar akan naik kembali melalui pressur valve,dan selanjutnya akan di kembalikan ke tangki dan ada yang kembali masuk kedalam filter bensin hal tersebut bertujuan agar tekanan bensin di dalam DCP tetap terjaga.

Fuel tank VaporBubble Pump Effect Fuel Circulation

Vapor separation filter

DCP

29

FL 125 RCF Fuel Injection Type

34

FL 125 RCF Fuel Injection Type

SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian pada FL 125 injeksi menggunakan sistem pengisian 3 fase yang dilengkapi dengan beberapa relay tambahan seperti battery cut off relay & load cut

off relay. Relay-relay tersebut berfungsi untuk mendukung kinerja dari sistem
pengisian dan sistem penerangan pada sepeda motor, berikut ini merupakan bagan dari sistem pengisian FL 125 injeksi :

35

FL 125 RCF Fuel Injection Type

SISTEM PENGAPIAN
Sistem pengapian pada FL 125 injeksi menggunakan pengapian elektronik transistor yang diatur oleh engine control modul (ECM). Sistem pengapian ini dilengkapi juga dengan pembatas putaran mesin. Adanya pembatas putaran mesin bertujuan mencegah over revolution pada mesin. Pembatas putaran mesin ini akan berfungsi bilamana putaran mesin mencapai 9700 rpm, pada kondisi itu maka ECM akan memerintahkan fuel injector berhenti menyemprotkan bensin dan juga berhenti menyuplai arus ke kumparan primer ignition coil sehingga busi tidak akan memercikkan bunga api listrik.

36

FL 125 RCF Fuel Injection Type

SPEEDOMETER
Berikut ini merupakan bagan speedometer pada FL 125 injeksi

37

FL 125 RCF Fuel Injection Type

JALUR KABEL DAN SELANG

38

FL 125 RCF Fuel Injection Type

39

FL 125 RCF Fuel Injection Type

POSISI CKP SENSOR

40

FL 125 RCF Fuel Injection Type

JALUR KABEL

41

FL 125 RCF Fuel Injection Type

WIRING HARNES

42

You might also like