You are on page 1of 30

Andi Emmy Marlina 110 202 056

Informasi umum
Agen inhalasai yang sering digunakan memberikan efek samping yang sama, walaupun dengan angka kejadian yang berbeda-beda
Harapan awal bahwa agen yang baru akan lebih sedikit menimbulkan masalah umumnya akan memudar saat penggunaan mereka mengalami peningkatan dan efek samping mereka mulai dikenali

Anastesi kombinasi
Pentingnya anastesi multipel seharusnya tidak boleh diabaikan
Terdapat beberapa alasan mengapa agen tunggal

tidak mencukupi:
Tingkat keparahan efek samping dapat dikurangi Pemberian berulang dapat agen tunggal dapat

menyebabkan efek kumulatif

Anastesi gigi
Efek samping anastesi gigi menunjukkan masalah yang special, dimana data yang dapat dipercaya sulit untuk didapatkan
Beberapa penelitian mengenai keamanan anastesi gigi telah dilakukan di USA tetapi masih dianggap lemah.

Sedasi untuk endoskopi


Propofol adalah anastesi intravena kerja singkat dengan onset kerja yang cepat dan waktu paruh yang pendek, yang membuatnya sangat cocok untuk prosedur 1 hari
Depresi pernapasan, yang muncul sebagai apnea dan hipoksemia adalah efek samping yang paling serius

Penulis menyimpulkan bahwa dokter umum yang telah terlatih dengan tepat menghadapi angka kejadian efek samping yang rendah dan dapat menggunakan propofol untuk sedasi selama endoskopi dengan aman

Sedasi untuk operasi yang berada dibawah pengaruh anastesi regional


Sedasi pada saat prosedur pembedahan yang memanjang dibawah pengaruh anastesi regional dapat sedikit menimbulkan tantangan
Dexmedetomidine beta2 adrenoreseptor agonis memiliki sifat sedative dan analgesic-sparring yang kuat

Sedasi dalam perawatan intensif


Telah diusulkan bahwa kombinasi propofol dan midazolam dapat lebih menguntungkan daripada menggunakan salah satunya saja (co-sedation)
Target sedasi dicapai lebih cepat dengan menggunakan co-sedation (91% versus 79%)

Dexmedomitidine telah dibandingkan dengan

midazolam dalam sebuah percobaan acak yang bersifat prospektif Dexmetomidine 0,5 mikrogram/kg/jam memberikan sedasi yang lebih efektif

Penelitian perbandingan
Halothan versus propofol
Propofol berkaitan dengan angka kejadian emesis

sebesar 17% dibandingkan dengan 58 dan 53% pada anastesi halotan + nitro oksida dan propofol + nitro oksida Isoflurane + nitro oksida versus propofol Propofol menurunkan resiko mual dan muntah pasca operasi tetapi biaya yang dibutuhkan lebih tinggi

Isoflurane versus sevoflurane


Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal

angka kejadian mual atau muntah antara isofluran, sevofluran, dan propofol Propofol versus sevoflurane Kesadaran pasien lebih cepat muncul pada pemberian sevofluran tetapi dapat menimbulkan takikardi

Sevoflurane versus thiopental


Disritmia lebih dominan pada denyut ekstra pada

ventrikel pada penggunaan sevoflurane dan bigeminus ventrikel dengan penggunaan thiopental

Organ dan sistem


Kardiovaskular
Agen anastesi volatile menekan cardioc output,

terutama pada orang tua Halotan mungkin menjadi agen yang lebih diinginkan pada anak-anak dengan interval QT yang memanjang Sevoflurane menyebabkan lebih sedikit disritmia pada anak-anak dan mungkin menjadi agen pilihan

Respirasi
Efek respirasi sevofluran dan halotan telah

diperiksa pada 30 bayi yang berusia 6-24 bulan Depresi pernapasan lebih besar pada kelompok sevofluran Resistensi jalan napas ditingkatkan sebesar 5% pada kelompok desfluran dan turun sebesar 15% pada kelompok sevofluran

System saraf
Pada individu yang rentan, sevofluran dan isofluran

dapat menyebabkan aktivitas interictal spike Sevoflurane memiliki sifat epileptogenik yang lebih kuat daripada isoflurane, tetapi hal ini dapat dinetralkan dengan menggunakan nitro oksida atau hiperventilasi

Fungsi neuromuscular
Desfluran dan sevofluran secara signifikan

meningkatkan efek penghambatan neuromuscular dari rocuronium Hematologi Fentanil, halotan, dan efluran meningkatkan aktivitas fibrinolitik secara signifikan

Gastrointestinal
Isofluran, sevofluran, dan desfluran lebih sedikit

menyebabkan mual dan muntah daripada halotan atau enfluran. Saluran kencing Agen volatile tidak menyebabkan nefrotoksisitas pada orang dewasa yang memiliki fungsi ginjal yang normal Nefrotoksisitas telah ditemukan dengan penggunaan metoksifluran

Musculoskeletal
Rigiditas dan hiperkapnia otot yang luas, diikuti

oleh peningkatan aktivitas kinase kreatinin, telah dilaporkan pada seorang anak yang mendapatkan anastesi umum

Imunologis
Pada pasien yang tidak memiliki anomaly

imunolofis pre-anastesi, anastesi umum tidak mungkin mempengaruhi status imun secara signifikan
Pelumpuh otot yang digunakan berdampingan dengan

obat anastesi, menyebabkan dua kali lipat resiko hipersensitifitas

Suhu tubuh
Hipertensi malignan Hiperpireksia malignan adalah keadaan yang mengancam jiwa yang melibatkan:

Kontraksi otot yang memanjang Kerusakan otot Produksi kuantitas panas metabolic, karbondioksida, dan potassium dalam jumlah yang sangat besar

Diagnosis

Manifestasi klinis: Rigiditas otot yang meluas Peningkatan temperature tubuh yang progresif Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Gejala klinis Peningkatan aktivitas serum enzim jantung dan skelet

Faktor kerentanan dan profilaksis

Hipertermia malignan kemungkinan disebabkan oleh ketidakmampuan individu tertentu untuk mengendalikan konsentrasi kalsium pada serabut otot Penggunaan profilaktik dari dantrolene intravena 2,4 mg/kg selama induksi anastesi telah direkomendasikan

Pengobatan dan prognosis

Pengobatannya adalah dengan: Menghentikan obat anastesi Hiperventilasi dengan oksigen 100% Pendinginan Dantrolene Perkiraan angka kejadian kematian akibat anastesi yang benar sulit untuk diperoleh

Kematian

Efek jangka panjang


Mutagenisitas
Frekuensi rata-rata dari pertukaran kromatid

saudara perempuan pada limfosit darah perifer jauh lebih besar pada petugas yang terpapar daripada control (10 versus 7,4) Proporsi mikronukleui juga jauh lebih besar pada pekerja yang terpapar

Efek generasi kedua


Fertilitas Asisten dokter gigi perempuan yang terpapar nitro oksida dalam jumlah besar (terpapar 5 jam atau lebih per minggu) menjadi kurang subur Teratogenisitas
Diantara wanita, terpapar obat anastesi

menyebabkan peningkatan resiko abortus spontan pada trimester pertama, walaupun tewratogenisitas kurang jelas

Faktor kerentanan
Penyakit yang mendasari Penyakit yang mendasari kemungkinan menjadi salah satu faktor resiko yang paling rumit Pasien dengan kondisi kritis Metabolism obat menurun pada pasien yang sedang dalam kondisi kritis

Terapi obat pra-anastesi Akibat dari terapi obat pra-anastesi sebagai sebuah faktor resiko sangat erat terkait dengan penyakit yang mendasarinya Penghentian obat pra-anastesi dapat lebih berbahaya daripada melanjutkan terapi

Mengemudi Bahaya mengemudi segera setelah anastesi umum masih sulit untuk dievaluasi Amiodaron Terdapat peningkatan resiko reaksi yang buruk pada amiodaron pada pasien yang menjalani anastesi Fenfluramin Direkomendasikan bahwa fenfluramin dihentikan seminggu sebelum anastesi

Kesimpulan Dengan dilakukan penelitian dari obat anastesi umum kita dapat menggunakan dengan tepat obat anastesi, baik dari jenis obatnya dan dosis pada pasien yang di sesuaikan dengan keadaan fisiknya yang disertai penyakit sistemik atau tanpa penyakit sistemik lainnya .

Terima kasih

You might also like