You are on page 1of 24

LAPORAN KASUS UGD RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh : Donny Austine Wibisono 22010111200111

Residen Pendamping :

Dosen Penguji :

dr. Fajar

dr. Sri Woroasih, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013


I. DATA PRIBADI IDENTITAS A.Identitas Penderita Nama Jenis Kelamin Usia Agama : Nn. S : Perempuan : 41 tahun : Islam

Pendidikan Suku/Warga Negara Alamat Status Perkawinan Pekerjaan Tanggal Pemeriksaan Tanggal Masuk RSJ No. CM Diperiksa oleh

: SMA : Jawa/Indonesia : Margosari RT 002/ RW 002 Gubug Grobogan : Belum Menikah : Tidak bekerja : 11 Februari 2013 : 11 Februari 2013 : 088277 : Coass Donny Austine Wibisono

II. RIWAYAT PSIKIATRI Alloanamnesis tanggal 11 Februari 2013 jam 09.00 dari : 1 Nama Alamat Ny. T Margosari RT 002/ RW 002 Gubug Grobogan Wiraswasta SMA
35 tahun

Pekerjaan Pendidikan Umur Agama Hubungan Lama Kenal Sifat Perkenalan

Islam
Adik

Sejak Lahir Akrab

A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit


- Alloanamnesis - Autoanamnesis

: Keluyuran : Tidak ada keluhan

B.

Riwayat Penyakit Sekarang 1 bulan SMRS pasien sering bernyanyi dan menari sendiri. Suka bercerita dengan setiap orang yang ditemui dan hiperaktif. Pasien merasa ditolak oleh banyak laki-laki yang pasien suka, karena laki-laki tersebut berpacaran dengan teman pasien. Pasien merasa iri dengan kakak pasien, karena kakak pasien yag pertama sudah menikah, dan kakak perempuan pasien yang kedua sudah bertunangan. Pasein rajin beribadah, shalat lima waktu, makan, mandi, dan berganti pakaian dilakukan secara teratur atas inisiatif sendiri, Tidak sulit tidur. Hubungan dengan teman, keluarga, dan tetangga baik. Tidak ada gangguan komunikasi. (GAF 70)

2 minggu SMRS pasien sering keluyuran, mengaku tidak betah dirumah dan ingin segera memiliki pacar seperti kakak nya. Pasien sering bernyanyi dan menari sendiri. Pasien jadi lebih banyak berbicara saat berkomunikasi, terlihat ceria, namun bila mengingat tidak lulus SMP pasien sedih dan merasa bodoh, dan merasa tidak percaya diri. Pasien merasa bersalah dan tidak berguna, dan menjadi kehilangan minat dan kegembiraan. Pasien sulit tidur. Shalat sering ditinggalkan, makan mandi dan berganti pakaian dilakukan secara teratur atas inisiatif sendiri. Hubungan dengan teman, keluarga dan tetangga menjadi renggang. (GAF 50) C. Riwayat Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatrik Pasien pernah dirawat inap di RSJ Aminogondo Hutomo pada bulan Juli 2011 dengan keluhan mengamuk. Pasien sering memukul orang desekitarnya, mudah tersinggung dan menjadi pemarah. Pasien sering berdiam diri, dan menangis terutama bila teringat tidak lulus SMP. Pasien sulit tidur, namun ADL masih bisa dikerjakan sendiri. Pasien pernah mencoba bunuh diri pada bulan Juni 2011. Riwayat terapi Risperidone, tablet merah, tablet kuning, kontrol rutin di RSUD Batang (1/2 1 bulan sekali) 2. Riwayat penyakit medis umum Riwayat kejang demam (-), Riwayat epilepsi (-), Riwayat trauma kepala(-), Riwayat hipertensi(-), Riwayat diabetes mellitus(-), Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-), Riwayat nyeri dada/sakit jantung(-), Riwayat pingsan/kehilangan kesadaran (-) 3. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZA Pasien menyangkal pernah minum alkohol dan menggunakan NAPZA

SCORE GAF 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10


Ja n11 M ei -1 1 Fe b11 Ag us No t-1 ve 1 m be r2 01 1 Ja n13 Fe b13

GAF

D. Riwayat Pramorbid 1. Masa Prenatal dan Perinatal Pasien dilahirkan dengan bantuan bidan di Puskesmas, 9 bulan, berat lahir 2900 gram, langsung menangis. Pasien tak memiliki masalah kelainan bawaan. Selama hamil tidak ada riwayat sakit. Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pasien merupakan anak yang diharapkan dan direncanakan. Sejak lahir pasien diberikan ASI, namun dibarengi dengan makanan tambahan seperti pisang ulek sebelum usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan pasien mulai diberikan nasi tim, tahu, tempe, dan telur rebus. Pasien tidak pernah terbentur di kepala semasa bayi. Pasien juga tak pernah sakit demam tinggi atau demam berkepanjangan selama bayi. 2. Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun) Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien pada masa kanak awal tidak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pasien mulai merangkak usia 6 bulan, mulai berdiri usia 12 bulan, dan mulai berjalan usia 13 bulan. Pada usia 2 tahun pasien sudah mampu berbicara secara lancar dan melakukan toilet training. Pasien aktif bermain dengan teman-temannya. Pasien juga berinteraksi dengan cukup baik dengan orang tuanya. Orang tua tidak mendidik dengan kekerasan.

3. Masa anak-anak pertengahan (3 7 Tahun) Pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti anak-anak seusianya, pasien dapat bermain bersama dengan anak lainnya dan berbagi mainan dengan teman sebayanya. Hubungan dengan orang tua dan kakak serta adik pasien baik. Pasien tidak cemburu dengan adiknya. Pasien masuk SD umur 6 tahun. Pasien memiliki teman laki-laki dan perempuan. Orang tua tidak mendidik dengan kekerasan. 2. Masa anak akhir dan remaja (7 11 tahun) Pasien termasuk orang yang mudah bergaul, memiliki banyak teman di sekolah dan tetangga. Prestasi di sekolah biasa-biasa saja, tidak pernah tinggal kelas, lulus dengan nilai rata-rata. Pasien merupakan anak yang aktif dan periang, baik di sekolah maupun di lingkungan rumahnya. 2. Masa remaja (12 18 tahun ) Setelah lulus SD, pasien melanjutkan sekolah setingkat SMP di madrasah. Tidak lulus SMP. Lalu mengambil kejar paket B setara SMP dan lulus. Riwayat minum alkohol dan konsumsi obat obatan terlarang saat remaja disangkal.

2. Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan Pasien tidak menempuh pendidikan TK. Pasien masuk SD usia 6 tahun. Prestasi biasa-biasa saja, lulus dengan nilai rata-rata. b. Riwayat Keagamaan Pasien beragama Islam dan beribadah sholat 5 waktu. Pasien rajin mengaji. c. Riwayat Perkawinan Pasien belum pernah menikah. Riwayat pacaran sering patah hati. Pasien menyukai lawan jenis sejak lulus SD. d. Riwayat Kemiliteran : Pasien belum pernah melihat atau terlibat dalam suatu peperangan maupun mengikuti kegiatan militer. e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat masalah pelanggaran hukum. f. Riwayat Sosial Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga, teman-teman dan tetangga. Namun, pasien tidak suka mengikuti kegiatan organisasi. Pasien tidak terlibat dalam kegiatan di mesjid. Pasien lebih suka bepergian dengan teman temannya. g. Riwayat Hidup Sekarang Pasien tinggal di satu rumah bersama anggota keluarga yang lain yaitu orang tuanya beserta seorang kakak perempuan serta adik laki-laki. Biaya hidup pasien ditanggung oleh ayahnya. Ayah dan ibu bekerja sebagai petani. Kakak perempuan pasien sudah bekerja sebagai buruh konveksi. Penghasilan total keluarga tersebut per bulan 1.500.000,00, harus menanggung istri dan 3 orang anaknya. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas. Kesan : sosial ekonomi kurang. 2. Riwayat Psikoseksual - Pasien tidak ada riwayat penyimpangan atau penyiksaan atau pelecehan seksual dari masa kanak-kanak sampai dewasa. - Pasien berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. 2. Riwayat keluarga Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Silsilah keluarga

Keterangan: : perempuan : laki laki : meniggal : pasien dengan gangguan jiwa

III. STATUS MENTAL Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013 pukul 09.00 di bangsal 1, bangsal Arimbi RSJD Amino Gondohutomo Semarang. Deskripsi Umum
1.

Penampilan : seorang perempuan usia 22 tahun, tampak saat pemeriksaan pasien tampak kebersihan dan kerapihan cukup.

sesuai dengan

umurnya. Kulit kuning langsat. Mengenakan jilbab. Berperawakan sedang. Pada 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tingkah laku: hiperaktif Hiperaktif (-) Hipoaktif (-) Normoaktif (-) Stupor (-) Gelisah (-) Berkoordinasi (-) Tidak berkoordiansi (-) Agresif (-) Negativisme aktif (-) Perseverasi (-) Verbigerasi (-)

Streotipi Manineren Grimaseren Ambivalensi Befehls automatism Gerakan automatism Gerakan autochlon Gerakan impulsive Gerakan kompulsif Kleptomania

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Echolalia Echopraxia Sikap: kooperatif Indifferent Apatis Kooperatif Negativisme pasif Dependent Infantile Rigid
3.

(-) (-)

Pyromania Poriomania

(-) (-)

(-) (-) (+) (-) (-) (-) (-)

Curiga Berubah-ubah Tegang Pasif Aktif Katalepsi Bermusuhan

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Sikap tehadap pemeriksa Kontak psikis

: kooperatif : ada, wajar dan dapat dipertahankan.

4. Mood dan Afek a. Mood: Hyperthymi Euforia Eksaltasi Ekstase Manik Labil Euthymi Disforik Berkabung Depresi Ekspansif b. Afek: tidak serasi Serasi Tidak serasi Terbatas

(-) (-) (-) (+) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (-)

Anhedonia Poikolotimia Irritable

(-) (-) (-)

Cemas Panik Ambivalensi Aleksitimia Elevated Datar Tumpul Labil

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

B. Pembicaraan Kuantitas berlebihan, kualitas cukup, penderita menjawab semua pertanyaan pemeriksa, intonasi cukup, volume suara jelas, artikulasi jelas. C. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Halusinasi visual Halusinasi taktil Halusinasi akustik Halusinasi haptik Halusinasi olfaktorik

(-) (-) (-) (-) (-)

Halusinasi kinestetik Halusinasi gustatorik Halusinasi autoskopi 2. Ilusi Ilusi visual Ilusi akustik Ilusi olfaktorik

(-) (-) (-)

(-) (-) (-)

Ilusi gustatorik Ilusi taktil

(-) (-)

B. Pikiran 1. Bentuk pikir : realistik 2. Arus pikir Flight of ideas (+) Asosiasi longgar (-) Inkoherensi (-) Tangensial (-) Sirkumstansiality (-) Neologisme (-) Jawaban irrelevant (-) 3. Isi pikiran: Waham kebesaran Erotomania Waham hipokondri Waham berdosa Waham magic mistic Waham kejar Waham sistematis Waham referensi Waham cemburu Waham somatic Waham nihilistic Waham curiga Fobia Preokupasi Obsesif kompulsif Gagasan bunuh diri Kemiskinan isi pikir Thought echo Thought insertion Thought withdrawal Thought broadcasting Delusion of reference (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Retardasi Asosiasi bunyi Asosiasi pengertian Blocking Preserverasi Verbigerasi Lancar

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

10

Delusion of control (-) Delusion of influense (-) Delusion of passivity (-) Delusion of perception (-) Over valued idea (-)

B. Sensorium dan Kognitif 1. Kesadaran 2. Orientasi Tempat Waktu Personal Situasional 3. Daya ingat Segera Jangka pendek Jangka sedang Jangka panjang 4. Konsentrasi
5. 6. 7. 8.

: jernih : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : cukup : cukup : cukup : cukup

Perhatian Kemampuan baca dan tulis Kemampuan visuospasial Pikiran abstrak

B. Pengendalian Impuls

C. Tilikan 1. Penyangkalan penyakit sama sekali. 2. Agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu bersamaan menyangkal penyakitnya. 3. Sadar bahwa merasa sakit tapi melampiaskan pada orang lain, pada faktor eksternal dan organik. 4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien. 5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irrasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman masa depan.

11

6. Tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional tentang motif dan perasaan didalam diri pasien dan orang yang dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku.

B. Pertimbangan C. Taraf Dapat Dipercaya IV.

: cukup : dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internus

Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi RR Suhu Status internum Kepala Leher Toraks Abdomen Ekstremitas

: baik : composmentis : 110 / 80 mmHg : 88 kali/menit : 22 kali/menit : 36,9 C : : Mesosefal, sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra pucat(-/-) : Simetris, Pembesaran nnll (-/-) : Cor : SI-SII reguler, suara tambahan (-), murmur (-), bising(-) Pulmo: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-), : Supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal : Edema Capilary refill Nyeri sendi Pembengkakan sendi superior -/<2/<2 -/-/inferior -/<2/<2 -/-/-

Berat / Tinggi badan : 58 kg / 163 cm

Status neurologis GCS

: : E4M6V5 : dalam batas normal Superior Inferior

Nervus Cranialis I-XII Motorik: Ekstremitas

12

Pergerakan Kekuatan Tonus Trofi Lateralisasi Refleks fisiologis Refleks patologis Sensibilitas taktil Sensibilitas nyeri Cara berjalan Test Romberg Ataksia Disdiadokokinesia Rebound phenomenon Dismetri Gerakan gerakan abnormal: Tremor Athetose Miokloni Chorea Alat vegetatif Miksi Defekasi ::::-

+ N / +N 5-5-5/5-5-5 Normotonus Eutrofi -/+ N / +N -/dalam batas normal dalam batas normal : simetris :::::-

+N / +N 5-5-5/5-5-5 Normotonus Eutrofi -/+N/+N -/-

Koordinasi, GAIT, dan keseimbangan

: dalam batas normal : dalam batas normal

Kesan : status neurologis dalam batas normal

13

C. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Rutin (2 Februari 2013) Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC Albumin SGOT Kreatinin Urea Total Protein Asam urat Kolesterol Trigliserida Glukosa sewaktu Globulin : 10,6 g/dL : 32,6 % : 3, 98 juta / mmk : 7,36 ribu / mmk : 288 ribu / mmk : 81,9 fl : 26,6 pg : 32,5 g/dL : 3,96 g/dL : 12,5 U/L : 0,87 mg/dL : 15,5 mg/dL : 7,02 g/dL : 2,6 mg/dL : 174 mg/dL : 41 mg/dL : 130,9 mg/dL : 3,06 g/dL

Kimia Klinik ( 2 Februari 2013)

14

E. Pemeriksaan Psikometri PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale) Tanggal 08 Januari 2013

15

Tdk Min Ring Ada an

Seda ng

Aga Ber k at bera t

Sgt ber at

Simptom positif P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Waham Kekacauan proses piker Perilaku halusinansi Gaduh gelisah Waham kebesaran Waham kejar Permusuhan Simptom Negatif N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 Afek tumpul Penarikan emosional Kemiskinan raport Penarikan diri dari hubungan Sosial secara pasif/apatis Kesulitan berfikir abstrak Kurangnya spontanitas dan arus percakapan Pemikiran stereotipik Skala Psikopatologi Umum G1 G2 G3 G4 G5 G6 Kekhawatiran somatic Anxietas Rasa bersalah Ketegangan Mannerisme & posturing Depresi 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7

16

17

G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16

Retradarsi motoric Ketidakkooperatifan Isi pikiran tidak biasa Disorientasi Perhatian yang buruk Kurang daya nilai dan tilikan Gangguan dorongan kehendak Pengendalian impuls yang buruk Preokupasi Penghindaran sosial secara aktif Jumlah

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

18

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI DIAGNOSTIK) Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan psikologis

yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya pada berbagai fungsi sosial, peran, penggunaan waktu luang, dan perawatan diri sehingga dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan jiwa. Axis I : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan didapatkan hasil: a. Didapatkan kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental yang terjadi pada dua episode, dengan adanya penyembuhan sempurna antar kedua episode. Pada pasien ini ditemukan mood hipertimik dengan terjadi peningkatan jumlah kalimat yang dikatakan pasien serta peningkatan frekuensi pasien dalam bernyanyi dan menari. b. Episode berlangsung selama 1 bulan dan cukup berat hingga mengacaukan seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan, di mana pada pasien ini keinginannya untuk memiliki pasangan membuat pasien tidak betah dirumah. Perubahan afek juga disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan, dalam hal bernyanyi dan menari, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, di mana pada pasien ini seminggu mengalami sulit tidur. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan pasien terdiagnosis sebagai Gangguan afektif bipolar, Episode Kini Manik tanpa gejala psikotik. Axis II : Dari riwayat pramorbid diketahui pasien adalah seorang yang mudah bergaul mempunyai banyak teman, hubungan keluarga dan tetangga baik. Pasien lulus SD prestasi di sekolah biasa saja, pasien tidak pernah melanggar norma sosial. Hasil tersebut menunjukkan tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental. Sehingga tidak ada diagnosis pada axis II Axis III :

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didaptkan adanya kelainan sehingga tidak ada diagnosis pada Axis III.

19

Axis IV

Dari anamnesis tidak didapatkan masalah dengan keluarga. Kemungkinan pasien mengalami masalah psikososial dan lingkungan lain yang terkait dengan percintaan. Axis V :

GAF terbaik 1 tahun terakhir 80 GAF saat masuk RSJ 50 GAF saat diperiksa 60 IV. DIAGNOSIS MULTI AXIAL : F 31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik DD: F 33. 1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berulang F 25.0 Skizoafektif tipe manik Axis II Axis III Axis IV Axis V : Tidak ada diagnosis : Tidak ada diagnosis : masalah psikososial dan lingkungan lain. : GAF tertinggi 1 bulan terakhir 80 GAF saat masuk RSJ 50 GAF saat diperiksa 60 V. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :

Menurut PPDGJ III Axis I

Rekomendasi terapi farmakologi untuk mania akut


o

Lini 1 : Lithium, divalproax, olanzapine, risperidone, quetiapine, quetiapine XR, aripiprazole, ziprasidone, lithium atau divalproax + risperidone, divalproax + aripiprazole. lithium atau divalproax + quetiapine, lithium atau divalproax + olanzapine, lithium atau

Lini 2 : carbamazepin, ECT, lithium + divalproax, asenapine, lithium atau divalproax + asenapine, poliperidon monoterapi Lini 3 : haloperidone, chlorpromazine, lithium atau divalproax + haloperidol, lithium + carbamazepin, clozapine, oxcarbazepine, tamoxifen

20

Tidak direkomendasikan : gabapentin, topiramate, lamotigrine, verapamil, tiagabine, risperidon + carbamazepin, olanzapine + carbamazepin monoterapi

Bentuk sediaan serta dosis anjuran obat obat yang direkomendasikan untuk gangguan mania akut Nama generic Lithium Carbonate haloperidol Sediaan tab 200, 300,400, 500 mg tab 0,5 mg tab 1,5mg tab 2 mg tab 5 mg liq 2 mg/ml amp 5 mg/cc 5 mg (im) setiap 2 jam, maksimum 100 mg/ hari 400-600 mg/hari, 2-3x / hari 3x250 mg/hari 3x250 mg/hari 2-6 mg / hari 25 100 mg / hari 10 20 mg / hari 10 15 mg / hari Dosis anjuran 250-500mg/hari 4,5 15 mg/hari

Carbamazepine valproic acid divalproex na Risperidone Quetiapine Olanzapine Aripiprazole

tab 200mg caplet 200 mg syr 250mg/5 ml tab 250 mg tab 1 2 3 mg tab 25 100 200 mg tab 5 10 mg tab 10 15 mg

Di bangsal pasien diberikan Lithium carbonat tablet 300mg/ hari,

dan

amitriptilin 25mg 3x1. Lithium carbonate merupakan obat piilihan utama untuk meredakan sindrom mania akut. Efek anti mania dari Lithium disebabkan kemampuannya mengurangi

21

dopamin receptor supersensitiviy dengan meningkatkan colinergic-muscarinic activity dan menghambat cyclic AMP
A. Psikoterapi a.

Terapi Kelompok : Diadakan kegiatan dimana tiap 2 hari sekali setiap jam 10 pagi,

pasien diajak mengobrol atau berbincang-bincang dan permainan kelompok, olahraga bersama dengan perawat atau dengan pasien lain sehingga solusi-solusi cara menghilangkan keluhan, gejala atau penyakit pasien dapat ditemukan.
b.

Terapi Keluarga : Seminggu sekali (biasanya tiap hari Sabtu), pasien dikumpulkan

bersama keluarganya, psikiater, psikolog, perawat sehingga bisa dilakukan sharing tentang solusi dari penyakit, gejala atau keluhan pasien. Memberi pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien yang memerlukan dukungan dan pengawasan minum obat.
c.

Terapi Supportif : Yang diinginkan oleh pasien setelah keluar dari RSJ adalah menjadi

penyanyi terkenal sehingga dapat diinformasikan kepada keluarga agar keluarga mendukung keinginan penyanyi.
d.

Terapi Okupasional :

Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai direncanakan untuk dapat mengikuti program rehabilitasi sesuai dengan kegemaran dan keahlian pasien.

22

IV.

PROGNOSIS Prognosis arah buruk gangguan mood (terutama 1. Onset usia muda 2. Onset tidak jelas 3. Tidak ada faktor pencetus 4. riwayat seksual, sosial, premorbid buruk 5. Perilaku menarik diri, autistik 6. Tidak menikah, bercerai, atau janda / duda 7. Riwayat keluarga skizofrenia 8. Sistem pendukung yang buruk 9. Gejala negatif 10. Tanda dan gejala neurologis 11. Riwayat trauma perinatal 12. Tidak ada remisi dalam 3 tahun 13. Banyak relaps 14. Riwayat penyerangan

Prognosis arah baik 1. Onset lambat 2. Onset akut 3. Faktor pencetus jelas 4. Gejala gangguan depresi) 5. Riwayat seksual, sosial, premorbid baik 6. Menikah 7. Sistem pendukung yang baik 8. Riwayat keluarga gangguan mood 9. Gejala positif

V.

Dubia ad bonam : karena faktor-faktor prognosis ke arah baik lebih banyak, yakni pada pasien ini, ditemukan onset lambat, onset akut, riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan pramorbid baik, gejala gangguan mood, sistem pendukung yang baik. VIII. SARAN-SARAN 1. Keluarga Pasien: Mengedukasi keluarga agar menjenguk pasien selama dirawat. Memberi tahu keluarga agar tetap member dukunganterhadap pasien. Memberi tahu keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol di poli jiwa. Memberi tahu keluarga tentang efek samping dari obat yang diberikan.
2. Pasien :

Mengedukasi pasien untuk rajin kontrol dan rutin minum obat.


3. Lingkungan sekitar :

23

Mengedukasi masyarakat agar mendukung dan tidak mengucilkan pasien dan keluarga. Mengedukasi masyarakat agar membantu memulangkan jika pasien kabur. Mengedukasi masyarakat agar turut menjaga keselamatan diri pasien.

24

You might also like