You are on page 1of 2

Intrument Pengukuran Perkembangan Anak Usia Sekolah

Tes, Instrumen Afektif pada Pengembangan ALat Ukur Pengembangan instrumen afektif mencakup kuesioner dan inventoriKomponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dalam hal ini yang perlu diukur adalah sikap dan minat terhadap pelajaran. Sikap dapat positif, negatif atau netral. Sikap positif terhadap mata pelajaran diharapkan akan timbul minat untuk mempelajarinya. Peserta didik yang minatnya tinggi diharapkan prestasi belajarnya juga tinggi. Oleh karena itu guru mempunyai kewajiban untuk menimbulkan minat peserta didiknya terhadap mata pelajaran yang diampu.Langkah-langkah pembuatan instrumen afektif adalah sebagai berikutMemilih ranah yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat.Menentukan indikator minat misalnya kehadiran di kelas, banyaknya kehadiran, banyak bertanya, catatan di buku rapi, memiliki buku teks, aktivitas dalam diskusi dan lain sebagainya.Memilih skala yang digunakan, misalnya skala nilai menurut Likert dengan 5 skala sangat berminat, berminat, biasa, kurang berminat, dan tidak berminat.Telaah instrumen untuk menjamin validitas, misalnya dibahas dan didiskusikan dengan teman sejawatMerevisi instrumenMenyiapkan kuesioner atau inventoriMelakukan penyekoranMenganalisis hasil kuesioner atau inventori, skala minat atau skala sikap. ... Read Article Perkembangan Sosial Anak Masa Sekolah Menengah perkembangan fisik, kognorif, dan sosial dari anak-anak usia kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah hal biasa. Meskipun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mengidap banyak ketakutan, seperti takut tidak diterima dalam kelompok teman sebaya, tidak memiliki teman baik, dihukum oleh orang tua mereka, orang tua mereka bercerai, atau tidak dapat berprestasi baik di sekolah. Emosi-emosi lain dari kelompok ini termasuk marah (dan takut tidak dapat mengendalikan kemarahan), bers ... anak memasuki remaja, perubahan-perubahan pada hakikat persahabatan juga terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman-teman meningkat secara tajam; remaja menghabiskan waktu lebih banyak waktu dengan teman sebaya daripada dengan anggota keluarga atau dengan diri mereka sendiri. Dalam kenyataannya, dibandingkan dengan remaja Jepang dan Rusia yang sebaya, yang menghabiskan waktu dua sampai tiga jam seminggu dengan teman-teman mereka , anak-anak Amerika belasan tahun rata-rata ... usia sekolah dasar melihat kepada orang tua untuk mendapatkan dukungan seperti itu, menjelang kelas satu sekolah menengah pertama, teman-teman dengan jenis kelamin sama dipersepsi sebagai orang tua yang memberikan dukungan, dan menjelang kelas satu sekolah menengah atas mereka dipersepsi sebagai sumber utama dukungan sosial (Furman & Buhrmester, 1992). Hubungan dengan teman sebaya. Di samping dengan teman-teman dekat mereka, kebanyakan remaja juga memberikan nilai tinggi pada kelompok t ... sekolah (Czikszentmihalyi & Larson, 1984). Remaja yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan harmonis juga melaporkan tingkat harga-diri yang lebih tinggi, kurang kesepian, memiliki keterampilan keterampilan sosial yang lebih matang, dan bertindak lebih baik di sekolah daripada remaja yang kurang dalam berteman (Slavin-Williams & Berndt, 1990). Selama remaja kapasitas untuk saling memahami dan pengetahuan bahwa orang lain merupakan individu unik dengan perasaan-perasaan mereka ... Persahabatan pada saat anak memasuki remaja, perubahan-perubahan pada hakikat persahabatan juga terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman-teman meningkat secara tajam remaja menghabiskan waktu lebih banyak waktu dengan teman sebaya daripada dengan anggota keluarga atau dengan diri mereka sendiri. Dalam kenyataannya, dibandingkan dengan remaja Jepang dan Rusia yang sebaya, yang menghabiskan waktu dua sampai tiga jam seminggu dengan teman-teman mereka , anak-anak Amerika belasan tahun rata-rata menghabiskan 20 jam per minggu bersama teman-teman mereka di luar waktu sekolah (Czikszentmihalyi amp Larson, 1984). Remaja yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan harmonis

1/2

juga melaporkan tingkat harga-diri yang lebih tinggi, kurang kesepian, memiliki keterampilan keterampilan sosial yang lebih matang, dan bertindak lebih baik di sekolah daripada remaja yang kurang dalam berteman (Slavin-Williams amp Berndt, 1990).Selama remaja kapasitas untuk saling memahami dan pengetahuan bahwa orang lain merupakan individu unik dengan perasaan-perasaan mereka sendiri juga menyumbang kepada suatu peningkatan dramatis dalam penyikapan-diri, keintiman, dan loyalitas di antara teman (Damon, 1983). Pada saat remaja awal berjuang untuk memantapkan identitas pribadi yang bebas dari identitas orang tua mereka, mereka juga terus berpaling kepada teman sebaya mereka untuk kemanan dan dukungan sosial. Sementara anak-anak usia sekolah dasar melihat kepada orang tua untuk mendapatkan dukungan seperti itu, ... Read Article

2/2

You might also like