Professional Documents
Culture Documents
PROSES
SIDE OUTPUT ACCIDENT (PLH) DELAY (KELKA)
INPUT
REGULASI PRASARANA
JALAN REL JEMBATAN PERSINYALAN TELEKOMUNIKASI
OUTPUT
EVALUASI
RENCANA TRANSPORTASI KA (GAPEKA) OPERASI KA
SDM
WASI OP
Pantau
WASI SARANA
J-60
KS/B
Pantau
KA BRG
Lok + Mas/Ass.Mas siap Rangkaian grb siap dan telah diperiksa PUK
J-0
J-2
J-50
Kdr siap. SA/Sph dan buku penyerahan siap.
Monitoring
PK / OC
PPKA bunyikan genta
J-5
J-30
Lok gandeng LAPKA/LHM siap Plrm/Plka+Pengawal siap Percobaan rem Penempatan Plrm.
J-10
J-25 J-20
Pemasangan semboyan KA
J-15
J = Jadwal Berangkat
Penilik jalan telah masuk (untuk KA siang pertama)
WASI OP
Pantau
WASI SARANA
J-60
KS/B
KA PNP
Lok + rangkaian kereta MA/Ass.MAS+TKA (siap)
J-0
J-2
Monitoring
PK / OC
Penjualan karcis selesai PPKA bunyikan genta Lok gandeng LAPKA/LHM siap Kdr+Restorasi+Polsuska siap Pemuatan B dan dokumen angkutan selesai.
J-5
J-30
PPKA-Warta KA KP-Apel awak KA Spoor telah dipersiapkan dan aman untuk pemberangkatan
J-10
J-15
J = Jadwal Berangkat
Penilik jalan telah masuk (untuk KA siang pertama)
Pemindahan Persilangan Pemindahan Penyusulan Kehilangan perhubungan dgn Ka lain Pembatalan perjalanan KA Kelambatan Ka 10 menit atau lebih Sementara Seterusnya (oleh pemerintah)
Orang tewas Luka parah (tdk dpt bekerja lebih dari 1 minggu) Jalan KA tdk dpt dilalui lebih dari 6 jam atau kerusakan material yang sangat KA keluar Rel/Tabrakan Unsur bahaya karena kelalaian Pegawai Dugaan/percobaan sabot Banjir
Kekusutan Hebat
PUSDAL
DAERAH RINJA
Permasalahan Utama
Mengapa tingkat kecelakaan kereta api masih tinggi ? Penanganan kecelakaan lebih bersifat reaktif. perlu lebih proaktif Fokus investigasi dan perbaikan lebih banyak pada faktor manusia atau (maximum) interaksi human-machine. Prosedur operasi perlu updating mengikuti perkembangan teknologi. Sertifikasi dan standarisasi produk teknologi masih lemah Sertifikasi bagi staf operator dan teknik perlu lebih diperhatikan. Regulasi perkeretaapian perlu peninjauan
MANAJEMEN KESELAMATAN
TINDAK LANJUT INVESTIGASI PLH
MANAJEMEN KESELAMATAN
Merupakan suatu proses sistematis melalui fungsi manajemen berupa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian atas setiap upaya agar terhindar dari kecelakaan yang ditimbulkan oleh diri sendiri ataupun lingkungan kerja.
MANAJEMEN KESELAMATAN
SELAMAT (SAFETY) : Adalah upaya yang dilakukan oleh diri sendiri maupun dari lingkungan kerja agar tetap berada pada keadaan yang terhindar dari kecelakaan
MANAJEMEN KESELAMATAN
Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan teknis operasional maupun pengetahuan tentang potensi kecelakaan yang ada di tempat kerja
Keterampilan (Skill) Keterampilan yang dimiliki untuk menggunakan alat kerja sesuai dengan prosedur kerja dan keselamatan
Sikap (Attitude) Sikap seseorang dalam bekerja akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja. Dalam keadaan depresi akan terjadi kecenderungan menurunnya daya konsentrasi kerja
ASAL MULA
SEBAB DASAR FAKTOR PEGAWAI
KURANG PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA KONDISI FISIK DIBAWAH STANDAR PENURUNAN MOTIVASI KERJA
SYMPTON / GEJALA
SEBAB TIDAK LANGSUNG UNSAFE ACTION PELANGGARAN ATURAN, REGLEMEN, MAKLUMAT, SK, SG. TERGESA-GESA, TIDAK HATI-HATI BERSIKAP KASAR, BERGURAU UNSAFE CONDITION MENYIMPANG DARI PROSEDUR OPERASI / KERJA MENYIMPANG DARI STANDAR REGLEMEN, ATURAN (KONSTRUKSI SARANA DAN PRASARANA) PENYIMPANGAN POSISI PENURUNAN KEMAMPUAN DARI STANDAR PAPARAN DILUAR AMBANG BATAS
KONTAK
FAKTOR LINGKUNGAN/PEKERJAAN
PENGGUNAAN / OPERASI YG ABNORMAL KURANG/TAK ADA STANDAR DESAIN SARANA / PRASARANA KURANG TEPAT KURANG / TAK ADA SAFE GUARDING / ALAT KESELAMATAN KERJA
25
Pemberian punishment dan reward secara terbuka kepada pihak-pihak yang terlibat. Reward diberikan dengan nilai yang dapat memotivasi karyawan lain. Punishment diberikan dengan nilai yang dapat menjerakan pelaku dan orang lain. Proses legal berikutnya jika menyangkut pidana.
PLH dapat dijadikan pelajaran bagi siapa saja dan departemen mana saja agar tidak terulang dimasa berikutnya.
Pengendalian risiko harus feasible (layak) Adanya komitmen antar bagian Tersedianya dukungan sumber daya (finansial, SDM, peraturan, dll). Kejelasan time frame dan penanggung jawab. Sistem Pengawasan yang Efektif (Peran Wasi di Lintas)
PENUTUP
Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Data dasar (laporan hasil CO) yang akurat ,terinci dan tepat waktu ( untuk melihat penyebab dasar/root causes maupun gejala-gejala/symptomps). b. Keterbukaan serta komitmen dari seluruh bagian dalam keseluruhan proses (untuk menghindari bias yang berpengaruh kepada hasil proses). c. Awasi kebiasaan-kebiasaan kecil pada operator lintas yang berpotensi menurunkan tingkat keselamatan serta ambil tindakan pencegahan. d. Safety is an attitude, a frame of mind.
34
4 a. Hujan
4 7 7
68 7 7
a. Rangkaian terlepas dan pada saat tersambung ada hentakan keras b. Arus pendek mengakibatkan K2 terbakar SARANA
1 2 25 1 6
a. KA menemper orang. b. Muatan truk tidak preipal dengan tinggi jembatan EKSTERNAL
JJR
34
OPERASI
1 3 22
ALAM
11
6 98
Jumlah kejadian PLH : 147 kejadian Sudah diketahui penyebabnya : 98 (67 %) Belum diketahui penyebabnya : 49 (33 %)
24
a. Pengemudi tidak hati-hati a. Masinis melanggar taspat b. Pegas spiral putus dan lepas c. Respon masinis terhadap S 2 B terlambat 1 1 1 a. Jarum wesel aus b. Rel spaten 1 1
6 6 6
0 a. Hujan
0 3 3
5 3 3
SARANA
JJR
OPERASI
EKSTERNAL
ALAM
14
Jumlah kejadian PLH : 35 kejadian Sudah diketahui penyebabnya : 14 (40 %) Belum diketahui penyebabnya : 21 (60 %)
19
POS JPL 45
KA 706 (Penataran)
POS JPL 44
I II
POS JPL 43
POS JPL 43
Kronologis kejadian :
KA 706 Br. Sda 10.47 KA 8805 Wr Ls. 10.50 KA 706 X KA 8805 resmi di Gdg KA 706 masuk Spoor I/belok PPKA Gdg siap S.1 arah datang KA 706 KA 8805 melanggar sinyal PPKA panik melihat KA 8805 masuk karena diprogram tahan sinyal, PPKA memerintahkan Pkst membalik wesel, KA 706 belum seluruh-nya melewati wesel kemudian anjlog. Masinis KA 8805 mengambil inisiatif mundur tanpa perintah KA 21
II III IV
5 3
2 1b
1a
Kronologis kejadian :
KA 74 Dat Sbi jam 06.49 masuk Spoor II dengan jumlah rangkaian 1BP, 1KM, 7K2 dan 3K1 Rangkaian KA 74 akan dirangsir ke Spoor VII Proses rangsiran dilakukan dari Spoor II melewati Spoor III Pada saat rangkaian bergerak melewati Wesel No. 5 dan rangkaian belum sepenuhnya lewat, rangkaian No. K2-80526 anjlog 2 as ( 4 roda ).
22
II I
STA TRK STA CRM
Kronologis kejadian :
Klb 8037 Dat Mr jam 09.15 masuk Spoor I dan rangkaian akan dirangsir ke Spoor Simpang (pengisian kricak) Pada saat Loko BB.30121 dilepas dari rangkaian menuju ke Spoor II dan saat melewati Wesel 105, loko tersebut anjlog 4 as ( 8 roda ).
23