You are on page 1of 9

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Dr. Sri Harmadji Sp THT-KL ( K ) Telinga merupakan salah satu pancaindra yang sangat penting bagi manusia . Telinga merupakan alat yang dapat menangkap dan merubah rangsangan gelombang bunyi ( energi mekanik ) menjadi rangsangan saraf ( energi elektrik ) sehingga dapat diteruskan ke otak sehingga dapat disadari dan dimengerti. Ada dua sistem didalam organ telinga ; 1. Sistem pendengaran ( auditif ) Dibagi 2 bagian : - Bagian perifer : mulai aurikulum sampai N.Akustikus - Bagian sentral : mulai N. Akustikus sampai korteks serebri lobus temporalis Wernicke 2. Sistem keseimbangan ( vestibuler ) Dibagi 2 bagian : - Bagian perifer : Utrikulus,sakulus sampai N.Auditivus - Bagian sentral : N.Auditivus sampai Korteks serebri. Anatomi telinga. 1. Telinga luar ( Auris eksterna ) 2. Telinga tengah ( Auris media , Kavum timpani ) 3. Telinga dalam ( Auris interna , Labirin ) 1. Telinga luar ( Auris eksterna ) 1.1. Aurikulum : Merupakan tulang rawan fibro elastik yang dilapisi kulit dengan jaringan ikat tipis berbentuk pipih dengan lekukan dan tonjolan. Fungsi auirikulum adalah menangkap gelombang bunyi dan menentukan arah bunyi. 1.2. Liang telinga luar ( Meatus akustikus eksternus ) ; Merupakan tabung bengkok ( melengkung ) dengan panjang pada dewasa 2.5 cm dan diameter 0.5 cm.

MAE berfungsi meneruskan gelombang bunyi ke membrana timpani dan bertindak sebagai resonator ( memperkuat sampai 12 dB pada bunyi dengan frekwensi 3000 4000 dB ) M A E terdiri dari 2 bagian : 1.2.1. Pars kartilagenus : 1/3 lateral, terbentuk dari tulang rawan dengan pembengkokan kearah antero inferior. Bagian ini fleksibel (dapat digerakkan) sehingga untuk memeriksa membrana timpani mae harus diluruskan dengan menarik bagian ini kearah postero superior. Kulit melekat erat pada tulang rawan dan memiliki folikel rambut dan kelenjar serumen MAE disarafi oleh saraf sensoris cabang dari N V yaitu Arnold Nerve , sehingga pada manipulasi mae dapat terjadi refleks batuk ( Arnolds Reflex ). 1.2.2. Pars oseus : 2/3 medial , terbentuk dari tulang keras , kulit tipis melekat erat pada tulang tidak memiliki folikel rambut dan kelen jar serumen. 1.3.Membrana timpani ( Gendang telinga ) Adalah bangunan yang berbentuk kerucut kedalam dimana puncaknya ( umbo ) mengarah ke medial. Membrana timpani dibagi menjadi 2 bagian oleh plika anterior dan plika posterior : 1.3.1. Pars Flaksida. Bagian atas dari membrana timpani, terdiri dari 2 lapisan : lapisan epidermis dan mukosa, sehingga bersifat lembek ( flaksid ) 1.3.2. Pars Tensa. Bagian bawah dari membrana timpani terdiri dari 3 lapisan : lapisan epidermis , lapisan fibrosa dan lapisan mukosa, sehingga bersifat kaku.

Bagian-bagian dari membrana timpani

2. Telinga tengah. Rongga telinga tengah ( kavum timpani ) adalah rongga yang dibatasi oleh : Lateral : Membrana timpani. Medial Atas : Promontorium dari Labirin. : Tegmen timpani ( lantai fosa kranii media )

Bawah : Bulbus V.Jugularis Posterior: Dinding anterior kavum mastoid Anterior : Tuba Eustachius , A.karotis interna. Telinga tengah digambarkan sebagai kotak dengan struktur-struktur yang membatasinya seperti pada gambar dibawah ini :

Telinga tengah dibagi menjadi 3 bagian oleh batas atas dan bawah membrana timpani: 2.1. Epitimpanum , berisi kaput maleus, inkus, ligamen. 2.2. Mesotimpanum, berisi manubrium malei, stapes dan otot-otot pendengaran : - M. Tensor timpani, berfungsi menarik maleus kedalam, sehingga membrana timpani menjadi tegang. - M.Stapedius, berfungsi menggerakkan bagian posterior stapes kedalam dan bagian anterior stapes keluar. 2.3. Hipotimpanum : Terdapat osteum tuba Eustachius. Tuba Eustachius menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring untuk drainase ventilasi

Maleus melekat erat pada membrana timpani pada bagian manubrium malei, sedang kaput maleus berartikulatio dengan inkus dan inkus berartikulatio dengan stapes dimana basis stapes melekat erat pada foramen ovale. Ketiga tulang itu membentuk rantai osikule yang mempunyai fungsi sebagai pengungkit yang berguna untuk memperbesar energi bunyi. Luas membrana timpani 55 mm 2 , luas basis stapes 3.2 mm2, getaran diper

kuat 55 : 3.2 = 17 kali. Fungsi pengungkit dari osikule memperkuat 1.3 kali , jadi getaran suara diperbesar 17 x 1.3 = 22 kali 3. Telinga dalam ( labirin ) Terdiri dari 2 bagian ; 3.1. Pars osseus , suatu rangkaian rongga berdinding tulang dalam pars osseus os temporalis. Terdiri dari 3 bagian : Vestibulum , Kanalis semi sirkularis dan koklea. 3.2. Pars membranous , Suatu rangkaian hubungan sakus dan duktus didalam tulang labirin. Kanal didalam koklea dibagi menjadi 3 rongga : Skala vestibuli , skala media dan skala timpani. Skala vestibuli berisi perilim berhubungan dengan foramen ovale, dibatasi dengan skala media oleh membrana Reissner. Skala media berisi endolim dibatasi dengan skala timpani oleh membrana basilaris yang didalamnya terdapat organon Korti dan sel rambut yang merupakan jiwa dari organ pendengaran. Skala timpani berisi perilim dan berhubungan dengan foramen rotundum. Fisiologi telinga. Proses mendengar. Gelombang suara dapat mencapai telinga dalam melalui 3 jalur : 1.AurikulumMAEMembrana timpaniRantai osikuleForamen ovale. Jalur ini yang paling efisien. 2. Konduksi tulang. 3. Bila membrana timpani dan rantai osikule tak ada getaran suara dapat langsung ke foramen ovale. Gelombang suara yang diterima oleh foramen ovale akan diteruskan oleh perilim didalam skala vestibuli. Getaran perilim ini akan menggetarkan membrana Reissner dan meneruskan getaran ke endolim didalam skala media yang

kemudian menggetarkan membrana basilaris yang didalamnya terdapat organon korti dengan sel-sel rambutnya. Rangsangan mekanik akan diubah oleh organon korti menjadi rangsangan listrik yang akan diteruskan ke N.Akustikus dan meneruskan rangsangan listrik ini ke korteks serebri.

OR GAN CORTI

Membran sektorial Membran Reissner Organ Corti Duktus Koklea Ligamen spiral

Dari tingkap lonjong

Ganglion

Ke tingkap bulat Serabut saraf

Membran basal Rambut sel luar Rambut sel dalam

Sistem vestibuler. Anatomi . 1. Kanalis semi sirkularis ada tiga : 1.2. Kanalis semisirkularis horisontalis. 1.3. Kanalis semisirkularis vertikalis anterior. 1.3. Kanalis semisirkularis vertikalis posterior. Posisi ketiga kanalis semisirkularis ini membentuk sudut sebagai 3 dinding kubus. Pada kanalis semisirkularis terdapat penonjolan yang disebut ampula dimana pada puncaknya terdapat krista. Krista ini tertutup lapisan gelatinosa yang disebut kopula yang didalamnya terdapat sel-sel rambut yang berhu bungan dengan serabut saraf sensoris yang berjalan dalam N.Vestibularis

2. Utrikulus dan sakulus. Pada dinding utrikulus dan sakulus terdapat macula yang dilapisi lapisan gelatinosa dimana banyak tertanam kristal kecil yang disebut Otolit dan sel rambut yang berhubungan dengan serabut sensoris N.Vestibularis yang akan terangsang bila kepala bergerak ke posisi tertentu. Sel-sel rambut dalam makula dan krista mempunyai struktur mekanoreseptor yang bereaksi terhadap diversi tangensial dari silia-silianya.

Fisiologi sistem vestibuler Proses keseimbangan Rangsangan sistem keseimbangan berupa percepatan yaitu suatu perobahan dalam kecepatan per satuan waktu. Reseptor sistem vestibuler adalah sel rambut yang terletak dalam krista kanalis semisirkularis dan makula dari organ otolit. Sel-sel rambut pada kanalis semisir kularis peka terhadap rangsangan rotasi khususnya terhadap percepatan sudut, sedang sel-sel rambut pada organ otolit peka terhadap gerak linear.

Gerakan-gerakan tersebut akan menyebabkan sel-sel rambut tereksitasi dan akan melanjutkan ke N. Vestibularis dan meneruskan ke inti vestibularis di batang otak.

You might also like