You are on page 1of 14

Akibat Buruk Eksploitasi dan Deforestasi Riau

Hariansyah Usman
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

ACEH

SUMUT

RIAU
SUMBAR KONDISI GEOGRAFIS : Luas Wilayah Riau Daratan Lautan/Perairan : 107.932,71 Km2 : 80,11% : 19,89% JAMBI

KEPRI

BABEL

Luas Wilayah : 8.915.015,09 Ha Jumlah Penduduk 2008 : 5.189.100 Jiwa 10 Kabupaten & 2 Kota 151 Kecamatan 1.609 Desa/Kelurahan

SUMSEL BENGKULU

2
LAMPUNG
2

Luas Peruntukan Lahan

Potensi Lahan Gambut Riau


Total Luas Lahan gambut = 4.043.602 Ha Luas Gambut Riau (Ha)
Indragiri Hulu, 222,396 Rokan Hilir, 453,874 Rokan Hulu, 50,481 Siak, 503,669

Indragiri Hilir, 982,524 Pelalawan, 679,731 Dumai, 159,596 Bengkalis, 856,386 Pekanbaru, 5,231 Kampar, 119,775

Sumber: Diolah dari Wahyunto, Ritung dan Subagyo (2003)

Kawasan Konservasi Riau

10

D e f o r e s t i

Selama kurun waktu 24 tahun (1982-2005)

Kehilangan tutupan hutan alam seluas 3,7 Juta hectare

Pada tahun 1982 tutupan hutan alam di Provinsi Riau

masih meliputi 78% (6.415.655 hektar) dari luas daratan Propinsi Riau

Hingga tahun 2011 ini hutan alam yang tersisa

Hutan alam yang tersisa hanya < 2 Juta ha (<30% dari luasan daratan Riau)

Faktor Penyebab Deforestasi di Riau


AMBISIUSME HTI DAN PERKEBUNAN SAWIT

HTI : 2 Perusahaan Pulp Paper terbesar di asia, PT. Indah Kiat pulp and Paper (APP Group) dan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (APRIL Group) kapasitas masing-masing 2 Juta Ton/tahun. Luas Kebun Kayu : Mencapai 2 Juta Ha, > 50% berada di Hutan Gambut. Lebih kurang 50% bahan baku berasal dari kayu hutan alam.

SAWIT : Mencapai 3 Juta Ha, Riau provinsi yang paling Luas kebun sawit di Indonesia. 40 % berada di Lahan Gambut.

Daya Rusak yang Timbul Bencana Ekologis


Peningkatan suhu ekstrim 2 derajat celcius. Banjir Kebakaran Hutan dan lahan Kabut Asap Puting Beliung

EkoSoB
Maraknya Kasus Korupsi Kehutanan Pemiskinan Masyarakat Lingkar Hutan Perubahan Pola Kehidupan (Petani-Buruh, Produktif-Konsumtif) Hilangnya kebiasaan berburu. Konflik Tanah

Satuan: Ton CO2e350000000.0

100000000.0

150000000.0

200000000.0

250000000.0

300000000.0

50000000.0

.0 Riau Kalimantan Papua Kalimantan Timur Kalimantan Barat Sumatera Selatan Papua Barat Sumatera Utara Aceh Jambi Sulawesi Tengah Kalimantan Sumatera Barat Nusa Tenggara Maluku Sulawesi Tenggara Maluku Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Jawa Timur Nusa Tenggara Bangka Belitung Lampung Bengkulu Gorontalo Sulawesi Utara Jawa Tengah Jawa Barat Kepulauan Riau Bali Banten DIY DKI

Bagaimana keluar dari carut marut kehutanan, menuju pengelolaan yang lestari

JEDA TEBANG - MORATORIUM


Berhenti sejenak dari aktivitas penebangan dan konversi hutan, untuk mengambil jarak dari masalah agar didapat jalan keluar yang bersifat jangka panjang, menyeluruh dan permanen. Jeda tebang dan konversi dilaksanakan selama paling sedikit 15 tahun untuk kemudian dilakukan evaluasi untuk meninjau kembali keputusan tersebut. Jeda Tebang dilakukan pada kawasan-kawasan spesifik disetiap pulaunya Limabelas tahun masa yang cukup untuk memperbaiki seluruh tata kelola dan kebijakan yang tumpang tindih Limabelas tahun masa yang cukup untuk mempersiapkan kebijakan 1) protocol resolusi konflik, 2) standard pelayanan ekologi bagi perkebunan dan 3) konseptual sistem hutan kerakyatan,

PULIHKAN RIAU PULIHKAN INDONESIA

You might also like