You are on page 1of 8

DERMATOFITOSIS

I.

Dermatofitosis

Tinea Capitis kepala, alis, bulu mata, Grey Patch warna utama abu-abu Rambut putih tidak di pangkal Black dot Rambut putih di pangkal, infeksi di orifisium folikel rambut, tampak bintik-bintik, tertutup skuama Kerion Alopesia disertai keradangan pustular. Terapi dengan minimal kontrol 8 minggu. Kalo berwarna putih cukup diberi antifungi, kalo sudah berwarna kuning/hijau berarti ada infeksi sekunder (biasanya oleh Streptococcus/Staphylococcus), sehingga diberi antibiotik Banyak pada anak-anak, dan jarang pada orang dewasa, karena pada dewasa terdapat produksi lemak yang cukup (termasuk di kepala) lemak sebagai fungistatik (analogi yang sama dengan pasien immunocompromised yang produksi lemaknya banyak)

Antropofili kronis, sering relaps Jamur memang sudah komensal pada tubuh manusia, tubuh sudah beradaptasi sehingga menimbulkan tipe radang ringan sampai sedang Grey patch dan Black dot Terapi sulit karena sering kambuh Terapi topikal disertai penyinaran dengan sinar X lebih baik Zoofili, Geofili akut, inflamasi berat

Penyebab :

Microsporum : rambut dan kulit Trichophyton : rambut, kulit, dan kuku Epidermophyton : kulit, kuku (jarang)

Pengobatan : Terbinafin fungisidal, sembuh dalam 4 minggu Drug of Choice : Griseofulvin fungistatik, biasanya baru sembuh dalam 8 minggu

Tinea Cruris inguinal, perineum, perianal, glutea, pubis Untuk testis yang lebih rendah, tinea dapat lebih luas Scrotum dan penis jarang terkena (hanya sebagai reservoir), kecuali pada penderita yang immunocompromised dapat terkena sendiri. Kalo scrotum dan penis terkena, bisa candida. Kalo scrotum saja terkena, bisa dermatitis. Kalo ada di pantat, namun di inguinal tidak ada tinea corporis. Terapi topikal untuk scrotum dan penis supaya tidak kambuh (ingat peran reservoir) Jika sudah sampai pubis atau perianal harus diterapi oral, jika radang hebat, jamurnya zoofilik, teofilik DD untuk keluhan di daerah inguinal : Tinea cruris Kandidiasis intertriginosa Dermatitis seboroik terapi steroid Intertrigo (eritema intertrigo) radang di daerah pelipatan, terapi AB + steroid Eritrasma infeksi bakteri,dx dengan lampu Wood (warna merah bata), terapi AB

Bilateral namun asimetris, kalo hanya 1 sisi : Neurodermatitis eflorosensi lebih tebal Dermatitis kontak iritan riwayat obat oles

Tinea Corporis kulit halus / tidak berambut Efflorosensi : Makula erithematous berbatas tegas, tepi polisiklis, bagian tepi lebih aktif dibanding bagian tengah, terdapat central healing, tertutup skuama, papel + pustul sering , vesikel jarang DD : eritema annulare centrifugum terapi steroid Tinea corporis tipe irisan bawang (makuler) DD : Dermatitis seboroik Psoriasis vulgaris MH tipe MB PV Pytiriasis Rosea

Tinea corporis facialis (Raffen) DD : MH tipe PB Dermatitis seboroik PV

Tinea Barbae Mengenai kumis, janggut, jambang Tipe follikulitis infeksius

Tinea corporis imbricata (di Pasifik, Indonesia Timur) DD : Tinea manus Phompholex bulat, tidak ada vesikel Skuama tersusun seperi genteng atau sisik ular Antropofili kronis, tidak ada tanda radang

Tes pemeriksaan KOH Scabies Dermatitis kontak

Tinea Pedis interdigitalis, tersering pada jari IV dan V Hiperhidrosis (media yang baik untuk jamur), berbau

Tinea pedis tipe Moccasin DD : Scabies Dermatitis kontak alergi Keratoderma plantaris (pecah-pecah, kering) Karena T. Rubrum Merah di tepi, tertutup skuama keperakan Umumnya pada atlit, tentara (karena sering basah, berkeringat) Kronis, sulit disembuhkan

Tinea Unguium Diskromia (perubahan warna) Hiperplasia nail plate (penebalan kuku -hipertrofi) Onikolisis (lepasnya kuku dari nailbod/lempeng kuku) Subungual hiperkeratosis (khas pada tinea), umumnya 1/3 distal Distrofik unguium (kuku rusak) Paronikia (radang pelipatan kuku belakang), umumnya 1/3 proksimal karena kandida

Tinea unguium tipe Leukonika = Superficial White Onychomycosis Umumnya mrumpul seperti kapur

Putih di kuku (umumnya kaki), kalo lebih dari 2 kuku dan juga mengenai tangan curiga immunocompromised (suspect AIDS) Terapi dikerok dengan scalpel tumpul, beri salep topikal anti jamur Pemeriksaan KOH (pembesaran 10x-45x)

Hifa, double contour, 2 garis sejajar transparan, terdapat spora berderet-deret (arthrokonidia) Dikotomi, bercabang 2, bersepta Distal lateral subungual onikomikosis Bisa karena dermatofit maupun kandida Tinea incognito Acne karena kortikosteroid, papul tanpa komedo Kalo tidak jelas causa dermatofit atau jamur beri kortikosteroid

Trias hifa : Double contour (2 garis sejajar transparan) Bercabang-cabang (dikotomi) Bersekat-sekat (septa) Akut : miselium ; kronis : arthrokonidia

Lampu Wood : (+) biru kehijauan atau hijau terang Dermatofit Test Media : (+) warna menjadi merah setelah 2 hari karena phenol (+) II. Kandidiasis

Cara penulisan : sebut kandidiasis dulu, kecuali pada kuku (sebut kandida saja) Ada satelit pus/papula, central healing (-)

Kandidiasis intertriginalis = Kandida intertrigo radang pada daerah pelipatan Kandidiasis diafer = Kandidiasis Napkin pencegahan: ganti popok min. per 4 jam DD : Dermatitis kontak (tidak ada satelit papel) Kandida nikia et paronikia 1/3 proksimal, umumnya karena Staphylo/Streptococcus Kandidiasis oris gambaran khas bercak putih seperti susu pecah, awas HIV (kandidiasis orofaring adalah gejala utama HIV), pada bayi biasanya tertular dari ibu Kandidiasis angularis/Angular stomatitis/Per Leche merah pada ujung bibir Kandidiasis vulvovaginalis leukosit normal, cuma ada hyphae Kandida vulvovaginitis leukositosis (mix infection) Kandidiasis balanopostitis = Kandida balanitis

Pemeriksaan KOH pada Kandida: Blastospora (merupakan budding yeast), harus (+) Pseudohyphae, gambaran seperti untaian sosis Hyphae (+), proses kronis dapat juga terjadi jika pemeriksaan basah dibiarkan terlalu lama (max. 6 jam), sehingga pseudohyphae berubah jadi hyphae

III. Khas :

Pytiriasis Versicolor

Makula bulat-bulat tertumpuk-tumpuk sehingga lesi makula menjadi luas Lesi dini berwarna putih, tidak diobati jadi merah, kronis jadi coklat Tidak menular, tapi secara genetik kepekaannya diturunkan Tipe macular dan tipe popular, disekitar folikel rambut (perifolikular)

Pemeriksaan KOH dengan tinta Parker : Spaghetti n meat balls Hyphae pendek, padat-padat berbentuk huruf i, v, j Blastospora menggerombol seperti buah anggur Pemeriksaan dengan Lampu Wood : warna kuning belerang, aktif

IV.

Tinea Nigra Palmaris

Umumnya wanita muda, di tangan, asimptomatik Pemeriksaan KOH: hyphae padat berwarna coklat, pendek bercabang

V.

Deep Mikosis biasa ditemukan granuloma

Sporotrikhosis sesuai aliran limfe Basidiobolomikosis : Tersering pada laki-laki, karena trauma Oedema keras seperti kayu, tidak nyeri Terapi : Tablet KI 200mg (32), anak 30 mg/kg BB/hari (22, jika dalam 2 minggu tidak ada kemajuan, tambah sampai 34 setiap 2 minggu) Ssebaiknya makan buah agar mengurangi mual Sembuh dalam 2-3 bulan,jika sembuh dalam 2 bulan,teruskan terapi selama 2 bulan lagi

VI. Trias :

Aktinomikosis

Tumor oedema

Fistel Dipijat keluar pus (warna seperti belerang) Terapi : debridement dan operasi Disebabkan Actynomyces, suatu peralihan dari bakteri dan jamur, tetapi berespon sensitif terhadap AB Contoh : Actynomyces israeli, komensal pada mulut dan vagina Obat anti jamur hampir semuanya fungistatik, sehingga terapi harus lebih lama 1 minggu setelah jamur (-), dan diteruskan setelah sembuh klinis

q Pulse Therapy : Pengobatan dengan itrakonasol (Sporanox) Dapat membuat efek obat jamur menjadi fungisidal oleh karena reaksi toksik Contoh : Tinea corporis, dengan itrakonasol 11 (2 minggu), jika ditambah pulse therapy hanya itrakonasol 21 (1 minggu) Tinea unguium, 11 selama 3-4 bulan (kaki), 2 bulan (tangan) Hanya dengan itrakonasol karena efek samping minimal Ketokonasol, efek samping << Terbinafin tidak perlu karena efeknya fungisidal

You might also like