You are on page 1of 13

BAB I PEMBAHASAN

GAGAL GINJAL AKUT

A. DEFINISI Gagal ginjal akut adalah kehilangn fungsi ginjal yang mendadak dan fungsi ginjal hampir hilang semuanya disebabkan oleh kegagalan sirkulasi renalis atau disfungsi gomerular atau tubulus (Diane C, Baughman JoAnn C. Hackley. 2000. Hal 166) Tiga kategori Gagal ginjal akut, yaitu : PreRenal (Hiperperfusi ginjal) adalah berhubungan dengan perfunsi ginjal (contoh kekurangan volume, perpindahan volume, ekspansi volume dll) dan di manifestasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Intra Renal (kerusakan aktual pada jaringan ginjal) adalah parenkin berubah disebabkan oleh iskemia atau substansi nefrotik. Pasca Renal (Obstruksi pada aliran ginjal) adalah terjadi sebagai akibat dari obstruksi pada sepanjang saluran perkemihan dari tubulus sampai meatus uretral. (Marilyn E. Doenges, dkk. 1999. Hal 612)

B. ETIOLOGI 1. Prerenal a. Hipovolemia 1) Perdarahan 2) Dehidasi 3) Muntah, diare, dan diaforesis 4) Pengisapan lambung 5) Diabetes melitus dan diabetes insipidus 6) Luka bakar dan drainase luka 7) Sirosis 8) Pemakaian diuretik yang tidak sesuai

9) Peritonitis b. Penurunan curah jantung 1) Gagal jantung kongestif 2) Infark miocard 3) Tamponade jantung 4) Disritmia c. Vasodilatasi sistemik 1) Sepsis 2) Asidosis 3) Anafilaksis d. Hipotensi dan hipoperfusi 1) gagal jantung 2) syok
2. intra renal (intrinsikl)

a. kerusakan nefron atau tubulah 1) nekrosis tubulah akut 2) glomerulohnefritis b. perubahan vaskular 1) koagulopatih 2) hipertensi malignan 3) stenosis c. nefrotoksin 1) antibiotik (gentamisin, neomisin, dan vankoamisin) 2) kimiawi (karbon tetraklorida dan timbal) 3) logam berat (arsemik dan merkuri) 4) nefritisinterstisia akibat obat (tetra siklin, furosemik, tiasid, dan sulfanomid) 3. posternal

obstuksi ureter dan leher kandung kemih a. kalkuli b. neoplasma c. hiperplasia prostat

C. PATOFISIOLOGIS Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut : 1. Periode Awal Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria. 2. Periode Oliguri Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi. 3. Periode Diuresis Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat. 4. Periode Penyembuhan Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan a. Nilai laboratorium akan kembali normal b. Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3% D. MANIFESTASI KLINIS 1. Anuria, poliuria, atau oliguria dapat terjadi. 2. Tampak sakit kritis dan letargik dengan mual, muntah, dan diare persisten. 3. Kulit dan membran mukosa kering: nafas berbau urine (uremikfetor). 4. Manifestasi sistem saraf pusat: mengantuk, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.

5. Haluaran urine terlalu sedikkit, mungkin tampak bersemu darah dan mempunyai berat jenis rendah. 6. Tampak meningkatan BUN dan nilai kreatinin menetap. 7. Hiperkalemia berat dapat mengarah pada disritmia dan henti jantung. 8. Asidosis progresif, peningkatan konsentrasi fosfat serum, dan kadar kalsium serum rendah.
9. Anemia (karena kehilangan darah akibat lesi uremik gastrointestinal, penurunan masa

hidup sel-sel darah merah dan penurunan pembentukan eritropoetin).

E. PENATALAKSANAAN MEDIK Tindakan Rasional Mandiri 1. Awasi denyut jantung, TD, dan 1. Takikardi dan hipertensi (1) CVP kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urin, (2) pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hivopolemia / hipotensi atau perubahan fase oliguria gagal ginjal, dan atau (3) perubahan pada sistem renin angiotensin. Catatan pengawasan invasif diperlukan untuk mengkaji volume intralvaskural, khususnya pada pasien dengan fungsi jantung buruk. 2. Awasi berat jenis urine. 2. Mengukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine. Pada gagal intrarenal, berat jenis biasanya sama atau kurang dari 1,010 menunjukan kehilangan kemampuan untuk memekatkan urien. 3. Kaji kulit, wajah, area tergantung 3. Edema terjadi terutama pada jaringan untuk edema. Evaluasi derajat edema yang tergantung pada tubuh, contoh (pada skla +1sampai+4). tangan, kaki, area rumbosakral. BB pasien dapat meningkat sampai 4,5 kg cairan sebelum edema penting terdeteksi edema. Periorbital dapat menunjukan tanda perpindahan cairan, karena jaringan rapuh ini mudah terdistensi oleh akumulasi cairan walaupun minimal. Kolaborasi Perbaiki penyebab yang dapat kembali Mampu mengembalikan kefungsi normal karena GGA contoh memperbaiki dari disfungsi ginjal atau membatasi efek perpusi ginjal, memaksimalkan curah residu. jantung, menghilangkan obstruksi

melalui pembedahan. F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF

Data subjektif harus mencakup informasi mengenai pola berkemih, termasuk perubahan pola terakhir, peningkatan berat badan (terjadi pada retensi cairan dan edema), mual dan muntah, riwayat pasien dan keluarga tentang penyakit ginjal atau trauma ginjal, obat yang pernah di pakai (resep dokter atau yang dibeli sendiri), pembedahan, anetesia, trauma yang terakhir, kelemahan otot, perubahan status mental, riwayat hipertensi, kontak dengan nefrotoksin, serta apakah pernah adanya nyeri panggul.

DATA OBJEKTIF

Informasi yang diperoleh dari pengumpulan data objektif meliputi jumlah urin dalam 24jam; tekanan darah (terutama perubahan postur); status cairan untuk mengetahui adanya edema perifer, perorbital, atau sakrum; halitosis akibat asidosis dan / atau sekresi amonia; perubahan status mental; frekuensi dan irama nadi atau takikardia; berat badan; pucat atau ekimosis.

2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Ketidakseimbangan volume cairan (hipervolemia dan hipovolemia) yang berhubungan dengan bayak cairan yang hilang dan mekanisme regulasi cairan tidak berfungsi
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

mual, anoreksia, dan pembatasan diet.


c. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantug

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT PENURUNAN FUNGSI GINJAL (GAGAL GINJAL AKUT)

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan volume cairan (hipovolemia) yang berhubungan dengan banyak cairan yang hilang dan mekanisme regulasi cairan tidak berfungsi

PERENCANAAN EVALUASI KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL Menunjukan pemasukan Mandiri dan pengeluaran 1. Ukur pemasukan dan 1. Membantu 1. Pasien mengalami keseimbangan mendekati seimbang : pengeluaran dengan memperkirakan cairan normal, elektrolit, dan turgor kulit baik, akurat. Hitung kebutuhan sisa metabolisme dalam tingkat membran mukosa lembab, nadi perifer kehilangan tak kasat penggantian cairan. fungional. teraba, BB dan tanda mata. Pemasukan cairan a. Tidak ada tanda distres vital stabil, dan elektrolit harus memperkirakan pernafasan; tidak ada edema dalam batas normal. kehilangan urine, nasogastrik/drainase luka, dan kehilangan tak kasat mata (contoh keringat, dan metabolisme). Catatan: sumber beberapa meyakini melalui perifer atau edema paru b. Tekanan darah antara 140/90-100/60. c. Elektrolit serum terkontrol Natrium 125-145 mEq/L Kalium 3,0-6,0 mEq/L Bikarbonat > 14 mEq/L d. Katabolisme terkontrol protein

bahwa cairan

penggantian tidak harus sehari untuk diuresis

BUN < 100 mg/dl

Kreatinin < 12 mg/dl Kulit pasien utuh

lebih dari dua per tiga pengeluaran sebelumnya mencegah selama.


2. Berikan

cairan

yang 2. Fase diuretik GGA selama dapat berlanjut pada fase tidak oliguria bila cairan pemasukan

diizinkan periode 24 jam.

dipertahankan

atau terjadi dehidrasi nokturnal.

Kolaborasi

1. Awasi natrium.

pemeriksaan contoh

1. Pada oliguria diuretik

GGA atau

nonfase GGA, urine dapat natrium

laboraturium,

kehilangan besar mengakibatkan kehilangan yang

meningkatkan

natrium urine bekerja secara osmotik untuk meningkatkan kehilangan Pembatasan diindikasikan 2 Ketidakseimbangan nutrisi : Mempertahankan/meningk kurang dari kebutuhan tubuh atkan berat badan seperti yang berhubungan dengan mual, yang diindikasikan oleh anoreksia, dan pembatasan diet. situasi individu, bebas edema. Madiri 1. Kaji/catat pemasukan 1. diet. dan sering 3. berikan terdekan Membantu dalam 1. Pasien mengkonsumsi diet yang telah dimodifikasi: dan lemak, tinggi rendah mengidentifikasi cairan. natrium untuk

memutusklan siklus.

2. berikan makan sedikit defisiensi dan kebutuhan karbohidrat pasien/orang gejal daftar mual, uremik (contoh anoreksia,

diet. Kondisi fisik umum protein dan kalium.

makanan/cairan diizinkan dan

yang gangguan

rasa)

dan

dorong pembatasan diet multipel mempengaruhi 2. anoreksia sehuibungan status uremik/menurunnya peristaltik. 3. memberikan pasien diet. dari rumah tindakan kontrol dalam pembatasan Makanan dapat meminimalkan dan mual dengan

terlibat pada pilihan menu. setiap hari.

4. timbang berat badan pemasukan makanan.

meningkatkan

nafsu makan. 4. pasien puasa/katabolik akan kg/hari. secara normal 0,2-0,5 Perubahan kehilangan

kelibihan 0,5 kg dapat menunjukan perpindahan

keseimbangan cairan. Kolaborasi 1. konsul dengan ahli 1. menentukan kalori dalam dan rute dan contoh gizi/tim pendukung nutrisi. individu dan kebutuhan 2. batasi kalium, natrium, nutrisi dan pemasukan fosfat pembatasan, mengidentifikasi paling efektif produknya, sesuai indikasi

tambahan oral, makanan selang, hiperalimentasi. 2. pembatasan elektrrolit ini ginjal diperlukan lebih untuk lanjut, mencegah kerusakan

khususnya bila dialisis penyembuhan GGA.

3.

Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

Mempertahankan TD dan

curah Mandiri Awasi TD dan 1. Kelebihan volume Tekanan darah dan denyut jantung disertai dengan atau irama dalam batas normal serta denyut frekuensi jantung. cairan

jantung dibutuhkan oleh 1.

jantung/irama dalam batas 2. observasi EKG atau hipertensi (sering terjadi nadi perifer kuat. normal pasien; nadi perifer telemetri untuk perubahan pada gagal ginjal) dan kuat, sama dengan waktu irama. pengisian kapiler. efek meningkatkan jantung, jantung. dan Pada menimbulkan gagal jantung dapat kembali. 2. perubahan pada fungsi elektromekanis menjadi respon berlanjutnya gijal/akumulasi elektrolit. hiperkalimia dihubungkan dengan bukti dapat pada terhadap gagal toksis Contoh, uremia, kerja dapat gagal GGA, biasanya

dan ketidak seimbangan

puncak QRS

gelombang

T,

lebar, interval adanya P. dengan U. interval datar/tak

memnajangnya PR, gelombang Hipokalemia dihubungkan adany Memanjangnya defisit kalsium

gelombang

QT dapat menunjukkan

You might also like