You are on page 1of 16

Implementasi Akhlak

Disusun oleh : Emhaka Yudhistira 1106015182 Hamidah 1106013246 Ira Rosianal Hikmah 1106065136 Jihan 1106050746 Zulfany Nurluthfia 1106050494

MPK AGAMA ISLAM KELAS A 2012


1

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya , kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah MPK Agama Islam. Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Akan tetapi sebaliknya, akidah-akidah hasil rekayasa manusia berjalan sesuai dengan langkah hawa nafsu manusia dan menanamkan akar-akar egoisme dalam sanubarinya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, sehingga kendalakendala yang kami hadapi dapat teratasi. Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang. Depok, 23 Maret 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan Rumusan Masalah ISI Penerapan Akhlak Tantangan Akhlak Upaya Peningkatan Akhlak Penjagaan Diri Penjagaan Sesama Muslim Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak PENUTUP Kesimpulan 5

2 3 4

5 5 5 6 6 7 9 9 10 11 15 15

DAFTAR PUSTAKA

16

Abstrak
Makalah ini membahas implementasi akhlaq. Pengimplementasian akhlaq terbagi kedalam tiga subbab, yaitu penerapan dan tantangan akhlaq, upaya peningkatan kualitas diri, dan peran akhlaq dalam pembentukan manusia taqwa. Penerapan akhlaq harus selalu kita terapkan dalam kehidupan seharihari. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, tantangan kita untuk menerapkan akhlak mulia pun semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya menjaga diri kita dalam terbentuknya kita sebagai manusia yang taqwa.

Kata kunci: Penerapan dan tantangan akhlaq, upaya peningkatan kualitas diri, peran akhlaq dalam pembentukan manusia taqwa.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

1.2 Tujuan
1. 2. 3. 4. Mengetahui implementasi akhlak dalam kehidupan sehari-hari Dapat mengimplementasikan akhlak-akhlak yang terpuji Mengetahui dan dapat menjaga diri dari tantangan-tantangan akhlak Dapat menerapkan upaya-upaya peningkatan akhlak

1.3 Rumusan Masalah


1. 2. 3. 4. Apa saja penerapan akhlak dalam kehidupan? Apa saja tantangandalam penerapan akhlak-akhlak terpuji? Bagaimana upaya peningkatan akhlak? Apa peran akhlak dalam pembentukan manusia takwa?

BAB II ISI

2.1 Penerapan Akhlaq


Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia : Akhlaq kepada Khalik (Pencipta) Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.
1.

Akhlaq kepada Sesama Akhlaq terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam : a. Akhlaq kepada sesama muslim Penerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya. b. Akhlaq kepada sesama nonmuslim Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
2.

Akhlaq kepada Diri Sendiri Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain: a. Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin. b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
3. 6

c. Taat menjalankan ajaran agama. d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela. e. Mencari rezeki yang halal. f. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman dan takwa. Akhlaq kepada Keluarga Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga : a. Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah. b. Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya. c. Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya. d. Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
4. 5.

Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta) Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut: a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah. b. Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia. c. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia. d. Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.

2.2 Tantangan Akhlak


Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah secara umum yaitu melaksanakan segala perintahnya dan manjauhkan segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia diperintahkanNya untuk menjaga dan memlihara semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Namun sebagai manusia kadang kita lupa tugas kita berada di dunia itu apa sehingga kebanyakan tidak bisa mengontrol akhlaknya sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tantangan akhlak juga semakin banyak, tak sedikit manusia menjadi lupa diri dan berada diluar garis batas ajaran agama. Sehingga kita butuh aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji untuk mengahadapi
7

tantangan tersebut. Seperti kita tahu tantangan yang sering kita hadapi namun jarang kita sadari yaitu Kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, gaya hidup, dan orientasi hidup yang materialistis. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik sebagai manusia beragama maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan itu ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidup adalah material. Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia. Nilai nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran, yang semuanya berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai Hamba Allah dan anggota masyarakat. Gaya hidup-pun menjadi tantangan agar lebih dapat mengontrol diri. Gaya hidup yang dimaksud disini adalah gaya hidup hedonis atau foya-foya, dan kebarat-baratan. Seperti kita tahu selain tidak baik, Allah sangat membenci segala sesuatu yang berlebihan. Gaya hidup ini cenderung hanya mementingkan kesenangan semata, menghamburhamburkan materi dalam jumlah banyak secara sia-sia karena sebenarnya tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari itu melainkan hanya kesenangan sesaat. Padahal kalau kita memiliki aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji, tidak seharusnya kita berlaku seperti itu melainkan lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama karena akan lebih terasa manfaatnya. Orientasi hidup yang hanya mengejar nilai-nilai material saja tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga dapat menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi pada sesuatu yang merial (metrialistis) sehingga ada persaingan hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan agama lagi untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka menganggap agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup. Disinilah kita akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan akhlak dalam kehidupan modern seperti sekarang. Aqidah dan akhlak akan menjadi benteng yang sangat kuat dalam menghadapi segala dampak negatif kehidupan modern. Aqidah dapat menyelamatkan diri kita dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita sadari, aqidah juga dapat membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta dan sesama. Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.

2.3 Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak 2.3.1 Penjagaan Diri


Alasan harus menjaga diri 1. Upaya penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dari siksa Allah taala dan neraka-Nya. Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6) 2. Jika ia tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan momentmoment kebaikan. 3. Hisab kelak bersifat individual Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri -sendiri (QS. Maryam : 95) 4. Penjagaan diri lebih mampu mengadakan perubahan Seseorang lebih tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri merupakan hal yang bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada diri seseorang tersebut. Cara-cara penjagaan diri 1. Musahabah diri Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. Al -Hasyr : 18) 2. Taubat dari segala dosa 3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan Seseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu agama. Dengan ilmu agama ia akan tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim. 4. Mengerjakan amalan-amalan iman Antara lain : a. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
9

b. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah c. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-quran dan berdzikir Dengan mengerjakan amalan-amalan iman insya Allah seseorang dapat mengingat Allah dalam hari-harinya sehingga ia akan menjaga perbuatannya. 5. Bergaul dengan orang-orang shaleh Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Maka untuk menjaga akhlak, kita harus bergaul dengan orang-orang shaleh. Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling mengingatkan satu sama lainnnya. 6. Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh Dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, insya Allah kita dapat terhindar dari perbuatan yang tidak bermanfaat.

2.3.2 Penjagaan Sesama Muslim


Dalam meningkatkan kualitas akhlak kita bisa melakukan penjagaan sesama muslim, karena dengan menjaga sesama muslim, kita dapat meningkatkan kesadaran akan akhlak di lingkungan kita. Salah satu cara dari penjagaan muslim adalah dengan cara dakwah. Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah. Makna etimologis Dakwah dapat dilihat dari kata dakwah dalam Al-Quran yang memiliki banyak arti, antra lain :

Menyampaikan dan menjelaskan (lihat QS Fushilat:24, Yusuf : 108 dll) Berdoa dan berharap (lihat QS Al-Araf : 55) Mengajak dan mengundang (lihat QS Yusuf : 33)

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

10

Para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara terminologis dengan definisi yang variatif seperti : 1. Ibnu Taimiyah : "Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam (Lihat Al Fatawa al-Kubro 15/158, cet 1, Mathobial-Riyadh) 2. Al-Ustadz Al bahi-al-Khuli : "Dakwah Islam yaitu menghantarkan umat dari satu tempat/ kondisi ke tempat/ kondisi yang lain (Tadzkiroh ad-Duat hal:35,th.1379H, Daarul Qalam). 3. Rauf Syalabi : "Dakwah Islam adalah gerakan revitalisasi sistem Illahi yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir" (Ad-Dakwah al Islamiyah Fi 'Ahdiha al-Makky, Manahijuha wa Ghoyatuha, hal : 32) 4. Abu Bakar Dzikri : "Dakwah ialah bangkitnya para ulama Islam untuk mengajarkan Islam kepada umat Islam, agar mereka faham tentang agamanya dan tentang kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama (ad-Dakwah ila al-Islam, hal:8 Maktabah Darul Arubah Mesir). Penulis memahami definisi-definisi tersebut diatas secara utuh dan lengkap dengan menyimpulkan, bahwa "Dakwah Islam ialah menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi dan dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan sarana tertentu, untuk tujuan tertentu". Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

2.4 Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak


Bagi orang tua, anak adalah penyejuk hati dan pelengkap jiwa yang tidak dapat terbeli oleh apapun. Anak juga merupakan titipan Allah subhanahu wa taala yang wajib untuk dijaga, dibina dengan baik. Maka Bersyukurlah bagi semua yang telah dipercayakan oleh Allah untuk memiliki sang buah hati. Namun jangan lalai dengan anugrah tersebut, karena pada akhirnya nanti, kita pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang semua kesenangan yang telah Allah amanahkan kepada kita.Hal ini sejalan dengan hadist sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu
11

Umar yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya dan akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (Muttafaqun alaihi) Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu, berkata Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu. Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan anakpun diperhatikan dengan serius. Disana sangat ditekankan bahwa pertanggung jawaban orang tua tentang pendidikan anak yang baik sesuai Al Quran dan As sunnah adalah hal yang sangat luar biasa penting, agar mereka terbekali dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akherat. Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak adalah mengajarkan kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai contoh, menyenangkan hati orang lain dan atau bahkan yang sesederhana sekalipun yaitu memberikan wajah berseri saat bertemu dengan saudara muslim yang lain. Selain itu, hendaknya para orang tua, juga menekankan tentang pembelajaran sederhana bagi anak untuk membentuk karakter yang baik, lewat beberapa contoh teladan berikut ini. 1. Mengajarkan kejujuran Dari Ibnu Masud radhiyallahuanhu bahwa Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda,Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang selalu jujur dan memelihara
12

kejujuran hingga tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim) 2. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, Demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya, Siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana tetangganya tidak mendapatkan keamanan darinya. (HR Bukhari) Dari Abu Hurairoh radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda, Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin. (Muttafaqun alaihi) 3. Mengajarkan Amanah Allah Subhanahu wa Taala berfirman " Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.." (Qs. Annisa:58) 4. Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda: Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu jika kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian. (HR. Muslim) 5. Mengajarkan Tidak berboros kata Rasulullah saw bersabda, Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR Bukhari)
13

6. Mengajarkan Tidak Memanggil dengan Julukan yang Dibenci Allah Subhanahu wa Taala berfirman Dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk. (Al Hujurat: 11). Akhlak yang baik, setelah bimbingan dan taufik Allah subhanahu wata'ala, merupakan buah kesungguhan usaha anak- anak kita untuk melatih diri mereka dengan berbagai sifat terpuji. Juga merupakan hasil dari jihad yang mereka lakukan tanpa henti dan tak kenal lelah dalam memerangi segala perangai, tabiat dan sifat buruk yang mungkin muncul dalam diri mereka sendiri. Pendidikan seperti inilah yang menjadi wasiat dan warisan yang baik, bahkan saat nanti kita telah tiada sekalipun. Dan wasiat baik ini adalah lebih dari sekedar harta atau perhiasan dunia.

14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas mengenai Implementasi Akhlak, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berkut ; 1. Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa 2. Sebagai manusia kita harus memahami dan menerapkan beberapa akhlak, yakni Akhlak kepada pencipta, kepada sesama baik muslim maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. 3. Zaman yang semakin modern membuat manusia menjadi lupa diri dan sering berada diluar garis batas ajaran agamanya. 4. Manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak yang kokoh sebagai benteng sehingga tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan. 5. Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering mengingat Allah dan bergaul dengan orang-orang shaleh agar pada saat kita lupa kita cepat disadarkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar.

15

DAFTAR PUSTAKA
Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.

http://kahar-spombob.blogspot.com/2011/03/penerapan-akhlak.html (Diunduh Tanggal 14 Maret 2012 pukul 21.05) - Pengertian Akhlaq, Macam-Macam Akhlaq Terpuji dan Penerapan Akhlaq dalam Kehidupan Sehari-hari. http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-

akhlaq-macam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-sehari-hari/ (Diunduh Tanggal 14 Maret 2012 pukul 21.15) - http://www.voa-islam.com/muslimah/education/2011/10/27/16502/pendidikanakhlak-yang-baik-warisan-terindah-bagi-anak-kita/ Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan.Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah, 2002. Akhlak dan metode peningkatan kualitas akhlak

- Ciebad.

http://ciebad.wordpress.com/2011/06/19/akhlak-dan-metode-peningkatan-kualitas-akhlak/ (19 Juni 2011)

16

You might also like