You are on page 1of 6

A. Vakum Ekstraksi (Kristanto, 1999) 1.

Definisi Suatu tindakan bantuan persalinan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi menggunakan tekanan negatif dengan alat vakum (negative pressure vacuum extractor) yang dipasang di kepalanya. Prinsip : Keadaan yang memerlukan pertolongan persalinan kala II yang dipercepat, karena jika terlambat dapat membahayakan ibu dan janin. 2. Bagian ekstraktor vakum a. Mangkuk (Cup) Digunakan untuk membuat kaput suksadenum buatan sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Mangkuk umumnya berdiameter 4 cm 6 cm. Pada punggung mangkuk terdapat : Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa penghubung Tonjolan landai sebagai tanda utnuk titik penunjuk kepala janin (point of direction)

b. Rantai penghubung Terbuat dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk dengan pemegang. c. Pipa penghubung Terbuat dari karet atau plastic yang lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan negatif. Berfungsi sebagai penghubung tekanan negatif mangkuk dengan botol. d. Botol Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang mungkin ikut tersedot (air ketuban, lendir serviks, verniks kaseosa, darah dan lain-lain). Pada botol ini, terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran : Saluran manometer Saluran menuju ke mangkuk Saluran menuju ke pompa penghisap

e. Pompa penghisap

Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik f. Pemegang

Gambar 1. Vakum Ekstraktor

3. Indikasi a. Ibu Pre eklampsia berat ; Penyakit jantung, paru-paru,& penyakit sistem berat, Bekas perlukaan dinding rahim (Caesar, miomektomi, histerektomi), Edema vulva, Ibu dalam keadaan lemah untuk mengejan. b. Janin Gawat janin (masih kontroversial), Tangan / kaki menumbung, Presentasi ganda, Tali pusat menumbung, Deep Transverse Arrest, Persistent Occiput Posterior Persistent. c. Waktu Kala II lama 4. Mnemonic Ekstraksi Vakum a. Assistants (untuk persalinan dan resusitasi bayi) dan Analgetics (dilakukan anastesi infiltrasi di daerah sekitar perineum) b. Bladder yaitu kandung kemih dikosongkan terlebih dahulu c. Cervix yaitu pembukaan harus lengkap d. Determined yaitu posisi, station, dan kecukupan ukuran panggul.

Singkirkan kemungkinan distosia bahu. e. Equipment. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk ekstraksi vakum (cup vakum, pompanya, pipanya dan cek tekanannya)

f. Fontanelle. Pada saat melakukan traksi, maka posisi cup harus menjauhi ubunubun besar, dan mendekati ubun-ubun kecil g. Gentle Traction. Hanya boleh menarik saat ada kontraksi. h. Halt yaitu Menghentikan vakum ekstraksi jika tidak ada kemajuan dengan 3 traksi, vakum lepas 3x, dan tidak ada kemajuan yang signifikan setelah 30 menit dilakukan persalinan pervaginam i. Incission. Episiotomi untuk mencegah robekan perineum j. Jaw. Lepaskan vacuum ketika jepitan sudah tergapai atau yakin apabila kepala sudah lahir. 5. Kontraindikasi Disproporsi sefalopelvik, Letak sungsang, Presentasi muka, Ruptur uteri membakat, Keadaan dimana ibu tidak boleh mengejan (Penyakit jantung berat, preeklampsia berat, asma berat)

6. Syarat a. Janin aterm b. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi) c. Pembukaan serviks sudah lengkap / > 7 (multigravida) d. Kepala janin sudah engaged e. Selaput ketuban sudah pecah, atau jika belum dipecahkan f. Harus ada kontraksi uterus (his) dan tenaga mengejan ibu 7. Teknik Pelaksanaan Pasien dalam posisi litotomi Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dengan posisi miring Pasang mangkuk dengan tonjolan penunjuk dipasang di atas titik penunjuk kepala janin (POD) Dilakukan penghisapan dengan tekanan negatif -0,2 kg/cm2, kemudian dinaikkan 0,2 kg/cm2, tiap 2 menit sampai mencapai -0,6 sampai -0,8 kg/cm2 dan terbentuk kaput suksadenum artifisial Periksa dalam apakah ada bagian-bagian lain janin / jalan lahir yang terjepit /tidak Saat timbul his, ibu dipimpin untuk mengejan dan mangkuk ditarik dengan tangan kanan searah dengan arah sumbu panggul, jari-jari tangan kiri menahan mangkuk supaya tetap melekat pada kepala janin

Setelah suboksiput di bawah simfisis, lakukan episiotomy, tarik ke atas sampai kepala lahir sambil tangan kiri menahan perineum

Setelah kepala lahir, pentil dibuka untuk menghilangkan tekanan negatif dan mangkuk dilepas

Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal/spontan, plasenta dilahirkan dengan penanganan aktif kala III

Gambar 2. Teknik Ekstraksi Vakum

8. Ekstraksi vakum dianggap gagal bila : a. Mangkuk terlepas 3 kali atau lebih. Terlepasnya mangkuk dapat disebabkan oleh karena : Kaput suksadenum buatan tidak terbentuk sempurna

Ekstraksi terlalu kuat dan atau salah arah Adanya jaringan yang terjepit di antara mangkuk dan kepala janin Kerja sama antara dua tangan operator tidak baik, meliputi arah ekstraksi, arah putaran paksi dalam dan koordinasi dengan pengejanan ibu

Sebab-sebab obstetri, misalnya : disproporsi kepala panggul yang tidak diketahui sebelumnya, lilitan tali pusat yang erat dan adanya cincin konstriksi lokal

Bila mangkuk lepas waktu ekstraksi dilakukan, harus diteliti satu persatu kemungkinan di atas dan diusahakan melakukan koreksi b. Dalam waktu 30 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir. Hal ini berhubungan dengan adanya bukti terjadinya kelainan neurologi janin akibat ekstraksi vakum yang berlangsung lama 9. Risiko Komplikasi a. Ibu Perdarahan pasca persalinan ; laserasi jalan lahir ; infeksi b. Janin Laserasi kulit kepala janin ; Sefal hematom sampai hematom subdural ; nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan alopesia ; fraktur tulang tengkorak ; cedera pada muka janin ; paresis nervus fasialis

Gambar 3. Trauma pada Janin akibat Persalinan dengan Vakum Ekstraksi

10. Keuntungan dan kerugian ekstraksi vakum dengan forceps Tabel 1. keuntungan dan kerugian vakum ekstraksi Keuntungan Ekstraksi Vakum 1. Tidak memerlukan narcosis umum 2. Pemasangan lebih Kerugian Ekstraksi Vakum 1.Kelainan janin yang tidak segera terlihat

mudah 2.Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm

(mengurangi bahaya trauma dan infeksi)

3. Lesi jalan lahir ibu tidak banyak 3.Memerlukan terjadi

waktu

lebih

lama

untuk

mengakhiri persalinan sehingga pada umunya tidak dilakukan untuk menolong gawat janin 4.Memerlukan kerja sama dengan ibu yang bersalin

You might also like