You are on page 1of 41

DETEKSI DINI PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK

dr. Tri Juda Airlangga H Sp THT


Pusat Kesehatan Telinga dan Gangguan Komunikasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo

Keterlambatan bicara dapat mengakibatkan kelainan


terhadap perkembangan kehidupan seseorang terutama : Diri sendiri Interaksi sosial Pendidikan dan Komunikasi

Berbicara merupakan kegiatan motorik yang berupa

kemampuan berekspresi dalam mengungkapkan katakata


Bahasa merupakan suatu simbol pengetahuan yang

digunakan interpersonal.

dalam

meningkatkan

komunikasi

Secara umum seorang anak dengan adanya gangguan

keterlambatan

berbicara

akan

mengakibatkan

perkembangan bicara yang lebih rendah dibandingkan dengan anak lainnya yang berumur sama.

PERKEMBANGAN BICARA DAN PENDENGARAN

SEJAK LAHIR- 3 BULAN


Berkedip/kaget bila mendengar suara keras Ketika diajak bicara bayi terlihat tenang dan memandang wajah orang tuanya Tertawa & berceloteh dengan menggunakan suara tenggorokan

3 - 6 BULAN
Mencari dan melihat dari mana suara asal Menyukai bunyi bergemerincing, mainan yang bersuara Tersenyum & mengoceh ketika diajak bicara

6 - 9 BULAN
Menengok & melihat kepada anda ketika diajak bicara/ kearah orang yang menyebutkan kata Mama/papa Bervokalisasi jika ingin mendapatkan perhatian anda Mengeluarkan suara seperti da,ba, ma

9 - 12 BULAN
Mengetahui nama mainan yang paling disenangi Mengikuti petunjuk bila diminta (buka mulut, dll) Bergerak dan bersuara sesuai irama musik Mengoceh ketika diajak bicara & mengubah intonasi suara

12 - 18 BULAN
Menunjukan anggota tubuh Membawa barang kepada kita ketika diminta Dapat mendengarkan suara yang datang dari ruangan lain Dapat menirukan suara & kata-kata baru / Mengucapkan 10 20 kata

18 - 24 BULAN
Mengerti kalimat sederhana (diatas, dibawah dll) Suka dibacakan cerita & menunjuk gambar yang ditanyakan Mampu menyebutkan namanya / Mengucapkan 2 kata

INDIKASI YANG SEDERHANA BAHWA ANAK MENGALAMI KETERLAMBATAN BICARA Anak belum dapat berbicara seperti anak sebayanya
Apakah merupakan keterlambatan ? Anak dikatakan terlambat berbicara apabila tidak dapat :

Babling pada usia 12 - 15 bulan Mengerti ucapan sederhana (seperti jangan, tidak ) ada usia 18 bulan. Berbicara singkat pada usia 3 tahun. Bercerita secara sederhana pada usia 4 - 5 tahun.

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan


keterlambatan bicara

1. Retardasi Mental 2. Gangguan Pendengaran 3. Expressive language disorder 4. Psychosocial deprivation 5. Autisme

6. Elective mutism
7. Aphasia 8. Cerebral palsy 9. Maturation delay

10.Bilingualism

Penyebab Terbanyak Gangguan Pendengaran

Terdapat pada 3 - 10 % pada anak-anak. 3 4 X lebih banyak ditemukan pada anak laki-

laki daripada perempuan 3 penyebab terbanyak adalah : 1. Retardasi mental

2. Gangguan pendengaran
3. Keterlambatan pertumbuhan

Kenapa Deteksi Dini Pendengaran Perlu Dilakukan ?


Gangguan pendengaran banyak ditemukan Keterlambatan diagnostik dan penatalaksanaan dapat mengakibatkan konsekuensi yang besar.

Insiden timbulnya kelainan pada bayi pada 10.000 kelahiran

QuickTim e and a GIF decompres sor are needed to see this pic ture.

Gangguan Pendengaran
Pendengaran yang pertama kali di dengar oleh bayi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan berbicara bahasanya. Gangguan pendengaran pada pada usia dini terutama adanya gangguan pendengaran berat akan mengakibatkan keterlambatan perkembangan berbicara secara serius. Deteksi dini dan penatalaksanaan secara cepat akan membantu dan mencegah gangguan psikososial pendidikan dan gangguan bahasa.

FAKTOR RISIKO TIMBULNYA GANGGUAN PENDENGARAN *


1. Keluarga yang memiliki gangguan pendengaran berat. 2. Infeksi sejak kehamilan : TORCH

3. Kelainan bawaan sejak lahir


4. Berat bayi lahir rendah < 1500 gr 5. Hyperbilirubinemia (bayi kuning) terutama yang memerlukan transfusi tukar. 6. Pemakaian obat2an yang mengganggu telinga. 7. Radang selaput otak 8. Apgar Score rendah : 0-1 (1 mnt) or 0 6 ( 5 mnt) 9. Penggunaan ventilator > 5 days

10. Ditemukan kelainan yang berhubungan dengan berbagai macam sindrom.

* Am. Joint Committee on Infant Hearing ( 1994-2000 )


1 FR : kemungkinan tuli 10.1 X

3 FR : 63 X
NICU : 10.2 X T. kongenital > 50 dB

Epstein dan Reilly* tahun 1989 mengestimasikan 10 - 12 % bayi yang memiliki faktor resiko gangguan pendengaran terdapat 5 % yang teridentifikasi dengan gangguan ts

Fauzan 2007** menyatakan bahwa lamanya pajanan bilirubin yan tinggi dan lama dapat mengakibatkan gangguan pendengaran

Dewi Agustin *** penelitian pada hiperbilirubin menemukan 13,2 % Refer pada 53 bayi yang diteliti
* Andrea MG. Newborn Hearing Screening: examination the Presence of risk factor for hearing loss, Washington University School of Medicine program in Audiology and Communication Science, 2005
** Gambaran DPOAE pada bayi cukup bulan sehat dengan hiperbilirubinemia, Tesis 2007 Dept THT FKUI RSCM *** Pengaruh paparan dan kadar bilirubin terhadap kejadian gangguan dengar FK Unpad Tesis ??

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr essed) decom pr essor ar e nee ded t o see t h i s pi c t ur e.

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr ess ed) decom p r essor ar e ne eded t o see t hi s pi c t ur e .

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr essed ) decom pr ess or ar e nee ded t o see t hi s pi c t ur e.

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr essed ) decom pr es sor ar e nee ded t o see t hi s pi c t ur e.

DETEKSI DINI PENDENGARAN

TUJUAN Mengetahui secara dini gangguan pendengaran pada bayi dan melakukan penatalaksanaan secara dini pula Penanganan yang dilakukan bila terlambat akan mengakibatkan kesulitan dalam penanganannya karena Golden Period perkembangan bicara sampai 3 tahun

Penatalaksanaan Dini Gangguan Pendengaran

YOSHINAGA & ITANO ( USA, 1998

Usia Balita

Skrining Pendengaran
Deteksi Dini Bayi Baru lahir Dilakukan setelah usia bayi > 48 jam atau sebelum usia

bayi belum mencapai 1 bulan

Pemeriksaan pada Bayi & Anak


Behavior Observation Test /Audiometry ( BOT /BOA ) Visual reinforcement Audiometry ( VRA ) Impedans Audiometry Oto Acoustic Emission ( OAE) Automated ABR/ BERA Auditory Steady State Response (ASSR)

PRINSIP UJI SILANG ( CROSS CHECK ) Jerger Hayes ( 1976 ) :

Hasil 1 pem. audiologik blm dpt dijadikan


kesimpulan gangguan / lokasi kerusakan

pendengaran.
Paling kurang diperlukan 1 pem.tambahan berupa tes elektrofisiologik yg obyektif ( impedans, OAE, ABR )

BEHAVIORAL OBSERVATION AUDIOMETRY


BOA : 6 12 BULAN Menilai hearing aquity pada speech frekuensi KONDISI

Free field di ruang kedap suara / sound field


Respon bayi di nilai oleh 2 orang audiologist Stimulus 1 meter dari dari telinga, di belakang garis lapang

pandangan Stimulus berasal dari Loud speaker + Audiometer Frekuensi stimulus pada range speech frequncy Intensitas stimulus di kalibrasi dengan sound level meter Respon yg dinilai : resp behavioral / refleks ( unconditioned response )

BEHAVIORAL OBSERVATION AUDIOMETRY


PROSEDUR BOA

Bayi di pangku dalam kondisi siap memberi respon / setengah tidur Dapat sambil menyusu Bila tidur nyenyak ; bangunkan. Bila ketakutan : tunda Orang tua tidak ikut mambantu respon Respon harus konsisten dan dapat diulang Pada saat terjadi respons, catat intensitas Bila respon ( - ) catat intensitas paling besar Tidak menentukan threshold ( ambang pendengaran )

KETERBATASAN

VISUAL REINFORCEMENT AUDIOMETRY ( VRA)

VRA : 6 30 BULAN
Menilai hearing aquity ( ambang / threshold ) Stimulus : akustik + Visual

Respon yg dinilai : conditioned response (misal menoleh)


PROSEDUR Bayi / anak di conditioned dengan stimulus cahaya / permainan; bila menoleh diberi hadiah : lampu / cahaya Setelah menoleh ( respons + ) : intensitas diturunkan

sampai diperoleh Respon dgn intensitas terkecil

PLAY AUDIOMETRI 30 BULAN 5 TAHUN Menilai hearing aquity ( ambang / threshold )

Menggunakan Headphone; spy dpt frekuensi spesifik


Conditioned Response , melalui permainan Respons : aktivitas permainan Setelah anak terkondisi, cari intesitas paling rendah di mana anak memberikan respon

Timpanometri
Pemeriksaan obyektif, non invasif , praktis untuk mennetukan kondisi membran timpani dan telinga

tengah ( cairan ? )
Bayi < 4 bulan : probe khusus ( High Frequency probe )

Mutlak dilakukan sebelum pemeriksan OAE

Pemeriksaan yang dilakukan

Oto Acoustic Emission ( OAE ) Automated ABR ( Auditory Brainstem Respons) KARENA Objectif Non- Invasif Automatis Cepat ( < 5 min) Mudah dinilai (PASS - REFER Kriteria)

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr essed) decom pr essor ar e needed t o see t hi s pi c t ur e.

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr esse d) decom pr essor ar e ne eded t o see t hi s pi c t ur e.

Pemeriksaan Automated BERA

Pemeriksaan Auditory Stedy State Response

ABR N

OAE N

Tymp N

N Hearing sensitivity HR : observ ; it can be proven normal speech/ language development Severe / Profound SNHL
Conductive / Middle Ear pathology Re-test OAE following ENT treatment Auditory neuropathy Retro cochlear dysfunction Evaluation every 6 Mo. monitor neuro maturation

X
N

X
X

N
X

A L U R S KR I NI N G PE N DEN GA R A N B AY I

Bayi baru lahir (usia >24 jam & sebelum keluar dari RS)

DPO AE Pass Fail

Usia 3 bulan: Timpanom etri OAE & ABR/AABR

Pass , faktor risiko (+)

Pass , faktor risiko (-)

Fail

Ob s er v a s i (s/d 2 tahun atau s/d bisa bicara)

I nt er v en s i (sebelum usia 6 bulan)

Alur Skrining Pendengaran

Berdasarkan Health Technology Assesment Depkes RI 2006

Hasil Pemeriksaan
Jika bayi hasilnya baik apakah artinya ? Tidak ada masalah pada pendengaran pada saat itu.? Jika terdapat faktor resiko maka perlu dilakukan observasi lanjut Jika bayi tidak lulus Deteksi Dini ? Kemungkinan terdapat gangguan pendengaran Ulang pemeriksaan Jika tetap tidak baik hasilnya Perlu dilakukan pemeriksaan pendengaran secara lengkap

Hasil Pemeriksaan Deteksi Dini Pendengaran di RSIA di Jakarta (Jan- Nov 2007)

Bayi lahir : 783 Tidak lulus skrining %)

:31 bayi (3,9

Q ui c kTi m e and a TI FF ( Uncom pr ess ed) decom p r essor ar e ne eded t o see t hi s pi c t ur e .

(re)- Habilitasi
Intervensi : habilitasi pendengaran mulai usia 6 bulan Auditorik : Amplifikasi : ABD Implantasi Kohlea

Terapi Wicara
Pendidikan Khusus

Pemeriksaan OAE

Faktor Resiko
Riwayat keluarga

TORCH

Meningitis

BBLR

Hiperbilirubin

Ototoksik

Asfiksia

Penggunaan Ventilator

Kesan: Kesimpulan : Saran :

Syndrom tertentu

Prematuritas

Terima Kasih

You might also like