You are on page 1of 10

Definisi Avertebrata Air Avertebrata air adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hewan-hewan perairan yang

tidak bertulang belakang. Avertebrata atau invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, aves, dan mamalia).. LIngkungan Hidup Hewan Avertebrata Air 1. Lingkungan Air Laut Salinitas 34 35 ppt Dibedakan menjadi 4 macam a. Continental shelf, dengan kedalaman 150-200 meter b. Continental slope,dengan kedalaman 3000 meter atau lebih c. Continental rise, dengan kedalaman 3000-5000 meter Banyak terdapat fitoplankton

2. Lingkungan Air Tawar dan Payau Danau, sungai, waduk, rawa, dan estuari Memiliki densitas maksimum pada suhu 4 derajat celcius (disebut anomali) Perairan tawar memiliki salinitas antara 0,01 0,5 ppt Estuari atau perairan payau merupakan pertemuan antara air tawar dan air sungai di muara sungai,dengan salinitas 0,5-32 ppt Perairan payau merupakan penghalang bagi hewan air untuk bermigrasi dari laut ke tawar dan sebaliknya

Perbedaan Hewan Avertebrata Air di Laut dan Tawar Avertebrata Indikator Alat Ekskresi Telur Air Laut Lebih Berkembang/rumit, Bersifat isotonik Banyak, kecil Air Tawar Simpel/kompleks, Bersifat hipertonik Sedikit, besar

Larva Perbedaan Filogenik Ukuran Warna Alat Khusus Untuk Menangani Lingkungan Buruk Neuston Bioluminescense Kemampuan Beradaptasi

Banyak Populasinya besar Besar Bervariasi Tidak ada

Sedikit Populasinya kecil Kecil Suram Membentuk dorman Banyak Tidak Sulit

Telur

Sedikit Punya Bevariasi/lebih labil

Kelompok Makhluk Hidup 1. Kingdom Monera/ Mychota Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem limakingdom, yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar prokariotik (yaitu tidak punya inti sel). Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota atau Prokaryotae. Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes) dan Cyanophyta atau alga hijau-biru. Selain itu kingdom monera bersifat uniseluler dan bereproduksi dengan aseksual.

2. Kingdom Protista Kingdom Protista adalah kelompok organisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler, bereproduksi aseksual, tidak memiliki jaringan yang sebenarnya dan tidak termasuk hewan, tumbuhan, dan fungi. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.

3. Kingdom Plantae o Multiseluler o Mempunyai inti sel reproduks seksual dan aseksual 4. Kingdom Fungi Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya yang saling berhubungan (antar sel tidak ada pembatas). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani , "lendir", dan , "pengetahuan", "lambang").

5. Kingdom Animalia (Metazoa) Kelompok hewan tidak bertulang belakang (avertebrata) ini merupakan kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis yang telah dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari lingkungan hutan, gua, sampai lumpur dasar laut. Hewan hewan invertebrata itu dalam bahasa kita mrliputi hewan berpori, hewan berongga, cacing pipih , cacing gilig , cacing gelang , hewan lunak, hewan berkulit duri, dan hewan yang tubuhnya beruas-ruas. Kelompok animalia tersebut umumnya multiseluler, bersifat eukariotik dan bereproduksi dengan cara seksual. Animalia (Metezoa) dibagi menjadi 3 golongan yaitu: a) Filum Porifera, sel tersusun atas lapisan, namun belum membentuk jaringan b) Filum Mesazoa, dibungkus oleh beberapa sel eksternal dan hidup sebagai parasit c) Filum Eumetazoa, sel tersusun dalam bentuk organ atau jaringan sejati.

Filum Protozoa Pengertian Protozoa Protozoa merupakan organisme uniseluler eukariot yang hanya terdiri dari satu sel saja dan berukuran 10m-mm. Protozoa memiliki beraneka ragam jenis, antara 25.000-60.000 spesies yang masih ada. Biasanya protozoa ditemukan dalam lingkungan yang lembab dan biasanya dalam bentuk cairan dan gas Organisme tersebut fungsi kehidupannya tanpa membran tunggal melalui permukaan volume rasio Protozoa ada beberapa yang menguntungkan (tidak berbahaya) : usus rayap, kecoak, pemamah biak namun juaga ada beberapa diantaranya parasit. Kebanyakan mereka mempunyai cilia, flagela, atau pseudoponia

Klasifikasi Sub Filum SARCOMASTIGOPHORA -Superclass MASTIGOPHORA, termasuk flagellates, yang multinukleat dengan banyak garis cillia (seperti flagella) dan kandung kemih pada katak - Superclass OPALINATA, termasuk amuba 2. Sub Filum SPOROZOA/APICOMPLEXA, termasuk semua parasit 3. Sub Filum CNIDOSPORA, termasuk Nosema 4. Sub Filum CILIOPHORA, termasuk Ciliata, ada 4 superclass: Hototrichida Peritrichida Suctoria Spirotrichida

Morfologi Bermacam-macam Dinding sel selulosa kurang kuat Motile, persediaan makanan troposit Banyak yang mempunyai tempat istirahat kista:

kapsul berkulit tebal dan rendah metabolisme struktur tidak reproduktif hama intestinal menumpang dari saru inang ke inang lainnya hidup lebih lama di lingkungan kaya rendah nutrient, kelembaban, dan oksigen

Filum Porifera Pengertian Porifera Kata Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya Filum Porifera atau dikenal juga dengan nama sapaan merupakan hewan bersel banyak (metacua) paling sederhana, hidupnya biasanya bersifat menetap dan umumnya tinggal di perairan jernih, dangkal, dan menempel di substrat. Reproduksi untuk porifera yaitu secara aseksual maupun seksual. Klasifikasi Berdasarkan jenis spikulanya, sponge terbagi atas 3 klas, yaitu : 1. Klas Calcarea Sponge ini memiliki tubuh yang disusun oleh spikula kalsium karbonat. Bentuk saluran air beragam termasuk asconoid, sycanoid dan leuconoid. Spikulanya ada yang lurus tapi ada juga yang terdiri dari 3-4 kaitan (ray). Umumnya calcareous lebih kecil dengan choanocytes yang besar. Contoh : Leucosolenia, Clathrina, Scypha, Leucandra. 2. Klas Hexactinellida (Hyalospongiae) Kadang disebut sponge kaca, dengan spikula silika yang berujung (ray) 6, biasanya didapatkan pada kedalaman yang tinggi. Beberapa diantaranya melekat pada substrat dengan bantuan batang semu (stalk). Oskulum biasanya besar, ukuran panjang tubuh berkisar dari 7 cm hingga lebih 1 meter. Tipe saluran air umumnya syconoid dan leuconoid. 3. Klas Desmopongiae Klas ini merupakan klas terbesar yang meliputi hampir 95% dari seluruh jenis sponge. Tipe saluran air umumnya leconoid dan hidup di laut, kecuali hanya 1 famili yang hidup di air tawar yaitu spongilidae. Spikula tersusun dari unsur silika, tetapi berbeda dengan sponge kaca, klas ini tidak mempunyai 6 ray. Skeleton dapat pula disusun dari silika dan sponging, atau hanya sponging saja.

Rongga kanal internal berukuran kecil, bulat dan diselimuti oleh sel choanocytes. Bentuk, ukuran dan warna tubuh lebih bervariasi. Contoh : Haliclona, Pterosia, Xestospongia. Morfologi Filum Porifera Porifera atau sponge memiliki bentuk tubuh yang sangat beragam, mulai dari bentuk tabung, gumpalan, vas, menjalar, dan sebagainya. Sebagian besar menempel pada substrat, namun ada juga yang berdiri ditopang oleh semacam stalk (batang semu). Ukuran diameter tubuh bervariasi antara beberapa millimeter hingga 2 meter. Sementara warna sponge juga beraneka ragam seperti ungu, biru, kuning, merah terang, orange atau putih. Secara umum, tubuh sponge terdiri atas dinding tubuh, ostia (tempat masuknya air), atrium (rongga tubuh) dan oskulum (tempat keluarnya air). Adapun beberapa tambahan bagian tergantung pada jenisnya. Perbedaan morfologi sponge dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti arus kuat dan perbedaan substrat. Sponge merupakan hewan multisel, dimana setiap selnya bergerak dan berpotensi untuk berubah dan menjadi tipe sel yang lain, dan ini merupakan ciri khas dari sponge. Tubuh sponge merupakan jaringan yang saling berhubungan (mesohyl) smengantarai lapisan outer pinacoderm dan inner choanoderm. Choanoderm disusun oleh sel-sel kerah berflagella atau disebut choanocyte. Mesohyl meliputi beberapa tipe sel dan unsur sketal berupa fiber protein dan spikula mineral. Beberapa tipe sel pada sponge adalah lapisan pinacocytes (sel kulit) dan lapisan choanocytes (sel pengumpul makanan dan pemompa air). Diantara kedua lapisan tersebut adalah lapisan gelatin mesohyl atau mesenchyme yang terdiri atas sclerocytes dan spongocytes (sel yang mensekresi skeleton), archeocytes, (sel yang mampu berubah menjadi bentuk sel lain pada sponge yang sama), dan collenocytes (sel yang membetuk massa konektif ). Ada 3 tipe saluran air sponge yakni tipe asconoid, syconoid dan leconoid yang merupakan bentuk elaborasi dari permukaan choanoderm dan mesohyl (gambar 2). Pada tipe asconoid, atriumnya besar dan tidak terpartisi, pada tipe asconoid bagian tepi atrium terbagi menjadi sejumlah rongga kecil dimana area permukaan choanocytes meningkat, sedangkan pada tipe leuconoid atrium tereduksi menjadi semacam lorong-lorong mesohyl dengan jaringan kanal air yang kompleks dan banyak rongga berflagella (Fox, 2001). Contoh tipe saluran asconoid ditampilkan pada genus Leucosolenia, sedangkan tipe syconoid dicontohkan pada genus scypha

Reproduksi Hampir semua hermaphroditic atau monoecious. Sperma meninggalkan sponge via osculum, dan masuk sponge melalui aliran air dari choanocytes.

Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva bersilia yang berenang bebas (ciliated free-swimming larvae) yang disebut parenchymula larvae Sponge dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentation Beberapa sponge air tawar dapat memproduksi tubuh aseksual yang disebut gemmules yaitu aggregasi sel yang menutup pada permukaan luar yang keras yang mengandung spikula

Peranan Hewan Filum Porifera o o o o Selain itu porefera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB) Sebagai campuran bahan industri (kosmetik) Mempunyai nilai estetika yang tinggi Manfaat bagi sumber daya perairan adalah dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan dan sebagai makanan bagi hewan lain.

Filum Coelenterata Pengertian Filum Coelenterata Filum Coelenterata juga disebut Cnidaria yaitu sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri.

Klasifikasi Coelenterata 1. Kelas Hydrozoa Sebagian besar hidup di laut, berukuran kecil, menempel pada substrat karang atau kerang dan hanya sedikit (14 spesies) yang hidup di air tawar.

Kebanyakan dari famili hydrodae. Jenis hydrozoa ada yang tumbuh sebagai polip, medusa atau keduanya mesoglea tidak penuh selular (tidak ada sel) gastrodermis tidak mengandung nematocyst 2. Kelas Scyphozoa Medusa scyphozoa yang disebut juga scypho medusa adalah ubur-ubur sejati karena merupakan bentuk dominan dalam daur hidupnya. Juga berukuran relatif lebih besar dengan diameter 2-40 cm atau lebih. Ada kalanya berwarna menarik seperti jingga, kesumba atau kecoklatan, warna ini disebabkan oleh warna goned dan bagian-bagian dalam lainnya. Terdapat disemua lautan dari laut arktik sampai laut tropik. Beberapa di laut dalam dan di pantai. 3. Kelas Anthozoa Polip anthozoa berbeda dengan polip hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynk (kerongkongan) rongga gastrovascular terbagi oleh sekatsekat longitudinal menjadi beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandung nematocyst dan gonad. Hidup sebagai polip soliter atau koloni dalam daur hidupnya tidak ada stadia medusa. Morfologi Tubuh Filum Coelenterata Tubuh simetris radial, beberapa simetri biradial. Struktur tubuh coelentrata dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu polip yang hidup menetap dan medusa yang hidup berenang bebas. Bentuk polip lebih kurang silindris dengan satu ujung mengandung mulut yang lain menempel dikelilingi tentrakel disebut oval dari ujung yang lain menempel pada substrat disebut aboral. Bentuk medusa seperti lonceng atau mangkok terbalik dengan bagian cembung mengarah ke atas dan bagian cekung dilengkapi mulut dari tentrakel smengarah ke bawah Dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan yaitu epidermis, gastrodermis, dan mesoglela. Filum coelenterate berkembangbiak dengan cara aseksual maupun seksual. Mereka bersifat karnivor dengan makanan utamanya yaitu crustacean dan ikan kecil. Sisa makan yang tidak dapat dicerna akan dibuang melalui mulut lagi karena filum coelenterate ini tidak mempunyai anus. Peranan Hewan Filum Coelentrata - Beberapa jenis coelentrata diperdagangkan sebagai ikan hias untuk aquarium laut dan diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat dan Canada. - Mempunyai nilai etika yang tinggi. - Sehingga banyak turis-turis datang hanya untuk melihat terumbu karang. - Sebagai sumber bahan industri contohnya batu karang untuk pembangunan rumah. - Bagi sumber daya perairan itu merupakan tempat hidup hewan lainnya, spesies ikan kerajaan yang habitatnya, daerah karang dan dijadikan sebagai tempat untuk mencari makanan.

Filum Rotifera Pengertian Filum Rotifera Rotifera berasal dari kata rota yang artinya roda, dan fera yang artinya membawa. rota yang artinya roda, dan fera yang artinya membawa, jadi rotifera bias dikatakan hewan beroda. Rotifera sering disebut Rotatoria, merupakan binatang cosmopolitan. Dikenal sebagai Wheel Animacules (binatang beroda). Ukuranya mencapai 40m-2,5m, rata-rata 200m. Tubuhnya transparan, jika berwarna itu disebabkan oleh saluran pencernaan. Rotifer memiliki masa hidup yang tidak terlalu lama. Usia betina pada suhu 25C adalah antara 6 -8 hari sedangkan yang jantan hanya 2 hari. Rotifer memiliki toleransi salinitas mulai dari 1-60 ppt, perubahan salinitas yang tiba-tiba dapat mengakibatkan kematian. Rotifera pada umumnya hidup bebas, soliter, koloni. Atau sessile. Beberapa merupakan endoparasit pada insang crustacea, terlur siput, cacing tanah, dan dalam ganggang jenis Vaucheria dan Volvox Klasifikasi 1. Kelas Seisonacea Tubuh panjang, corona mengecil, mempunyai sepasang ovari, Jantan berkembang biak, Hanya ada satu genus Seison, dengan dua spesies laut, hidup komensal pada Nebalia, filum Crustacea 2. Kelas Bdelloidea Tubuh silindris, corona seperti dua roda yang berputar, mempunyai sepasang ovari, mempunyai kaki dengan dua sampai empat jari atau tidak ada, Jantan tidak dikenal, reproduksi secara partenogenesis, berenang atau merayap, contoh : Philodina, Embata, dan Rotaria 3. Kelas Monogonata Hanya mempunyai sebuah ovari Jantan biasanya ada dan mengalami degenerasi

Ordo 1. Plomia Tubuh bulat sampai lonjong atau agak pipih Lorica ada atau tidak ada Berenang bebas atau merayap sebagai aufwuchs Keratela, Synchaeta, dan Brachious di laut dan air tawar Chromogaster di laut hanya memakan dinoflagellata

Ordo 2. Floscularicea

Corona terdiri dari dua rangkaian cilia yang konsentrik dan di tengahnya terdapat sebuah galur bercilia Biasanya terdapat 1-2 antena Bersifat soliter atau koloni Berenang bebas atau sessile Testudinella berenang bebas, Floscularia sessile, Conochilus koloni dan berenang bebas

Ordo 3. Collothecacea Mempunyai corona yang besar sekali Mastax uncinate atau kurang berkembang Acapkali sessile, misalnya Colotheca

Morfologi Tubuh Filum Rotifera Tubuh dari hewan berfilum rotifer ini terbagi menjadi 3, yaitu bagian anterior, badan yang besar, dan kaki. Anterior yang terdapat corona dan mastax pada mereka yaitu cirri khas dari filum rotifera tersebut. Mulutnya juga terletak di ventral. Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulb

Reproduksi Reproduksi dari filum rotifer yaitu dengan cara seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada induk betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja Perkawinan rotifera biasanya dengan jalan hipoderm impregnation, di mana sperma masuk melalui dinding tubuh Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina, maka rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya

You might also like